Referat
KEHAMILAN DENGAN
DIABETES MELLITUS
Oleh :
dr.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) salah satu penyulit medik yang sering terjadi saat kehamilan. Angka
kejadiannya 3-5% dari semua kehamilan
Kehamilan dengan DM terdiri dari Diabetes Gestasi (DMG) (hamper 90% kasus), sedangkan yang
10% lainnya adalah Diabetes Pregestasional (DM tipe 1 dan tipe 2)
Peningkatan angka kematian dan angka kesakitan perinatal pada kehamilan dengan DM berkorelasi
langsung dengan kondisi hiperglikemia ibu.
PENDAHULUAN
Freinkel hipotesis hiperglikemia perikonsepsi akan menyebabkan
kelainan bawaan janin dan hiperglikemia pada trimester akhir
menyebabkan viseromegali atau makrosomia
Kelainan bawaan janin saat ini merupakan salah satu penyebab kematian
perinatal pada 10% kasus kehamilan dengan DM tipe 1 dan tipe 2 yang
tidak teregulasi dengan baik.
• Usia > 30 tahun, IMT ≥ 30 kg/m2, riwayat DM (ibu atau ayah), riwayat DM gestasional
sebelumnya, riw. melahirkan anak besar > 4000 gram, glukosuria, riwayat bayi cacat bawaan,
riwayat bayi lahir mati, riwayat keguguran, riwayat infertilitas, hipertensi
DM tipe 1
• Disebabkan oleh destruksi sel beta pancreas defisiensi absolut insulin.
• Diabetes tipe satu dapat terjadi akibat mediasi sistem imun atau idiopatik.
DM tipe 2 • Disebabkan oleh defek sekresi insulin yang progresif karena adanya
resistensi progresif insulin.
DM pregestasional, atau
diabetes mellitus overt Epidemiologi
atau preexisting DM
• adalah diabetes yang terjadi sebelum • CDC tahun 2015 mengestimasi
masa kehamilan. bahwa setiap tahun terdapat lebih
• Peningkatan prevalensi DM tipe dua dari 5000 kasus baru DM tipe II
pada populasi usia produktif • Insidensi DM pregestasional telah
menyebabkan terjadinya peningkatan meningkat menjadi 15 per 1000
kasus DM pregestasional. kasus pada tahun 2010
• Kelainan bawaan janin salah satu
penyebab kematian perinatal pada
10% kasus kehamilan dengan DM
tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
terkontrol dengan baik
Faktor risiko pada wanita dengan DM pregestasional
• adalah ras dan etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes mellitus, riwayat melahirkan
bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (kurang
dari 2500 gram).
• Perilaku hidup yang kurang sehat, yaitu berat badan lebih, obesitas abdominal atau sentral, kurangnya
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat atau tidak seimbang, riwayat toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa terganggu, dan merokok
Diagnosis
Pada anamnesa ditanyakan apakah pasien memiliki riwayat DM tipe 1 atau tipe 2,
pemakaian obat antidiabetes insulin atau OAD dan diet DM sebelum hamil.
Pasien diabetes pregestasional memiliki kadar glukosa darah >200 mg/dL disertai
tanda-tanda klasik diabetes mellitus seperti polidipsi, poliuri, penurunan berat badan.
Akan tetapi apabila pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis, maka penegakan
diagnosis diabetes pregestasional pada kehamilan akan sulit dilakukan.
ambang glukosa darah sewaktu dan glycosylate haemoglobin (HbA1c) pada inisiasi
prenatal.
Nilai Ambang DM Pregestasional
Parameter Nilai Ambang (threshold)
Edukasi mengenai
Suplementasi asam folat
rencana kehamilan,
pencegahan risiko
rencana perawatan
terjadinya defek pada
kehamilan dengan DM,
susunan saraf janin.
dan konseling kontrasepsi.
Tatalaksana Antenatal
• Pemeriksaan HbA1C ibu pada trimester 1 untuk mengetahui regulasi glukosa darah 3 bulan
terakhir
• USG pada usia kehamilan 18-20 minggu untuk pemeriksaan struktur jantung janin termasuk
pembuluh darah besar untuk mendeteksi kemungkinan kelaianan jantung bawaan
Persalinan dengan DM pregestasional
Fase laten 1 5
Fase aktif - 10
Di Amerika pada tahun 2010, kasus DM gestational ditemukan sebanyak 5% dari total
kelahiran. Di Indonesia didapatkan sebanyak 1,9-3,6% kasus DM gestasional.
Bayi dengan makrosomia akan terjadi kelambatan maturasi paru janin yang akhirnya
juga meningkatkan kejadian infant respiratory distress syndrome (IRDS).
Kejadian kematian janin intrauterin yang terjadi pada kasus-kasus kehamilan dengan DM
juga dikaitkan dengan kondisi hiperglikemia yang berakhir dengan keadaan asidosis laktat.
Diabetes mellitus gestational disebabkan oleh
Patofisiologi hiperinsulinemia dan terjadinya resistensi insulin.
• Karena populasi Indonesia termasuk kelompok etnis Asia Tenggara maka dianut skrining universal oleh ACOG, yakni dilakukan
untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1) untuk menapis DM Pregestasional (DM pregestasional), bila
negatif diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DMG.
• Skrining diabetes mellitus gestasional dilakukan one-step approach (WHO) tes toleransi glukosa oral (TTOG) dengan melakukan
pemeriksaan beban 75 g glukosa anhidrus setelah 8-14 jam puasa.
• Diagnosis DM pregestasional tegak apabila hasil glukosa puasa 126 mg/dL, dan 2 jam post prandial 200 mg/dL. Bila hasil negatif,
pemeriksaan diulang dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia kehamilan 24-28 minggu.
• DM gestasional tegak bila glukosa puasa >92 mg/dL, 1 jam post prandial >180 mg/dL, atau 2 jam post prandial > 153 mg/dL pada
TTGO
Alur Diagnosis Diabetes pada Kehamilan
SKRINING DAN DIAGNOSIS
• Skrining dan kriteria diagnosis DMG menurut O’Sullivan Mahan terdiri atas dua tahap (two-step approach), tahap
pertama yaitu tes beban glukosa yang merupakan tes skrining dan tahap kedua yaitu TTGO.
• Tes toleransi glukosa dilakukan 3 jam. Tes toleransi glukosa hanya dilakukan pada mereka yang hasil pemeriksaan
glukosa positif.
• Tes ini dilakukan pada saat wanita hamil tersebut berkunjung ke klinik tanpa harus berpuasa. Wanita yang akan
dilakukann pemeriksaan diberikan beban dengan 50 g glukosa dilarutkan dalam air segelas.
• Dikatakan positif bila glukosa darah vena lebih besar 140 mg/dL, setelah satu jam pemberian. Hasil yang positif
kemudian dilanjutkan dengan TTGO dengan beban 100 gram glukosa setelah berpuasa 12 jam.
• Kadar glukosa yang diperiksa yaitu glukosa darah puasa, glukosa darah 1 jam, 2 jam, 3 jam postprandial. Normal bila
kadar glukosa darah puasa <105 mg/dL, 1 jam postprandial <190 mg/dL, 2 jam postprandial <160 mg/dL, 3 jam
postprandial <140 mg/dL.
KRITERIA PENGUKURAN GLUKOSA PADA
TWO-STEP APPROACH
Carpenter/Coustan NDDG
• adalah pemantauan konsentrasi gula darah ibu agar konsentrasi gula darah seperti kehamilan
normal. Pada perempuan dengan DMG harus dilakukan pengamatan gula darah preprandial dan
postprandial. Kunjungan antenatal dilakukan setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36
minggu, lalu setiap 1 minggu sampai aterm. Targert glukosa darah abnormal adalah 100 mg/dL
untuk kadar gula darah puasa dan 140 mg/dL untuk kadar gula darah 2 jam post prandial.
TARGET GLUKOSA DARAH SELAMA HAMIL
Induksi persalinan atau seksio sesarea dilakukan atas pertimbangan risiko terjadinya kematian
perinatal atau morbiditas perinatal yang berhubungan dengan makrosomia, distosia bahu, gawat
janin, dan terjadinya sindroma distres respirasi
Pada pasien dengan glukosa dan diet terkendali dapat melakukan persalinan sampai usia gestasi
aterm. Bila belum terjadi persalinan sampai 40 minggu maka dilakukan pemantauan kesejahteraan
janin 2 kali seminggu.
Pemberian terapi insulin dan pengaturan diet pada pasien DM gestasional dilakukan seperti pada pasien
DM pregestasional. Pasien dengan hipertensi dalam kehamilan dan pernah stillbirth sebelumnya maka
harus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu mulai dari 32 minggu usia kehamilan
ALGORITMA
PENATALAKSANAAN
DIABETES GESTASIONAL
Pengelolaan Postpartum
Postpartum (1-3 hari) Gula darah puasa/ Deteksi diabetes persisten dan overt
sewaktu
Risiko klinis antepartum yang paling dominan dari DMG adalah terhadap janin. Ibu hamil
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik akan meningkatkan risiko
terjadinya kelainan kongenital, keguguran atau bayi lahir mati.
Bayi yang lahir dari ibu dengan DMG cenderung mengalami makrosomnia, dan dapat
disertai dengan pembesaran dari organ-organnya (hepar, kelenjar adrenal, jantung).
Risiko terjadinya kelainan kongenital pada janin akan meningkat, terutama pada bayi yang
ibunya mengalami hiperglikemi berat (misalnya konsentrasi gula darah puasa segera berada
di atas 120 mg/d /16,7 mmol/l)).
KOMPLIKASI
Pada ibu hamil akan mengalami DM
menetap hingga setelah persalinan,
preeklamsia, dan polidiramnion. Morbiditas
antepartum pada perempuan dengan DMG,
kemungkinan terjadi gangguan hipertensi.
• DM pregestasional terjadi sebelum masa kehamilan. DM tipe ini diketahui dengan adanya riwayat DM
sebelum hamil, atau bila tidak diketahui riwayat DM sebelum hamil maka dilihat dengan kadar HbA1c.
Tata laksana dapat dilakukan baik sebelum masa kehamilan, antenatal, persalinan, dan postpartum.
• DM gestasional ditemukan baru atau dimulai pada saat kehamilan dan tidak ada riwayat DM sebelumnya,
dan DM menghilang setelah melahirkan. Skrining DM gestasional dilakuan dengan cara one-step
approach atau two-step approach.
• DM dalam kehamilan ini harus dilakukan kontrol glukosa darah dan diet pada ibu serta kesejahteraan
janin untuk mencegah morbiditas pada ibu dan bayi.
TERIMA KASIH