Anda di halaman 1dari 16

RSUD NAMROLE KAB.

BURU SELATAN
SK
PANDUAN

Vv

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAMROLE


JL. Kilometer No 02, Labuang – Namrole
Email : rsudnamrole@yahoo.co.id
Tlp. (0913) 2324345
PEMERINTAH KABUPATEN BURU SELATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Jl. Kilo Meter No. 02 Labuang – Namrole
Tlp :(0913) 2324545 Email :

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAMROLE


NOMOR : 445. 50a/SK-DIR/RSUD/V/2019
TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH DI RSUD NAMROLE

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH NAMROLE

Menimbang : a. Bahwa peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum


Daerah Namrole meliputi upaya menciptakan rasa nyaman bagi pasien,
pengunjung, petugas yang bekerja di di RSUD Namrole.

b. Bahwa dalam upaya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit


diperlukan kebijakan pengelolaan limbah di Rumah Sakit Umum Daerah
Namrole yang menjadi acuan agar terwujud lingkungan yang bersih, dan
terhindar dari risiko pencemaran sehingga meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan b,


perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur di Rumah Sakit Umum
Daerah Namrole

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang


Kesehatan

2. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan


Sampah

3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan


Pengelolaan Lingkungan Hidup

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 436/Menkes/SK/VI/1993


tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan Standar Pelayanan
Medis

5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1204/Menkes/SK/X /2004


tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit

6. Kebijakan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204 /


Menkes / SK / X/ 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit.

7. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit


dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, Depkes RI, 2011.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Namrole Tentang


Kebijakan Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Umum Daerah
Namrole;

Kedua : Kebijakan yang dimaksud dalam keputusan ini adalah Kebijakan


Pengelolaan Limbah di Rumah Sakit Umum Daerah Namrole yang
disusun oleh Komite PPI di Rumah Sakit Umum Daerah Namrole
tahun 2019

Ketiga : Kebijakan ini mengatur bagaimana penerapan pengelolaan limbah di


unit pelayanan

Keempat : Ketua Komite PPI bertanggung jawab atas pelaksanaan sosialisasi


kebijakan dan melaporkan pelaksanaan kebijakan tersebut.

Kelima : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya apabila di kemudian hari
terdapat kekeliruan dalam penetapan ini.

Ditetapkan di : Namrole
Pada tanggal : 22 Mei 2019

Direktur RSUD Namrole

dr. Daud Hendra H Sinaga


NIP. 19810317 201406 1 001
Lampiran
Keputusan DIREKTUR RSUD NAMROLE
Nomor : 445. 50a/SK-DIR/RSUD/V/2019
Tanggal : 22 Mei 2019

KEBIJAKAN PENGELOLAAN LIMBAH


DI RSUD NAMROLE

Kebijakan Umum

1. Pengelolaan limbah di RSUD Namrole dilaksanakan untuk mencegah dan


mengendalikan infeksi rumah sakit, menjamin kesehatan dan keselamatan pekerja,
mencegah pencemaran lingkungan, mereduksi volume sampah non medis dan untuk
kepentingan rumah sakit yang bersih dan hijau (clean and green)
2. Disetiap ruangan dilakukan pengelolaan limbah dengan baik dan benar sesuai jenis
wadah dan label limbah medis sesuai kategorinya
3. Setiap ruangan harus menyediakan tempat pembuangan sampah sementara, Alat
Pelindung Diri (APD), petugas kebersihan yang terlatih dan troli khusus sampah yang
tertutup
4. Tim PPIRS, Unit Kesling, dan Bagian Urusan Dalam bertanggung jawab mengawasi
penyelenggaraan pengelolaan limbah rumah sakit.

Kebijakan Khusus :

1. Pemilahan limbah, harus dilakukan mulai dari sumber yang menghasilkan limbah
(ruangan-ruangan).
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali, harus dipisahkan dari limbah yang tidak
dimanfaatkan kembali.
3. Limbah benda tajam, harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa memperhatikan
terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti bocor, anti tusuk dan tidak
mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat
membukanya (menggunakan safety box).
4. Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
5. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan penggunaan wadah
dengan warna dan label tertentu
6. Daur ulang tidak dilakukan di RSUD Namrole
7. Seluruh limbah medis, baik yang bersumber dari Internal maupun Eksternal RSUD
Namrole, harus ditangani dan dikelola dengan baik, dengan cara dimusnahkan dengan
menggunakan Alat Incenerator
8. Petugas pengelola harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
9. Tempat penampungan limbah padat khususnya sampah, tersedia dalam jumlah dan jenis
yang cukup

DIREKTUR RSUD Namrole

dr. Daud Hendra H Sinaga


NIP. 19810317 201406 1 001
Lampiran

Keputusan Direktur RSUD Namrole

Nomor : 445. 50a/SK-DIR/RSUD/V/2019

Tanggal : 22 Mei 2019

KATA PENGANTAR

Rasa bersyukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan limpahan rakmat dan
hidayahNya Pedoman pengelolaan limbah RSUD Namrole tahun 2019 dapat disusun. Pedoman ini
dijadikan sebagain pedoman dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan limbah di RSUD Namrole. Tak
lupa kami ucapkan banyak terima kasih kepada bapak direktur RSUD Namrole, Bpk ketua komite
akreditasi RSUD Namrole, juga kepala bidang penunjang dan kepala bidang pelayanan, serta semua
staf yang kiranya dapat membantu mengimplementasikan pengelolaan limbah di RSUD Namrole ini
sesuai dengan pedoman yang ada.

Terlepas dari semua itu kami menyadari penyusunan pedoman pengelolaan limbah ini masih terdapat
banyak kekurangan, baik dalam penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu semua bentuk
kritik dan saran sangat kami harapkan demi kesempurnaan pedoman ini untuk di implementasikan di
semua unit kerja RSUD Namrole.

Semoga pedoman pengelolaan limbah RSUD Namrole ini berguna bagi semua petugas RSUD Namrole
khususnya bagi petugas kesling RSUD Namrole dalam melaksanakan tugas guna meningkatkan
pelayanan dan mencegah terjadinya kejadian infeksi nosokomial antara petugas, pasien, keluarga dan
pengunjung pasien.

Namrole, 22 Mei 2019

TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i

Daftar Isi..............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

BAB II TATA LAKSANA.................................................................................................3

BAB III DOKUMENTASI..................................................................................................11

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan di rumah Sakit, perlu dilakukan


pengedalian infeksi, diantaranya adalah pengendalian infeksi nosocomial. Infeksi
nosocomial masih banyak dijumpai di rumah sakit dan biasanya merupakan indicator
bagi pengukuran tentang seberapa jauh jauh rumah sakit tersebut telah berupaya
mengendalikan infeksi nosocomial.
Kerugian ekonomi akibat infeksi nosocomial dapat mencapai jumlah yang sangat
besar, khususnya untuk biaya tambahan lama perawatan, penggunaan antibiotic dan
obat – obat lain serta peralatan medis dan kerugian tak langsung yaitu waktu produktif
berkurang, kebijakan penggunaan antibiotic, kebijakan penggunaan desinfektan serta
sentr alisasi sterilisasi perlu di patuhi dengan ketat.
Tekanan-tekanan dari perubahan pola penyakit infeksi nosocomial dan pergeseran
resiko ekonomi yang harus di tanggung rumah sakit mengharuskan upaya yang
sistematik dalam penggunaan infeksi nosocomial, dengan adanya TIM pengendalian
infeksi danprofesi yang terlatih untuk dapat menjalankan program pengumpulan data,
pendidikan, konsultasi dan langkah–langkah pengendalian infeksi di pengaruhi oleh
efektifitas proses komunikasi untuk menyampaikan tujuan dan kebijakan pengendalian
infeksi tersebut kepada seluruh karyawan rumah sakit baik tenaga medis maupun
tenaga non medis para penderita yang dirawat maupun berobat jalan serta para
penanggung rumah sakit umum daerah namrole.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Meningkatkan mutu pelayanan RSUD Namrole melalui pencegahan dan pengendalian


infeksi yang dilakukan oleh semua departemen / unit dengan meliputi kualitas kualitas
pelayanan, management resiko, Clinialgovernace, serta kesehatan dan keselamatan
kerja

2. TujuanKhusus

a. Sebagai pedoman pelayanan bagi staf PPIRS dalam melaksanakan tugas,


wewenanang dan tanggung jawab secara jelas

b. Mengerakan segala sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas
kesehatan lain secara efektif dan efisien

c. menunrunkan angka kejadian infeksi di rumah sakit secara bermakna


1
C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan limbah rumah sakit meliputi :

a. Limbah Padat
b. Limbah Cair
c. Limbah Gas

2
BAB II

PENGELOLAAN LIMBAH

A. Pengertian
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat
akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan limbah non
medis
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah konteiner bertekanan
4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang di hasilkan dari kegiatan rumah
sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman, dan halaman yang
dapat di manfaatkan kembali apabila ada teknologinya
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan
6. Limbah gas adalah limbah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari
kegiatan pembakaran di rumah sakit seperti incinerator, dapur, perlengkapan
generator, anastesi, dan pembuatan obat citotok
7. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi organisme pathogen yang
tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme
8. Limbah sangat infeksius adalah limbah berasal dari pembiakan dan atau bahan
sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan dan bahan lain yang telah
diinokulasi
9. Limbah sitotosis adalah limbah dari bahan yang terkontaminasi dari persiapan dan
pemberian obat sitotoksis untuk kemoterapi kanker yang mempunyai kemampuan
untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup
10. Minimasi limbah adalah upaya yang dilakukan rumah sakit untuk mengurangi
jumlah limbah yang dihasilkan dengan cara mengurangi bahan ( reduce ),
menggunakan kembali limbah ( reuce ) dan daur ulang limbah ( recyle )

B. Persyaratan
1. Limbah Medis Padat
a. Minimasi Limbah
- Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber
- Setiap rumah sakit harus mengelolah dan mengawasi penggunaan bahan
kimia yang berbahaya dan beracun

3
- Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi
- Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai
dari pengumpulan, pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikat
dari pihak yang berwenang
b. Pemilahan, pewadahan, pemanfaatan kembali dan daur ulang
- Pemilahan limbahharus dimulai dari sumber yang menghasilkan limbah
- Limbah yang akan di manfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah
yang tidak dimanfaatkan kembali
- Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah dan
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk di buka sehingga orang tidak
berkepentingan tidak dapat membukannya.
- Jarum dan syringes harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan
kembali
- Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi
- Limbah sitotoksis dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
diberi label bertuliskan “ Limbah Sitotoksis”
c. Pengumpulan, pengangkutan, dan penyimpanan limbah medis padat di
lingkungan rumah sakit
- Pengumpulan medis padat dari setiap ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang tertutp
- Penyimpanan limbah padat harus sesuai iklim tropis yaitu pada musim
hujan paling lama 48 jam dan musim kemarau paling lama 24 jam
d. Pengumpulan, pengemasan dan pengkutan keluar rumah sakit
- Pengelola harus mengumpulkan dan mengemas pada tempat yang kuat
- Pengangkutan limbah keluar rumah sakit menggunakan kendaraan khusus
e. Pengelolaan dan pemusnahan
- Limbah medis padat tidak diperbolehkan membuang langsung ketempat
pembuangan aman bagi kesehatan
- Cara dan teknologi pengolahan atau pemusnahan limbah medis padat di
sesuaikan dengan kemampuan rumah sakit dan jenis limbah medis padat
yang ada dengan pemanasan menggunakan otok klaf atau dengan
pembakaran menggunakan insenerator
2. Limbah medis non padat
a. Pemilahan dan pewadahan
- Pewadahan limbah padat non medis harus dipisahkan dari limbah medis
padat dan ditampang dalam kantong plastic warna hitam
- Tempat Pewadahan

4
Setiap tempat pewadahan limbah padat harus dilapisikan tong plastic
warna hitam sebagai pembungkus limbah dengan lambing “ domestic “
warna putih, bila kepadatan lalat disekitar limbah padat melebihi 2 ekor per
block fgrill, perlu dilakukan pengendalian padat
b. Pengumpulan, penyimpanan dan pengkutan
- Bila di tempat pengumpulan sementara tingkat kepadatan alat lebih dari 20
ekor per block grill atau tikus terlihat pada siang hari, harus pengendalian
padat
- Dalam kedaan-keadaan normal harus dilakukan pengendalian serangga dan
binatang penganggu yang lain minimal satu bulan sekali
c. Pengelolaan dan Pemusnahan
Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non medis harus dilakukan sesuai
persyaratan kesehatan
3. LimbahCair
Kualitas Limbah (efluen) rumah sakit akan dibuang kebadan air atau lingkungan
harus memenuhi persyaratan baku mutu. Efluen sesuai Keputusan Menteri
Lingkungan Nomor Kep-58/MenLH/12/1995 atau peraturan daerah setempat
4. Limbah Gas
Standard limbah gas dari pengolahan pemusnahan limbah medis padat dengan
incinerator mengacu pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor Kep-
13/ MenLH/12/1995 tentang Baku Mutu Emisi sumber Tidak bergerak

5
BAB III

TATA LAKSANA

A. LIMBAH MEDIS PADAT


a. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukan ke kendaraan pengkutan harus
diletakan ke dalam konteiner yang kuat dan tertutup
b. Kantong limbah padat harus aman dari jangkauan manusia mau pun binatang
c. Petugas menangani limbah limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri :
- Topi / Helm
- Masker
- Pelindung mata
- Pakaian panjang
- Apron untuk industry
- Pelindung kaki sarung tangan khusus

B. PENGOLAHAN, PEMUSNAHAN, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADAT


a. Limbah infeksius dan Benda tajam
- Limbah infeksius seperti biakan dan persediaan agen infeksius dari
laboratorium harus disterelisasi dengan pengolahan panas dan basah seperti
dalam autoclave sedini mungkin
- Benda tajam harus dimusnakan dengan incenerator .
b. Limbah Farmasi
- Jumlah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan incenerator tetapi
dalam jumlah besar harus menggunakan fasilitas pengolahan yang
khusus
- Limbah padat farasi dalam jumlah besar harus dikembalikan kepada
distributor sedangkan bila dalam jumlah sedikit dan tidak memungkinkan di
kembalikan supaya di musnahkan dengan incenerator pada suhu di atas
1.000C
c. Limbah sitotoksis
- Limbah sitotoksis sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan
penimbunan landfill atau kesaluran limbah umum.
- Pembuangan yang di anjurkan di kembalikan keperusahaan penghasil atau
distribusinnya
d. Limbah bahan kimiawi
- Cara yang terbaik untuk menangani limbah konteiner bertekanan adalah
dengan daur ulang atau penggunaan kembali.
- Cara pembuangan yang tidak diperbolehkan adalah pembakaran atau
insenerasi karena dapat meledek

6
C. LIMBAH PADAT NON- MEDIS
a. Pemilahan limbah padat non medis
- Dilakukan pemilahan limbah padat non medis antara limbah yang dapat
dimanfaatkan dan limbah yang tidak dapat dimanfaatkan
- Dilakukan pemilihan limbah padat non medis antara limbah basah dan
kering
b. Tempat Pewadahan Limbah padat non medis
- Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
mempunyai permukaan yang muda dibersihkan pada bagian didalamnya
- Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan di tutup tanpa mengotori tangan.
- Terdapat minimal satu buah untuk setiap kamar
- Limbah tidak boleh dibiarkan dalam wadahnya melebihi 3x24 jam Jm atau
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah maka harus di angkut
supaya tidak terjadi perindukan vektor penyakit atau binatang penganggu
c. Pengangkutan
Pengangkutan limbah padat domestik dari setiap ruangan ketempat penampungan
sementara menggunakan troly tertutup
d. Pengolahan limbah padat
Upaya untuk mengurangi volume , mengubah bentuk atau memusnahkan limbah
padat dilakukan pada sumbernya.
e. Lokasi pembuangan limbah padat akhir
Limbah padat umum ( domestik ) dibuang kelokasi pembuangan akhir yang
dikelolah oleh pemerintah daerah ( Pemda ) atau badan lain sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.

D. LIMBAH CAIR
Limbah cair harus dikumpulkan dengan konteiner yang sesuai dengan karateristik
bahan kimia dan radiologi.
Prosedur penanganan dan penyimpanannya
a. Saluran pembuangan air limbah harus menggunakan sistem tertutup, kedap air dan
limbah harus mengalir dengan lancar serta berpisah dengan air hujan
b. Rumah sakit harus memiliki instalasi pengelolaan limbah cair sendiri bersama-
sama secara kolektif dengan bangunan disekitar yang memenuhi persyaratan
teknis, apabila belum ada atau tidak terjangkau sistem pengelolaan air limbah
c. Perlu dipasang alat pengukur debit limbah untuk mengetahui debit harian lmbah
yangdi hasilkan
d. Air limbah di dapur harus dilengkapi penangkap lemak dan saluran air limbah
harus dilengkapi / ditutup dengan grill
e. Air limbah yang berasal dari laboratorium harus di olah di instalasi pengelolaan air
limbah bila tidak mempunyai instalsi pengelolaan limbah dikelolah sesuai dengan
kebutuhan yang berlaku.

7
f. Frekuensi pemeriksaan kualitas limbah harus terolah dilakukan setiap bulan
sekali dan minimal 3 bulan sekali uji petik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
g. Rumah sakit yang menghasilkan limbah cair yang mengandung atau terkena zat
radioaktif, pengelolaannya dilakukan secara ketentuan BATAN
h. Parameter radioaktif diberlakukan rumah sakit sesuai dengan bahan radio aktif
yang dipergunakan oleh rumah sakit yang bersangkutan

E. LIMBAH GAS
a. Monitoring limbah gas berupa NO2, So2, logam berat dan dioksin dilakukan
minimal satu tahun sekali
b. Suhu pembakaran minimun 1.000 C untuk pemusnahan bakteri patogen, virus
dioksin
c. Dilengkapi untuk mengurangi emisi gas dan debu
d. Melakukan penghijaun dengan menanam pohon yang banyak memproduksi gas
oksigen dan dapat menyerap debu

F. PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH SAKIT SECARA RINCI MENGACU


PADA PEDOMAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS SARANA PRASARANA
RUMAH SAKIT

Ditetapkan di : Namrole

Pada tanggal : 22 Mei 2019

DIREKTUR RSUD Namrole

dr.Daud Hendra H Sinaga

NIP.19810317 201406 1 001

Anda mungkin juga menyukai