Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DALAM PPI

HAND HYGIENE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/2
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Kebersihan tangan adaalah proses pembersihan kotoran dan


mikroorganisme pada tangan yang dapat memalui kontak dengan
psien, petugas kesehatan lain dan permukaan lingkungan dengan
menggunkan sabun/anti septik dibawah air mengalir atau
menggunakan hand scrub berbasis alkohol.
1. Pembersihan tangan dengan Cairan Antiseptik (Handscub) adalah
mencuci tangan dengan menggunakan cairan antiseptik yang
PENGERTIAN berbahan dasar alkohol gel diseluruh permukaan tangan untuk
meminimalkan pertumbuhan mikroorganisme tanpa menggunakan
air dan handuk (pada tangan yang bersih).
2. Pembersihan tangan dengan sabun antiseptik/cairan/larutan dan air
mengalir (Handwash) adalah mencuci tangan dengan air mengair
dengan menggunakna sabun/cairan antiseptik yang bertujuan
membersihkan tangan dari transfer mikroorganisme ditangan (Pada
tangan yang kotor).
1. Meminalkan atau menghilangkan mikroorganisme
2. Mencegah tranmisi mikroorganisme dari petugas ke pasien,dari
TUJUAN pasen ke petugas, dari pasien ke pasien serta lingkungan sekitar
pasien.
3. Tindakan utama untuk pencegahan dan pengendalian infeksi.
1. Prosedur pembersihan tangan dengan antiseptik harus dilakukan
oleh semua petugas kesehatan, keluarga, pengunjung yang
berhubungan langsung dengan pasien atau lingkungan pasien.
2. Prosedur pembersihan tangan dengan antiseptik dilalukan sebelum
kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptik,
KEBIJAKAN sesudah terpapar dengan cairan tubuh pasien yang beresiko,sesudah
kontak dengan pasien dan sesudah kontak dengan area sekitar
pasien.
3. Setiap ruangan harus tersedia fasiltas :
a. Wastafel dengan air yang mengalir serta bergagang panjang.
b. Sabun atau cairan antiseptik
c. Cairan Handscub
d. Pengering tangan (paper/tissue, handuk satu kali pakai)
e. Gambar prosesdur pencucian tangan yang benar

A. Pembersihan tangan dengan sabun dan air (Handwash)


Langkah-lagkah :
1. Buka perhiasan yyang digunakan, basahi tangan dengan air
mengalir.
2. Tuangkan sabun ketelapak tangan 3-5 cc.
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan.
4. Gosok punggung dan sela-sela jari-jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
5. Gosok kedua telapak tangan dengan sela-sela tangan.
6. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling
menggosokkan.
7. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan memutar dalam
menggenggam tangan kanan dan lakukan sebaliknya..
8. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari
kanan dan sebaliknya.
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan kedua tangan dengan tissue sekali pakai
11. Gunakan bekas tissue tersebut untuk menutup kran air.
PROSEDUR 12. Sekarang tangan sudah aman (prosedur dilakukan 40-60
detik).

B. Pembersihan tangan dengan cairan antiseptik (Handscub)


Langkah-lagkah :
1. Tuangkan larutan antiseptik berbasis alkohol ke telapak
tangan sebanyak 3-5 cc.
2. Gosok punggung dan sela-sela jari-jari tangan kiri dengan
tangan kanan dan sebaliknya.
3. Gosok kedua telapak tangan dengan sela-sela tangan.
4. Jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci dan saling
menggosokkan.
5. Gosok ibu jari kiri dengan gerakan memutar dalam
menggenggam tangan kanan dan lakukan sebaliknya..
6. Gosok telapak tangan kiri dengan memutar ujung jari-jari
kanan dan sebaliknya.
7. Sekarang tangan sudah aman (prosedur dilakukan 20-30
detik).

1. Seluruh unit pelayanan


UNIT TERKAIT
PENGGUNAAN APD

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Alat Pelindung Diri selanjutnya disingkat APD adalah suatu alat yang
PENGERTIAN mempunyai tujuan untuk mencegah penularan infeksi.

Untuk mencegah penularan infeksi


TUJUAN

1. Semua Alat Pelindung Diri harus digunakan sesuai dengan rute


transmisi kuman atau jenis tindakan yang akan dilakukan dan
berpotensi terjadi paparan langsung pada tubuh
2. Semua Alat Pelindung Diri yang sudah digunakan harus dibuang
KEBIJAKAN dalam tempat sampah yang tertutup dan dalam kantong plastik
kuning
3. Semua Alat Pelindung Diri yang dapat dipakai ulang seperti
Goggles (kaca mata dan sepatu boot) harus dibersihkan /
didesinfeksi terlebih dahulu dan dikeringkan sebelum disimpan
dalam tempat yang kering dan bersih
Persiapan Alat :
1. Apron (baju/gaun)
Apron plastik digunakan saat kontak langsung dengan pasien
atau
lingkungan : saat membersihkan /merapikan tempat tidur pasien
2. Sepatu pelindung : sepatu harus menutupi seluruh ujung dan
telapak kaki, terbuat dari karet atau plastik agar mudah dicuci
dan tahan tusukan. Sepatu pelindung dipakai di ruang khusus :
PROSEDUR kamar bersalin,
3. Sarung Tangan (Gloves) : sarung tangan steril digunakan pada
tindakan / prosedur invasive sarung tangan bersih dan baik
boleh digunakan setiap akan melakukan kontak dengan bahan /
benda yang infeksius (darah atau substansi tubuh lainnya) atau
bersifat kotor
4. Masker N95 hanya digunakan untuk penyakit infeksi saluran
pernapasan seperti TBC paru, SARS, Avian Flu. Harus
digunakan sebelum masuk kamar pasien dan dilepas sebelum
meninggalkan ruang
5. Penutup kepala
6. Pelindung wajah dan mata : harus digunakan saat melakukan
tindakan yang akan berisiko timbul percikan pada wajah, mata
dan mulut

Langkah-langkah Pemakaian APD :


1. Cuci tangan
2 Kenakan sepatu bot karet
4. Kenakan sepasang sarung tangan pertama
6. Kenakan celemek plastik
7. Kenakan sepasang sarung tangan kedua
8. Kenakan masker
9. Kenakan penutup kepala
10. Kenakan pelindung kaca mata

Langkah-langkah Pelepasan APD :


1. Disinfektan sepasang sarung tangan bagian luar
2. Disinfektan celemek dan sepatu boot
3. Lepaskan sarung tangan bagian luar
4. Lepaskan celemek
5. Lepaskan gaun bagian luar
6. Disinfektan tangan yang mengenakan sarung tangan
7. Lepaskan pelindung mata
8. Lepaskan penutup kepala
9. Lepaskan masker Lepaskan sepatu bot
Lepaskan sepasang sarung tangan bagian dalam
Semua Alat Pelindung Diri yang sudah digunakan harus dibuang dalam
tempat sampah yang tertutup dan dalam kantong plastik kuning jika
tercemar oleh darah atau dari kamar isolasi
Semua Alat Pelindung Diri yang dapat dipakai ulang seperti Googles
(kacamata dan sepatu bot harus dibersihkan/didisinfeksi terlebih dahulu
dan dikeringkan sebelum disimpan dalam tempat yang kering dan bersih
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Cara Pemakaian Sarung Tangan Steril

Persiapan :
– Sarung tangan steril
– Kuku dijaga agar selalu pendek
– Lepas cincin dan perhiasan lain
– Cuci tangan sesuai prosedur standar

VK (Kamar Bersalin)
UNIT TERKAIT IGD
PENGENDALIAN LINGKUNGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Untuk menjaga kebersihan lingkungan sebagai upaya pencegahan


PENGERTIAN pengendalian infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan.

Untuk menjaga lingkungan tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan
TUJUAN nyaman serta mencegah timbulnya infeksi nosokomial

Dilaksanakan oleh semua unit pelayanan yang melayani pasien sebelum


KEBIJAKAN dan sesudah pelayanan pasien.
A. Persiapan alat
1. Sapu
2. Cikrak
3. Tempat sampah medis
4. Tempat sampah non medis
5. Lap basah
6. Lap kering
7. Larutan desinfektan
8. Alat pengepel
9. Pengharum ruangan
PROSEDUR B. Pelaksanaan
1. Mencuci tangan
2. Membersihkan dan menata ruangan sebelum melaksanakan
pelyanan
3. Menyiapkan dan membesihkan tempat tidur pasien bagi
petugas pelayanan rawat inap
4. Mendekontaminasikan tempat tidur unit pelayanan medis
5. Setelah selesai melkasaakan tugas, alat peralatan yang dipakai
dibersihkan dan ditata kembali
6. Membersihkan ruangan setelah pelayanan
7. Mencuci tangan
Semua unit pelayanan
UNIT TERKAIT
PENYETERILAN ALAT SECARA MANUAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/

KLINIK PANTI AGAPE


KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Merupakan proses membunuh kuman pathogen dan aphatogen beserta


PENGERTIAN spora pada peralatan perawatan kedokteran dengan menggunakan air
dengan suhu tinggi atau bahan kimia.
1. Menyiapkan peralatan perawatan agar siap dipakai.,
2. Mencegah peralatan cepat rusak.
TUJUAN
3. Mencegah terjadinya infeksi silang.
1. Alat direndam dalam air yang telah diberi cairan disinfektan,
pastikan alat terendam dengan baik.
2. Alat medis di cuci dengan alat anti gores untuk mencegah
kerusakan alat, alat yang ,memiliki lumen yang kecil harus
dibersihkan dengan sikat diameter yang tepat serta ingat bahwa
sikat harus didisinfeksi atau disterilkan setiap hari
3. Alat medis di cuci sesuai dengan aturan dari produsen jika alat

PROSEDUR tidak dapat di rendam atau ditenggelamkan dalam air.


4. Bersihkan atau sikat alat medis sampai kotoran atau bercak darah
hilang.
5. Bilas dengan air kran yang mengalir dengan suhu 400 C – 550 C
untuk menghilangkan deterjen, lebih baik menggunakan air
deionisasi.
6. Setelah dicuci dan dibilas, keringkan dulu sebelum di sterilkan
atau didisinfeksi.
UNIT TERKAIT Unit Rawat Inap, Unit Rawat Jalan DAN Unit IGD
STERILISASI ALAT MEDIS DARI BAHAN LOGAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Kabupaten Grobogan
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan infeksi dengan cara


PENGERTIAN mensterilkan alat medis terutama yang berbahan logam.

1. Untuk mensterilkan alat dari bahan logam agar tidak mudah korosi
TUJUAN 2. Membantu petugas medis untuk melakukan tindakan steril
1. Memilah – milah alat yang terbuat dari logam
2. Mempersiapkan autoclave atau alat pensteril lainnya
3. Menuangkan air steril secukupnya sampai batasnya ke dalam
autoclave
4. Menata tabung – tabung dalam wadah aluminium bagian dalam
sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air
secara bebas diantara alat – alat selama sterilisasi, letakkan wadah
tersebut ke dalam autoclave dengan cara : tabung reaksi diambil satu
persatu dengan korentang, kemudian disusun di dalam wadah yang
sudah terdapat di dalam autoclave dengan jarak minimal 0,5cm
dengan alat yang lain.
5. Meletakkan tutup sterilisator pada tubuh sterilisator dan meletakkan
PROSEDUR
baut-baut penahan ke atas tempat yang sesuai dengan tutup
sterilisator, kemudian kencangkan masing-masing murnya secara
bersama pada tempat yang berlawanan hingga erat dan tidak bisa
diputar lagi
6. Membuka pengatur klep pengaman, dalam keadaan terbuka penahan
tersebut letaknya lurus. Pasang pemanasnya. Uap yang terbentuk
pada dasar steriisator akan mengalir ke atas di seputar wadah bagian
dalam dan kemudian ke bawah diantara labu-labu dan tabung-tabung
ke dasar wadah, memaksa keluarnya udara dari dasar ke atas melalui
tabung pengeluaran fleksibel dan klep pengaman
7. Bila uap air mulai keluar dengan deras (mengeluarkan bunyi
mendesis) tutuplah klep pengaman dengan cara mendorong
pengaturnya ke bawah sehingga posisinya mendatar. Tekanan dalam
sterilisator akan naik dan dapat dibaca pada alat pengukur tekanan
8. Pertahankan tekanan pada suhu 121 ‘C dengn cara mengurangi
pemanasan seperlunya untuk mempertahankan tekanan tersebut
9. Menyeterilkan media dan peralatan dengan caramempertahankan
tekanan 1 atm selama 15-20 menit dengan cara : membiarkan alat
bekerja selama 15-20menit sambil terus diawasi pada tekanan 1 atm
10. Mematikan pemanasan dan diamkan selama 15 menit sambil dibuka
penutupnya, tunggulah sampai tekanan kembali nol
11. Bila alat penunjuk tekanan sudah mencapai nol dan suhu turun
sampai jauh dibawah 100’C, bukalah klep pengatur dengan cara
meluruskannya untuk mengeluarkan sisa uap yang tertinggal di
dalam
12. Kendurkan mur, lepas baut-baut dan angkat tutupnya
13. Membuang air yang tersisa di dalam sterilisator dan keringkan
Keluarkan alat – alat dengan menggunakan korentang steril
Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT Unit IGD
STERILISASI ALAT MEDIS DARI BAHAN KARET, PLASTIK,
POLIMER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi


dengan cara mensterilkan peralatan medis, termasuk yang berbahan
PENGERTIAN
karet,plastik, dan polimer.

3. Mencegah penularan infeksi antar pasien


TUJUAN 4. Membantu petugas medis untuk menjalankan tindakan dengan kondisi
steril
1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2014 :tentang
Tenaga Kesehatan
2. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 : tentang Sistem Kesehatan
KEBIJAKAN Nasional
3. Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun 2014 : tentang Sistem Informasi
Kesehatan
1. Mengambil panci perebus dengan tiga susun nampan pengukus
2. Gulung sarung tangan (dimulai dari ujung jari sarung tangan ke arah
lubang, dilipat sedemikian rupa sehingga bagian dalam sarung tangan
berada diluar), sehingga selesai proses sterilisasi selesai, sarung
tangan dapat dipakai tanpa membuat kontaminasi baru
3. Meletakkan bahan yang akan disterilkan pada nampan pengukus yang
berlubang dibawahnya. Agar sterilisasi berjalan efektif, perhatikan
jumlah maksimal kapasitas nampan (masing – masing alat berjarak
PROSEDUR
0,5cm)
4. Letakkan nampan susun 3 pada panci perebus yang telah diisi air
hingga batas yang dianjurkan, tutup panci dan letakkan diatas kompor
5. Rebus selama 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam posisi
terbalik
6. Angkat nampan pengukus paling atas, goyangkan perlahan agar air
yang tersisa dapat menetes keluar
7. Biarkan kering dengan diangin-anginkan selama 4-6 jam
8. Jika sudah kering, simpan diwadah penyimpanan steril, dapat tahan
selama 1 minggu

Unit Rawat Inap dan IGD


UNIT TERKAIT
PENYETERILAN RUANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Sterilisasi ruangan adalah cara membebaskan ruangan dari


PENGERTIAN mikroorganisme yang berada diruangan.

Menyeterilkan ruangan yang habis pakai pasien menular sehingga


ruangan tersebut bisa dipakai kembali untuk pasien berikutnya dan
TUJUAN
terhindar dari infeksi nosokomial.

1. Petugas mempersiapkan diri : memakai masker, memakai sarung


tangan dan alas kaki (jika perlu memakai sepatu boots)
2. Alat-alat yang ada di ruangan dibersihkan dan dilap dengan
menggunakan disinfektan (lisol) dan alkohol 70% (jika perlu alat
digeser/dipindahkan keruangan lain terlebih dahulu).
3. Lantai dan dinding dibersihkan serta dilap dengan lap yang sudah
PROSEDUR
memakai cairan disinfektan tersebut.
4. Lantai dan dinding dibersihkan dilap kembalu dengan
menggunakan cairan clorin (bayclin)
5. Alat-alat dirapikan kembali.

Unit Rawat Inap


Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT
Unit IGD
MENEJEMEN LINEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Manajemen Linen adalah suatu pengelolaan yang dimulai dari


pengumpulan linen kotor dari masing – masing ruangan, pengangkutan,
PENGERTIAN pencucian, penyetrikaan, penyiapan dan penggunaan kembali linen yang
sudah bersih.

Untuk mendapatkan kualitas linen yang baik, nyaman, siap pakai dan
mengantisipasi terjadinya pencemaran infeksi dan efek penggunaan
TUJUAN
bahan –bahan kimia.

Untuk Perncegahan dan Pengendalian Penyakit Rumah Sakit


KEBIJAKAN melaksankan sterilisasi dan linen laundry sesuai dengan perundang-
undangan yang berlaku.
1. Petugas mengumpulkan linen kotor dari masing-masing ruangan
2. Linen kotor dari ruangan diambil dan dibawa ke ruang linen
kotor menggunakan troli.
3. Pisahkan linen infeksius dan non infeksiuss
4. Linen infeksius masuk ke ember tutup warna merah dan yang
non infeksius masuk kedalam ember warna biru
PROSEDUR 5. Menghitung dan mencatat linen kotor dan menyerahkan ke
petugas laundry 1 ( satu ) kali sehari setiap pagi.
6. Linen non infeksius ditimbang lalu direndam dengan rinso.
7. Linen yang infeksius direndam dengan Bayclean
8. Linen yang sudah rapi dan disetrika dicocokan dengan linen pada
waktu penyerahan linen kotor, jika tidak sesuai harus dicari
penyebabnya.
9. Memasukkan linen ke lemari sesuai masing- masing ruangan
Unit Rawat Inap
Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT Unit IGD
PENGAMBILAN LINEN KOTOR DI RUANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


KLINIK PANTI AGAPE -- / -- / 2019 - 1/
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Linen Kotor adalah linen yang dipakai oleh pasien dan terkomtaminasi
/ tidak terkomtaminasi dengan darah, cairan tubuh dan faeces yang
PENGERTIAN
berasal dari pasien

1. Untuk Perncegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


melaksankan sterilisasi dan linen laundry sesuai dengan perundang-
TUJUAN undangan yang berlaku.
2. Untuk mencegah penularan penyakit dari pasien ke pasien lain.

1. Petugas mencuci tangan dengan sabun 10 – 15 detik sebelum dan


sesudah melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD : sarung tangan , masker, apron.
3. Linen kotor terinfeksi lipat bagian yang terinfeksi kedalam , lalu
masukkan ke plastic tertutup dan dimasukkan ke ember tertutup
warna merah.
PROSEDUR 4. Untuk linen non infeksius lipat masukan ember warna biru.
5. Noda darah atau feses dimasukkan dalam ember , basahkan
dengan air diberi deterjen.
6. Linen kotor dihitung dan diserahkan ke londry setiap pagi.
7. Serah terima linen kotor perawat dan petugas londry.

Unit IGD
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan
Unit Rawat Inap
PENERIMAAN LINEN KOTOR DAN PENIMBANGAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

PENGERTIAN Linen Kotor adalah linen yang terkomtaminasi / tidak terkomtaminasi


dengan darah, cairan tubuh dan faeces yang berasal dari pasien

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


TUJUAN melaksanakan penimbangan untuk menentukan jumlah bahan pembersih
dan anti sptik dalam pencucian.

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


KEBIJAKAN melaksanakan sterelisasi dan linen Laundry sesuai dengan uandang-
undang yang berlaku.

1. Petugas mencuci tangan dengan sabun 10 – 15 detik sebelum dan


sesudah melakukan pekerjaan.
2. Gunakan APD
3. Lakukan pemilahan berdasarkan kreteria:
PROSEDUR - Linen infeksius berwarna
- Linen tidak infeksius tidak berwarna
- Linen tidak infeksi
- Linen asal OK
4. Upayakan tidak melakukan penyortiran untuk linen yang
terinfeksi.
5. Penimbangan sesuai kapasitas dan kreteria poin 4.
6. Keluarkan linen infeksius dari ember merah tanpa membuka
kantong plastik.

Unit Rawat Inap


Unit Rawat Jalan
UNIT TERKAIT Unit IGD
PENCUCIAN LINEN KOTOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Pencucian Linen Kotor adalah proses untuk menghilangkan noda dan


PENGERTIAN bebas dari mikroorganisme patogen .

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan resiko


penularan dari pasien ke pasien lain melaksanakan pencucian Linen
TUJUAN
sesuai standar.

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


melaksanakan sterelisasi dan linen Laundry sesuai dengan uandang-
KEBIJAKAN
undang yang berlaku.

1. Sebelum melakukan pencucian setiap harinya lakukan pemanasan-


desinfeksi untuk membunuh microorganism.
2. Persyaratan pemanasan-desinfeksi untuk pencucian adalah 65 °C
PROSEDUR
selama 10 menit atau 70 °C dengan bahan kimia baiklin.
3. Untuk dapat mencapai tujuan pencucian harus mengikuti
persyaratan teknis pencucian.
Unit Rawat Inap
UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan
Unit IGD
PENYETRIKAAN DAN PELIPATAN LINEN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Penyetrikaan dan Pelipatan Linen adalah proses untuk mendapatkan


PENGERTIAN Linen yang rapi dan bebas dari mikroorganisme patogen .

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit dan resiko


penularan dari pasien ke pasien lain melaksanakan penyetrikaan dan
TUJUAN
pelipatan linen.

Untuk Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit


melaksanakan sterelisasi dan linen Laundry sesuai dengan uandang-
KEBIJAKAN
undang yang berlaku.

PENYETRIKAAN
Penyerikaan dapat dilakukan dengan mesin setrika besar dapat disetel
sampai dengan suhu 120°C. Namun perlu diingat bahwa linen
mempunyI keterbatasan terhadap suhu antara 70-80°C.

PELIPATAN
Tujuan selain kerapian juga mudah digunakan pada saat penggantian
linen di tempat tidur pasien.
Prosedur pelipatan:
1. Laken
PROSEDUR - Dibutuhkan tempat luas yang dilakukan 2 orang petugas.
- Tiap orang memegang ujung linen posisi memanjang dengan
jahitan terbalik.
- Pertemukan antara ujung linen menjadi ½ bagian.
- Lipat kembali pegang pertengahan lipatan,temukan kedua
ujung menjadi ¼ bagian.
- Pinggir jahitan posisinya dibawah.
- Keempat ujung linen dipertemukan menjadi 2 bagian.
- Selanjutnya sampai dengan 1/8 bagian,posisi label harus
diatas.
2. Steek laken
- Dibutuhkan cukup satu orang
- Posisi jahitan terbalik
- Pegang ujung linen arah panjang pertemukan
- Lipat ½ bagian
- Lipat kembali menjadi ¼ bagian perhatikan posisi label.
- Lipat kembali menjadi dua arah lebar sampai 1/8 bagian.
3. Sarung bantal
- Dilakukan satu orang
- Posisi jahitan di dalam
- lipat menjadi ½ bagian arah labeldi luar lipat menjadi 1/3
bagian.
4.Sarung guling
-Posisi jahitan didalam.
-Lipat menjadi ½ memanjang, label diluar lipat lagi menjadi1/4.
5.Selimut
- Dilakukan satu orang
- Posisi jahitan diluar, posisi label dikanan.
- Lipat menjadi ½ bagian arah lebar selimut
- Lipat lagi menjadi ¼ bagian
- Lipat arah panjang selimut menjadi ½ bagian
- Lipat menjadi ¼ bagian
- Lipat menjadi 1/8 bagian.

PENYIMPANAN
Penyimpanan linen bertujuan selain melindungi linen dari
kontaminasi ulang baik dari bahaya seperti mikroorganisme juga
untuk mengontrol linen tetap setebil dan rapi.Linen dimasukan
ke dalam map plastic sesuai kamar dan no bed lalu di masukkan
ke lemari penyimpanan.

Unit Rawat Inap


UNIT TERKAIT Unit Rawat Jalan
Unit IGD
ETIKA BATUK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan dan


merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi
tenggorokan karena adanya lendir, makanan, debu, asap, dan
PENGERTIAN
sebagainya. Etika adalah suatu norma aatau aturan yang berlaku pada
masyarakat. Etika batuk adalah cara penting untuk mengendalikan
penyebaran infeksi di sumbernya.
1. Agar tidak menularkan kepada orang lain
TUJUAN 2. Mencegah terjadinya penyebaran virus di udara dan lingkungan
sekitar
Semua pasien, pengunjung dan petugas kesehatan harus dianjurkan
untuk selalu mematuhi etika batuk dan kebersihan pernafasan untuk
mencegah sekresi pernapasan yanitu dengan cara :
1. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan tissue/sapu
tangan atau lengan dalam baju
PROSEDUR 2. Segera buang tissue yang sudah dipakai kedalam tempat sampah
3. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau
pencuci tangan berbasis alkohol sesuai prosedur
4. Selalu gunakan masker bila anda sedang batuk
Tindakan penting ini harus selalu dilakukan untuk mengendalikan
sumber infeksi potensial
Semua unit pelayanan
UNIT TERKAIT
PRAKTEK MENYUNTIK YANG AMAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Praktek menyuntik yang aman adalah suatu tindakan insensiyang


PENGERTIAN dilakukan oleh dokter atau perawat kepada pasien dengan menjaga
keamanan pasien dan dokter atau perawat yang melakukan insensi.
1. Mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi terapi
2. Melindungi dokter atau perawat dalam melakukan insersi agar tidak
TUJUAN terjadi kecelakaan kerja
3. Mencegah dan mengendalikan infeksi di Klinik dengan
meningkatkan kewaspadaan standar
Praktik menyuntik yang aman harus dilakukan oleh dokter, perawat atau
KEBIJAKAN bidan yang memiliki kompetensi
1. Lsarung tangan sekali pakai
2. Jarum suntik steril sekali pakai
PERALATAAN 3. Kapas alkohol 70 %
4. Obat-obatan emergensi (bila terjadi syok anafilatik)
5. Resusitasi cairan (bila diperlukan)
1. Perhatkan intruksi dokter dengan benar, bila kurang jelas tanyakan
kepada dokter yang memberi instruksi
2. Persiapkan alat dan obat (jenis, dosis, cara pemberian)
3. Persiapkan pasien (cek ulang kesesuaian identitas pasien, cek riwayat
alergi pasien)
4. Lakukan cuci tangan dengan menggunakan sabun atau handscub
5. Gunakan APD sesuai indikasi (sarung tangan sekali pakai)
PROSEDUR
6. Lakukan tindakan aseptik antiseptik pada area insersi
7. Lakukan penyuntikaan sesuai petunjuk pemberian ()IV, IM, SC, IC)
8. Tarik spuit lalu tekan daerah insersi dengan kapas alkohol
9. Tutup dan uang spuit kedalam safety box
10. Observasi respon pasien terhadap penyuntikan
11. Lepas sarung tangan dan cuci tangan
12. Dokumentasi prosesdur pada rekam medis pasien
Poli Umum, VK, Rawap Inap
UNIT TERKAIT
PENGGUNAAN ALAT SINGLE USE REUSE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Alat single use adalah alat medis disposible yang dinaytakan oleh pabrik
untuk penggunaan sekali pakai.
Alau reuseable adalah alat medis yang direkomendasikan pabrik dapat
PENGERTIAN digunakan kembali.
Alat single use-reuse adalah alat medis single use yang akan digunakan
kembali karena pertimbangan pengadaan sulit didapatkan dan harga
yang mahal.
Mengatur penggunaan alat single use yang akan diguankan kembali
TUJUAN dengan tetap memperhatikan keamanan pasien.
KEBIJAKAN Keputusan direktur tentang Kebijakan pelayanan PPI.
Prosedur sterilisaasi alat single use-reuse :
1. Alat singlle use yang akan digunakan kembali harus dinilai user
(operator), apakah masih memenuhi syarat, tidak berubah
bentuk, tiddak berubah warna, tidak cact dan mudah digunakan
kembali
2. Prosedur dekontaminasi, pembersihan, pengemasan, pelabelan,
sesuai yang dengan spo berlaku
3. Dalam kemasan harus dicantumkan catatan penggunaan alat
yang berisikan :
PROSEDUR
a. Kode
b. Nama alat
c. Nama penilai
d. Tanggal sterilisasi
e. Penggunaan
f. Nama dan tanda tangan petugas yang melakukan
sterilisasi
4. Alat single use-reuse harus disimpan di tempat tertentu
5. Dilakukan pencacatan untuk evaluasi
VK, Rawat Inap.
UNIT TERKAIT
PENANGANAN KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Kejadian yang dilaksanakan untuk menangani penderita (Demam


Berdarah, Diare, Cacar) mencegah perluasan kejadian/timbulnya
PENGERTIAN
penserita/kematian baru pada saat kejadian luar biasa yang sedang
terjadi di Klinik
Mnegurangi atau menekan sekecil mungkin penyebaran KLB serta dapat
TUJUAN menangani jenis KLB yang terjadi di Klinik
Pada saat terjadi KLB panitia PPI klinik berperan aktif dalam
KEBIJAKAN menanggulangi KLB
1. Investigasi awal KLB
- Cari sumber KLB
- Tetapka kemungkinan ada / tidaknya masalah (penyebab
pandemik penyakit demam berdarah, diare, cacar)
- Susun dan distribusikan laporan tertulis
2. Komunikasi
- Laporkan pada direktur Klinik
- Beriahukan pada unit pelayanan lain bila ada KLB
PROSEDUR 3. Manajemen Klinik
- Menyediakan tambahan tenaga sesuai kebutuhan
4. Pengawasan
- Berikan imunisasi jika diperlukan
- Lakukan penanganan pasien dengan tepat
- Evaluasi pengawasan
5. Evaluasi (KLB berakhir)
- Umumkan secepatnya bila KLB berakhr
- Buat laporan tenttang kejadian KLB
- Rawat inap
UNIT TERKAIT - Rawat jalan
KESEHATAN KARYAWAN ATAU PERLINDUNGAN NAKES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


-- / -- / 2019 - 1/
KLINIK PANTI AGAPE
KABUPATEN GROBOGAN

Ditetapkan :
Penanggung Jawab Klinik Panti Agape
Tanggal Terbit Kabupaten Grobogan
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

dr. Tunjung Fitrian Basri

Perlindungan yang didapat/ diperoleh petugas kesehaatan dalam


PENGERTIAN
menjalankan tugas melayani konsumen
Untuk memberikan rasa aman, nyaman dan terhindar dari infeksi
TUJUAN nosokomial bagi petugas kesehatan dalam menjalankan tugas
Petugas menjalankan tugas sesuai SOP yang berlaku di Klinik dan
KEBIJAKAN adanya perlindungan hukum yang jelas bagi petugas kesehatan
1. Petugas bekerja sesuai peraturan internal klinik
2. Bekerja berdasarkan standart prosedur operasional
PROSEDUR 3. Tugas memberikan pelayanan sesuaai pedoman pelayanan
kesehatan
4. Ada perlindunagn hukum yang jelas bagi petugas kesehaatan
Seluruh unit yang ada di Klinik baik medis maupun non-medis
UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai