Anda di halaman 1dari 4

REHIDRASI CAIRAN PADA ANAK

Kebutuhan Cairan Pada Anak


Air merupakan komponen penting dalam kehidupan, namun seringkali kurang
diperhatikan. Air pada tubuh anak menempati persentase yang besar dari berat
badannya. Persentase air dalam tubuh anak lebih besar dibanding dewasa karena luas
permukaan tubuhnya yang lebih besar dan kandungan lemak yang lebih sedikit.

Pada anak 1 tahun pertama, volume air total dalam tubuh sebanyak 65 80%
dari berat badan. Persentase ini akan berkurang seiring bertambahnya usia, menjadi
55 60% saat remaja. Cairan diperlukan untuk berbagai fungsi tubuh, antara lain
dalam metabolisme, fungsi pencernaan, fungsi sel, pengaturan suhu, pelarutan
berbagai reaksi biokimia, pelumas, dan pengaturan komposisi elektrolit. Secara
normal, cairan tubuh keluar melalui urin, feses, keringat, dan pernapasan dalam
jumlah tertentu.

Cairan merupakan komponen yang penting karena status hidrasi yang cukup
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan. Kebutuhan cairan berbeda
berdasarkan usia, jenis kelamin, massa otot, dan lemak tubuh. Diperkirakan, bayi usia
0 6 bulan memerlukan cairan 700 mL/hari; bayi 7 12 bulan memerlukan cairan
800 mL/hari; anak 1 3 tahun memerlukan 1300 mL/hari; anak 4 8 tahun
memerlukan 1700 mL/hari; anak 9 13 tahun memerlukan 2400 mL/hari pada laki
laki dan 2100 mL/hari pada perempuan; anak 14 18 tahun memerlukan 3300
mL/hari (laki laki) dan 2300 mL/hari untuk perempuan. Cairan ini dapat berasal dari
makanan maupun minuman. Cairan dari minuman dapat berasal dari air putih, susu,
atau jus buah.

Perlu diperhatikan bahwa pada beberapa kondisi, anak memerlukan masukan


cairan yang lebih banyak, seperti saat olahraga, cuaca yang panas/sangat dingin, dan
saat berpergian jauh. Pada kondisi tersebut, perlu dipastikan bahwa anak memiliki
akses untuk mengkonsumsi cairan. Anak lebih mudah mengalami dehidrasi dibanding
orang dewasa karena memiliki sensibilitas rasa haus yang lebih rendah serta tidak
dapat mengekspresikan rasa haus dengan baik.
Cairan tubuh yang kurang menyebabkan dehidrasi yang bervariasi dari ringan
sampai berat. Gejala dan tanda dehidrasi antara lain rasa haus, berkurangnya produksi
urin, urin berwarna pekat, mata cekung, tidak ada air mata saat menangis, turgor kulit
yang buruk, serta penurunan kesadaran. Bayi kecil yang tidak dapat menyampaikan
keluhan umumnya menjadi rewel dan haus. Jika tidak ditangani, bayi dapat menjadi
lemas, cenderung tidur, dan tidak responsif. Dehidrasi pada anak perlu cepat
diidentifikasi dan ditangani karena dehidrasi berat yang berlanjut menjadi syok dapat
mengancam nyawa.

Pemeriksaan fisis
- Keadaan umum, kesadaran, dan tanda vital
- Tanda utama: keadaan umum gelisah/cengeng atau lemah/letargi/koma, rasa haus,
turgor kulit abdomen menurun
- Tanda tambahan: ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan
lidah
- Berat badan
- Tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit,seperti napas cepat dan dalam
(asidosis metabolik), kembung (hipokalemia), kejang (hipo atau hipernatremia)

Penilaian derajat dehidrasi dilakukan sesuai dengan kriteria berikut :


A. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% berat badan)
- Tidak ditemukan tanda utama dan tanda tambahan
- Keadaan umum baik, sadar
- Ubun ubun besar tidak cekung, mata tidak cekung, air mata ada , mukosa mulut
dan bibir basah.
- Turgor abdomen baik, bising usus normal
- Akral hangat

Tata Laksana
Cairan rehidrasi oralit dengan menggunakan New Oralit diberikan 5-10 mL/kgBB
setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5
tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur > 5 tahun semuanya. Dapat diberikan cairan rumah
tangga sesuai kemauan anak. ASI harus tetap diberikan. Pasien harus dirawat di rumah,
kecuali bila terdapat komplikasi lain seperti tidak mau minum, muntah terus menerus, diare
frekuen dan profus.

B. Dehidrasi ringan sedang/ tidak berat (kehilanagn cairan 5-10% berat badan)
- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah 2 atau lebih tanda tambahan
- Keadaan umum gelisah atau cengeng
- Ubun ubun besar sedikut cekung, mata sedikit cekung, air mata kurang, mukosa
mulut dan bibir sedikit kering
- Turgor kurang, akral hangat

Tata Laksana Dehidrasi Ringan Sedang


Cairan Rehidrasi Oral(CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/khBB dalam 3 jam
untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap
diare cair.
Rehidrasi parenteral (intra vena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum
walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa
nasogastric. Cairan intravena yang diberikan adalah ringer lactat atau KaEN 3B atau
NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi
dievaluasi secara berkala.
Kebutuhan cairan:
- Berat badan 3-10 kg: 200 mL/kgBB/hari
- Berat badan 10-15 kg: 175 mL/kgBB/hari
- Berat badan > 15 kg: 135 mL/kgBB/hari
Pasien dipantau di puskesmas/RS selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi
tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua.

C. Dehidrasi berat (kehilangan cairan > 10%berat badan)


- Apabila didapatkan 2 tanda utama ditambah dengan 2 atau lebih tanda
tambahan.
- Keadaan umum lemah, letargi atau koma
- Ubun-ubun sangat cekung, mata sangat cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut
dan bibir sangat kering
- Turgor sangat kurang dan akral dingin
- Pasien harus rawat inap

Tata laksana Dehidrasi Berat


Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100
mL/kgBB dengan pemberian:
- Umur < 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB
dalam 5 jam berikutnya.
- Umur > 12 bulan: 30 mL/kgBB dalam jam pertama, dilanjutkan 70
mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.
Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum, dimulai
dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi.

Referensi

1. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid I 2011

http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/kebutuhan-air-pada-anak

Anda mungkin juga menyukai