Anda di halaman 1dari 105

GINEKOLOGI

d r. B u s t o n
• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal dalam Bedakan antara terapi yang tepat, definitive,
200 menit à 1 soal = 1 menit abortif, suportif, awal dan pendukung
• Baca soal à Baca Kasus à Kata kunci à •Terapi awal : Tatalaksana simtomatis /
Informasi tambahan kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif •Terapi definitive : Terapi yang langsung ke
etiologi
• Jika kesulitan à Eksklusi jawaban à •Terapi supportif: Terapi yang membantu
Memperbesar kemungkinan untuk benar dalam terapi utama.
Fisiologi Menstruasi
Menstruasi normal

• interval siklus: 21-35 hari


• Volume: 35-50cc
• Berlangsung 3 – 7 Hari
• Dapat disertai nyeri perut, payudara Terasa kencang

Ovulasi

• Terjadi 14 hari (fase luteal) sebelum mens berikutnya


• Klinis dan pemeriksaan:
• Nyeri perut bawah
• Perubahan temperature basal
• Ferning test à Daun pakis
• Kadar progesterone >2ng/ml
• LH surge (dengan immunoassay)

5
+

6
Siklus Darah haid
Volume 35-50cc
Normal 21 – 35 Hari
Durasi 3 – 7 hari
Oligomenorrhea Polimenorrhea Menorhagia Metrorrhagia

Volume >80 cc / Spotting / perdarahan


Interval > 35 Hari Interval < 21 hari Durasi > 7 hari diluar siklus

Amenorrhea

Tidak haid

Primer Sekunder
Tidak pernah haid, usia:
Tidak haid 3 bulan /
16 Tahun, atau
Tidak haid 3 siklus
14 Tahun, ciri seks sekunder (-)

7
Menopause

8
Perimenopause/klimakterium Menopause Postmenopause

• Periode 3-5 tahun sebelum • Periode di mana siklus • Periode setelah menopause
menopause menstruasi secara permanen • Gejala menopause sudah
• Siklus haid tidak teratur berhenti. berkurang
• Gejala-gejala menopause • Diagnosis: minimal 1 tahun • Early post menopause :
dominan (12 bulan) amenore. Menopause - 5 tahun setelah
menopause
• Late post menopause : 5
tahun setelah menopause -
seterusnya

9
Somatik Vasomotor Psikis

• Nyeri sendi / • Keringat • Pelupa


badan malam • Libido
• Rambut rontok • Hot flushes menurun
• Vagina kering • Insomnia
• Dyspareunia • Mood swing

Tatalaksana

• Nonhormonal
• Olahraga (weight bearing/angkat beban)
• Asupan kalsium (susu)
• Kurangi asupan alkohol, kopi, dan merokok
• SERM (Selective Estrogen Receptor Modulator)
• Hormonal (Hormone Replacement Therapy)

10
Perdarahan Uterus
Abnormal

11
12
Perdarahan Uterus Abnormal
PALM - COEIN Polip

Adenomiosis
Struktural
Leiomioma
Cakupan pembahasan:
Malignancy & Hyperlasia • Mioma
PUA • Adenomiosis
Coagulation • Polip uteri
• Endometriosis
Ovulatory Disorder

Nonstruktural Endometrial

Iatrogenik

Not yet classified


13
Mioma Uterus
Definisi Manifestasi klinis

• Bervariasi, tergantung ukuran dan lokasi mioma


• Tumor jinak akibat hiperproliferasi • Teraba massa di perut bagian bawah
myometrium • Menorrhagia / metrorrhagia à mioma submucosa
• Disebut juga: Leimioma, fibroid, • Gangguan BAB / BAK à akibat penekanan mioma
fibromyoma • infertilitas

Faktor resiko à Estrogen

• Nullipara
• Usia subur
• Kehamilan
• Early menarche
• Late menopause

15
Klasifikasi

• Mioma subserosa à di lapisan serosa uterus


• Mioma intramural à mioma yang tumbuh di
lapisan myometrium uterus
• Mioma submukosa à mioma yang tumbuh di
lapisan endometrium dan tumbuh ke arah kavum
uteri.
• Mioma geburt à Apabila mioma submukosa
bertangkai dan keluar ke liang vagina
• Mioma bertangkai (pedunculated) à Bila mioma
uteri hanya dihubungkan oleh tangkai ke uterus

16
Pemeriksaan penunjang

• USG:
• Lesi hipoekoik pada myometrium
• X-Ray
• Popcorn calcification à nekrosis
• Biopsi à Gold Standard Lesi hipoekoik
• Otot polos dengan susunan seperti
pusaran air à Whorl like pattern

Normal Whorl like pattern Popcorn Calsification


17
Tatalaksana

• Medikamentosa
• Non-hormonal
• NSAID à control nyeri
• Hormonal
• Agonis GnRH (contoh: leuprolide) à Menurunkan estrogen
• Operatif
• Miomektomi
• Histerektomi à Jika pasien sudah tidak ingin hamil

18
Endometriosis

19
DEFINISI

• Pertumbuhan jaringan yang mirip dengan


ENDOMETRIUM di luar KAVUM UTERI
• Adenomiosis à pertumbuhan endometrium di
myometrium (endometriosis interna)
• Patofisiologi:
• Retrograde menstruation

Paling sering ditemukan pada usia 40—50 tahun


ABORTUS sering terjadi pada pasien dengan
ADENOMIOSIS UTERI

20
Manifestasi klinis

• 4D
• Dismenorrhea
• Dispareunia
• Diskezia
• Disuria
• Infertilitas

Predileksi

• Miometrium à Adenomyosis
• dapat dijumpai pembesaran uterus
• Ovarium à Kista coklat
• Massa pada adneksa

21
Pemeriksaan: Tatalaksana
• Pemeriksaan fisik:
• Adenomyosis à dapat teraba massa pada perut bagian bawah
• Teraba nodul di lig. Uterosacral Operatif
• CA-125 à Meningkat
• USG → massa kistik dengan gambaran ground glass echogenocity
(ekogenositas rendah)
• Laparoskopi → gambaran biru-hitam / powder-burned appereance Non-Operatif
• Histopatologi → penunjang Gold Standard
• Anti nyeri (NSAID, aspirin, morphine,
and codeine)
• Hormonal
• Pil KB
• Levonorgestrel-releasing
intrauterine system (LNG-IUS)
• Gonadotrophin-releasing hormone
(GnRH) analogues
• Progestogens
Ground Glass Echogenicity Powder-burned appereance (medroxyprogesterone acetate)

22
Mioma Uteri Endometriosis
Endometrium di
Definisi Tumor otot polos
luar uterus

Faktor risiko Estrogen Retrograde menstruation

4D:
Menorrhagia
Gejala dominan dismenore, dysuria, dyschezia, dyspareunia
Metrorrhagia
Infertilitas
Biasanya tidak membesar
Uterus Membesar Adenomyosis à membesar
Kista coklat à massa di adneksa

USG: Massa hipoekoik USG: Ground glass opacity


Pemeriksaan
Histopatologi: whorl like pattern Powder-burn appearance, kista coklat

23
Ca Serviks

24
DEFINISI
HPV sebabkan berbagai penyakit
• Kanker serviks adalah tumbuhnya sel-sel
abnormal pada jaringan leher rahim (serviks). • 1.2.3.4 à veruka vulgaris
• 6.11 à condyloma akuminata
EPIDEMIOLOGI
• 16.18 à kanker serviks
• Kanker leher rahim (serviks) atau karsinoma
serviks uteri merupakan kanker pembunuh LOW RISK HPV HIGH RISK HPV

wanita nomor dua di dunia setelah kanker


payudara.

ETIOLOGI

• Studi-studi epidemiologi menunjukkan lebih


dari 90% kanker serviks dihubungkan dengan
jenis HUMAN PAPILOMA VIRUS (HPV)
Condyloma Accuminata Cervical Dysplasia (Carcinoma)

25
Faktor Resiko Manifestasi Klinis:

• Hubungan seksual dini • Post-coital bleeding à perdarahan setelah berhubungan


• Berganti ganti pasangan seksual
• Duh tubuh dengan bau tidak sedap
• Riwayat IMS
• Dispareunia à nyeri saat berhubungan seksual
• Kondisi imunosupresi
• Nyeri panggul
• Sosioekonomi rendah
• Nyeri saat berkemih
• Merokok
• Konstipasi dan hematuria à bila sudah terjadi
• Multipara metastasis

PENEGAKAN DIAGNOSIS

• Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA) à Hasil Acetowhite (+) à di FKTP
• Papanicolau smear (PAP Smear) à Hasil dysplasia (+) à di FKTL
• Histopatologi (Patologi Anatomi) à Biopsi à Gold Standard

26
1/3 ketebalan 2/3 ketebalan Hampir seluruh Seluruh
epitelium epitelium epitelium epitelium

27
A à Ke bawah
B à Ke samping

I: cervix

II A : + <1/3 Vagina
II B : + Perimetrium

III A : + >1/3 vagina


III B : + dinding pelvis dan
ginjal

IV A : V. Urinaria dan usus


IV B : Metastasis jauh

28
INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA)

4 LANGKAH PENILAIAN SERVIKS:

• Curiga kanker? GA PERLU IVA


• Sambungan Skuamo-Kolumnar (SSK)
kelihatan seluruhnya tidak?
• SSK tampak à lakukan IVA à hasil?
• Apakah dapat di KRIOTERAPI?

29
TES IVA
Wanita menikah usia 30 – 50

HASIL (-)
HASIL (+) CURIGA KANKER
Ulang 3-5 tahun

LUAS LESI <75% LUAS LESI >75%

KRIOTERAPI
RUJUK SPOG
Ulang IVA tiap tahun

30
1. Sampel sel-sel diambil dari luar serviks dan dari liang
serviks dengan melakukan usapan dengan spatula
2. Setelah usapan dilakukan, sebuah cyto-brush
dimasukkan untuk melakukan usapan dalam kanal serviks
3. Setelah itu, sel-sel diletakkan dalam objek glass (kaca
objek) dan disemprot dengan zat untuk memfiksasi, atau
diletakkan dalam botol yang mengandung zat pengawet,
kemudian dikirim ke laboratorium untuk diperiksa

SYARAT PAP SMEAR


- Disarankan 2 minggu setelah haid terakhir (minimal 3-4 hari paska haid)
- Tidak memakai cairan bilas vagina 3 hari terakhir
- Tidak senggama 3 hari terakhir

31
TES PAP SMEAR
Wanita menikah usia 30 – 50

HASIL NORMAL
HASIL ABNORMAL SEL KANKER (+)
Ulang 3-5 tahun

BIOPSI KONISASI /
KOLPOSKOPI HISTEREKTOMI

PEMBEDAHAN
NORMAL
LEEP à Lesi derajat tinggi
Ulang IVA tiap tahun LLETZ à lesi derajat tinggi

32
PAP SMEAR IVA

Screening yang baik, dilakukan terutama pada


Lebih baik dalam hal penegakan diagnosis
daerah minim fasilitas

Perlu persiapan
- Tidak boleh senggama 3 hari sebelum
Tidak memerlukan persiapan terlebih dahulu
- Tidak boleh bilas vagina 3 hari sebelum
- Tidak boleh terkena spermisida 3 hari terakhir

Hasil didapat 1 minggu kemudian (periksa PA) Hasil langsung tampak

IVA dan PAP Smear merupakan pilihan skrining yang baik, tapi jika soal
bilang pemeriksaan di PUSKESMAS, maka IVA merupakan pilihan

33
Ny Z, usia 33 tahun datang ke klinik dengan keluhan nyeri hebat tiap
kali haid. Pasien sudah menikah 4 tahun dan belum dikaruniai anak.
Tidak ada keluhan demam maupun keputihan. Pada pemeriksaan fisik
teraba benjolan keras di adnexa perimetrium kiri. Apa kemungkinan
diagnosis pada pasien?
a. Adneksitis
b. Adenomiosis
c. Endometriosis
d. PID
e. KET

34
Seoarang perempuan 40 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan keluar
perdarahan dari jalan lahir setelah hubungan suami istri. Keluhan lain berupa
keputihan berbau (+). Pasien diketahui sudah menikah 3 kali, mempunyai 5 orang
anak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/70 mmHg, HR 80x/menit, RR
20x/menit dan suhu 36.5⁰C. Pemeriksaan speculum cervix tidak tampak lesi.
Apakah pemeriksaan penunjang yang dianjurkan?
a. IVA test
b. Kolposkopi biopsy
c. USG abdomen
d. Tumor marker
e. Pap smear

35
Seorang Wanita usia 40 tahun, P4A0, datang dengan keluhan perut
membesar sejak 2 bulan yang lalu diserta haid yang lama dan banyak.
Berdasarkan pemeriksaan fisik dan penunjang yang dilakukan, dokter
mencurigai tumor kandungan dan dilakukan operasi. Hasil PA didapati
gambaran tumor makroskopis multiple, putih, tidak ada nekrosis dan
perdarahan. Hasil mikroskopis didapati jaringan otot polos. Apakah diagnosis
pada pasien tersebut?
a. Myoma uteri
b. Polip seviks
c. Adenomiosis
d. Ca endometrium
e. Kista Gartner
36
Massa Genitalia
Eksternal
38
MASSA DI ALAT REPRODUKSI WANITA

V/V SERVIKS
KISTA GARTNER BARTHOLINI KISTA NABOTHIAN CA CERVIX

KISTA BARTHOLINI BARTHOLINITIS POLIP CERVIX

ABSES BARTHOLINI

39
Definisi

• Kista berasal dari kelenjar Bartholin,


terletak di depan himen posisi jam 5
dan 7
• Kelenjar Bartholin à terletak di 1/3
posterior labium mayus

Etiologi

• Infeksi (biasanya IMS)


• Trauma à Sumbatan kelenjar Bartholin

40
Manifestasi klinis
Tatalaksana
• Benjolan Asimtomatis
• Tahap Supurative: • Marsupialisasi à insisi dinding kista
• Hiperemis, tegang, nyeri (+) lalu drainase
• Tahap Eksudative (abses):
• Demam (+), fluktuasi (+), • Antibiotik sesuai kultur

Marsupialisasi

41
ETIOLOGI
- Idiopatik, akibat hyperplasia epitel vulva
- Tanda cardinal: Dispaerunia (nyeri ketika koitus)
- Fluktuasi (-), karena tidak terdapat abses
TATALAKSANA
- Eksisi massa

42
• Akibat sumbatan/obstruksi kanalis Wolfii
• Kista berada di arah JAM 11 ATAU 1
• Ditatalaksana jika:
- Ukuran benjolan >1 cm
- Benjolan terasa nyeri, merah, mengganggu aktivitas seksual
- Timbul abses (fluktuasi +)

Tatalaksana berupa: MARSUPIALISASI

43
ETIOLOGI
- Hiperplasia epitel vagina

TANDA KARDINAL: dispaerunia; tampak benjolan pada dinding


vagina
Lunak, Fluktuasi (-)

TATALAKSANA: eksisi

44
Definisi etiologi

• Disebut juga kista retensi musin


• Infeksi/restruksturasi endoserviks à metaplasia squamosa
à muara endoserviks tertutup à terbentuk kista

Klinis

• Asimtomatis à terlihat saat checkup


• Inspekulo à penonjolan kistik di area endoserviks (seperti
nasi)

Tatalaksana

• Observasi

45
Definisi etiologi

• Tumor jinak serviks dari bagian endo/ekto


serviks à hyperplasia epitel serviks

Klinis

• Dispaerunia
• Perdarahan paska koitus
• Perdarahan saat haid NORMAL
Histologi
Inspekulo • Sel epitel kolumnar selapis

• Massa bertangkai pada serviks, rapuh, Tatalaksana


mudah berdarah • Polipektomi / ekstirpasi

46
Ny. F, usia 26 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan sering
nyeri saat berhubungan seksual sejak 2 bulan yang lalu. Keluhan
gangguan di menstruasi maupun keputihan disangkal. Pada
pemeriksaan genitalia eksterna ditemukan massa pada dinding
anterolateral vagina. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
a. Kista Bartholini
b. Bartholinitis
c. Abses Bartholini
d. Kista Gartner
e. Kista Nabothian

47
Ny. M, usia 28 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan benjolan
di vagina. Keluhan disertai keputihan dan nyeri. Pada pemeriksaan
genitalia eksterna ditemukan massa pada arah jam 7 pada labia
mayor dengan batas tegas, kemerahan, nyeri tekan dan fluktuasi (+).
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus di atas?
a. Kista Bartholini
b. Bartholinitis
c. Abses Bartholini
d. Kista Gartner
e. Fibroma vagina

48
Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke puskesmas dengan
keluhan sering keputihan. Tidak ada keluhan demam, nyeri maupun
gatal. Pada pemeriksaan inspekulo terdapat benjolan kistik pada
endoserviks berwarna lebih muda daripada daerah sekitarnya.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien tersebut?
a. Kista Bartholini
b. Bartholinitis
c. Kista Nabothian
d. Kista Gartner
e. Fibroma vagina

49
Kontrasepsi
+

TUJUAN KONTRASEPSI:
• Membatasi jumlah anak atau
menjarangkan kehamilan

51
KB HORMONAL KB NON-HORMONAL

Progesteron: Metode alamiah:


• Mini pill/progestin • Pantang berkala/kalender
• Implan/susuk • Koitus interruptus
• Injeksi KB per 2 bulan/per 3 bulan Metode barrier:
Kombinasi (estrogen + progesterone) • Kondom (laki-laki)
• Pil kombinasi (bifasik, monofasik) • Barier (perempuan)
• Injeksi KB hormonal kombinasi Metode operatif:
CARA HITUNG APAKAH IBU SUDAH LAYAK • Vasektomi (laki-laki)
TUBEKTOMI: • Tubektomi (perempuan)
(usia ibu) x (jumlah anak)
Metode AKDR
Jika ≥100, maka boleh tubektomi

52
URUTAN FASE MENUNDA FASE MENJARANGKAN FASE MENJARANGKAN
PRIORITAS KEHAMILAN KEHAMILAN (ANAK ≤2) KEHAMILAN (ANAK ≥3)
1 Pil + AKDR Steril
2 AKDR Suntikan AKDR
3 Kondom Minipill Implan
4 Implan Pil Suntikan
5 Suntikan Implan Kondom
6 Kondom Pil

AKDR sering menjadi pilihan karena tahan lama, dan risiko hamil sangat rendah

Untuk jawab soal seperti ini, perhatikan si perempuan usia berapa dan apa tujuannya

53
METODE AMENORE LAKTASI
SENGGAMA TERPUTUS
• Pemberian ASI eksklusif menekan ovulasi ibu
+
• Syarat: • Laki-laki mengeluarkan penis dari vagina
• Ibu belum mengalami haid lagi sebelum terjadi ejakulasi semen
• Bayi diberi ASI secara sering dan rutin • Tinggat kegagalan tinggi
• Bayi berusia <6 bulan

PANTANG BERKALA CARA HITUNG MASA SUBUR

• Pasangan suami istri melakukan 1 HARI 2 HARI


hubungan seksual dengan HAID
menghindari masa subur istri 14 hari sebelum
haid berikutnya

54
Masa Subur
• Siklus teratur (selalu sama) à(hari pertama haid +14) ± 2 hari
• Siklus tidak teratur à Siklus Terpendek – 18, Siklus terpanjang – 11

Contoh:
1. HPH: 10 Januari 2021, siklus teratur. Masa Subur?
2. HPH: 1 Januari 2021, siklus tidak teratur (26, 27, 28). Masa Subur?
KONDOM / DIAFRAGMA

• Menghalangi bertemunya sperma dan telur


• Efektivitas; 98%
• Efek samping: dapat memicu reaksi alergi (bahan
lateks)
• Harus tersedia sebelum berhubungan
• Dapat mencegah terjadinya beberapa infeksi
menular seksual

56
Kombinasi (estrogen + progesterone) Progesteron:
•Pil kombinasi (bifasik, monofasik) • Mini pill/progestin
• Implan/susuk
•Injeksi KB hormonal kombinasi • Injeksi KB per 2 bulan/per 3 bulan

Kontraindikasi:
Cara Kerja Kontrasepsi hormonal:
• Estrogen:
• Menghambat sekresi GnRH
• DVT
• Menghambat FSH → tidak terjadi maturasi
• Riwayat gangguan kardiovaskular (HT)
folikel
• Keadaan estrogen tinggi → PCOS / terapi
• Menghambat LH → tidak terjadi ovulasi estrogen lainnya
• Menipiskan endometrium → tidak terjadi • Progesteron:
implantasi • Ca Mammae

57
Pil kombinasi Pil Progestin only / Mini pill
• 28 pill berisi 0,35mg Norethrindone
Regimen • Tanpa placebo
• Haid masih dapat terjadi
• 21/7 à 21 Hormonal, 7 placebo
• 24/4 à 24 Hormonal, 4 placebo
• Menstruasi terjadi saat konsumsi placebo

Jenis
• Monofasik
• Bifasik
• Trifasik

58
KALAU LUPA ≥3 HARI; artinya PELUPA. Ganti opsi lain

Aturan Konsumsi

• Minum tablet di waktu yang sama setiap harinya à mengurangi


kemungkinan efek samping
• Jika lupa meminum pil
• 1 pil hormonal à Minum 2 pil pada hari berikutnya
• >1 pil hormonal à Minum 2 pil 2 hari berturut
• Lupa meminum pil placebo à lanjut strip baru
• Gunakan kondom saat berhubungan seksual

59
SUNTIKAN KOMBINASI: SUNTIKAN PROGESTIN
• 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat + • Depo Medroksiprogesteron Asetat (DEPO
5 mg Estradiol Sipionat, IM sebulan sekali PROVERA) à 150 mg DMPA, IM di bokong/3 bulan
• Depo Norestisteron Enantat (DEPO NOSISSTERAT)
• 50 mg Noretindron Enantat + 5 mg à 200 mg Noretdron Enantat, IM di bokong/2
Estradiol Valerat, IM sebulan sekali bulan

Suntikan Kombinasi Suntikan Progestin


(Estrogen + Progestin) (Depo- provera)
Cara Penyuntikan IM, SC IM, SC

Jarak waktu pemberian Setiap 1 bulan Setiap 3 bulan

Haid Masih haid Tidak haid


Kembalinya fertilitas setelah
3 bulan 1 tahun
penghentian

60
- NORPLANT: 36
+ mg Levonogestresl à 5 tahun
- IMPLANON: 68 mg ketodesogestrel à 3 tahun
- JADENA & INDOPLANT: 75 mg Levonogestrel; à 3 tahun

61
• AKDR langsung bekerja efektif segera setelah
pemasangan.
• Dipasang terutama di akhir mens
• AKDR ➔ membuat inflamasi ringan pada rahim

Keuntungan:

• AKDR-Cu : Tidak ada efek samping hormonal


• Dapat dilepas setiap saat atas kehendak kliennya.

Kerugian:
Jenis AKDR
• Risiko gagal pemasangan
• Hormonal → mengandung Levonorgestrel
• Risiko ekspulsi
(progestin)
• Risiko infeksi
• Dapat bertahan hingga 5 tahun
• Perdarahan atau spotting beberapa hari setelah
pemasangan • Non-hormonal → terbuat dari copper (Cu)
• Perdarahan menstruasi dapat lebih lama dan lebih banyak • Dapat bertahan hingga 10 tahun

62
63
DEFINISI

• Tubectomy à Menutup tuba falopii (mengikat


dan memotong atau memasang cincin), sehingga
sperma tidak dapat bertemu dengan ovum
• Vasectomy à Oklusi vasa deferens sehingga alur
transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi

EFEK SAMPING

• Nyeri paska operasi

KERUGIAN

• - Infertilitas bersifat permen

CARA HITUNG APAKAH IBU SUDAH


LAYAK TUBEKTOMI:
(usia ibu) x (jumlah anak) PADA LAKI-LAKI YANG TELAH KONTAP, APAKAH
Jika ≥100, maka boleh tubektomi MASIH TERDAPAT EJAKULAT?
64
Ny. P, usia 37 tahun, P4A0 datang ke tempat praktik dokter untuk
konsultasi KB. Pasien sudah memiliki 3 orang anak, usia anak yang
paling bungsu 12 tahun. Pasien mempunyai Riwayat hipertensi dan
DM. Apakah jenis kontrasepsi yang dianjurkan pada pasien ini?
a. Kondom
b. AKDR
c. Susuk
d. Implan
e. Metode operatif untuk wanita

65
Ny W 27 tahun datang ke prakter dokter umum untuk berkonsultasi KB.
Pasien telah rutin mengonsumsi alat kontrasepsi pil KB tiap hari per bulan,
namun dua hari ini pasien lupa meminum pil KB yang berwarna kuning (berisi
hormon). Apa saran yang dapat diberikan kepada pasien tersebut?
a. Mengganti pil KB dengan strip baru
b. Menggunakan kontrasepsi darurat dengan AKDR
c. Langsung minum 2 obat pil KB selama 2 hari berturut-turut dan
melanjutkan minum pil KB secara rutin
d. Langsung minum 1 obat pil KB hari ini dan melanjutkan minum pil kB
secara rutin
e. Mengganti pil Kb dengan implan

66
INFERTILITAS
KOITUS RUTIN: 2-3 kali/minggu
DEFINISI:

• Kegagalan pasangan suami istri untuk mendapatkan keturunan (kegagalan


konsepsi maupun mempertahankan kehamilan) yang melakukan koitus rutin tanpa
menggunakan alat kontrasepsi

Batas Usia

• Pada usia <35 tahun: durasi infertil 12 bulan


• Pada usia >35 tahun: durasi infertil 6 bulan

Klasifikasi

• Infertilitas Primer à Belum pernah punya anak sama sekali


• Infertilitas Sekunder à Sudah pernah punya anak

68
40% Faktor Istri 40% Faktor Suami
• Infeksi • Kelainan Sperma
• Servisitis à inflamasi à salfingitis • Kelainan transportasi:
àadesi à stenosis tuba à oklusi
tuba • Varikokel
• Gangguan Ovulasi • Prostatitis
• Usia • Kelainan kongenital
• PCOS
• Kelainan hipofisis-hipotalamus
• Hiperprolaktinoma
• Gangguan Anatomi • Autoimun, impoten

20% Keduanya
• Infeksi
• Servisitis à inflamasi à salfingitis
àadesi à stenosis tuba à oklusi
tuba
• Gangguan Ovulasi
• Usia
• PCOS
• Hiperprolaktinoma
• Gangguan Anatomi

69
PATENSI TUBA
Kebanyakan disebabkan oleh
Chlamydia trachomatis atau
Neisseria gonorhae

70
- Gangguan sperma
• Oligospermia: konsentrasi sperma <20 juta/cc
• Astenozospermia: gangguan motilitas gerak aktif <32%; gerak total <40%
• Teratozospermia: bentuk normal <4%
• Azospermia: semen (+); sperma (-)
• Aspermia: semen (-); sperma (-)

71
72
PCOS (Poly Cystic
Ovarian Syndrome)

73
Meigs syndrome: PCOS + ascites dan bronkiektasis
Definisi:

• Gangguan hormonal pada perempuan yang ditandai


dengan hiperandrogenisme, haid iregular, infertilitas
dan ovarium polikistik.
• Disebut juga Stein-Leventhal Syndrome

Etiologi à belum diketahui dengan pasti

• Genetik
• Obesitas
• Resistensi insulin

Pasien KADANG datang dengan gejala, nyeri pada pinggang kanan atau kiri

75
Manifestasi Klinis

• Gejala anovulasi
• Infertilitas
• Gangguan haid à oligo/amenorrhea atau abnormal uterine bleeding
• Gejala hiperandrogenisme
• Hirsutisme à tumbuh jenggot, kumis
• Alopesia androgenik
• Akne vulgaris

Kriteria Diagnosis à Kriteria Rotterdam, Min 2 dari 3


Kriteria Pembuktian

Oligo-/anovulasi Amenorrhea/oligomenorrhea atau infertilitas


Hirsutisme
Alopesia androgenic

Hiperandrogenisme Free testosterone >3 ng/L


Total testosterone >6 ng/L
Free androgen index (FAI) >5%
Ovarium polikistik USG: minimal 12 folikel 2-9 mm pada masing-masing ovarium

76
Pemeriksaan Penunjang:

• Laboratorium
• Peningkatan rasio LH:FSH
• Peningkatan androgen
• USG Transvaginal (TVUS)
• >12 folikel berukuran 2-9 mm à
gambaran roda pedati
• Volume ovarium >10 mL

77
Tatalaksana:

• Penurunan berat badan à restriksi kalori, olahraga


• Hiperandrogenisme
• Kontrasepsi oral kombinasi à first line
• Antiandrogen à finateride, dutasteride
• Resistensi insulin à Metformin 3x500 mg
• Infertilitas
• Letrozole à untuk induksi ovulasi pada kasus infertilitas
• Clomiphene citrate à alternatif letrozole
• Gangguan haid à Kontrasepsi oral kombinasi

78
• TORSIO OVARI
• Infertilitas
• DM gestasional
• Steatohepatitis
• Sindroma metabolik
• Perdarahan uterus abnormal

TANDA KARDINAL:
- Nyeri perut kanan bawah atau kiri bawah
TAMPAK ALIRAN DARAH MINIMAL KE OVARIUM yang sangat hebat
- Sering disalah diagnosis sebagai
APENDISITIS AKUT

USG BIASA USG DOPPLER


79
Ny. S, usia 27 tahun datang ke poliklinik untuk berkonsultasi. Pasien
sudah menikah selama 3 tahun dan rutin melakukan hubungan
seksual tanpa kontrasepsi namun belum mempunyai anak. Apakah
kemungkinan diagnosis pasien tersebut?
a. Infertilitas primer
b. PCOS
c. PID
d. Infertilitas sekunder
e. Adenomiosis

80
Ny. E, 24 tahun, datang ke klinik untuk konsultasi. Pasien diketahui sudah 2
tahun menikah dan belum mempunyai anak. Riwayat haid tidak teratur sejak
remaja. Tanda vital dalam batas normal, BMI 27. Pada pemeriksaan USG
didapatkan hasil uterus antefleksi, pembesaran ovarium, nampak folikel-
folikel kecil dengan diameter 6-10 mm seperti gambaran roda pedati. Apakah
perkiraan diagnosis yang tepat pada pasien?
a. Kista ovarii simpleks
b. Kista coklat
c. Endometriosis Ovarium
d. Polycystic ovary syndrome
e. Mioma uteri

81
PELVIC INFLAMMATORY
DISEASE
DEFINISI

• infeksi polimikrobial yang melibatkan traktus genital atas

ETIOLOGI

• Riwayat seks bebas (+): Neisseria gonorhae atau


Chlamydia trachomatis
• Riwayat seks bebas (-): akibat pemakaian IUD/AKDR

JIKA PADA SOAL DIKATAKAN TERDAPAT SEKRET MUKOPURULEN


à PID akibat Neisseria gonorhea

JIKA DI SOAL DIKATAKAN TAMPAK SERVIKS ERITEMA & SEKRET MUKOPURULEN


à Cervisitis Gonorhea

83
Kriteria Minimum (1/lebih):

• Nyeri goyang cervix → plano test (-)


• Uterine tenderness
• Adnexal tenderness

Kriteria Tambahan:

• Suhu >38.3C
• Discharge cervix/vagina mukopurulen
• Sel darah putih pada discharge vagina
• LED dan CRP meningkat
• Bukti lab adanya C. trachomatis dan N. gonorrhoeae

Pemeriksaan Penunjang (bila diperlukan):

• Biopsi endometrial
• USG Transvaginal
• Laparoskopi

84
Tatalaksana
Komplikasi
• Antibiotik
• Rawat Inap
• Cefotetan 2g IV / 12 jam + Doksisiklin 2x100mg • Infertilitas à Oklusi akibat
• Rawat jalan jaringan parut di tuba falopi
• Ceftriaxone 250mg IM SD + Doksisiklin 2x100mg 7
hari • Kehamilan Ektopikà oklusi
• Menjaga higenitas tuba menyebabkan
• Mengatasi penyakit dasar (vulvitis, vaginitis)
• Tidak melakukan hubungan seksual ketika dalam masa gangguan fertilisasi
pengobatan • Nyeri panggul kronis
• Melakukan tatalaksana pada pasangan seksual

85
Prolaps Organ Panggul
Keluarnya organ pelvis menuju atau melebihi dinding vagina.

Diagnosis Penjelasan
Sistokel Turunnya vesika urinaria à herniasi dinding anterior vagina Q tip test (+), Gangguan BAK

Rektokel Turunnya rektum à herniasi dinding posterior vagina Gangguan BAB

Enterokel Herniasi usus ke/menembus dinding vagina Bising usus (+)


Prolaps uteri Penurunan serviks ke sisi inferior (ke arah hymen)
Prosidensia Hernia ketiga kompartemen (rektum, vesika urinaria, uterus) ke Atau Prolaps uteri grade IV
uteri introitus vagina
DEFINISI
• Prolapsus uteri adalah suatu kondisi jatuh
atau turunnya uterus dari rongga pelvik ke
dalam atau keluar dari vagina

FAKTOR RISIKO
• Paritas (MULTIPARITAS) DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
• Paritas pervaginam - Rektokel: teraba massa berasal dari
• Persalinan kala 2 Panjang (>2 jam) dinding posterior vagina
• Makrosomia (bayi >4000 gr) - Sistokel: teraba massa berasal dari
• Riwayat persalinan dengan tindakan dinding anterior vagina

88
DIAGNOSIS
PROLAPS UTERI

GEJALA KLINIS

• Perasaan adanya suatu benda yang mengganjal di vagina atau menonjol di genitalia
eksterna
• Rasa sakit di panggul atau pinggang
• Gangguan BAB dan BAK

PEMERIKSAAN FISIK

• Derajat maksimum à manuver Valsava.


• Pemeriksaan vagina dengan jari untuk mengetahui kontraksi dan kekuatan otot levator ani.
• Pemeriksaan rektovaginal à Untuk memastikan adanya rektokel

89
TATALAKSANA
MENOPAUSE (+): histerektomi
MENOPAUSE (-)
- Jika grade I/II: pasang cincin pesarium
- Jika grade III/IV: rujuk untuk
VAGINORAPHY

Stage Deskripsi

1 >1 cm di atas garis himen

2 1 cm di atas hingga 1 cm di bawah garis himen

3 >1 cm di bawah garis himen


< (TVL-2) cm

4 Seluruh uterus tereversi keluar introitus vagina

90
Ny. R, usia 65 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan yang
keluar dari vagina jika sedang batuk. Pasien merasa tidak nyaman
karena mengganjal dan BAK tidak lampias. Riwayat P8A0 semua
persalinan normal. Diagnosis pasien ini adalah?
a. Kista Gartner
b. Kista Bartholini
c. Bartholinitis
d. Prolaps uteri
e. Rectocele

91
Ny. F, usia 60 tahun P5A0 datang dengan keluhan adanya benjolan di jalan
lahir, terutama saat bersin dan mengangkat beban berat. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan keadaan umum baik, TD 120/80 mmHg, HR 80x/menit, RR
18x/menit, T 36.5⁰C. Pada pemeriksaan inspekulo didapatkan massa
menonjol dari dinding anterior vagina. Diagnosis yang tepat pada pasien
adalah?
a. Prolaps uteri
b. Rektokel
c. Mioma geburt
d. Sistokel
e. Mioma uteri

92
Ny. R, 26 tahun P1A0 datang ke IGD RS dengan keluhan nyeri perut bawah
disertai mual muntah. HPHT 2 minggu lalu. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 102x/menit, RR 22 x/menit, T 38.6⁰C. Pada
pemeriksaan ginekologi didapatkan nyeri tekan suprasimfisis, discharge
vagina purulent, nyeri adnexa bilateral, dan nyeri goyang serviks. Pada
pemeriksan darah rutin didapatkan leukosit 13.000/µL. Apakah diagnosis
yang tepat pada pasien?
a. Torsio kista ovarium
b. KET
c. Pyelonefritis
d. Endometriosis
e. PID
93
Gangguan Menyusui
Kelainan Menyusui

Puting Payudara

Inverted Nipple Cracked Nipple Unilateral Bilateral

• Cara Menyusui yang salah Breast Engorgement /


• Kongenital Mastitis Abses Mammae
• Kelainan papilla à Bendungan Air Susu
• Ductus Lactiferus pendek
Inverted Nipple
Cara Menyusui yang salah
Putting terbenam Putting kering dan retak
Grade: Infeksi S. Aureus (flora normal kulit) Pemberian ASI Jarang
• 1: Keluar masuk tanpa
penekanan
• 2: keluar masuk dengan Nyeri (+), Bengkak (+)
penekanan, Kembali
masuk saat tekanan Demam (+), Eritema (+) à Tanda radang (+) Payudara keras
dilepas
• 3: Tidak keluar dengan Fluktuasi (+)
penekanan

Edukasi cara menyusui

• Grade: • Tetap Menyusui


• 1 à Penarikan manual • Oleskan ASI di sekitar • Kompres Dingin • Jangan Menyusui
• Kompres hangat
• 2 à penarian dengan putting • AB à Kloksasilin • AB + PCT
• Susukan Bayi / pompa ASI
spuit • Lanolin / eritromisin • Insisi drainase
• 3 à pembedahan • Paracetamol
Posisi Latch On yang baik
• Dagu bayi menempel pada
payudara ibu
• Mulut bayi terbuka lebar
• Bibir bawah membuka lebar, lidah
terlihat di dalamnya
• Areola masuk dalam mulut bayi,
tidak hanya puting susu
• Areola bagian atas tampak lebih
banyak/lebar

96
Perawatan puting payudara

• Jangan digosok terlalu keras atau menggunakan


sabun (sebabkan kering dan iritasi)
• Apabila terlalu basah/lembab à angin-anginkan

TATALAKSANA

• Gunakan ASI/lanolin/krim untuk melembabkan


areola mammae
• Tetap susui bayi NIPPLE SHIELD CRACKED NIPPLE
• Gunakan nipple shield sebagai alternative
terakhir

97
ETIOLOGI:

• pendek nya DUKTUS LAKTIFERUS (kongenital)

Tatalaksana

• Penarikan puting manual dengan tangan


• Menggunakan spuit ukuran 10-20 ml.
• Ujung spuit yang terdapat jarum dipotong dan
penarik spuit dipindahkan ke sisi bekas
potongan DERAJAT INVERTED NIPPLE:
• Ujung yang tumpul di letakkan di atas puting, • Grade 1: puting susu kembali normal seiring waktu
kemudian lakukan penarikan beberapa kali
• Grade 2: puting susu kembali normal setelah diberi
hingga puting keluar. tekanan dengan jari
• Lakukan sehari 3x,masing-masing 10x • Grade 3: puting susu tetap terbenam walau diberi
• Pembedahan untuk grade 3 tekanan dengan jari

98
Bendungan payudara yang terjadi akibat ekspansi
dan penampungan ASI berlebih.

Faktor Presdiposisi:

• Posisi menyusui yang salah


• Penyapihan terlalu cepat
• Pemberian ASI jarang
• Cracked nipple

Manifestasi Klinis Tatalaksana


• Payudara bengkak dan keras • Kompres hangat payudara selama 5 menit
• Nyeri pada payudara • Susukan bayi/pompa ASI setiap 2 – 3 jam sekali
• Biasa terjadi 3 – 5 hari pasca persalinan • Bromokriptin 2.5 mg à agonis dopamine,
• Mengenai kedua payudara mencegah sekresi prolactin
DEFINISI:

• infeksi/inflamasi pada payudara

DIAGNOSIS:

• Payudara (biasanya UNILATERAL) keras, memerah, nyeri


• Benjolan (+)
• Demam >38 C
• Sering terjadi pada minggu ke-3 atau 4 postpartum

FAKTOR PREDISPPOSISI:

• Bayi malas menyusui


• Puting lecet
• Menyusui hanya 1 posisi (DRAINASE TIDAK BAIK)
• Bra terlalu ketat

100
Kapan kompres hangat ?
Kapan kompres dingin?
101
Ny. J, usia 27 tahun datang ke klinik dengan keluhan tidak bisa
menyusui karena puting susu tertarik ke dalam. Pada pemeriksaan
fisik puting tampak datar. Lalu, dilakukan tarikan puting susu oleh
pemeriksa, tetapi puting susu tidak tertarik dan tetap mendatar.
Apakah diagnosis yang tepat pada pasien di atas?
a. Abses mammae
b. Cracked Nipple
c. Inverted Nipple Grade I
d. Inverted Nipple Grade III
e. FAM

102
Ny. A, usia 29 tahun, P1A0 datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada
payudara. Pasien juga mengeluh payudara terasa berat dan terdapat demam.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, HR 90x/menit, RR
20x/menit, T 38⁰C. Pada pemeriksaan payudara kanan tampak bengkak,
hiperemis, dan nyeri tekan. Fluktuasi (-). Apakah tatalaksana yang tepat?
a. Antibiotik oral
b. Antibiotik oral + insisi drainase
c. Antibiotik oral + paracetamol + kompres hangat
d. Antibiotik + analgesic + kompres hangat
e. Antibiotik oral + paracetamol + kompres dingin

103
Seorang perempuan 24 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan
kulit pada puting payudara kanan pecah-pecah sehingga terasa nyeri
saat menyusui. ASI dapat keluar lancar. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan puting payudara kanan lecet.
Apakah edukasi yang tepat diberikan untuk pasien tersebut?
a. Hentikan menyusui
b. Gunakan pompa ASI
c. Konsumsi antibiotic selama 3 hari
d. Tidak menggunakan bra
e. Basahi puting dengan ASI sebelum dan setelah menyusui

104
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai