Anda di halaman 1dari 16

PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG

PEDOMAN
PENGELOLAAN ALAT
SINGLE USE YANG DIRE-USE

TAHUN 2022

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG


A. Yani NO. 30 Telp./Fax. (0538) 22051/21566
KUALA PEMBUANG 74211
PEMERINTAH KABUPATEN SERUYAN
RSUD KUALA PEMBUANG
Jalan : A. Yani NO. 30 Telp./Fax. (0538) 22051/21566 Kode Pos 74211
e-mail : rsud_seruyan@yahoo.com
KUALA PEMBUANG

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG
Nomor : 445/67/Skep/RSUD/VI/2022

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN ALAT SINGLE USE YANG DIRE-USE


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG
KABUPATEN SERUYAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG,

Menimbang : 1. bahwa dalam rangka meningkatkan efektifitas dan


kelancaran pelaksanaan tugas serta untuk meningkatkan
mutu pelayanan, maka dipandang perlu menetapkan
Kebijakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang;

2. bahwa dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 44 tahun


2009 tentang Rumah Sakit, maka pedoman pengelolaan
alat single use yang dire-use di Rumah Sakit Umum Daerah
Kuala Pembuang perlu disesuaikan;

3. bahwa sehubungan dengan pernyataan pada butir a


dan b tersebut di atas, maka dipandang perlu ditetapkan
pedoman pengelolaan alat single use yang dire-use
di Rumah Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang
dengan keputusan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Kuala Pembuang.

4. Undang-und ang Republik Indonesia Nomor 29 tahun


2004 tentang praktek kedokteran.

Mengingat : 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
di Rumah Sakit;

2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


143/Menkes/SK/I/2007 tentang Penetapan Kelas Rumah
Sakit Daerah Kuala Pembuang menjadi Rumah Sakit Kelas
C;

3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


382/Menkes/SK/III/2007 tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya;

4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008


tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KUALA PEMBUANG TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
ALAT SINGLE USE YANG DIRE-USE DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH KUALA PEMBUANG

KESATU Pedoman pengelolaan alat single use yang dire-use di Rumah


Sakit Umum Daerah Kuala Pembuang terlampir dalam
keputusan ini.

KEDUA : Pedoman ini menjadi acuan bagi Rumah Sakit untuk


melaksanakan pengelolaan alat single use yang dire-
use;
KETIGA Pedoman ini akan dievaluasi secara berkala
sekurang-kurangnya satu kali dalam lima tahun.

KEEMPAT : Keputusan ini berlaku sejak Tanggal ditetapkan,


dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat
kekeliruan, dalam Keputusan ini akan diadakan
perbaikan dan perubahan sebagaimana mestinya;

Ditetapkan di Kuala Pembuang


Pada Tanggal Juni 2022

DIREKTUR RSUD KUALA PEMBUANG


KABUPATEN SERUYAN,

dr. SOLIHIN
Pembina (IV/a)
NIP.19791002 200802 1 001

3
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmatNya, pedoman
Proses Sterilisasi Barang single-use diproses Re-use ini dapat diselesaikan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan yang pesat dalam desain, produksi
dan penggunaan alat kesehatan telah memberikan manfaat besar buat pasien selama
proses operasi dan perawatan. Namun, beberapa isu tentang kepentingan keselamatan,
etika dan legalitas timbul saat terjadi penggunaan ulang dari alat yang diproduksi untuk
sekali pakai. Penggunaan alat single use yang seharusnya sekali pakai, dilakukan proses
sterilisasi sampai menjadi alat steril yang siap dipakai kembali. Proses sterilisasi barang
single use di Rumah Sakit dilakukan dengan berbagai alasan antara lain harga alat mahal,
keterbatasan dana dan lain sebagainya.
Terkait dengan permasalahan tersebut, pedoman untuk proses ulang barang
single-use dirasa sangat penting agar setiap proses mulai dari mengumpulkan barang
kotor, pre-cleaning dan cleaning sampai proses steril harus mengikuti aturan yang
sesuai dengan standar sehingga semua petugas pelaksana mempunyai pemahaman
yang sama.
Sebagai salah satu pemecahan masalah dari temuan temuan Surveyor JCI, temuan
PPIRS dan sekaligus menjawab pertanyaan-pertanyaan dari petugas Unit Kerja yang
melakukan proses pencucian dan pengemasan barang single-use ke proses reuse maka
Ka. Instalasi Sterilisasi Sentral dengan Pimpinan Rumah Sakit mengadakan rapat
koordinasi yang dipimpin oleh Direktur Utama ,Komite Medik , Komite Keperawatan dan
PPIRS untuk memutuskan harus ada Kebijakan tentang Proses sterilisasi barang
Single-use yang draftnya disusun oleh Kepala Instalasi Sterilisasi Sentral.
Pedoman Proses Sterilisasi Barang single-use di proses reuse sebagai
lampiran dari Surat Keputusan, sangat diperlukan sebagai acuan dalam pelaksanaan
proses sterilisasi barang single-use - reuse sesuai dengan standar keselamatan pasien di
Rumah Sakit.
Menyadari bahwa dalam penyusunan pedoman Proses Sterilisasi Barang single-use
di proses reuse masih jauh dari sempurna, diharapkan saran dan kritik dari Pimpinan,
Konsultan JCI, Ketua Komite PPIRS dan semua pihak yang terkait sebagai penyempurnaan
pedoman ini di kemudian hari.
Pada kesempatan yang baik ini kami sebagai penyusun mengucapkan terimaka sih
kepada semua pihak yang sudah membantu terbitnya pedoman ini dan harapan kami
agar buku ini dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses sterilisasi
barang single-use ke reuse.

Kuala Pembuang , Juni 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................................. 1
Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................................................... 1
Ruang Lingkup ........................................................................................................................ 2
Dasar Hukum .......................................................................................................................... 2
BAB II KETENTUAN UMUM ......................................................................................................... 3
Pengertian .............................................................................................................................. 3
Faktor Pertimbangan ........................................................................................................... 3
BAB III TATA LAKSANA ............................................................................................................... 6
Tujuan Proses Sterilisasi barang Single use .................................................................... 6
Persyaratan Barang Single Use bisa di re use ................................................................. 6
Tahapan Proses Sterilisasi Barang Single use ................................................................. 6
Proses Sterilisasi Alat Single Use ........................................................................................ 7
BAB IV MONITORING DAN EVALUASI .................................................................................... 9
Monitoring ................................................................................................................................ 9
Evaluasi ................................................................................................................................... 9
BAB V PENUTUP ............................................................................................................................ 10
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala macam
komponen, suku cadang, aksesori yang ditujukan untuk sekali pakai dalam diagnosis atau
terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan kritis yang harus
disediakan dalam keadaan steril atau yang harus disediakan setelah diproses dengan
desinfeksi tingkat tinggi (DTT). Penggunaan barang single use yang seharusnya sekali pakai
di buang banyak dilakukan di Rumah Sakit untuk di proses ulang sampai menjadi barang
steril. Proses sterilisasi barang re-use di RS dilakukan dengan berbagai alasan antara lain
harga barang nya mahal , keterbatasan dana dan sebagainya.
Karena barang-bara ng tersebut diproduksi dan disiapkan untuk sekali pakai / single use
maka proses ulang pakai (re-use ) kemungkinan akan menimbulkan beberapa masalah -
masalah baik terhadap penderita ataupun terhadap petugas RS yang tentunya
berdampak terhadap penurunan mutu pelayanan Rumah Sakit . Oleh sebab itu agar
permasalah an yang kemungkinan terjadi dapat dihindarkan lebih awal bila dilakukan
proses sterilisasi barang single-use maka perlu dipertimbangkan beberapa faktor ,seperti
pertimbangan teknis, pertimbangan klinis, keamanan personil, etika - mediko legal dan Cost
effective.
Dengan memperhatikan dan mempertimbangkan permasalahan tersebut diatas yang
terkait dengan proses Sterilisasi barang single-use maka diadakan rapat kordinasi dibawah
pimpinan Direktur Utama,Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite PPIRS hasil
pertemuan memutuskan dan menugaskan kepada Kepala Instalasi Sterilisasi Pusat untuk
menyempurnakan draft SK Kebijakan barang single-use.
Sebagai tindak lanjut dari hasil pertemuan maka Instalasi Sterilisasi Sentral merasa perlu
membuat pedoman Proses Sterilisasi barang single-use dan membuat draf SK Kebijakan
Pemberlakuan pedoman Proses Sterilisasi barang single-use ke reuse sebagai pengganti
SK Kebijakan barang single-use

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman untuk penyelenggaraan proses sterilisasi barang single use di
lingkungan RSUD Kuala pembuang
2. Tujuan Khusus
a. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan
pertimbangan teknis seperti ruangan kerja, fasilitas dan Sumber Daya Manusia

1
b. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan
pertimbangan klinis (patient safety)
c. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan pertimbangan
etika dan medico legal
d. Menyelenggarakan proses sterilisasi barang single use berdasarkan
pertimbangan cost efectivene
e. Memahami proses sterilisasi barang single-use sesuai dengan aturan dan
spesifikasi dari setiap barang yang akan diproses

C. RUANG LINGKUP
1. Sistem Pelayanan
a. Sentralisasi : Instalasi Sterilisasi Sentral
b. Desentralisasi : Satelit Sterilisasi
2. Lingkup Kegiatan Pelayanan
a. Unit Kerja yang melakukan proses re-use barang single use adalah :
 Unit ICU
 Unit Bedah Central
 Unit Kebidanan dan Bayi
 Perinatologi
b. Proses Desinfeksi tingkat tinggi dilakukan di Unit Kerja
c. Proses Sterilisasi dilakukan di Instalasi Sterilisasi Sentral

D. DASAR HUKUM
1. Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
2. Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 382/Menkes/SK/III/2007 tanggal 27 Maret
2007 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah sakit dan
Fasilitas kesehatan lainnya.
3. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi ( Central Sterile Supply Department/ CSSD ) di
Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia Jakarta 2009
4. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RSUD kuala pembuang
5. SK Direktur RSUD Kuala pembuang tentang Pelayanan Sterilisasi
BAB II
KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN
1. Barang single use adalah suatu alat atau bagian dari suatu benda termasuk segala
macam komponen, suku cadang, asessoris yang ditujukan untuk sekali pakai dalam
diagnosis atau terapi medis pada manusia yang dikelompokkan kedalam peralatan
kritis yang harus disediakan dalam keadaan steril atau harus disediakan setelah
diproses dengan desinfeksi tingkat tinggi
2. Barang steril sekali pakai yang dapat dipakai ulang harus melalui proses mulai dari Pre-
Cleaning dan Cleaning sampai proses bebas dari mikroorganisme dengan cara
Desinfeksi tingkat tinggi (DTT) atau Strerilisasi dengan mesin sterilisator
3. Prabilas (Pre-Cleaning) adalah proses yang membuat benda mati lebih aman untuk
ditangani oleh petugas sebelum dibersihkan, mengurangi jumlah mikroorganisme yang
mengkontaminasi, mengaktifasi virus HBV, HCV dan HIV.
4. Pembersihan (Cleaning) adalah proses secara fisik membuang semua kotoran dan
sejumlah mikroorganisme dari alat kesehatan untuk menguragi risiko bagi petugas
selanjutnya
5. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) adalah suatu proses yang dilakukan terhadap
peralatan medis golongan semi kritikal dengan menggunakan desinfektan untuk
membunuh semua bentuk mikroorganisme kecuali endospore
6. Sterilisasi adalah Suatu proses yang dilakukan terhadap peralatan medis golongan
kritikal dengan mengguna kan mesin sterilisator baik suhu tinggi maupun suhu rendah
untuk membunuh semua bentuk mikroorganisme termasuk endospora

B. FAKTOR PERTIMBANGAN
1. Pertimbangan Teknis
a. Sarana Rumah Sakit
Apakah rumah sakit mempunyai sarana dan fasilitas yang sesuai dengan
spesifikasi dan kapasitas untuk melakukan proses sterilisasi barang single-use,
apakah sudah tersentralisasi, apakah proses dibawah pengawasan Instalasi
Sentral Sterilisasi dan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional ( SPO).
1) Ruangan
 Area pre-cleaning dan cleaning barang single use kotor
 Area pengemasan barang single use bersih
 Area penyimpanan barang steril
2) Peralatan :
 Untuk proses dekontaminasi/pencucian :
 Washer Autometic Desinfector
 Lemari pengering
 Spray Gun
 Untuk proses pengemasan :
 Mesin sealling
 Mesin Labeler
 Untuk proses sterilisasi :
 Mesin sterilisator Suhu tinggi ( Autoclave atau Dry Heat )
3) Bahan Desinfektan

3
Standar pemakaian desinfektan di RS terutama yang berkaitan dengan :
 Jenis desinfektan
 Konsentrasi
 Aturan pemakaian

Pemakaian desinfektan harus memenuhi standar karena beberapa desinfektan


mempunyai kelemahan antara lain :
 Mengakibatkan peralatan korosif dan merusak
 Mengakibatkan karsinogen, toksik dan iritatif
 Tidak mempunyai kemampuan membersihkan

Bahan Pengemas ,standar


 Sesuai dengan metoda sterilisasi yang dipakai.
 Dapat menahan mikroorganisme
 Kuat dan tahan lama.
 Mudah digunakan dan tidak beracun.
 Aman dan mudah dibuka
 Mampu menahan segel dengan baik.
b. Sumber daya Manusia RS
Apakah RS sudah mempunyai SDM yang terampil dan kompeten dalam bidang
sterilisasi baik SDM di Instalasi Sterilisasi Sentral maupun SDM yang bertugas
melakukan proses pre-cleaning dan cleaning di unit kerja ? Bilamana tidak, sudah
bisa diperkirakan akan timbul masalah- masalah teknis karena barang diproses
oleh orang yang tidak mempunyai pengetahuan, kompetensi dan keterampilan
dibidang sterilisasi .
c. Disain /jenis barang
Apakah barang tersebut mudah dibersihkan atau tidak ? Barang-barang yang
mempunyai disain yang kecil dan rumit misalnya kateter jantung mempunyai lumen
yg kecil dan panjang akan sangat sulit dibersihkan, dengan demikian besar
kemungkinan masih ada sisa bahan-bahan organik maupun bakteri pada barang
tersebut. Tentunya, bila proses dekontaminasi tidak sempurna maka dapat
dipastikan bahwa proses sterilisasi tidak akan sempurna sehingga tidak bisa dijamin
mutu sterilitas barang single-use tersebut.
d. Kerusakan struktur barang
Mampukah barang tsb melalui proses dekontaminasi dan sterilisasinya tanpa
kerusakan struktur pada barang tersebut , yang kemudian dapat merugikan
penderita maupun pemakainya.
Bila barang tsb cukup kuat sampai beberapa kali barang tsb dapat diproses
kembali ? Kerusakan struktur pada barang mengakibatkan barang tersebut
menjadi rapuh , mudah patah dan sobek atau berubah bentuk
e. Rekomendasi dari pabrik asal barang single use
Apakah pabrik pembuat barang tersebut mendukung dan merekomendasikan
untuk dillakukan proses pemakaian ulang atau di fungsikan menjadi barang re- use ?

2. Pertimbangan Klinik
a. Keamanan penderita /Patient safety :
1) Apakah tidak terdapat sisa kotoran atau bahan toksik pada barang single use
yang dilakukan proses re-use ?
2) Bila terjadi kerusakan struktur , apakah akan berakibat pada penderita ?
b. Standard of care
Perlu dinilai apakah penggunaan ulang tersebut tidak menyalahi standard of
care di unit pelayanan pasien
3. Pertimbangan keamanan personal
Proses ulang barang-barang tersebut dapat menimbulkan bahaya pada personil
rumah sakit , misalnya :
a. Bahaya penularan penyakit , seperti hepatitis , AIDS , typus dan lain bagainya
b. Bahaya penyakit kulit seperti gatal-gatal ,kelainan kulit lainnya dll
4. Pertimbangan etika dan mediko legal
Bila hasil penggunaan barang single-u se yang diproses ulang tersebut ternyata
tidak seperti yang diharapkan oleh penderita maupun penggunanya, siapakah yang
akan bertanggung jawab ? Apakah :
a. Kepala CSSD
b. Kepala Unit Kerja pelayanan
c. Dokter yang merawat Pasien
d. Perawat yang memakaikan kepada Pasien
e. Pimpinan Rumah sakit
5. Pertimbangan Cost effective
6. Dalam melakukan proses barang single use kotor menjadi barang steril
membutuhkan biaya - biaya yang terkait dengan :
a. Tenaga kerja ( SDM )
b. Sumber daya ( energy listrik ,air ,uap dll )
c. Bahan pembersihan /desinfektan
d. Bahan pengemas dan ABHP lainnya
e. Pemeliharaan peralatan sterilisasi
f. Fasilitas penyimpanan dan distribusi barang steril
g. Pengawasan proses sterilisasi
h. Dan sebagainya
Apakah biaya-biaya yang terkait dengan komponen diatas sebanding dengan harga
barang single- use tersebut dan segala resiko yang harus dihadapi ?

5
BAB III
TATALAKSANA

A. TUJUAN PROSES STERILISASI BARANG SINGLE-USE


1. Menurunkan biaya RS dalam penyediaan alat Kesehatan
2. Memelihara efektifitas dan mutu alat kesehatan steril
3. Mengurangi risiko infeksi
4. Meningkatkan masa pakai alat Kesehatan
5. Menjamin keamanan dan stabilitas alat Kesehatan
6. Menjamin mutu pelayanan sterilisasi

B. PERSYARATAN BARANG SINGLE-USE BISA DI RE-USE


1. Instrumen single-use yang di re-use adalah instrument dengan harga yang mahal
2. Terdapat literature atau bukti yang menyatakan bahwa barang single-use dapat di re-use.
3. Staf yang berhak menyatakan bahwa instrument masih baik dan dapat dilakukan proses
re-use adalah dokter terakhir yang menggunakan alat.
4. Instrumen single-use yang di re-use harus ditandai dengan kode warna sesuai aturan.
5. Penanda yang dimaksud terbuat dari bahan karet atau selotip sesuai kode warna
pada penandaan.
6. Staf yang berkewajiban memberikan tanda adalah penanggung jawab alat di Unit Kerja.
7. Proses untuk pre-cleaning, cleaning dan sterilisasi harus sesuai dengan spesifikasi
masing- masing alat.
8. Harus ada prosedur tertulis (SPO) tentang Pembersihan dan dekontaminasi barang
single-use
9. Reprocessing alat yang terkontaminasi harus dilakukan pada area yang dirancang dan
digunakan khusus untuk Proses dekontaminasi dengan syarat :
a. Ruangan harus terpisah dari ruang lain
b. Ventilasi harus dapat mengeliminasi zat toksik
c. Pembersihan manual mempertimbangkan bahan pembersih dengan busa yang
sedikit, ph netral, formula enzimatik untuk seluruh komponen biologis seperti darah,
lemak, karbohidrat serat dll
d. Dibawa langsung ketempat pembersihan dengan kontainer yang tertutup dan
mudah dibersihkan

C. TAHAPAN PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


Dikelompokkan berdasarkan penggunaan barang medik apakah golongan semikritikal atau
golongan kritikal
1. Golongan semi kritikal, tahapan Proses barang single use :
a. Perendaman
b. Uji visual
c. Pencucian
d. Pembilasan e.
e. Disinfection
f. Pembilasan
g. Pengeringan
h. Pengemasan
i. Labeling
j. Penyimpanan alat kesehatan

2. Golongan kritikal, tahapan Proses barang single use


a. Perendaman
b. Uji visual
c. Pencucian
d. Pembilasan
e. Disinfection
f. Pembilasan
g. Pengeringan
h. Pengemasan
i. Labeling
j. Proses sterilisasi
k. Penyimpanan alat kesehatan steril

D. PROSEDUR PROSES STERILISASI ALAT SINGLE-USE


1. Unit Kerja
a. Perawat Penanggung Jawab Alat mengisi ‘Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi
Barang Single-Use”
b. Dokter terakhir yang menggunakan alat menandatangani persetujuan re-use.
c. Perawat Penanggung Jawab Alat
 Mengelompokan alat berdasarkan proses re-use
 Menyerahkan alat yang akan di re-use ke bagian pre-cleaning bersamaan dengan
kartu persetujuan proses sterilisasi
d. Petugas pre-cleaning
 Menerima alat dari perawat dan memasangkan kode warna re-use pada alat.

No Kode Warna Proses


1 Hijau Re-use 1 kali
2 Biru Re-use 2 kali
3 Kuning Re-use 3 kali
4 Merah Re-use 4 kali
5 Hitam Re-use 5 kali
6 Pink Re-use 6 kali
7 Ungu Re-use 7 kali
8 Putih Re-use 8 kali
9 Abu - Abu Re-use 9 kali
10 Orange Re-use 10 kali

 Memasukan alat ke dalam container trolley barang kotor


 Mengisi Formulir Permintaan Sterilisasi rangkap 3
 Mengirim barang kotor ke Instalasi Sterilisasi Sentral dengan membawa
Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan Formulir Permintaan
Sterilisasi
2. Instalasi Sterilisasi Sentral
a. Petugas Loket
 Menerima Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use dan
Formulir Permintaan Sterilisasi yang sudah diisi
 Kode warna dan jumlah re-use dari setiap item barang single-use sesuai
Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use ditulis di Formulir Permintaan
Sterilisasi pada kolom keterangan.
 Formulir Permintaan Sterilisasi yang sudah diisi, dibagi menjadi :
 Lembar ke 1 ( asli ) untuk Unit kerja
 Lembar ke 2 untuk distribusi barang steril

7
 Lembar ke 3 untuk proses sterilisasi
 Menyerahkan formulir lembar ke 1 kepada petugas Unit kerja
e. Petugas Cleaning
Melakukan proses berdasarkan kelompok barang yang di re-use
f. Petugas pengemasan dan penandaan
 Mengemas barang yang sudah bersih dari hasil proses cleaning dengan
bahan pengemas yang sesuai
 Memberi dan menempelkan kertas labeling yang bertuliskan :
 Warna gelang dari barang single use
 Tanggal proses sterilisasi
 Tanggal expire date d. Petugas Sterilisasi
 Melakukan proses steril dengan metoda sterilisasi suhu rendah (Plasma atau
Etilen Oksida) atau steriliasasi suhu tinggi (steam)
 Mengirim barang steril ke ruangan penyimpanan barang steril
g. Petugas penyimpanan dan distribusi barang steril
 Melakukan uji visual
 Membubuhkan paraf pada Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-
Use sebagai tanda persetujuan bahwa alat memenuhi syarat
 Melakukan penyimpanan pada rak –rak
 Mendistribusikan barang steril ke unit kerja
3. Di Unit kerja :
a. Petugas Unit Kerja
 Mengambil alat yang telah selesai proses sterilisasi di loket pendistribusian
 Melakukan pemeriksaan bersama dengan petugas pendistribusian barang steril
 Menanda tangani formulir Formulir Permintaan Sterilisasi
 Mencatat semua data tambahan pada formular
 Membawa alat steril ke Unit Kerja
b. Penanggung Jawab Barang Steril
 Menyimpan alat steril pada ruang penyimpanan barang steril
 Menempatkan Kartu Persetujuan Proses Sterilisasi Barang Single-Use
bersaman dengan alat
c. Dokter
Menginstruksikan pemakaian barang single-use steril untuk pasien sesuai dengan
tindakan medik
BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

A. MONITORING
1. Monitoring secara umum dilakukan sesuai dengan cara monitoring yang tercantum
dalam Buku Pedoman Layanan Sterilisasi.
2. Monitoring khusus terhadap alat single use yang dilakukan proses sterilisasi ulang
menjadi tanggung jawab utama dokter yang menggunakan.
3. Dengan pertimbangan keselamatan pasien Instalasi Sterilisasi Sentral mempunyai
wewenang untuk merekomendasikan tidak layaknya alat single use tertentu diproses re
use kepada Departemen/Instalasi/Unit terkait.
4. Monitoring selain melibatkan Instalasi sterilisasi Sentral juga melibatkan Komite
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.

B. EVALUASI
1. Evaluasi mutu sterilitas secara berkala menjadi tanggung jawan Unit Kerja terkait
bekerjasama dengan Instalasi Sterilisasi Sentral.
2. Evaluasi secara umum sesuai dengan cara evaluasi yang tercantum dalam buku
Pedoman Layanan Sterilisasi.
3. Evaluasi terhadap kinerja alat dan sarana selain dilakukan oleh Unit Kerja dan Instalasi
Sterilisasi Sentral juga menjadi tanggung jawab Komite Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi Rumah Sakit.

9
BAB V
PENUTUP

Proses sterilisasi ulang barang single use menjadi penting karena ditinjau dari banyak
aspek cara ini bukan hal yang dianjurkan, untuk menjamin bahwa barang single use yang
diproses sehingga bisa di re use harus mempunyai beberapa ketentuan :

a. Pasien atau keluarga pasien setidaknya diberitahu bahwa alat yang mereka
gunakan merupakan alat single use yang diproses untuk re use.
b. Penetapan jumlah re use harus berpedoman kepada literature, jurnal resmi atau
bukti pemakaian dilapangan.
c. Dokter yang terakhir menggunakan alat single use di re use berkewajiban
menetapkan apakah alat bisa di re use atau tidak.
d. Setiap alat single use yang di re use diberi tanda sesuai dengan Kode Warna,
penandaan dilakukan oleh penanggung jawab alat.
e. Secara umum proses sterilisasi sesuai dengan pedoman Layanan Sterilisasi.

Pada akhirnya perlu disampaikan bahwa barang single-use adalah barang yang tidak boleh
dipergunakan berulang, kalaupun dengan alasan penghematan biaya maka proses yang
dimulai dari persetujuan re-use sampai barang menjadi steril kembali harus melalaui
pengawasan yang ekstra ketat oleh segenap personil yang terlibat dalam proses ini agar
keselamatan pasien benar - benar dipastikan bisa terjaga.

Anda mungkin juga menyukai