Anda di halaman 1dari 41

 

Referat

KEHAMILAN DENGAN
DIABETES MELLITUS
 

Oleh :
dr.
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM)  salah satu penyulit medik yang sering terjadi saat kehamilan. Angka
kejadiannya 3-5% dari semua kehamilan

Kehamilan dengan DM terdiri dari Diabetes Gestasi (DMG) (hamper 90% kasus), sedangkan yang
10% lainnya adalah Diabetes Pregestasional (DM tipe 1 dan tipe 2)

Peningkatan angka kematian dan angka kesakitan perinatal pada kehamilan dengan DM berkorelasi
langsung dengan kondisi hiperglikemia ibu.
PENDAHULUAN
Freinkel hipotesis  hiperglikemia perikonsepsi akan menyebabkan
kelainan bawaan janin dan hiperglikemia pada trimester akhir
menyebabkan viseromegali atau makrosomia

Kelainan bawaan janin saat ini merupakan salah satu penyebab kematian
perinatal pada 10% kasus kehamilan dengan DM tipe 1 dan tipe 2 yang
tidak teregulasi dengan baik.

Bayi-bayi dengan makrosomia akan terjadi kelambatan maturasi paru


janin  meningkatkan kejadian Respiratory Distress Syndrome (RDS).
PENDAHULUAN

Risiko tinggi DM Gestasional

• Usia > 30 tahun, IMT ≥ 30 kg/m2, riwayat DM (ibu atau ayah), riwayat DM gestasional
sebelumnya, riw. melahirkan anak besar > 4000 gram, glukosuria, riwayat bayi cacat bawaan,
riwayat bayi lahir mati, riwayat keguguran, riwayat infertilitas, hipertensi

Penatalaksanaan diabetes mellitus pada kehamilan adalah

• Mengendalikan hiperglikemia, mencegah komplikasi metabolik jangka pendek dan jangka


panjang, pola hidup teratur.
• Penanganan kasus diabetes melitus pada kehamilan  multi disiplin : obstetri, penyakit dalam,
gizi, perinatologi
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Diabetes Mellitus

adalah penyakit metabolik yang


ditandai dengan adanya
Diabetes mellitus hiperglikemi kronis, perubahan
(DM) metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein akibat defek sekresi atau
kerja hormon insulin, atau keduanya
Menurut American Diabetes Association,
DM dapat diklasifikasikan kedalam 4 tipe menurut etiologi, yaitu

DM tipe 1
• Disebabkan oleh destruksi sel beta pancreas  defisiensi absolut insulin.
• Diabetes tipe satu dapat terjadi akibat mediasi sistem imun atau idiopatik.

DM tipe 2 • Disebabkan oleh defek sekresi insulin yang progresif karena adanya
resistensi progresif insulin.

• Diabetes yang disebabkan oleh kelainan genetik sel beta pankreas,

Tipe spesifik DM kelainan genetik insulin, penyakit eksokrin pankreas, endokrinopati,


penggunaan obat-obatan, infeksi, dan kelainan genetik yang menyertai
DM.

DM Gestasional • Diabetes yang muncul pada saat kehamilan


(DMG)
 Diabetes Mellitus Pregestasional (DM pregestasional)

DM pregestasional, atau
diabetes mellitus overt Epidemiologi
atau preexisting DM
• adalah diabetes yang terjadi sebelum • CDC tahun 2015 mengestimasi
masa kehamilan. bahwa setiap tahun terdapat lebih
• Peningkatan prevalensi DM tipe dua dari 5000 kasus baru DM tipe II
pada populasi usia produktif • Insidensi DM pregestasional telah
menyebabkan terjadinya peningkatan meningkat menjadi 15 per 1000
kasus DM pregestasional. kasus pada tahun 2010
• Kelainan bawaan janin  salah satu
penyebab kematian perinatal pada
10% kasus kehamilan dengan DM
tipe 1 dan tipe 2 yang tidak
terkontrol dengan baik
Faktor risiko pada wanita dengan DM pregestasional

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi

• adalah ras dan etnik, umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes mellitus, riwayat melahirkan
bayi dengan berat badan lebih dari 4000 gram, dan riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah (kurang
dari 2500 gram).

