Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI

KANTOR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


Alamat :Jl. JenderalSudirman No. 47,KabupatenSinjai,PropinsiSulawesiSelatan
Kode pos 92611 Telp (0482) 21132, Fax (0482) 21133, E-Mail :rsudsinjai@gmail.com

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SINJAI
NOMOR 153 TAHUN 2021

TENTANG
PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 147 TAHUN 2021
TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI,

Menimbang : a. bahwa terjadi lonjakan jumlah pasien Corona Virus


Disease (COVID-19) yang membutuhkan tambahan
ruangan dan jumlah tempat tidur untuk perawatan
isolasi pasien yang terkonfirmasi;

b. bahwa ruangan dan jumlah tempat tidur untuk


perawatan isolasi pasien yang terkonfirmasi Corona Virus
Disease (COVID-19) serta terapi medis yang tercantum
dalam Surat Keputusan Nomor 147 Tahun 2021 sudah
tidak sesuai lagi dengan kondisi saat ini;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada poin a dan b di atas, perlu Surat
Keputusan Direktur tentang Perubahan atas Surat
Keputusan Direktur Nomor 147 Tahun 2021 tentang
Kebijakan Pelayanan Pasien Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sinjai.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah


Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Negara Nomor 3273);

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang


Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234), sebagaimana telah diubah
-2-

dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembetukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6398);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang


Kekarantinaan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 128, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6236);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang


Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3447);

7. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 tentang


Pedoman Organisasi Rumah Sakit (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);

8. Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang


Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 59);

9. Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2O20 tentang


Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID
19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 178);

10. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2020 tentang


Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Dalam Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019;

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014


tentang Penanggulangan Penyakit Menular (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1755);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015


tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036),
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 157);

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018


tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);

14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang
-3-

Penetapan Infeksi Novel Corona Virus (Infeksi 2019-


nCoV) sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah
dan upaya penanggulangannya;

15. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor HK.01.07/MENKES/169/2020 tentang
Penetapan Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan
Penyakit Infeksi Emerging Tertentu;

16. Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2020


tentang pencegahan penyebaran dan percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan
Pemerintah Daerah;

17. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2013 tentang


Pelayanan Publik (Lembaran Daerah Kabupaten Sinjai
Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Sinjai Nomor 45);

18. Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2019 tentang


Peraturan Internal Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Sinjai (Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2019 Nomor 46);

19. Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2020 tentang


Penetapan Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Kabupaten Sinjai (Berita Daerah Kabupaten Sinjai
Tahun 2020 Nomor 27);

20. Keputusan Bupati Nomor 427 Tahun 2020 tentang


Penetapan Status Keadaan Tertentu Tanggap Darurat
Bencana Wabah Penyakit Virus Corona Disease 2019
(COVID-19) di Kabupaten Sinjai;

21. Surat Keputusan Direktur Nomor 152 Tahun 2021


tentang Perubahan Atas Keputusan Direktur Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai Nomor 127 Tahun
2021 tentang Jumlah Tempat Tidur Pasien Rawat Inap
di Tiap Ruang Perawatan Pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Sinjai Tahun 2021.

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR


147 TAHUN 2021 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN
PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

KESATU : Merubah Kebijakan Ruang Perawatan Pasien Corona Virus


Disease (COVID-19) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Sinjai sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Surat
Keputusan ini;
-4-

KEDUA : Merubah Kebijakan Terapi Medis Pasien Corona Virus Disease


(COVID-19) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 2 Surat Keputusan
ini;

KEDUA : Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya

Ditetapkan di Sinjai
pada tanggal 2 Agustus 2021

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SINJAI,

dr. Kahar Anies, Sp.B


NIP. 19780304 200502 1 002
-5-

LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 153 TAHUN 2021
TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 147
TAHUN 2021 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
SINJAI

KEBIJAKAN RUANG PERAWATAN PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019


(COVID-19) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

1. Ruang pelayanan pasien Corona Virus Disease (COVID-19) terbagi atas :


a. Ruang Screening
Ruang Screening adalah tempat awal menerima dan melakukan
assesmen kepada seluruh pasien yang akan masuk di RSUD Sinjai.

b. Ruang Isolasi Pasien Corona Virus Disease (COVID-19) terbagi menjadi


2 (dua) bagian :
1) Ruangan Perawatan Suspect/Probable :
 Gedung VIP Perawatan Bedah dialihfungsikan menjadi Ruangan
Suspect/Probable pasien Corona Virus Disease (COVID-19).
 Digunakan bagi pasien yang menunggu hasil swab.
 Digunakan bagi pasien yang memiliki kriteria ≥1 gejala
suspect /probable COVID-19 .
 Digunakan bagi bayi yang menunggu hasil swab baik yang lahir
per vaginam maupun melalui sectio caesaria dari ibu yang
sebelumnya telah terkonfirmasi.
 Digunakan bagi bayi dari ibu suspect/probable.
 Jumlah tempat tidur di setiap ruangan antara lain:
- Ruangan Suspect/Probable : 3 tempat tidur
- Ruangan ICU pasien suspect/probable : 2 tempat tidur
- Ruangan bayi dari Ibu Terkonfirmasi : 6 box bayi
- Ruangan bayi dari Ibu Terkonfirmasi : 3 box bayi
Total : 14 tempat tidur
-6-

2) Ruangan Isolasi Pasien Terkonfirmasi Corona Virus Disease (COVID-


19) :
 Gedung Instalasi Pemulasaran Jenazah dialihfungsikan menjadi
Gedung Isolasi I.
 Gedung Unit Transfusi Darah Rumah sakit (UTDRS)
dialihfungsikan menjadi Gedung Isolasi II.
 Gedung Isolasi I dan II digunakan bagi pasien yang telah
memiliki hasil swab terkonfirmasi Corona Virus Disease (COVID-
19) hingga hasil swab kontrol dinyatakan negatif dan/atau
hingga pasien hanya dengan gejala ringan maupun tak bergejala.
 Jumlah tempat tidur di setiap ruangan antara lain :
a. Gedung Isolasi I terdiri dari :
- Ruangan pasien terkonfirmasi : 13 tempat tidur
- Ruangan ICU pasien terkonfirmasi : 2 tempat tidur
b. Gedung Isolasi II terdiri dari :
- Ruangan pasien terkonfirmasi : 9 tempat tidur
- Ruangan bayi terkonfirmasi : 3 box bayi
Total : 27 tempat tidur
2. Kriteria Pemulangan Pasien
a. Pasien dapat dipulangkan atau dipindahkan dari Ruang Isolasi
COVID-19 jika hasil swab kontrol telah dinyatakan negatif.
b. Jika ada pasien dengan hasil swab kontrol belum terkonfirmasi
negatif namun masih memiliki gejala ringan dan/atau tidak bergejala,
maka pasien boleh pulang dengan menunjukkan Surat Keterangan
Isman yang diketahui dan ditandatangani oleh beberapa pihak yang
berwenang sesuai regulasi dari Tim Gugus Satgas COVID-19 di
Kabupaten Sinjai.
c. Sebelum pasien yang masih memiliki gejala ringan dan/atau tidak
bergejala keluar dari rumah sakit, maka puskesmas dan RSUD Sinjai
terlebih dahulu berkoordinasi terkait kondisi pasien untuk dilakukan
follow up selanjutnya oleh puskesmah di wilayah masing-masing.

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SINJAI,

dr. Kahar Anies, Sp.B


NIP. 19780304 200502 1 002
-7-

LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI
NOMOR 153 TAHUN 2021
TENTANG PERUBAHAN ATAS SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NOMOR 147
TAHUN 2021 TENTANG KEBIJAKAN PELAYANAN PASIEN CORONA VIRUS
DISEASE 2019 (COVID-19) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
SINJAI

KEBIJAKAN TERAPI MEDIS PASIEN CORONA VIRUS DISEASE 2019


(COVID-19) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SINJAI

A. Panduan Praktek Klinis (Ppk) Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai

CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID 19)


1. Pengertian Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah
(Definisi) penyakit menular yang disebabkan oleh Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-
CoV-2).
2. Anamnesis Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara
lain gejala gangguan pernapasan akut seperti
demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi
rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang
14 hari.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri
dan sakit, hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare, hilang
penciuman dan pembauan atau ruam kulit.
3. Pemeriksaan Fisis Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan
gejala apapun dan tetap merasa sehat. Gejala
COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa
lelah, dan batuk kering.
Pada kasus berat akan mengalami Acute Respiratory
Distress Syndrome (ARDS), sepsis dan syok septik,
gagal multi-organ,
termasuk gagal ginjal atau gagal jantung akut
hingga berakibat
kematian.
4. Kriteria Diagnosis Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria
berikut:
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria
klinis DAN salah satu kriteria epidemiologis:

Kriteria Klinis:
 Demam akut (≥ 38 C)/riwayat demam dan
batuk;
ATAU
 Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut
berikut:
 demam/riwayat demam, batuk, kelelahan
(fatigue),
 sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan,
coryza/ pilek/
-8-

 hidung tersumbat, sesak nafas,


 anoreksia/mual/muntah, diare, penurunan
kesadaran
DAN
Kriteria Epidemiologis:
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat tinggal atau bekerja di
tempat berisiko tinggi penularan; ATAU
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat tinggal atau bepergian di
negara/wilayah Indonesia yang melaporkan
transmisi lokal; ATAU
 Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan, baik
melakukan pelayanan medis, dan non-medis,
serta petugas yang melaksanakan kegiatan
investigasi, pemantauan kasus dan kontak;

ATAU

b. Seseorang dengan ISPA Berat,


c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak
memenuhi
kriteria epidemiologis dengan hasil rapid antigen
SARS CoV-2 positif

2. Kasus Probable
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria
berikut
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
probable; ATAU terkonfirmasi; ATAU
berkaitan dengan cluster COVID-19
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis
sugestif ke arah COVID-19
c. Seseorang dengan gejala akut anosmia
(hilangnya kemampuan indra penciuman)
atau ageusia (hilangnya kemampuan indra
perasa) dengan tidak ada penyebab lain yang
dapat diidentifikasi
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distres
pernapasan
DAN
memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan
dengan cluster COVID-19.

3. Kasus Konfirmasi:
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus
COVID-19 dengan kriteria sebagai berikut:
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-
CoV-2 positif
DAN
memenuhi kriteria definisi kasus probable
ATAU kasus suspek (kriteria A atau B)
-9-

c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan


hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif
DAN
Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus
probable ATAU terkonfirmasi.

Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:


a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)

4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus
probable atau konfirmasi COVID-19. Riwayat
kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus
probable atau kasus konfirmasi dalam radius
1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit
atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus
probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung
terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya
kontak berdasarkan penilaian risiko lokal
yang ditetapkan oleh tim penyelidikan
epidemiologi setempat.
5. Diagnosis Pemeriksaan RT-PCR atau rapid antigen pada
pasien yang terduga terinfeksi COVID-19
6. Diagnosis Banding 1. Pneumonia akibat infeksi selain COVID-19
2. ISPA akibat selain COVID-19

7. Pemeriksaan RT-PCR COVID 19 atau rapid antigen, Foto Thorax,


Penunjang Darah Rutin, GDS, Fungsi Ginjal dan Hati bila
perlu.
1. Tatalaksana Tanpa Gejala
a. Isolasi dan Pemantauan
Isolasi dapat dilakukan secara mandiri atau
terpusat di fasilitas publik yang disediakan.
Pemantauan dilakukan oleh tenaga kesehatan
di fasilitas pelayanan kesehatan. Pelaksanaan
isolasi mandiri dan isolasi terpusat sesuai
dengan prosedur dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Non Farmakologis
Berikan edukasi terkait tindakan yang perlu
dikerjakan (leaflet untuk dibawa ke rumah):
1) Pasien:
a) Selalu menggunakan masker jika keluar
kamar dan saat berinteraksi dengan anggota
keluarga.
b) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
atau hand sanitizer sesering mungkin.
-10-

c) Jaga jarak dengan keluarga (physical


distancing).
d) Upayakan kamar tidur sendiri/terpisah.
e) Menerapkan etika batuk (Diajarkan oleh
tenaga medis)
f) Gunakan alat-alat pribadi secara tersendiri
(alat makan dan alat mandi).
g) Alat makan-minum segera dicuci dengan
air/sabun.
h) Berjemur matahari minimal sekitar 10-15
menit setiap harinya (antara jam 10 pagi
sampai jam 3 sore).
i) Pakaian yg telah dipakai sebaiknya
dimasukan dalam kantong plastik/wadah
tertutup yang terpisah dengan pakaian kotor
keluarga yang lainnya sebelum dicuci dan
segera dimasukkan mesin cuci.
j) Ukur dan catat suhu tubuh serta saturasi
oksigen 2 (dua) kali sehari (pagi dan malam
hari).
k) Segera beri informasi ke petugas
pemantau/FKTP atau keluarga jika terjadi
peningkatan suhu tubuh > 38°C.
2) Lingkungan/kamar:
a) Perhatikan ventilasi, cahaya dan udara.
b) Membuka jendela kamar secara berkala.
c) Bila memungkinkan menggunakan APD saat
membersihkan kamar (setidaknya masker,
dan bila memungkinkan sarung tangan dan
goggle).
d) Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun
atau hand sanitizer sesering mungkin.
e) Bersihkan kamar setiap hari, bisa dengan
air sabun atau bahan desinfektan lainnya.
3) Keluarga:
a) Bagi anggota keluarga yang berkontak erat
dengan pasien sebaiknya memeriksakan diri
ke FKTP/Rumah Sakit.
b) keluarga senantiasa pakai masker.
c) Jaga jarak minimal 1 meter dari pasien.
d) Senantiasa mencuci tangan.
e) Jangan sentuh daerah wajah kalau tidak
yakin tangan bersih.
f) Ingat senantiasa membuka jendela rumah
agar sirkulasi udara tertukar.
g) Bersihkan sesering mungkin daerah yg
mungkin tersentuh pasien misalnya gagang
pintu dan lain-lain..
c. Farmakologis
 Vitamin C dengan pilihan:
a) Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8
jam oral (untuk 14 hari);
b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam
oral (selama 30 hari); atau
c) Multivitamin yang mengandung vitamin
C 1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari)
-11-

 Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam
bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah
5000 IU) selama 14 hari
 Antivirus:
Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose
1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2- 5).
 Pengobatan simptomatis seperti parasetamol
bila demam.
 Obat-obatan suportif baik tradisional
(Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli
Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM
dapat dipertimbangkan untuk diberikan
namun dengan tetap memperhatikan
perkembangan kondisi klinis pasien.
 Obat-obatan yang memiliki sifat antioksidan
dapat diberikan.
2. Tatalaksana Derajat Ringan
a. Isolasi dan Pemantauan
Pasien gejala ringan dilakukan isolasi dan
pemantauan sesuai dengan prosedur pada
peraturan yang berlaku
b. Non Farmakologis
Edukasi terkait tindakan yang harus
dilakukan (sama dengan edukasi tanpa
gejala).
c. Farmakologis
 Vitamin C dengan pilihan:
a) Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8
jam oral (untuk 14 hari);
b) Tablet isap vitamin C 500 mg/12 jam oral
(selama 30 hari); atau
c) Multivitamin yang mengandung vitamin C
1-2 tablet/24 jam (selama 30 hari)
 Vitamin D
Dosis 1000-5000 IU/hari (tersedia dalam
bentuk tablet 1000 IU dan tablet kunyah
5000 IU) selama 14 hari.
 Antivirus:
Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose
1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2- 5).
 Terapi Pengobatan simptomatis seperti
parasetamol bila demam.
 Obat-obatan suportif baik tradisional
(Fitofarmaka) maupun Obat Modern Asli
Indonesia (OMAI) yang teregistrasi di BPOM
dapat dipertimbangkan untuk diberikan
namun dengan tetap memperhatikan
perkembangan kondisi klinis pasien.
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang
ada.
3. Tatalaksana Derajat Sedang
a. Isolasi dan Pemantauan
-12-

Isolasi di Rumah Sakit ke Ruang Perawatan


COVID-19/ Rumah Sakit Darurat COVID-19.
Pengambilan swab untuk RT-PCR
b. Non Farmakologis
Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol
elektrolit, status hidrasi/terapi cairan,
oksigen bila dibutuhkan.
Pemantauan laboratorium Darah Tepi berikut
dengan hitung jenis, fungsi ginjal, fungsi hati
dan foto toraks secara berkala.
c. Farmakologis
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100
cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam diberikan
secara drip Intravena (IV) selama
perawatan
 Vitamin D Dosis 1000-5000 IU/hari
(tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU dan
tablet kunyah 5000 IU).
 Salah satu antivirus berikut:
a) Favipiravir (sediaan 200 mg) loading dose
1600 mg/12 jam/oral hari ke-1 dan
selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-5 dan
dapat diperpanjang sampai hari ke 7); atau
b) Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-1)
dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari ke 2-5).
 Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan
evaluasi DPJP
 Pengobatan simptomatis (Parasetamol dan
lain-lain).
 Pengobatan komorbid dan komplikasi yang
ada
d. Tatalaksana Derajat Berat/Kritis
a. Isolasi dan Pemantauan
Isolasi di ruang isolasi Rumah Sakit atau
rawat secara kohorting.
Pengambilan swab untuk RT-PCR
b. Non Farmakologis
 Istirahat total, asupan kalori adekuat,
kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi
cairan), dan oksigen.
 Pemantauan laboratorium darah tepi
berikut dengan hitung jenis, fungsi ginjal,
fungsi hati, Hemostasis
 Pemeriksaan foto toraks serial bila
perburukan.
 Monitor tanda-tanda sebagai berikut:
a) Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min.
b) Saturasi Oksigen dengan pulse
oximetry ≤93% (di jari).
c) PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg.
d) Peningkatan sebanyak >50% di
keterlibatan area paru-paru pada
pencitraan thoraks dalam 24-48 jam.
e) Limfopenia progresif.
f) Peningkatan CRP progresif.
-13-

g) Asidosis laktat progresif.


 Monitor keadaan kritis
a) Gagal napas yg membutuhkan ventilasi
mekanik, syok atau gagal multiorgan yang
memerlukan perawatan ICU.
b) Bila terjadi gagal napas disertai ARDS
pertimbangkan penggunaan ventilator
mekanik
c) 3 langkah yang penting dalam
pencegahan perburukan penyakit, yaitu
sebagai berikut:
o Bila alat tersedia dan memenuhi syarat
klinis, gunakan High Flow Nasal Cannula
(HFNC) atau Non-Invasive Mechanical
Ventilation (NIV) pada pasien dengan
ARDS atau efusi paru luas. HFNC lebih
disarankan dibandingkan NIV
o Pembatasan resusitasi cairan, terutama
pada pasien dengan edema paru.
o Posisikan pasien sadar dalam posisi
tengkurap (awake prone position).
 Terapi oksigen
Inisiasi terapi oksigen jika ditemukan SpO2
94%).
Tingkatkan terapi oksigen dengan
menggunakan alat HFNC jika tidak terjadi
perbaikan klinis dalam 1 jam atau terjadi
perburukan klinis.
Inisiasi terapi oksigen dengan alat HFNC;
flow 30 L/menit, FiO2 40% sesuai dengan
kenyamanan pasien dan dapat
mempertahankan target SpO2 92 -96%
 NIV (Non Invasive Ventilation)
 Intubasi endotrakeal dan Ventilasi Mekanik
invasif (Ventilator)
c. Farmakologis
 Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam
100 cc NaCl 0,9% habis dalam 1 jam
diberikan secara drip Intravena (IV)
selama perawatan
 Vitamin B1 1 ampul/24 jam/intravena
 Vitamin D Dosis 1000-5000 IU/hari
(tersedia dalam bentuk tablet 1000 IU
dan tablet kunyah 5000 IU)
 Bila terdapat kondisi sepsis yang
diduga kuat oleh karena ko-infeksi
bakteri, pemilihan antibiotik
disesuaikan dengan terapi empiris
pneumonia komunitas atau dapat
disesuaikan dengan kondisi klinis,
fokus infeksi dan faktor risiko yang ada
pada pasien
 Antivirus:
a) Favipiravir (sediaan 200 mg) loading
dose 1600 mg/12 jam/oral hari ke-1
-14-

dan selanjutnya 2 x 600 mg (hari ke 2-


7 dan dapat diperpanjang sampai hari
ke 10); atau
b) Remdesivir 200 mg IV drip (hari ke-
1) dilanjutkan 1x100 mg IV drip (hari
ke 2-5 atau hari ke 2-10).
 Deksametason dengan dosis 6 mg/24
jam selama 10 hari atau kortikosteroid
lain yang setara seperti
metilprednisolon 32 mg, atau
hidrokortison 160 mg pada kasus berat
yang mendapat terapi oksigen atau
kasus berat dengan ventilator.
 Pengobatan komorbid dan komplikasi
penyakit penyerta/ko insiden yang ada
 Apabila terjadi syok, lakukan
tatalaksana syok sesuai pedoman
Tatalaksana syok
 Obat suportif lainnya dapat diberikan
sesuai indikasi.
 Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan
evaluasi DPJP

9. Edukasi Istirahat total, asupan kalori adekuat, minum obat


teratur, patuhi protokol kesehatan
10. Prognosis Dubia ad malam bila disertai faktor komorbid
11. Tingkat Evidens I
12. Tingkat
Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis - dr. H. Amaluddin, Sp.PD
- dr .Hermawati Azikin, Sp.PD
- dr. Marlina Rays, Sp.PD
- dr. Ahmad Fathoni Halim
14. Indikator Medis Bebas Gejala
15. Kepustakaan 1. Revisi Protokol Tatalaksana COVID‐19, PDPI,
PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI, Juli 2021.
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.01.07/Menkes/5671/2021 Tentang
Manajemen Klinis Tata Laksana Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19) Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
-15-

B. Panduan Praktek Klinis (Ppk) Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sinjai

"CLINICAL PATHWAYS"
RSUD SINJAI, SULAWESI SELATAN
CORONAVIRUS DISEASE 2019 GEJALA SEDANG
2021
Berat Tinggi
Nama Pasien Umur Badan Badan Nomor Rekam Medis

Rencana
Kode Rawat :
Diagnosa Awal ICD 10 : 13 Hari
Tgl / jam Tgl / jam Lama
R. Rawat Kelas Biaya
Pelayanan Masuk keluar Rawat

HARI RAWAT
I II III-XII XIII

Diagnosa
- Penyakit Utama
- Penyakit Penyerta
- Komplikasi
Assesment
Pemeriksaan Dokter Interna + + + +
Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap, GDS + +/-


Swab
+ +/- +
Antigen/PCR/TCM
Ureum/Kreatinin +/- +/-

SGOT/SGPT +/- +/-


Foto Thorax/ CT Scan
+ +
Thorax
Medikasi
Vit C 200-400 mg/8
jam/IV dalam NaCl
0.9% 100 cc habis + + + +
dalam 1 jam diberikan
secara drip intravena
- (IV) selama perawatan
Favipiravir (Avigan
sediaan 200 mg)
loading dose 1600
mg/12 jam/oral hari ke
1 dan selanjutnya 2 x
600 mg (hari ke 2-5)
+ + +
dan dapat diperpanjang
sampai hari ke 7 atau
Remdesivir 200 mg/iv
(hari ke-1) dilanjutkan
1x100 mg IV drip (hari
- ke 2-5)
Dosis 1000-5000
IU/hari (tersedia dalam
bentuk tablet 1000 IU + + + +
dan tablet kunyah
- 5000 IU).
Antikoagulan
LMWH/UFH
+ + + +
berdasarkan evaluasi
- DPJP
Pengobatan
+/- +/- +/- +/-
- simptomatis/komorbid
Asuhan
Keperawatan
- TTV + + + +

- Pasang Infus +

- Rawat Infus + + +

- Aff Infus +
-16-

- Skrining gizi awal +

- Personal hygiene + + + +

- Pemberian obat oral/IV + + +


Pemberian transfusi
- (jika indikasi)
Asuhan Gizi
- Skrining gizi lanjut +

- Antropometri +

- Diet Biasa + + + +
Asuhan
Kefarmasian
- Rekonsiliasi +
Pemantauan terapi
+ + + +
- obat
Monitoring efek
+ + + +
- samping obat
Edukasi
Edukasi mengenai
penyakit & perawatan +
- pasien
- Edukasi ttg kondisi
pasien, kemungkinan
+ + + +
komplikasi & rencana
terapi
- Rencana Kontrol & obat
+
yg dibawa pulang
Mobilisasi
- Mobilisasi Pasif / aktif + + + +
Konsultasi
(jika
diperlukan)

Outcome
Gejala demam tidak
+
- ada
Gejala gangguan
+
- pernapasan tidak ada
Rencana
Pemulangan
Rawat jalan, kontrol
poliklinik (Jika +
- Indikasi)

Jumlah Biaya

Perawat (PPJP) Diagnosis Akhir Kode ICD 10 Kode ICD 9-


Jenis Tindakan CM

DPJP Utama COVID 19 GEJALA IVFD


SEDANG ………………… …………………
DPJP Lainnya ………………………. ………………… ………………… …………………
Komplikasi
Verifikator
lainnya ………………………. ………………… ………………… …………………

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


KABUPATEN SINJAI,

dr. Kahar Anies, Sp.B


NIP. 19780304 200502 1 002
-17-

Anda mungkin juga menyukai