DI PMB YANUARTI
YANUARTI
1250018023
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Kebidanan ini dibuat dengan tujuan sebagai bentuk dokumentasi SOAP atas
asuhan yang telah diberikan pada Ny. E dengan Gonore. Pada pelaksanaan praktik klinik
kebidanan 1 di prodi D-III Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas
Nahdlatul Ulama Surabaya. Adapun rangkaian praktik klinik kebidanan 1 dimulai pada 7
september - 25 september secara online.
Yanuarti
NIM: 1250018023
Pembimbing Akademik
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gonore atau penyakit kencing nanah adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS)
yang paling sering terjadi. Gonore disebabkan oleh bakteri diplokokus gram negatif,
Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae), yang menginfeksi membran mukosa dari
urethra, endocervix, rectum, dan pharynx. Infeksi ini bisa tidak menimbulkan gejala
(Morel, 2010). Gonore merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting dan
kedua tersering dari IMS di Amerika. Gonore dapat ditularkan melalui hubungan seks
vaginal, anal dan oral dengan pasangan yang terinfeksi bakteri N. gonorrhoeae. Gonore
juga dapat ditularkan melalui ibu yang sedang mengandung kepada bayi yang ada dalam
kandungannya selama proses melahirkan bayi tersebut sehingga menyebabkan ophtalmia
neonatorum dan systemic neonatal infection (Wong, 2016).
Gambaran klinis dan perjalanan penyakit pada perempuan berbeda dengan laki-laki.
Hal ini disebabkan oleh perbedaan anatomi dan fisiologi alat kelamin laki-laki dan
perempuan. Pada perempuan, penyakit akut maupun kronik, gejala subjektif jarang
ditemukan dan hampir tidak pernah didapati kelainan objektif. Pada umumnya
perempuan datang berobat kalau sudah ada komplikasi. Gejala pertama pada laki-laki
berupa uretritis sedangkan pada perempuan berupa uretritis dan servisitis. Masa tunas
gonore sangat singkat, pada laki-laki umumnya berkisar 2-5 hari, kadang lebih lama.
Gejala tersebut dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun sistemik selain itu juga
dapat menyebabkan komplikasi diseminata seperti artritis, miokarditis, endokarditis,
perikarditis, meningitis, dan dermatitis (Daili, 2014).
Menurut WHO, pada tahun 2008 terjadi peningkatan infeksi N. Gonorrhoeae yang
signifikan selain di benua Eropa dan daerah Timur Tengah, yaitu dari sebanyak 87,7 juta
kasus pada tahun 2005 menjadi 106,1 juta kasus pada tahun 2008. Pada Benua Afrika
insidensi penderita gonore perempuan sebanyak 9,6 juta
Di Indonesia, IMS yang paling banyak ditemukan adalah sifilis dan gonore.
Prevalensi infeksi menular di Indonesia yakni kota Bandung sebanyak 37,4% untuk
kasus gonore, klamidia 34,5%, dan sifilis 25,2%. Di Surabaya prevalensi infeksi
klamidia 33,7%, sifilis 28,8%, dan gonore sebanyak 19,8%. Jakarta sebagai ibu kota
negara Republik Indonesia memiliki jumlah kasus gonore sebanyak 29,8%, sifilis 25,2%
dan klamidia 22,7%. Di Medan angka kejadian syphilis terus meningkat setiap tahun.
Peningkatan penyakit ini terbukti sejak tahun 2003 meningkat 15,4%, sedangkan pada
tahun 2004 terus menunjukkan peningkatan menjadi 18,9%, sementara pada tahun 2005
menjadi 22,1%
Upaya pencegahan yang harus dilakukan agar tidak tertular IMS adalah dengan
menanyakan kepada pasangan sebelum berhubungan seksual apakah pasangan anda
sedang menderita gonore, gunakan kondom dengan benar setiap kali berhubungan seks,
berpikir dua kali sebelum berhubungan seks terutama jika bukan dengan pasangan tetap,
batasi jumlah pasangan dalam berhubungan seks, dan mengetahui status diri sendiri
apakah sedang menderita IMS sehingga dapat menjauhkan pasangan dari risiko tertular
IMS (Center for Disease Control and Prevention, 2016)
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menerapkan asuhan kebidanan pada Nn. E dengan gangguan kesehatan
reproduksi IMS (Gonore)
2. Tujuan khusus
- Mampu melakukan pengumpulan data, dan melakukan pemeriksaan pada
gangguan reproduksi khusunya pada kasus infeksi menular seksual
- Menegakkan diagnose pada kasus infeksi menular seksual
- Melakukan evaluasi tindakan pada kasus infeksi menurlar seksual
BAB 2
TINJAUAN TEORI
A. Definisi IMS
Infeksi menular seksual (IMS) adalah suatu penyakit infeksi yang kebanyakan
ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal, atau lewat vagina), selain itu juga dapat
ditularkan dari ibu ke anak selama kehamilan dan persalinan. Kuman penyebab infeksi
ini berupa jamur, virus dan parasit (Widyastuti,2009)
Secara gender perempuan memiliki resiko tinggi terhadap penyakit yang berkaitan
dengan kehamilan dan persalinan, juga terhadap penyakit kronik dan infeksi. Dampak
IMS pada kehamilan bergantung pada organisme penyebab, lamanya infeksi, dan usia
kehamilan pada saat perempuan terinfeksi hasil konsepsi yang tidak sehat seringkali
terjadi akibat IMS, misalnya kematian janin (abortus spontan atau lahir mati), berat bayi
lahir rendah (akibat prematuritas atau retardasi pertumbuhan janin dalam rahim) dan
infeksi kongenital atau perinatal (kebutaan, pneumonia neonatus, dan retardasi mental).
Diagnosis dan manajemen IMS pada kehamilan dapat menurunkan morbiditas dan
mortalitas maternal maupun janin. Sebagian besar IMS bersifat asimptomatik atau
muncul dengan gejala yang spesifik. Tanpa adanya tingkat kewaspadaan yang tinggi dan
ambang batas tes yang rendah, sejumlah besar kasus IMS dapat terlewatkan, yang pada
akhirnya mengarah pada hasil perinatal yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, riwayat
IMS yang lengkap dan melakukan pemeriksaan skrining yang sesuai pada pasien yang
sedang hamil pada saat pemeriksaan prenatal yang pertama adalah penting.
2. IMS yang disebabkan virus, yaitu: Herpes genetalis, Kondiloma Akuminata, Infeksi
HIV, dan AIDS, Hepatitis B, Moluskus Kontagiosum.
1. Semakin muda usia (<25 tahun) untuk melakukan hubungan seksual pertama kali
6. Tidak menggunakan kondom atau menggunakan kondom tapi tidak benar (wanita
memiliki risiko ±40-60% tertular oleh pasangannya yang terinfeksi)
9. Timbulnya erupsi bintik kemerahan disertai rasa panas dan gatal pada kulit region
genitalis.
10. Kadang-kadang disertai demam seperti influenza dan setelah 2-3 hari, bintik
kemerahan tersebut berubah menjadi vesikel disertai rasa nyeri.
11. 5-7 hari kemudian, vesikel pecah dan keluar cairan jernih dan pada lokasi vesikel
yang pecah, timbul keropeng (atau ditutupi lapisan kekuningan bila terkena infeksi
sekunder).
12. Bila mengenai region genitalia yang cukup luas, dapat menyebabkan gangguan
mobilitas, vaginitis, urethritis, sistitis dan fisura ani herpetika.
13. Dapat menyebabkan abortus, anomaly kongenital dan infeksi pada neonatus
(konjungtivitis/keratitis, ensefalitis, vesikulitis kutis, icterus dan konvulsi.
F. Proses Transmisi
Upaya pencegahan yang harus dilakukan agar tidak tertular IMS adalah
dengan menanyakan kepada pasangan sebelum berhubungan seksual apakah pasangan
anda sedang menderita gonore, gunakan kondom dengan benar setiap kali
berhubungan seks, berpikir dua kali sebelum berhubungan seks terutama jika
bukan dengan pasangan tetap, batasi jumlah pasangan dalam berhubungan seks,
dan mengetahui status diri sendiri apakah sedang menderita IMS sehingga dapat
menjauhkan pasangan dari risiko tertular IMS (Center for Disease Control and
Prevention, 2016)
BAB 3
SOAP TEORI
Identitas
Untuk mengetahui alasan kedatangan pasien dan keluhan dalam masalah kesehatan
reproduksinya
Riwayat menstruasi
Digunakan untuk mendapatkan gambaran tentang dasar dari organ reproduksi pasien.
Beberapa data yang harus diperoleh dari riwayat menstruasi antara lain menarce (usia
pertama kali mengalami menstruasi). Siklus menstrusi (jarak antara menstruasi yang dialami
dengan menstruasi berikutnya biasanya sekitar 23 – 32 hari). Volume darah data ini
menjelaskan seberapa banyak darah menstruasi yang dikeluar (beberapa wanita
menyampaikan keluhan yang dirasakan ketika mengalami menstruasi dan dapat menunjuk
pada diagnose tertentu).
Riwayat perkawinan
Riwayat obstetric
Meliputi jumlah anak, anak yang lahir hidup, persalinan aterm, premature, keguguran
atau kegagalan kehamilan, persalinan dengan tindakan, riwayat perdarahan pada kehamilan,
persalinan atau nifas
reproduksi
Tekanan darah : untuk mengetahui tekanan darah pada pasien dengan gangguan
kesehatan reproduksi
reproduksi
reproduksi
Pemeriksaan fisik
Mata : untuk mengetahui warna sclera apakah icterus atau tidak dan
keadaan gigi.
keluar.
Abdomen : untuk mengetahui ada tidaknya bekas luka operasi, palpasi daerah
nyeri
Pemeriksaan ini dilakukan jika perlu atau jika terdapat kelainan saat pemeriksaan.
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisis dari data subjektif dan data objektif
Penatalaksanaan (P)
TINJAUAN KASUS
DATA SUBJEKTIF
Identitas
Nama ibu : Ny ‘’E’’ Nama suami : Tn ‘’G’’
Umur : 22 tahun Umur : 22 tahun
Agama : islam Agama : islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Pekerjaan : swasta
Alamat : Jl.Smea Alamat : Jl.Smea
Status perkawinan
Istri Suami
Kawin ke :1 Kawin ke :1
Usia kawin : 20 tahun Usia kawin : 20 tahun
Lama kawin : 2 tahun Lama kawin : 2 tahun
Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Keluhan : nyeri pinggang
Alasan kunjungan
Ibu mengeluh keputihan berwarna putih susu agak kental dan berbau sejak 1 bulan lalu
Riwayat obstetric
Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak dirawat dirumah sakit atau mempunya riwayat penyakit, menular,
menurun dan menahun.
Nutrisi : makan 3x/ hari porsi sedikit tapi sering ( nasi,lauk pauk, ikan dan sayur)
Minum air putih kurang lebih 8 gelas/hari.
Eliminasi : BAK 6-7 x/hari (warna kuning dan bau khas), BAB 1 hari sekali (warna
kuning, konsisten lembek, bau khas)
Personal hygiene : mandi 2x/hari, ganti celana dalam 1x/hari, cebok dari depan ke belakang
Hubungan seksual : ibu mengatakan jarang berhubungan suami istri karena suaminya hanya
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : sedikit cemas
Kesadaran : composmenti
TTV
TD : 110/70 MmHg
N : 88 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,7 ºC
Pemeriksaan Fisik
Leher : Tidak ada bendungan vena jugularis, tidak da pembersaran kelenjar tyroid
Payudara : Simetris, putting susu menonjol dan kebersihan cukup, tidak ada nyeri tekan
dan benjolan abnormal, tidak ada cairan yang keluar dari putting susu
Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan Laboratorium
a. Polimorfnukleus (PMN) : positif
b. Diplokokkus gram Negatif: positif
1. Memberitahu kepada bahwa keluhan yang dirasakan oleh ibu adalah penyakit
kelaminyang dinamakan Gonore
2. Menjelaskan kepada ibu mengenai kondisi yang ibu alami disebabkan oleh bakteri yang
terdapat pada mulut rahim ibu, juga bisa karena sering bergonta ganti pasangan ataupun
karena berhubungan seksual dengan penderita gonore
3. Memberikan HE kepada ibu
- Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi dan banyak meminum air putih
- Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
- Memberitahu ibu pendidikan perawatan kesehatan diri
- Memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit Gonorrhoe
- Menganjurkan ibu untuk tidak berhubungan seksual terlebih dahulu, jika ingin
berhubungan menganjurkan ibu untuk menggunkan kondom
4. Menganjurkan ibu untuk konsul ke Dokter mengenai penyakit yang dialami ke Dokter
Sp.OG
5. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan, dokumentasi terlampir
BAB V
PEMBAHASAN
Teori yang mendukung bahwa Ny E mengalami Gonore, Gejala yang muncul pada
penderita gonore adalah vaginal discharge (cairan purulen dengan bau tidak sedap), disuria,
nyeri saat berhubungan seksual, perdarahan inter menstrual, dan nyeri abdomen bawah
ringan. Gonore dapat ditularkan melalui hubungan seks vaginal, anal dan oral dengan
pasangan yang terinfeksi bakteri N. gonorrhoeae. Gonore juga dapat ditularkan melalui ibu
yang sedang mengandung kepada bayi yang ada dalam kandungannya selama proses
melahirkan bayi tersebut sehingga menyebabkan ophtalmia neonatorum dan systemic
neonatal infection (Wong, 2016).
Gejala pertama pada laki-laki berupa uretritis sedangkan pada perempuan berupa
uretritis dan servisitis. Masa tunas gonore sangat singkat, pada laki-laki umumnya berkisar
2-5 hari, kadang lebih lama. Gejala tersebut dapat menyebabkan komplikasi lokal maupun
sistemik selain itu juga dapat menyebabkan komplikasi diseminata seperti artritis,
miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dan dermatitis
(Daili, 2014).
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam asuhan pada Ny. E diberikan asuhan sesuai dengan kesehatan
reproduksi. Dilakukan pengambilan data subjektif dengan anamnesa yaitu keluhan
utama yang dirasakan, riwayat menstruasi, riwayat perkawinan, riwayat obstetric, dan
pola kebiasaan sehari hari. Dengan pengambilan data objektif meliputi pemeriksaan
umum, pemeriksaan fisik khusus.
Maka dengan ini didapatkan kesimpulan dan diagnosis Ny.E usia 22 tahun
dengan Gonore. Tidak didapatkan diagnosis potensial, masalah kebutuhan, dan
kebutuhan tindakan segera seperti kolaborasi dan rujukan.
Tata laksana dari asuhan pada Ny. E adalah memberitahu tentang hasil
pemeriksaan, memberikan KIE mengenai nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas, dan
memberikan kie tentang pendidikan kesehatan reproduksi, pencegahan penularan
gonore. Pasien mengerti dan bersedia melakukan yang dianjurkan oleh bidan.
B. Saran
1. Bagi institusi pendidikan (kampus)
Institusi pendidikan diharapkan menambah buku/ referensi yang dapat menujang
dalam kegiatan belajar
2. Bagi mahasiswa
Mahasiswa diharapkan dapat menggunakan kesempatan belajar di dalam praktek
klinik kebidanan secara online ini dengan baik dan dapat mengambil ilmu yang
didapat .
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, GF., Carroll KC, Butel JS, Morse, and all (2013). Mikrobiologi
Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg. Ed. 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta7