Anda di halaman 1dari 41

PERDARAHAN UTERUS

ABNORMAL

Pembimbing
dr. H. Muslich Perangin-angin, Sp.OG

Nama :Nur Mashitah


Npm: 18360221
PENDARAHAN UTERUS ABNORMAL

Definisi
Perdarahan uterus abnormal merupakan perdarahan yang
ditandai dengan adanya perubahan pada siklus menstruasi normal
baik dari interval atau panjang siklus, durasi maupun jumlah
perdarahan.
PUA

Anovulasi Ovulasi

perdarahan yang
perdarahan yang
regular tetapi
iregular dengan
jumlah dengan durasi
yang lebih lama
perdarahan yang
dan jumlah
bervariasi dari
perdarahan yang
sedikit hingga
lebih banyak
banyak
1. Amenorea
2. Oligomenore Yang termasuk
3. Metroragia perdarahan
4. Perdarahan ovulasi yaitu
uterus menoragi
disfungsi
Manifestasi
klinis

•Menoragia dan metroragia

•Perdarahan pascakoitus
sering pada wanita berusia 20 - 40 tahun
multipara
Lesi yang dijumpai pada perdarahan pascakoitus biasanya
jinak
•Nyeri Pelvis
International Federation of Gynecology and
Obstetrics (FIGO)
Polip (PUA-P)

DEFINISI

• Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan endometrium


uterus, baik bertangkai maupun tidak, berupa
pertumbuhan berlebih dari stroma dan kelenjar
endometrium dan dilapisi oleh epitel endometrium.

GEJALA

• Asimptomatik, tetapi dapat pula menyebabkan PUA.


• Umumnya jinak, namun sebagian kecil atipik atau
ganas.
Gambaran USG polip
endometrium gambaran histeroskopi polip
endometrium
Adenomiosis (PUA-A)
Definisi

• Dijumpai jaringan stroma dan kelenjar endometrium


ektopik pada lapisan miometrium

Gejala

• Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang atau


sesudah haid, nyeri saat buang air besar, atau nyeri pelvik
kronik
• Gejala nyeri tersebut diatas dapat disertai dengan
perdarahan uterus abnormal.
Gambar
Penebalan dinding
uterus dan
jaringan kelenjar
endometrium
pada
adenomiosis.
Leiomyoma (PUA-L)

Definisi

• Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada lapisan


miometrium
Gejala
• Perdarahan uterus abnormal berupa pemanjangan
periode, ditandai oleh perdarahan menstruasi yang
banyak dan/atau menggumpal, dalam dan di luar siklus.
• Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun berbenjol-
benjol).
• Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan
pada dinding abdomen.
• Nyeri dan/atau tekanan di dalam atau sekitar daerah
panggul.
Gambar Mioma intramural:
tampak gambaran massa
hipoekhoik yang berada di
dalam dinding uterus.

Gambar Mioma subserosa:


tampak gambaran massa
hipoekhoik yang menonjol ke
luar dinding uterus.
Malignancy and hyperplasia
 Definisi :
 Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan
ganas dari lapisan endometrium
 Gejala :
 Perdarahan uterus abnormal
 Diagnostik :
 Meskipun jarang ditemukan, namun hiperplasia
atipik dan keganasan merupakan penyebab
penting PUA
 Diagnostik pasti ditegakkan berdasarkan
pemeriksaan histopatologi.
Coagulopathy (PUA-C)

 Definisi :
 Gangguan hemostatis sistemik yang berdampak
terhadap perdarahan uterus
 Gejala :
 Perdarahan uterus abnormal
 Diagnostik :
 Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan
hemostatis sistemik yang terkait dengan PUA
 Tiga belas persen perempuan dengan perdarahan
haid banyak memiliki kelainan hemostatis sistemik,
dan yang paling sering ditemukan adalah penyakit von
Willebrand.
Ovulatory dysfunction (PUA-O)
 Definisi :
 Kegagalan ovulasi yang menyebabkan terjadinya
perdarahan uterus
 Gejala :
 Perdarahan uterus abnormal
 Diagnostik :
 Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab
PUA dengan manifestasi perdarahan yang sulit
diramalkan dan jumlah darah yang bervariasi
 Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan
ringan dan jarang, hingga perdarahan haid banyak
Endometrial (PUA-E)
 Definisi :
 Gangguan hemostatis lokal endometrium yang memiliki
kaitan erat dengan terjadinya perdarahan uterus.
 Gejala :
 Perdarahan uterus abnormal
 Diagnostik :
 Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada
perempuan dengan siklus haid teratur
 Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah
gangguan hemostatis lokal endometrium
 Adanya penurunan produksi faktor yang terkait
vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin
F2α serta peningkatan aktifitas fibrinolitik
Iatrogenik (PUA-I)

• Perdarahan sela terjadi karena rendahnya konsentrasi


estrogen dalam sirkulasi yang disebabkan oleh sebagai
berikut :

• Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi


• Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
Not yet classified (PUA-N)
• Kategori not yet classified dibuat untuk penyebab lain
yang jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi
• Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini adalah
endometritis kronik atau malformasi arteri-vena
• Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya
dengankejadian PUA
Diagnosis
Anamnesis

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan Ginekologis dan penunjang

Kelainan organik Ada

Tdk ada

Hematologik Abnormal

Normal

BMR dan Lab. lengkap Abnormal

Normal

Ovulatorik Penentuan Ovulasi Anovulatorik


PENGOBATAN PUD
• MEDIK • HORMONAL
– HORMONAL – ESTROGEN
– NON HORMONAL – PROGESTERON
• OPERATIF – KOMBINASI (PIL)
– GNRH
– KURETASE
• NON HORMONAL
– ABLASI
– NSAID
ENDOMETRIUM
– ANTI FIBRINOLITIK
– HISTEREKTOMI
DOSIS CARA PEMBERIAN PADA PENGHENTIAN
PERDARAHAN

Norethisteron 2-3 X 5 mg, PC /10 hari


As.Mefemat(Anticox) 3x500 mg, PC

Jika dalam 2 hari perdarahan tidak berhenti


Pikirkan kemungkinan bukan PUD. Cari patologi lain
Noretisteron jangan dihentikan.
Akan terjadi perdarahan lucut/withdrawal bleeding setelah
obat habis
Perlu dijelaskan kepada pasien dengan baik.
LAPORAN KASUS OBSTETRI

IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. E
• Umur : 43 Tahun
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Dusun 1 Kamboja , Desa laut Dendang
• Tanggal masuk: 16 Disember 2018
• Pukul : 12.30 WIB
IDENTITAS SUAMI
• Nama :Tn. R
• Umur :45 Tahun
• Agama :Islam
• Pekerjaan :Wiraswasta
• Pendidikan :SMA
• Alamat : Dusun 1 Kamboja , Desa laut Dendang
ANAMNESA
Ny. E, 43 th, P3A0, Islam, IRT, SMA. i/d suami Tn. R, 45 th, Islam,
Wiraswasta, SMA, datang ke RS Haji Medan pada tanggal 16
Disember 2018 pada pukul 12.30 WIB dengan keluhan :

• Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan.


• Telaah : Pasien datang ke RS Haji Medan dengan keluhan
keluar darah dari kemaluan secara terus menerus ± 11 hari ini,
pasien mengatakan bahwa ia dapat mengganti duk ± 4x/hari,
terdapat bekuan darah, dan dalam 1 bulan pasien 2x haid ± sudah
sejak 5 bulan ini, pasien mengeluhkan terdapat nyeri perut, BAB (N)
BAK (N), pasien lemas dan ada penurunan nafsu makan.
• RPT :-
• RPO: os lupa nama obat
• RPK :-
• R.Alergi: -
Riwayat Menstruasi
• Menarche : Umur 12 tahun
• Siklus : Tidak teratur
• Lama : ± 7 hari.
• Banyak darah : 2-3 kali ganti duk/ hari
• Dysmenorrhoea : (+)
• Darah beku : (+)
• Metrorrhagia : (+) Contact bleeding : -
• Menorrhagia : - Climacterium :-
• Spotting :- Menopause :-

Riwayat Keputihan
• Jumlah :-
• Warna :-
• Bau :-
• Konsistensi :-
• Gatal (pruritus vulvae) :-
Riwayat Pernikahan dan Seksual
• Umur Kawin : 25 tahun
• Lama Kawin : 18 tahun
• Kemandulan :-
• Frigiditas / Vaginismus :-
• Libido : kurang / sedang / kuat / hiperseksual
• Frekuensi koitus : 2-3 kali/minggu
• Orgasmus : Tidak di tanya
• Dispareuni :-

Riwayat kehamilan dan Persalinan yang lalu : p3A0


• 1. Laki-laki, BBL 2800 gr, aterm, PSP, Bidan, sehat, 17 tahun
• 2. Perempuan, BBL 3200 gr, aterm, PSP, Bidan, sehat, 15 tahun
• 3. Perempuan, BBL 3400 gr, aterm, PSP, Bidan, sehat, 12 tahun
Gizi dan Kebiasaan
• Nafsu makan : Menurun
• Perubahan berat badan :-
• Merokok :-
• Alkohol :-
• Kebiasaan makan obat :-
• Obat yang dimasukkan ke dalam vagina :-

Riwayat Penyakit yang Pernah diderita :


• Anemia : (-) Tuberculosis : (-)
• Hipertensi : (-) Penyakit jantung : (-)
• Penyakit Ginjal : (-) Penyakit lain : (-)
• Reumatik : (-) Veneral diseases : (-)
• Diabetes : (-) Operasi : (-)
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present :
• Sensorium : Compos Mentis Tekanan darah : 100/70 mmHg
• Heart rate : 80 x/i Respirasi Rate : 20 x/i
• Temperatur : 36ºC
• Tinggi Badan : 168 cm
• Berat Badan : 63 kg

B.Status Lokalisata
• Abdomen
• Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
• Palpasi : Teraba massa padat dengan pool atas 2 jari di bawah
umbilicus dan pool bawah 1 jari diatas simfisis pubis, konsistensi
kenyal, mobile dan rata, tidak ada nyeri tekan
PEMERIKSAAN INSPEKULO
• Portio
• - Erosi :- - Polip :-
• - Ectropion :- - Bunga kol (exophytik) :-
• - Laserasi :- - Leukoplakia :-
• - Ovula naboti : - - Schiller test :-
• - Darah : Tampak darah mengenang di ferniks posterior, dibersihkan,
• - kesan : tidak aktif
PEMERIKSAAN DALAM (VT)
• Uterus :
• - Posisi : Antefleksi
• - Besarnya : Kepalan tangan orang dewasa ( 2 jari dibawah umbilicus dan 1
jari diatas simpisis pubis)
• - Mobilitas : Mobile
• - Konsistensi : Kenyal, Permukaan Rata
• -Nyeri Tekan : (+)

Cavum Douglas :
• - Douglas crise : (-)
• - Menonjol / tidak : Tidak

Parametrium:
• - Parametrium kanan/kiri : lemas

Adnexa : Adnexa kanan/kiri : tidak ditemukan kelainan

• Rektovaginal :Tidak dilakukan


DIAGNOSA BANDING
• Mioma uteri
• Kista ovarium
• Tumor ovarium
• Kehamilan ±20 minggu
• Endometriosis
• Adenomiosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG
• USG TAS:
• Kandung Kemih: terisi baik
• Uterus AF : tampak gambaran hiperchoic, intrauterine bentuk kumparan dengan
ukuran 8,74 x 7,72 x 9,03 cm
• Adnexa kanan dan kiri dalam batas normal
• Cairan bebas: (-)
• Kesan : Mioma Uteri
• Hasil laboratorium tanggal 16-12-2018
• Hematologi
• Darah rutin Nilai Nilai Rujukan satuan
• Hemoglobin 11,6 12 – 16 g/dl
• Hitung eritrosit 4,3 3,8 - 5,2 10*5/µl
• Hitung leukosit 13.610 4,000- 11,000 /µl
• Hematokrit 35,0 35-47 %
• Hitung trombosit 326.000 150,000-450,000 /µl

• Index eritrosit
• MCV 79.5 80 – 100 fL
• MCH 27,3 26 – 34 pg
• MCHC 34,3 32 – 36 %

• Hitung jenis leukosit


• Eosinofil 2 1–3 %
• Basofil 0 0–1 %
• N.Stab 0 2– 6 %
• N. Seg 65 53–75 %
• Limfosit 28 20–45 %
• Monosit 5 4–8 %
• LED 11 0-20 mm/jam
Hasil pemeriksaan Skrining Kanker :
• Tidak dilakukan pemeriksaan

DIAGNOSA
• - Mioma uteri

PERSIAPAN PREOPERASI
• Informed Concern
• Surat izin operasi
• Konsul dokter anestesi dan persiapan anestesi, IVFD RL terpasang abocath no.18
• Kateter urine terpasang
• Pasien tidak makan dan minum 8 jam sebelum jadwal operasi
• Hasil pemeriksaan x-ray
• Hasil pemeriksaan laboratorium
• Berdoa
ADVICE
• IVFD RL 20 gtt/menit
• Inj. Ceftriaxon 1gr/12jam
• Inj. Ketorolak 30mg/8jam
• Inj. Ranitidin 50mg/8jam
LAPORAN OPERASI
• Supervisor : dr. Yuri Adriansyah, Sp.OG
• Tanggal : 17/12/2018
• Jam : 09.30 WIB
• Jenis Operasi : TAH (Total Abdominal Histerektomi)
• Ibu dibaringkan di meja operasi posisi supine, dengan infuse dan
keteter terpasang baik.
• Dibawah spinal anastesi dilakukan tindakan septik dan aseptik
pada lapangan operasi, kemudian ditutup dengan duk steril,
kecuali lapangan operasi.
• Lakukan insisi pfannenstiel sampai menembus kutis, subkutis,
dan fascia. Kemudian evaluasi perdarahan, perdarahan
terkontrol kemudian fascia di lebarkan ke kanan dan ke kiri
dengan klem otot dan gunting peritoneum, di bukakan secara
lebar.
• Setelah peritonium dibuka, dilakukan identifikasi uterus (uterus
berukuran sebesar kepalan tangan dewasa) dan ovarium
apakah ada perlengketan atau tidak. Bila tidak ada perlengketan
lakukan tindakan histerektomi.
• ligamen rotundum kiri dan kanan di identifikasi dan di klem
pada dua tempat, dipotong dan diikat. Lakukan pemisahan
uterus dan tuba di ikat di daerah isthmus tuba fallopi,
kemudian pisahkan menggunakan elektrocauter serta
control perdarahan. ligamen propium ovarium di pisahkan
dengan menggunakan elektrocauter, lalu kedua A. uterine
di klem, di gunting lalu di ikat. Evaluasi perdarahan
terkontrol tuba dan ovarium di tinggal.
• Puncak vagina di klem dan di gantung ke lig.kardinal lalu di
insisi dan di jahit. Lalu lakukan evaluasi perdarahan nya.
• uterus di angkat, didapatkan masa dengan berat 500 gram
ukuran 9 x 8 x 9 cm sebesar kepalan tangan orang
dewasa.
• Dinding abdomen di tutup lapis demi lapis.
• Luka operasi di tutup dengan sufratule kassa steril dan di
plester tipafik
• Keadaan umum ibu post operasi stabil. Pantau vital sign
dan perdarahan nya
TERAPI DAN RENCANA POST OPERASI
• Terapi
• - IVFD RL 20 gtt/i
• - Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
• - Inj. Ketorolac 30 mg/8jam
• - Inj. Ranitidine 50 mg/12 jam

Post Operasi
• Tindakan operasi : TAH (Total Abdominal
Histerektomi)
• Temuan pada operasi : Ditemukan Massa
Tumor ukuran 9x 8 x 9 cm
PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
• Makroskopis : Ditemukan Massa Tumor ukuran 9x 8 x 9 cm . Pada
pemotongan tampak massa tumor berwarna putih keabuan.

• Mikroskopis : Sediaan jaringan dari seviks dalam batas normal.


Sediaan jaringan dari massa tumor tampak gambaran sel-sel bentuk
spindel yang tersusun sejajar ke segala arah dan sebagian berbentuk
kumparan. Sediaan jaringan dari ovarium tampak gambaran kista yang
dilapisi oleh epitel dengan inti kromatin masih dalam batas normal.
FOLLOW UP
Follow up (tanggal 18-12-2018, pukul 08.00)
S : Nyeri diluka Operasi, Pusing (+)

O : Sensorium : CM
TD : 100/70 mmHg
HR : 86 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 37.2o C
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
BAB : (-)
Flatus : (-)

A : Post TAH a/i Mioma uteri

P : - IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Follow up (tanggal 19-12-2018, pukul 08.00)
S : Nyeri diluka Operasi, Pusing (-)
O : Sensorium : CM
TD : 110/80 mmHg
HR : 78 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 36.8o C
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
BAB : (-)
Flatus : (+)
A : Post TAH a/i Mioma uteri
P : - IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Follow up (tanggal 20-12-2018, pukul 08.00)
S : Nyeri diluka Operasi mulai berkurang
O : Sensorium : CM
TD : 110/70 mmHg
HR : 72 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 37o C
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
BAB : (-)
Flatus : (+)
A : Post TAH a/i Mioma uteri
P : - IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 8 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
Follow up (tanggal 21-12-2018, pukul 09.00)
S :-
O : Sensorium : CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 78 x/i
RR : 24 x/i
Temp : 36.5o C
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : (-)
L/O : Tertutup verban
BAK : (+) Via Kateter
BAB : (+)
Flatus : (+)
A : Post TAH a/i Mioma uteri
P : - IVFD RL 20 gtt/menit
- Inj. Ceftriaxon 1gr / 12 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 12 jam
R : - Aff Infus
- Aff Kateter
- PBJ

Anda mungkin juga menyukai