Anda di halaman 1dari 8

PANDUAN JAMPERSAL

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SINJAI

TAHUN 2020

Salah satu indikator yang menggambarkan kesejahteraan

masyarakat di suatu negara adalah Angka Kematian Ibu (AKI) dan

Angka Kematian Bayi dan Balita (AKB dan AKB). Oleh karena itu,

upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak mendapat perhatian

khusus. Kematian ibu menurut definisi WHO adalah kematian

selama kehamilan atau dalam periode 42 hari setelah berakhirnya

kehamilan, akibat semua sebab yang terkait dengan atau diperberat

oleh kehamilan atau penanganannya, tetapi bukan disebabkan oleh

kecelakaan/cedera. Saat ini akses ibu hamil, bersalin dan nifas

terhadap pelayanan kesehatan sudah cukup baik, akan tetapi Angka

Kematian Ibu masih cukup tinggi. Kondisi ini kemungkinan

disebabkan antara lain karena kualitas pelayanan kesehatan ibu

hamil dan bersalin yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang

tidak sehat dan faktor determinan lainnya. Penyebab utama

kematian ibu yaitu hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan post

partum, selain itu penyebab karena lain-lain juga semakin

meningkat. Penyebab ini dapat diminimalisir apabila kualitas

Antenatal Care (ANC) dilaksanakan dengan baik, sehingga mampu

menskrining kelainan pada ibu hamil sedini mungkin Pemerintah

bersama masyarakat bertanggung jawab untuk menjamin bahwa

setiap ibu memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan ibu yang

berkualitas, mulai dari saat hamil, pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, dan perawatan

pasca persalinan bagi ibu dan bayi, termasuk perawatan khusus dan

1
rujukan jika terjadi komplikasi, serta akses terhadap Keluarga

Berencana (KB).

Salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam peningkatan

pelayanan guna menekan AKI dan AKB adalah adanya dana

JAMPERSAL yang merupakan bagian dari DAK Non Fisik, melalui

mekanisme transfer dari Kemenkeu ke Pemerintah Daerah sehingga

menjadi kewenangan daerah untuk pengelolaannya sesuai Juknis

dan peraturan terkait.

I. DEFENISI

Jampersal merupakan anggaran yang diprioritaskan untuk

mendorong persalinan di fasilitas kesehatan dengan ruang lingkup

utama transportasi rujukan dan Rumah Tunggu Kelahiran dan

pembiayaan pertolongan persalinan. Pengelolaan anggaran menjadi

kewenangan Kabupaten/Kota sesuai dengan aturan dan kebijakan

yang ada.

Prinsip dalam pengggunaaan dana Jampersal adalah tidak ada

duplikasi pembayaran dan tidak boleh belanja modal dan belanja

tidak langsung.

II. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Jampersal antara lain :

1. Transportasi rujukan bagi ibu hamil risti, ibu nifas komplikasi

miskin/tidak mampu yang tidak memiliki jaminan kesehatan

dan neonatal dari ibu yang memenuhi kriteria tersebut serta

pendamping.

2. Pelayanan kesehatan ibu hamil risti, Pertolongan Persalinan ,

Perawatan Bayi Baru Lahir dan KB pasca persalinan hanya

2
untuk ibu hamil miskin atau tidak mampu dan tidak memiliki

jaminan kesehatan atau sumber pembiayaan lainnya.

Lamanya perawatan yang dibiayai untuk ibu nifas ditentukan

oleh daerah, maksimal sampai dengan 42 hari pasca salin dan

untuk neonatal sampai usia 28 hari. Besarnya biaya yang

ditanggung sesuai tarif INA CBGs JKN kelas III.

3. Rumah Tunggu Kelahiran yang bisa dimanfaatkan oleh

semua Ibu hamil miskin/tidak mampu atau tidak memiliki

jaminan kesehatan yang akan bersalin dan pendamping yang

membutuhkan. Biaya RTK termasuk membiayai makan dan

minum untuk 4 (empat) orang yakni pasien, penjaga pasien

serta 2 (dua) orang pendamping.

4. Skrining Hipotiroid Kongenital bisa untuk semua bayi baru

lahir (penentuan alokasi dana SHK harus mempertimbangkan

bahwa SHK bukan prioritas utama Jampersal).

5. Dukungan manajemen untuk penanggung jawab dan

pengelola kegiatan Jampersal.

III. TATA LAKSANA

1. Transportasi rujukan bagi ibu hamil risti, ibu

Trasportasi rujukan bisa dibiayai baik dengan menggunakan

kendaraan pribadi, kendaraan umum, kendaraan dinas,

ambulance, ambulance keliling dengan menggunakan standar

tariff yang telah ditetapkan oleh masing-masing daerah.

Transportasi rujukan ditujukan bagi ibu hamil yang tidak

mampu dan tidak memiliki jaminan kesehatan.

2. Pelayanan kesehatan ibu hamil risti, Pertolongan Persalinan ,

Perawatan Bayi Baru Lahir dan KB pasca persalinan hanya

3
untuk ibu hamil miskin atau tidak mampu dan tidak memiliki

jaminan kesehatan atau sumber pembiayaan lainnya.

Beberapa persyaratan klaim persalinan dan perawatan Bayi

Baru Lahir antara lain :

a. Batas pengajuan klaim persalinan dan Bayi Baru Lahir baik

dr puskesmas maupun rumah sakit, maksimal 14 (empat

belas) hari kalender sejak pasien dinyatakan keluar dari

faskes.

b. Pengajuan biaya persalinan mengacu pada Tarif INA CBG’s

Kelas 3.

c. Pengajuan klaim dilengkapi dengan dokumen sebagai

berikut :

1. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)/Kartu Keluarga

(KK).

2. Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari pejabat

yang berwenang.

3. Partograf

4. Pengajuan Klaim

5. Daftar Penerima Jasa

6. Surat Keterangan Lahir

7. Telaaan yang berisi latar belakang penggunaan

Jampersal.

3. Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)

a. RTK yang digunakan harus memiliki MoU yang masih

berlaku, dimana sebelum penandatanganan MoU dilakukan

terlebih dahulu survey oleh Tim yang telah ditunjuk oleh

Kepala DInas Kesehatan Kab. Sinjai untuk menilai

4
kelayakan RTK yang akan digunakan. RTK harus dengan

kondisi yang layak pakai, memiliki setidaknya 2 (dua)

kamar tidur, kamar mandi dan dapur.

b. RTK pada dasarnya dapat dimanfaatkan oleh semua ibu

hamil, ibu nifas dan bayi serta pendamping yang

membutuhkan tanpa memandang status sosial ekonomi

(kaya/miskin), kepemilikan jaminan seperti

JKN/Jamkesda/Bantuan Dinas Sosial/SKTM, dll dan

domisili (jauh/dekat).

c. Biaya makan dan minum untuk 4 (empat) orang bisa

diklaim selama ibu hamil masih berada di RTK sesuai

dengan biaya yang tercantum dalam peraturan daerah yang

telah ditetapkan dan diajukan paling lambat sebulan

setelah pasien meninggakan RTK. Biaya makan dan minum

ditetapkan sesuai dengan regulasi. BIaya makan dan

minum baik untuk pasien maupun keluarga diperuntukkan

bagi pasien yang tidak mampu dan tidak memiliki jaminan

sosial yang lain. Pengklaiman makan dan minum diajukan

maksimal 14 (empat belas) hari kalender sejak pasien

dinyatakan keluar dari RTK.

4. Skrining Hipotiroid Kongenital bisa untuk semua bayi baru

lahir dibiayai oleh Jampersal sepanjang tidak ada duplikasi

dengan sumber pembiayaan lainnya (tidak harus bayi dari

ibu hamil miskin/tidak mampu dan tidak punya jaminan).

a. Dinas kesehatan harus memiliki MoU dengan laboratorium

rujukan SHK sesuai dengan regionalisasi yang telah

ditetapkan dengan mencantumkan jumlah sampel.

5
b. Pendanaan jampersal untuk SHK meliputi :

- Belanja jasa pemeriksaan sampel SHK

- Biaya pengiriman sampel SHK dari kantor pos atau jasa

pengiriman lainnya ke laboratorium rujukan SHK

- Biaya tes konfirmasi/diganostik SHK

IV. DOKUMENTASI

1. SPO Verifikasi Klaim Jampersal

2. Format Telaahan Jampersal

6
FORMAT TELAAHAN JAMPERSAL

KOP PUSKESMAS/RS

Dari :

Kepada :

Tanggal :

Lampiran : Surat pernyataan bermaterei yang ditandatangani


oleh pasien/keluarga

Tentang :

I. POKOK PERSOALAN
Tidak adanya kartu JKN pasien an Ny.X karena masalah
administrasi kependudukan.
II. PRA ANGGAPAN
Pasien an Ny.X adalah ibu hamil yang melahirkan di PKM Y dan
tidak memiliki kartu JKN oleh karena ybs menikah dibawah
tangan sehingga tidak memiliki dokumen kependudukan resmi
dalam hal ini KK yang diperlukan untuk penrbitan kartu JKN.
III. FAKTA-FAKTA YANG BERPENGARUH
1. BPJS Kesehatan tidak bersedia menerbitkan kartu JKN pasien
oleh karena tidak memiliki KTP dan KK sesuai dengan status
pernikahan saat ini.
2. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tidak bisa
menerbitkan KK baru karena membutuhkan KK lama sebagai
dasar untuk mengubah dan menerbitkan KK baru.
3. Keluarga pasien tidak mampu memperlihaatkan KK lama
karena dokumen tersebut dipegang oleh suami pertama dan
saat ini tidak bisa lagi dihubungi serta tidak diketahui
keberadaannya.
IV. PEMBAHASAN
Petugas PKM X (An. Z) telah melakukan advokasi kepada pihak
BPJS, Capil dan keluarga pasien dst (bisa dijelaskan krnologis
upaya yang dilakukan)

7
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kartu JKN tidak dapat diterbitkan hingga pasien keluar dari PKM.
Sehingga PKM tidak bisa mengajukan klaim persalinan Ny. X.
Olehnya itu, mohon kiranya Bapak bisa menyetujui permohonon
kami untuk dibiayai oleh JAMPERSAL.

Demikian telaahan ini kami buat dengan sebenar-benarnya dan


sesuai tugas dan tanggung jawab kami. Atas perhatian Bapak
kami ucapkan terima kasih.

Sinjai, 2019
Mengetahui, Bidan Koordinator PKM
Kepala Puskesmas,

……………………… ……………………………….
NIP…………… NIP……………

Anda mungkin juga menyukai