Faktor risiko yang dapat dimodifikasi

• Perilaku hidup yang kurang sehat, yaitu berat badan lebih, obesitas abdominal atau sentral, kurangnya
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemia, diet tidak sehat atau tidak seimbang, riwayat toleransi glukosa
terganggu (TGT) atau gula darah puasa terganggu, dan merokok
Diagnosis
Pada anamnesa ditanyakan apakah pasien memiliki riwayat DM tipe 1 atau tipe 2,
pemakaian obat antidiabetes insulin atau OAD dan diet DM sebelum hamil.

Pasien diabetes pregestasional memiliki kadar glukosa darah >200 mg/dL disertai
tanda-tanda klasik diabetes mellitus seperti polidipsi, poliuri, penurunan berat badan.

Akan tetapi apabila pasien sebelumnya belum pernah didiagnosis, maka penegakan
diagnosis diabetes pregestasional pada kehamilan akan sulit dilakukan.

Untuk mendiagnosis DM pregestasional pada kehamilan, konsensus The International


Association of Diabetes and Pregnancy Study Groups (IADPSG) memberikan nilai

ambang glukosa darah sewaktu dan glycosylate haemoglobin (HbA1c) pada inisiasi
prenatal.
Nilai Ambang DM Pregestasional
Parameter Nilai Ambang (threshold)

Gula darah Puasa Setidaknya 7.0 mmol/L (126 mg/dL)

Hemoglobin A1c (HbA1c) Setidaknya 6.5%

Gula darah sewaktu Setidaknya 11.1 mmol/L (200 mg/dL) + konfirmasi


Perawatan Sebelum Kehamilan
CDC : kontrol kadar Tentukan adanya
Pelayanan prekonsepsi 
glukosa darah dengan vaskulopati dengan
komponen yang sangat
HbA1c <6.5%, dan ADA evaluasi oftalmologi,
penting untuk mengurangi
kadar gula darah penyakit jantung koroner,
resiko komplikasi
preprandial 70-100 mg/dL fungsi ginjal, dan fungsi
diabetes pada kehamilan.
sebelum kehamilan. tiroid.

Edukasi mengenai
Suplementasi asam folat
rencana kehamilan,
 pencegahan risiko
rencana perawatan
terjadinya defek pada
kehamilan dengan DM,
susunan saraf janin.
dan konseling kontrasepsi.
Tatalaksana Antenatal

Target glukosa darah selama


Tatalaksana Antenatal
hamil adalah sebagai berikut
• Hal yang paling penting : • Kadar rata-rata 100 mg/dL
regulasi kadar glukosa darah. • Sebelum makan pagi < 95
Kadar glukosa darah kapiler mg/dL
diukur harian. • Sebelum makan siang, makan
• Pemantauan kadar glukosa malam, sebelum tidur < 100
kapiler harian : setelah puasa mg/dL
(sebelum makan pagi), sebelum • 1 jam setelah makan < 140
makan siang, makan malam, mg/dL
dan saat menjelang tidur. • 2 jam setelah makan < 120
• Kadar HbA1C yang diharapkan mg/dL
tiap semester sama dengan 6%.
Tatalaksana Antenatal

Diet ibu selama kehamilan perlu disesuaikan dengan target


metabolik dan keadaan pasien. Total asupan kalori yang
dianjurkan yaitu 2.000-2.400 kcal/hari (30- 35 kcal/kg BB
ideal). Komposisi diet ideal adalah 40-50% karbohidrat, 20%
protein, dan 30-40% lemak (dengan lemak jenuh <10%).

DM pregeestasional paling baik ditalalaksana dengan


terapi insulin. Terapi insulin yang dapat digunakan yaitu
multiple insulin injection, continuous-subcutaneous insulin
infusion (insulin pump), dan insulin reguler lispro.
Pada ibu dilakukan deteksi dan evaluasi kelainan kongenital sebagai berikut:

• Pemeriksaan HbA1C ibu pada trimester 1 untuk mengetahui regulasi glukosa darah 3 bulan
terakhir

• Pemeriksaan alpha-fetoprotein (AFP) pada usia hamil 16 minggu untuk memperkirakan


kemungkinan adanya defek neural tube

• USG pada usia kehamilan 13-14 minggu untuk mendeteksi anensefalus

• USG pada usia kehamilan 18-20 minggu untuk pemeriksaan struktur jantung janin termasuk
pembuluh darah besar untuk mendeteksi kemungkinan kelaianan jantung bawaan
Persalinan dengan DM pregestasional

Dalam kelompok risiko rendah :


Pengelompokan resiko kehamilan
persalinan ekspektatif spontan
dengan DM ini ditujukan ke arah
pervaginam pada usia hamil aterm
risiko terjadinya kematian janin
sampai usia hamil 40 minggu
dalam rahim.
diperbolehkan.

Dalam kelompok resiko tinggi 


terminasi persalinan pada usia Makrosomia dengan perkiraan
hamil sejak 38 minggu (bila test berat janin ≥ 4500 g, maka
maturasi paru janin positif), dipertimbangkan untuk sectio
disertai pemberian kortikosteroid cesarean (SC) elektif.
untuk pematangan paru janin.
Kontrol Glukosa Selama Kala 1 Pada Pasien Dengan DM Pregestasional
  Insulin (IU/jam) Glukosa (g/jam)

Fase laten 1 5

Fase aktif - 10

Pilihan kontrasepsi pada DM pregestasional (DM tipe 1 dan tipe 2) yaitu


pil KB kombinasi, pil progesteron, AKDR dan sterilisasi
Komplikasi
Dampak DM pregestasional terhadap janin Dampak DM pregestasional pada maternal
• Aborsi spontan • Preeklamsia
• Persalinan preterm • Nefropati diabetikum
• Malformasi • Retinopati diabetikum
• Pertumbuhan janin terganggu, makrosomia • Gastropati diabetikum
• Kematian bayi (stillbirth) dengan penyebab • Ketoasidosis diabetikum
yang tidak diketahui • Infeksi
• Hidramnion
• Efek neonatus
• Sindrom distres respirasi
• Hipoglikemia
• Hipokalsemia
• Hiperbilirubinemia dan polisitemia
• Kardiomiopati
• Gangguan perkembangan kognitif jangka
panjang
• Riwayat diabetes herediter
Diabetes Mellitus Gestational

adalah penyakit intoleransi


glukosa yang dimulai atau
baru ditemukan pada saat
Diabetes mellitus kehamilan, dengan adanya
gestasional (DMG) probabilitas intoleransi
glukosa yang tidak
diketahui muncul seiring
kehamilan.
Epidemiologi
Prevalensi global DM diperkirakan akan mencapai 380 juta pada tahun 2025. Persentase
kasus DM gestasional sebanyak 1-14% dari semua kehamilan di dunia.

Di Amerika pada tahun 2010, kasus DM gestational ditemukan sebanyak 5% dari total
kelahiran. Di Indonesia didapatkan sebanyak 1,9-3,6% kasus DM gestasional.

Meningkatnya prevalensi DM tipe 2 diikuti dengan peningkatan prevalensi kehamilan


dengan diabetes gestasional, khususnya pada populasi penduduk yang lebih muda

Bayi dengan makrosomia akan terjadi kelambatan maturasi paru janin yang akhirnya
juga meningkatkan kejadian infant respiratory distress syndrome (IRDS).

Kejadian kematian janin intrauterin yang terjadi pada kasus-kasus kehamilan dengan DM
juga dikaitkan dengan kondisi hiperglikemia yang berakhir dengan keadaan asidosis laktat.
Diabetes mellitus gestational disebabkan oleh
Patofisiologi hiperinsulinemia dan terjadinya resistensi insulin.

Resistensi insulin yang terjadi spesifik pada


kehamilan berasal dari hormon diabetogenik yang
terdiri atas hormon pertumbuhan (growth hormon),
corticotropin releasing hormon, laktogen plasenta,
dan progesteron.

Hormon diabetogenik dan diikuti perubahan


endokrinologik serta metabolik gestasional
menyebabkan perubahan suplai nutrisi ke janin
sepanjang waktu
...PATOFISIOLOGI

HPL meningkat selama masa


HPL akan meningkatkan
Human Placental Lactogen kehamilan, hingga minggu ke
konsentrasi glukosa darah pada
(HPL) yang diproduksi oleh 30. HPL adalah mediator anti-
sirkulasi ibu. Studi pada
sinsitiotrofoblas juga insulin utama selama
mencit menunjukkan bahwa
berpengaruh pada kejadian kehamilan, yang berguna
HPL dapat menginduksi
diabetes mellitus gestasional. untuk mengatur intake glukosa
resistensi insulin pada ibu.
kedalam janin.
Hipotesis Pedersen
Faktor Resiko
Risiko rendah Risiko tinggi
• Usia < 25 tahun • Usia > 30 tahun
• Berat badan normal sebelum hamil • Obesitas
• Tidak ada histori keluarga/orang tua • Polycystic ovary sindrome
DM • Kehamilan yang lalu ada intoleransi
• Tidak ada riwayat kelainan toleransi glukosa
glukosa • Kehamilan yang lalu dengan bayi besar
• Tidak ada riwayat obstetri yang jelek (> 4000g)
• Bukan dari kelompok etnis dengan • Riwayat kematian janin dalam rahim
prevalensi tinggi untuk DM yang tidak diketahui sebabnya
• Keluarga dengan DM tipe 2 (first-
degree relatives)
• Dari kelompok etnis dengan prevalensi
tinggi untuk DM antara lain : Hispanic,
African, Native American & South East
Asian
Skrining dan Diagnosis
• Skrining dilakukan hanya pada wanita hamil dengan risiko tinggi untuk DM (ADA).

• Karena populasi Indonesia termasuk kelompok etnis Asia Tenggara maka dianut skrining universal oleh ACOG, yakni dilakukan
untuk setiap ibu hamil dimulai sejak kunjungan pertama (trimester 1) untuk menapis DM Pregestasional (DM pregestasional), bila
negatif diulangi pada kehamilan 24-28 minggu untuk menapis DMG.

• Skrining diabetes mellitus gestasional dilakukan one-step approach (WHO) tes toleransi glukosa oral (TTOG) dengan melakukan
pemeriksaan beban 75 g glukosa anhidrus setelah 8-14 jam puasa.

• Diagnosis DM pregestasional tegak apabila hasil glukosa puasa 126 mg/dL, dan 2 jam post prandial 200 mg/dL. Bila hasil negatif,
pemeriksaan diulang dengan cara pemeriksaan yang sama pada usia kehamilan 24-28 minggu.

• DM gestasional tegak bila glukosa puasa >92 mg/dL, 1 jam post prandial >180 mg/dL, atau 2 jam post prandial > 153 mg/dL pada
TTGO
Alur Diagnosis Diabetes pada Kehamilan
SKRINING DAN DIAGNOSIS
• Skrining dan kriteria diagnosis DMG menurut O’Sullivan Mahan terdiri atas dua tahap (two-step approach), tahap
pertama yaitu tes beban glukosa yang merupakan tes skrining dan tahap kedua yaitu TTGO.

• Tes toleransi glukosa dilakukan 3 jam. Tes toleransi glukosa hanya dilakukan pada mereka yang hasil pemeriksaan
glukosa positif.

• Tes ini dilakukan pada saat wanita hamil tersebut berkunjung ke klinik tanpa harus berpuasa. Wanita yang akan
dilakukann pemeriksaan diberikan beban dengan 50 g glukosa dilarutkan dalam air segelas.

• Dikatakan positif bila glukosa darah vena lebih besar 140 mg/dL, setelah satu jam pemberian. Hasil yang positif
kemudian dilanjutkan dengan TTGO dengan beban 100 gram glukosa setelah berpuasa 12 jam.

• Kadar glukosa yang diperiksa yaitu glukosa darah puasa, glukosa darah 1 jam, 2 jam, 3 jam postprandial. Normal bila
kadar glukosa darah puasa <105 mg/dL, 1 jam postprandial <190 mg/dL, 2 jam postprandial <160 mg/dL, 3 jam
postprandial <140 mg/dL.
KRITERIA PENGUKURAN GLUKOSA PADA
TWO-STEP APPROACH
Carpenter/Coustan NDDG

Puasa 95 mg/dL >105 mg/dL

1 jam 180 mg/dL >190 mg/dL

2 jam 155 mg/dL >165 mg/dL

3 jam 140 mg/dL >145 mg/dL


Tatalaksana
Tujuan utama terapi diabetes mellitus

• adalah mengendalikan hiperglikemia, mencegah komplikasi metabolik jangka pendek dan


jangka panjang, serta mengusahakan pasien memiliki pola hidup, terutama pola makan dan
aktifitas, yang sedapat mungkin sedekat mungkin dengan orang-orang lain pada populasi
normal.

Penanganan yang paling umum dan sering digunakan secara klinis

• adalah pemantauan konsentrasi gula darah ibu agar konsentrasi gula darah seperti kehamilan
normal. Pada perempuan dengan DMG harus dilakukan pengamatan gula darah preprandial dan
postprandial. Kunjungan antenatal dilakukan setiap 2 minggu sampai usia kehamilan 36
minggu, lalu setiap 1 minggu sampai aterm. Targert glukosa darah abnormal adalah 100 mg/dL
untuk kadar gula darah puasa dan 140 mg/dL untuk kadar gula darah 2 jam post prandial.
TARGET GLUKOSA DARAH SELAMA HAMIL

Kadar rata-rata 100 mg/dL

Sebelum makan pagi < 95 mg/dL

Sebelum makan siang, makan malam, sebelum tidur < 100


mg/dL

1 jam setelah makan < 140 mg/dL

2 jam setelah makan < 120 mg/dL


TATALAKSANA
Program pengaturan gizi dan
makanan yang dianjurkan oleh
Kalori harian yang dibutuhkan Bila indeks massa tubuh (body
Ikatan Diabetes Amerika
bagi perempuan dengan berat mass index) lebih dari 30 kg per
(American Diabetes Association)
badan normal pada paruh kedua m2, maka dianjurkan asupan
adalah pemberian kalori dan gizi
kehamilan adalah 30 kcal per kg rendah kalori sampai 30 - 33 %
yang adekuat untuk memenuhi
berat badan normal. (sekitar 25 kcal/kg).
kebutuhan kehamilan dan
mengurangi hiperglikemi ibu.

Pemberian obat anti diabetes tidak


Pemberian insulin ditujukan untuk
dianjurkan karena resiko obat Oleh karena itu, terapi DMG yang
mencapai konsentrasi gula darah
melewati sawar darah plasenta, dianjurkan adalah dengan
postprandial kurang dari 140 mg/dl
dan beresiko menyebabkan efek pemberian insulin. Dosis insulin
sampai mencapai kadar glikemi di
teratogenik dan merangsang sel yang diberikan sangat individual.
bawah rata-rata.
beta Langerhans pada janin.
Persalinan pada Pasien DMG
Perempuan hamil dengan diabetes mellitus gestasional bukan merupakan indikasi seksio sesarea.
Penanganan persalinan tetap harus berdasar kepada indikasi ibu dan janin, sama halnya dengan
pengelolaan perempuan hamil tanpa diabetes.

Induksi persalinan atau seksio sesarea dilakukan atas pertimbangan risiko terjadinya kematian
perinatal atau morbiditas perinatal yang berhubungan dengan makrosomia, distosia bahu, gawat
janin, dan terjadinya sindroma distres respirasi

Pada pasien dengan glukosa dan diet terkendali dapat melakukan persalinan sampai usia gestasi
aterm. Bila belum terjadi persalinan sampai 40 minggu maka dilakukan pemantauan kesejahteraan
janin 2 kali seminggu.

Pemberian terapi insulin dan pengaturan diet pada pasien DM gestasional dilakukan seperti pada pasien
DM pregestasional. Pasien dengan hipertensi dalam kehamilan dan pernah stillbirth sebelumnya maka
harus dilakukan pemantauan kesejahteraan janin 2 kali seminggu mulai dari 32 minggu usia kehamilan
ALGORITMA
PENATALAKSANAAN
DIABETES GESTASIONAL
Pengelolaan Postpartum

Resiko terjadinya diabetes mellitus tipe 2


di kemudian hari meningkat, maka 6
minggu pascapersalinan perlu dilakukan
Karena resistensi terhadap insulin tidak pemeriksaan diabetes dengan cara
Bila tes ini menunjukkan kadar yang
terjadi lagi, maka pada periode pemeriksaan gula darah puasa dalam dua
normal, maka kadar glukosa darah puasa
pascapersalinan, perempuan dengan waktu (normal jika <100 mg/dL,
dievaluasi lagi setelah 3 tahun.
diabetes gestasional jarang memerlukan gangguan intoleransi glukosa bila 100-
Kontrasepsi oral dosis rendah dilaporkan
insulin. Pasien dengan diabetes yang 125 mg/dL, dan DM bila ≥100 mg/dL)
tidak berpengaruh terhadap kejadian
terkontrol dengan diet, setelah persalinan atau 2 jam setelah pemberian 75 g
intoleransi glukosa
tidak perlu diperiksa kadar glukosanya. glukosa pada tes beban glukosa (normal
<140 mg/dL berarti, kadar l40-200
mg/dL ada gangguan toleransi glukosa,
dan DM bila ≥ 200 mg/dL).
REKOMENDASI PENILAIAN METABOLIK FIFTH
INTERNATIONAL WORKSHOP- CONFERENCE PASCA
DIABETES GESTASIONAL
Waktu Tes Tujuan

Postpartum (1-3 hari) Gula darah puasa/ Deteksi diabetes persisten dan overt
sewaktu

Nifas (6-12 minggu) 75 g TTGO 2 jam Klasifikasi metabolism glukosa


postpartum

1 tahun post partum 75 g TTGO 2 jam menilai metabolism glukosa

Tiap tahun Gula darah puasa menilai metabolism glukosa

Tiga kali setahun 75 g TTGO 2 jam menilai metabolism glukosa


Sebelum kehamilan 75 g TTGO 2 jam mengklaifikasikan metabolism
glukosa
Komplikasi
Komplikasi pada wanita dengan DM gestasional berbeda dengan komplikasi pada wanita
dengan DM pregestasional. Janin pada wanita dengan DM gestasional tidak banyak yang
mengalami anomaly dibandingkan populasi umum lainnya

Risiko klinis antepartum yang paling dominan dari DMG adalah terhadap janin. Ibu hamil
penderita diabetes mellitus yang tidak terkontrol dengan baik akan meningkatkan risiko
terjadinya kelainan kongenital, keguguran atau bayi lahir mati.

Bayi yang lahir dari ibu dengan DMG cenderung mengalami makrosomnia, dan dapat
disertai dengan pembesaran dari organ-organnya (hepar, kelenjar adrenal, jantung).

Risiko terjadinya kelainan kongenital pada janin akan meningkat, terutama pada bayi yang
ibunya mengalami hiperglikemi berat (misalnya konsentrasi gula darah puasa segera berada
di atas 120 mg/d /16,7 mmol/l)).
KOMPLIKASI
Pada ibu hamil akan mengalami DM
menetap hingga setelah persalinan,
preeklamsia, dan polidiramnion. Morbiditas
antepartum pada perempuan dengan DMG,
kemungkinan terjadi gangguan hipertensi.

Oleh karena itu, perlu pemantauan tekanan


darah, kenaikan berat badan, dan ekskresi
proteinuria, khususnya pada paruh kedua
kehamilan secara baik.

Kriteria diagnostik standar dan


penatalaksanaan gangguan hipertensi dapat
diterapkan pada perempuan dengan DMG.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
• Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan adanya hiperglikemi kronis, perubahan
metabolisme zat energi. Prevalensi meningkat seiring peningkatan kasus obesitas. DM dibagi menjadi
DM tipe 1, DM tipe 2, DM spesifik, dan DM gestasional.

• DM pregestasional terjadi sebelum masa kehamilan. DM tipe ini diketahui dengan adanya riwayat DM
sebelum hamil, atau bila tidak diketahui riwayat DM sebelum hamil maka dilihat dengan kadar HbA1c.
Tata laksana dapat dilakukan baik sebelum masa kehamilan, antenatal, persalinan, dan postpartum.

• DM gestasional ditemukan baru atau dimulai pada saat kehamilan dan tidak ada riwayat DM sebelumnya,
dan DM menghilang setelah melahirkan. Skrining DM gestasional dilakuan dengan cara one-step
approach atau two-step approach.

• DM dalam kehamilan ini harus dilakukan kontrol glukosa darah dan diet pada ibu serta kesejahteraan
janin untuk mencegah morbiditas pada ibu dan bayi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai