PERITONITIS TUBERKULOSA
Oleh:
Preseptor:
dr. Andi Friadi, Sp.OG (K)
Penulisan bed side teaching ini bertujuan untuk memahami serta menambah
pengetahuan tentang Peritonitis TB.
2.1. Definisi
Tuberkulosis peritoneal merupakan suatu peradangan peritoneum parietal
atau visceral yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis, dan
terlihat penyakit ini mengenai seluruh peritoneum, alat-alat sistem
gastrointestinal, mesenterium dan organ genitalia interna. Penyakit ini jarang
berdiri sendiri dan biasanya merupakan kelanjutan dari proses tuberkulosa di
tempat lain terutama dari tuberkulosis paru, namun sering ditemukan ketika
didagnosa bahwa proses tuberkulosa paru sudah tidak ada lagi. Hal ini bisa terjadi
karena proses tuberkulosa di paru mungkin sudah sembuh terlebih dahulu
sedangkan penyebaran masih berlangsung di tempat lain.
2.2. Epidemiologi
TB ekstrapulmonal ditemui pada 15-20% populasi dengan insiden HIV
rendah dan merupakan salah satu manifestasi TB ekstrapulmonal tersering. 2-5
Tuberkulosis peritoneal lebih sering dijumpai pada wanita dibanding pria dengan
perbandingan 1,5:1 dan lebih sering pada dekade ke 3 dan 4.4,5 Tuberkulosis
peritoneal dijumpai 2% dari seluruh Tuberkulosis paru dan 59,8% dari
Tuberkulosis Abdominal.5 Di Amerika Serikat penyakit ini adalah keenam
terbanyak diantara penyakit extrapulmonal sedangkan peneliti lain menemukan
hanya 5-20% dari penderita tuberkulosis peritoneal yang mempunyai TB paru
yang aktif.6,7 Pada saat ini dilaporkan bahwa kasus tuberkulosis peritoneal di
negara maju semakin meningkat dan peningkatan ini sesuai dengan meningkatnya
insiden AIDS di negara maju.1
2.3. Patogenesis
Peritoneum dapat dikenai oleh tuberkulosis melalui beberapa cara9
1. Melalui penyebaran hematogen terutama dari paru-paru
2. Melalui dinding usus yang terinfeksi
3. Dari kelenjar limfe mesenterium
4. Melalui tuba falopi yang terinfeksi
Pada kebanyakan kasus tuberkulosis peritoneal terjadi bukan sebagai
akibat penyebaran perkontinuitatum tapi sering karena reaktifasi proses laten yang
terjadi pada peritoneum yang diperoleh melalui penyebaran hematogen proses
primer terdahulu (infeksi laten “Dorman infection”).2
2. Bentuk Adhesif
Disebut juga sebagai bentuk kering atau plastik dimana cairan tidak
banyak dibentuk. Pada jenis ini lebih banyak terjadi perlengketan.
Perlengketan yang luas antara usus dan peritoneum sering memberikan
gambaran seperti tumor, kadang-kadang terbentuk fistel. Hal ini
disebabkan karena adanya perlengketan - perlengketan. Kadang-kadang
terbentuk fistel, hal ini disebabkan karena perlengketan dinding usus dan
peritoneum parietal kemudian timbul proses nekrosis. Bentuk ini sering
menimbulkan keadaan ileus obstruksi . Tuberkel-tuberkel biasanya lebih
besar.
3. Bentuk Campuran
Bentuk ini kadang-kadang disebut juga kista, pembengkakan kista terjadi
melalui proses eksudasi bersama-sama dengan adhesi sehingga terbentuk
cairan dalam kantong-kantong perlengketan tersebut. Beberapa penulis
menganggap bahwa pembagian ini lebih bersifat untuk melihat tingkat
penyakit, dimana pada mulanya terjadi bentuk eksudatif dan kemudian
bentuk adhesif.2 Pemberian hispatologi jaringan biopsi peritoneum akan
memperlihatkan jaringan granulasi tuberkulosa yang terdiri dari sel sel
epitel dan sel datia langerhans, dan pengkejutan umumnya ditemukan.2,9
2.5. Diagnosis
Diagnosis peritonitis TB memerlukan tingkat kecurigaan klinis yang
tinggi. Konfirmasi mikrobiologis atau patologis biasanya diperlukan untuk
membuat diagnosis definitif. Baku emas diagnosis peritonitis TB tetap
laparoskopi dan biopsi peritoneal, namun pemeriksaan penunjang lain dapat
diakukan untuk mengarahkan diagnosis.
A. Foto Polos
Foto polos thorax dapat menunjukkan bukti TB paru aktif atau sembuh
pada beberapa pasien. Gambaran foto thorax abnormal (sugestif TB)
memiliki nilai sensitivitas diagnostik peritonitis TB sebesar 38%.
Namun, walaupun penemuan lesi TB pada foto thorax mendukung
diagnosis peritonitis TB, gambaran foto thorax normal tidak
membatalkan diagnosis. Nodul-nodul TB dapat menyebar di
peritoneum dan omentum, menyebabkan abses, perlengketan,
obstruksi intestinalis, dan asites. Karena itu, fitur yang muncul dalam
foto polos abdomen bervariasi dan seringkali tidak khas.
B. USG
Pada peritonitis tuberkulosis dengan pemeriksaan USG dapat dilihat
adanya
1. cairan dalam rongga peritoneum yang bebas atau terfiksasi (dalam
bentuk kantong-kantong) dalam rongga abdomen,
2. pembesaran kelenjar limfe di retroperitoneal
3. adanya penebalan mesenterium
4. nodul peritoneum
5. abses hepar dan lien
6. perlengketan lumen usus
C. CT scan
Gambaran CT scan yang dapat terlihat pada peritonitis tuberkulosis,
berupa :
1. Penebalan noduler atau simetris dari peritoneum dan mesenterium
2. Enhancement abnormal dari peritoneal atau mesenterium
3. Asites
4. Pembesaran hipodens dari nodus limfatikus: limfadenopati dengan
atenuasi rendah
Sebagai tambahan, dapat terlihat gambaran yang lebih spesifik dengan
karateristik sebagai berikut :
1. wet type: asites dengan atenuasi yang tinggi eksudat (20-45 HU),
yang bisa bermanifestasi secara bebas atau pun terlokalisir; asites
dengan atenuasi yang tinggi dapat terjadi karena kandungan protein
dan seluler yang tinggi
2. dry type: menyebabkan limfadenopati mesenterikum dan adesi
fibrosis; penebalan omentum yang diibaratkan ‘cake-like’ omentum
3. fibrotic type: massa pada omentum yang menyerupai cake dengan
usus yang menetap; usus yang tak beraturan dan mesenterium dengan
asites terlokalisir.
2.7. Prognosis
Peritonitis tuberkulosa jika dapat segera ditegakkan dan mendapat
pengobatan umumnya akan menyembuh dengan pengobatan yang adekuat.1
BAB III
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. YS
Usia : 34 tahun
Alamat : Pasaman
No. RM : 01.03.47.48
Keluhan Utama
Perut terasa membuncit sejak 5 bulan yang lalu makin lama makin
membesar
Tidak pernah menderita penyakit jantung, paru, hati, ginjal, DM, hipertensi, dan
riwayat alergi obat.
Riwayat kontrasepsi: -
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kesadaran : Komposmentis
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 ºC
TB : cm
BB : kg
BMI : kg/m2
Jantung
Paru
o Perkusi : sonor
Ekstremitas :
o Tremor (-)
555 / 555
o Refleks fisiologis ++ / ++
++/++
-/ -
Status Obstetrikus
Abdomen
Genitalia
4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Tampak cairan bebas intra abdomen pada sisi kiri 2,39 cm, pada sisi kanan
3,59 cm
BTA I : Negatif
BTA II : Negatif
5. DIAGNOSIS
6. PENATALAKSANAAN
- Rencana Laparotomi (
DAFTAR PUSTAKA