Anda di halaman 1dari 6

1.

AIDS
Ketika pertama kali mendengar istilah HIV AIDS tentunya yang berada dalam pikiran kita
adalah gambaran sebuah penyakit yang berbahaya dan sampai saat ini belum ditemukan
pengobatan yang tepat dan berhasil menyembuhkan akan penyakit ini. Penyakit HIV adalah
salah satu jenis penyakit yang cara penularannya adalah memalui hubungan seksual. Dalam
bahasa medisnya adalah masuk dalam golongan Penyakit Menular Seksual (PMS).

Penyakit HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sebuah penyakit yang disebabkan
oleh virus. Segala penyakit yang disebabkan virus ataupun infeksi seringkali berkaitan dengan
daya tahan tubuh seseorang. Pada jenis penyakit virus biasa, dengan daya tahan yang lemah
virus akan lebih mudah menyerang. Tetapi bila daya tahan tubuh kita bagus, maka akan
mengalami kesulitan dalam melakukan penyerangan terhadap tubuh. Tidak demikian dengan
HIV AIDS ini. Justru HIV ini akan menyerang sistem kekebalan tubuh seseorang. Sehingga
bila telah berjangkit pada seseorang maka daya tahan tubuh seseorang dari hari ke hari akan
semakin menurun. Sehingga efek dari virus penyebab HIV ini seseorang akan mudah terkena
infeksi. Bila tidak terdeteksi dari awal, justru penyakit HIV ini akan dikenali dan bisa
dideteksi bila seseorang mudah terkena infeksi tambahan.

Berikut beberapa tanda gejala HIV AIDS yang perlu kita waspadai :
1. Penurunan Berat Badan Dengan Cepat. Penurunan berat badan ini biasanya tanpa ada
sebab yang jelas. Hal ini karena biasanya pada penderita penyakit ini akan mulai
kehilangan selera makannya. Walaupun makan dengan banyak kalori, karbohidrat, bergizi
tetapi berat badan akan tetap menurun.
2. Diare Yang Tak Kunjung Sembuh. Bila kita menjumpai seseorang yang mengalami diare
berkepanjangan dan telah mendapatkan berbagai macam pemberian obat atau pun
antibiotik belum juga sembuh, maka hal ini patut kita curigai dan waspadai bahwasannya
seseorang tersebut tengah menderita salah satu gejala HIV. Apalagi bila faktor resiko
banyak terdapat pada seseorang tersebut.
3. Demam dan flu yang tidak kunjung sembuh. Seseorang tersebut akan mengalami demam
yang berkelanjutan dan hilang timbul dan biasanya demam mencapai lebih dari 39 derajat
celcius dan tak sembuh setelah kita berikan beberapa jenis obat antipiretika (penurun
panas).
4. Cepat Merasa Lelah. Karena jenis virus menyerang sistem kekebalan tubuh maka
penderita HIV AIDS ini akan cepat merasakan lelah walaupun dalam aktifitas yang tak
terlalu banyak.

Hanya saja tanda ciri di atas bila terdapat pada diri seseorang kita juga tak boleh langsung
memvonis bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit AIDS, harus ada beberapa
pemeriksaan lebih lanjut untuk bisa membuktikan kebenaran akan diagnosa penyakit yang
satu ini.

Ada beberapa cara penularan penyakit ini. Cara penularan AIDS HIV bisa melalui
perantara sebagai berikut:
1. Seks bebas dengan penderita yang positif mengidap HIV. Maka bagi para pelaku seks
bebas biasanya akan menggunakan salah satu alat kontrasepsi yaitu kondom. Maka ketika
menteri kesehatan baru Indonesia yang dilantik menggantikan Endang Rahayu
Sedyaningsih pada tanggal 14 Juni 2012 lalu ketika mengkampanyekan pemakaian
kondom ini menuai kontroversial. Karena banyak juga masyarakat yang menilai bahwa
kampanye pemakai kondom kontroversial tersebut akan bisa membuat persepsi bahwa hal
tersebut menghalalkan akan adanya seks bebas pula.
2. Mendapatkan transfusi darah yang tercemar akan virus HIV.
3. Penggunaan jarum suntik yang bergantian, penggunaan jarum tindik atau pun pembuatan
tatto yang telah tercemar virus HIV. Dalam hal penggunaan jarum suntik, maka para
pemakai narkoba yang menggunakan jarum suntik sebagai medianya adalah termasuk
dalam golongan orang yang mempunyai resiko tinggi tertular penyakit AIDS ini.
4. Penularan dari ibu hamil yang positif HIV AIDS kepada janin yang dikandungnya.
Sehingga bila bayi tersebut lahir maka sang bayi akan bisa mengidap pula penyakit yang
serupa.

Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dalam mencegah penyakit HIV AIDS ini.
Langkah-langkah pencegahan HIV AIDS yang bisa dilakukan adalah dengan cara:
1. Setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai kita melakukan seks
bebas. Karena selain hal tersebut dilarang agama dan termasuk perbuatan dosa besar,
dampak negatif dari seks bebas salah satunya adalah penyebaran penyakit ini yang dari
tahun ke tahun jumlah penderitanya semakin meningkat. Fenomena gunung es juga
menggambarkan bahwa banyak penderita AIDS yang tidak terdeteksi.
2. Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka kewaspadaan
ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit HIV AIDS adalah melalui
perantara produk darah dan cairan tubuh, maka harus dilakukan dengan cara
Kewaspadaan Universal (Universal Precaution). Kewaspadaan Universal adalah panduan
mengenai pengendalian infeksi yang dikembangkan untuk melindungi para pekerja di
bidang kesehatan dan para pasiennya sehingga dapat terhindar dari berbagai penyakit yang
disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu. Bisa dilakukan dengan cara hand
hygiene, melakukan desinfeksi instrumen kerja dan peralatan yang terkontaminasi, cara
penanganan dan pembuangan barang-barang tajam dengan benar.

Pengobatan serta perawatan penyakit ini dilakukan dengan berbagai tahapan dan juga
sejumlah unsur yang berbeda, yang meliputi konseling dan tes mandiri (VCT), dukungan bagi
pencegahan penularan HIV, konseling tindak lanjut, saran-saran mengenai makanan dan gizi,
pengobatan IMS, pengelolaan efek nutrisi, pencegahan dan perawatan infeksi oportunistik
(IOS), dan pemberian obat antiretroviral

2. SIFLIS
Penyakit sifilis atau biasa juga disebut dengan istilah raja singa merupakan penyakit menular
dari hubungan sexual. Sifilis disebabkan oleh bakteri spiroset Treponema pallidum sub-
spesies pallidum. Rute utama penularannya melalui kontak seksual, selain itu infeksi ini juga
dapat ditularkan dari ibu ke janin selama kehamilan atau saat kelahiran.

Tanda dan gejala Penyakit Sifilis


Tanda dan gejala penyakit sifilis sangat bervariasi bergantung pada fase penyakit tersebut
muncul. Kemunculan penyakit ini terjadi pada beberapa fase, seperti  fase primer, fase
sekunder, fase laten, dan fase tersier dan bisa juga terjadi secara congenital. Fase ini disebut
sebagai "peniru yang hebat" oleh Sir WilliamOsler dikarenakan kemunculannya yang
bervariasi. Untuk mengetahui terkena penyakit ini, dapat dilakukan diagnosis biasanya
dilakukan melalui tes darah, namun bakteri juga dapat dilihat melalui mikroskop. Sifilis dapat
diobati secara efektif dengan antibiotik, khususnya dengan suntikan penisilin G (yang
disuntikkan untuk neurosifilis), ataupun ceftriakson, dan bagi pasien yang memiliki alergi
berat terhadap penisilin, doksisiklin atau azitromisin dapat diberikan secara oral atau
diminum.
Fase Primer
Sekitar 3 sampai 90 hari setelah awal kedapatan (rata-rata 21 hari) luka di kulit
dinamakan chancre, tampak pada saat kontak. Lesi ini biasanya (40 % dari waktu) tunggal,
kokoh, tanpa rasa sakit, pemborokan kulit tanpa rasa gatal dengan dasar yang bersih serta
berbatasan tajam antara ukuran 0,3 dan 3,0 cm. Walau bagaimanapun luka bisa dikeluarkan
hampir dalam bentuk apapun.
Pada bentuk yang umum, luka baerkembang dari macule ke papule dan akhirnya ke erosion
atau ulcer.

Fase Sekunder
Sifilis sekunder pada umumnya ditandai dengan munculnya ruam pada telapak tangan.
Papules kemerah-merahan dan banyaknya nodul di badan menandai terjadinya sifilis
sekunder. Sifilis sekunder seringnya terjadi empat sampai sepuluh minggu setelah infeksi
primer.

Fase Laten
Sifilis laten didefinisikan seperti mengalami bukti serologis dari infeksi tanpa gejala-gejala
dari penyakit. Penyakit ini dijelaskan lebih lanjut sebagai lebih awal (kurang dari 1 tahun
setelah sifilis sekunder) atau akhir (lebih dari 1 tahun setelah sifilis sekunder) di Amerika
serikat.

Fase Tersier
Sifilis tersier bisa terjadi kira-kira 3 hingga 15 tahun setelah infeksi awal, dan bisa dibagi
kedalam tiga bentuk berbeda; sifilis gummatous (15%), akhir neurosifilis (6.5%),dan
kardiovaskular sifilis (10%). Tanpa pengobatan, ketiga dari orang yang terinfeksi berkembang
ke penyakit tersier. Orang dengan sifilis tersier adalah bukan penular.

Fase Kongenital
Sifilis kogenital bawaan sejak lahir dapat terjadi selama kehamilan atau selama kelahiran. Dua
dari tiga bayi sifilis lahir tanpa gejala. Gejala umum yang kemudian berkembang dari
kehidupan beberapa tahun pertama meliputi: hepatosplenomegali (70%), ruam (70%), demam
(40%), neurosyphilis (20%), dan pneumonitis (20%). Jika terobati sifilis kongenital tahap
akhir dapat terjadi di 40% meliputi: hidung; pelana kelainan bentuk, tanda
Higoumenakis, saber shin, atau persendian Clutton di antara lainnya.

Faktor-faktor penyebab penyakit sifilis

Treponema pallidum
Treponema pallidum subspesies pallidum adalah bentuk spiral, Gram-negative bakteri sangat
lincah. Tiga penyakit lain manusia disebabkan olehTreponema pallidum, meliputi patek,
(subspesies pertenue), pinta, (sub spesies carateum). Tidak seperti sub-tipe pallidum'’, spesies
tersebut tidak menyebabkan penyakit neurologis. Manusia adalah satu-satunya sub-spesies
“palidum” yang dikenal reservoir alami.
Treponema pallidum sub spesies pallidum adalah berbentuk spiral, gram-negatif, bakteri yang
bergerak lincah. Tiga penyakit terkait lain manusia disebabkan oleh Treponema pallidum, di
antaranya yaws (subspesies pertenue), pinta (subspesies carateum)
dan bejel (subspesiesendemicum).
Cara Penularan Penyakit Sifilis
Sifilis terutama ditularkan melalui kontak seksual atau selama kehamilan dari ibu ke janinnya;
spiroseta mampu menembus membran mokusa utuh atau ganguan kulit. Oleh karena itu dapat
ditularkan melalui mencium area di dekat lesi, serta seks oral, vaginal, dan anal. Sekitar 30
sampai 60% dari mereka yang terkena sifilis primer atau sekunder akan terkena penyakit
tersebut. Contoh penularannya, seseorang yang disuntik dengan hanya 57 organisme
mempunyai peluang 50% terinfeksi. Sebagian besar (60%) dari kasus baru di United States
terjadi pada laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki. Penyakit tersebut dapat
ditularkan lewat produk darah. Namun, produk darah telah diuji di banyak negara dan risiko
penularan tersebut menjadi rendah. Risiko dari penularan karena berbagi jarum
suntik tidaklah banyak. Sifilis tidak dapat ditularkan melalui dudukan toilet, aktifitas sehari-
hari, bak panas, atau berbagi alat makan serta pakaian.

Cara Pencegahan Penyakit Sifilis


Tidak ada vaksin yang efektif untuk pencegahan. Berpantang dari kontak fisik intim dengan
orang yang terinfeksi secara efektif mengurangi penularan sifilis, seperti penggunaan yang
tepat dari kondom lateks. Namun, penggunaan kondom, tidak sepenuhnya menghilangkan
risiko. Oleh karena itu, Centers for Disease Control and Prevention merekomendasikan
hubungan jangka panjang dengan satu pasangan yang tidak terinfeksi dan menghindari zat
seperti alkohol dan zat terlarang lainnya yang dapat meningkatkan risiko perilaku seksual.

Sifilis bawaan pada bayi dapat dicegah dengan penapisan ibu selama awal kehamilan dan
mengobati mereka yang terinfeksi. United States Preventive Services Task Force (USPSTF)
sangat merekomendasikan penapisan universal pada semua wanita
hamil, sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia menyarankan agar semua wanita dites pada
kunjungan pertama antenatal dan sekali lagi pada trimester ketiga. Jika mereka positif, mereka
menganjurkan agar pasangan mereka juga dirawat. Meskipun demikian, sifilis bawaan masih
banyak terjadi di negara berkembang, karena banyak wanita yang sama sekali belum
menerima perawatan antenatal, dan bahkan perawatan lain sebelum melahirkan yang diterima
tidak termasuk penapisan, dan ini terkadang masih terjadi di negara maju, karena mereka yang
kemungkinan besar tertular sifilis (melalui penggunaan obat-obatan terlarang, dll.) adalah
yang paling sedikit menerima perawatan selama kehamilan. Beberapa langkah untuk
meningkatkan akses ke tes tampaknya efektif untuk mengurangi tingkat sifilis bawaan di
negara berpendapatan rendah sampai menengah.

Cara Perawatan Penyakit Sifilis


Infeksi dini
Pilihan perawatan pertama bagi sifilis rumit tetap satu dosis intramuskular penisilin G atau
satu dosis oral azitromisin. Doksisiklin dan tetrasiklin adalah pilihan lainnya; namun, karena
terdapat risiko kelainan pada janin dosisiklin dan tetrasiklin tidak direkomendasikan untuk
wanita hamil. Resistensi terhadap antibiotik telah berkembang pada sejumlah agen,
termasuk makrolid, klindamisin, dan rifampin. Ceftriakson, generasi
ketiga sefalosporin antibiotik, mungkin saja seefektif perawatan berbasis penisilin.
Infeksi akhir
Bagi neurosifilis, akibat penetrasi yang lemah dari penisilin G ke dalam sistem saraf pusat,
mereka yang terkena dampak direkomendasikan untuk diberikan penisilin intravena dosis
tinggi minimal untuk 10 hari. Jika orang mengalami alergi, ceftriakson bisa digunakan atau
desensitisasi penisilin dapat dicoba. Kemunculan akhir lain dapat diobati dengan penisilin G
intramuskular sekali seminggu selama tiga minggu.

Orang yang rentan terkena sifilis:


1. Terlibat dalam aktivitas seksual berisiko tinggi, termasuk hubungan seks tanpa kondom,
hubungan seks dengan banyak pasangan, berhubungan seks dengan pasangan baru, atau
berhubungan seks di bawah pengaruh obat atau alkohol
2. Seorang pria yang berhubungan seks dengan pria (homoseksual)
3. Orang yang terinfeksi human immunodeficiency virus (HIV)

3. Penyakit GONOREA
Penyakit Gonorhea / gonore atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit kencing
nanah. Penyakit gonore adalah salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) yang
disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorhoeae. bakteri ini menyerang lapisan dalam saluran
kandung kemih, uretra, rectum, bagian Serviks atau leher rahim, tenggorokan, dan bagian
mata. Penyakit ini bisa juga menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah seperti menyebar
pada bagian kulit luar dan persendian. 

Di indonesia penyakit Penyakit ini lebih dikenal dengan sebutan penyakit kencing nanah
karena memang gejala dan ciri-ciri penyakit gonore yaitu mengeluarkan nanah dari saluran
urin. pada wanita biasanya akan menyebabkan rasa nyeri pada panggul dan gangguan
reproduksi. selain itu bahaya penyakit gonore juga bisa menular pada bayi baru lahir
sekalipun dari ibunya yang mengalami penyakit ini selama proses kehamilan. Seorang bayi
yang terkena gonore ditandai dengan adanya pembengkakan pada kedua kelopak matanya dan
mengeluarkan nanah. apabila tidak segera di tangani dan diobati hal ini bisa menyebabkan
gangguan penglihatan pada anak serta kebutaan.

Tanda dan gejala Penyakit Gonorrhea


Tanda dan gejala gonore / kencing nanah pada pria sangat mudah di ketahui yaitu terasa
nyeri pada saat berkemih, rasa nyeri ini benar-benar khas dan tak tertahan kan seperti panas
dan terbakar. selain itu  akan keluar cairan putih atau agak kehijauan dari saluran kencing
seperti nanah. jika terdapat tanda-tanda diatas kemungkinan anda telah terinfeksi penyakit ini.

Tanda dan gejala penyakit gonore pada wanita sedikit lebih sulit di ketahui, karena gejala
awal baru muncul antara 7-21 hari setelah penyakit terinfeksi. bahkan terkadang penderita
malahan tidak merasakan gejala apapun selama beberapa minggu, dan baru baru mengetahui
dirinya menderita penyakit tersebut setelah pasangan hubungan seksual nya ikut tertular.
Namun ada juga yang menimbulkan gejala tetapi cenderung bersifat ringan. Tetapi beberapa
penderita menunjukkan gejala yang sangat berat seperti rasa nyeri saat kencing, demam, nyeri
pinggul saat berhubungan intim dan keluar cairan seperti nanah melalui saluran kemih, Infeksi
penyakit ini bisa menyerang Serviks, bagian rahim, dan saluran indung telur serta
menyebabkan gangguan sistem reproduksi wanita.
Cara mencegah penyakit Gonorrhea
Cara pencegahan penyakit gonore yaitu dengan menghindari hubungan intim dengan
mengganti-ganti pasangan, kita tidak pernah tau seseorang tersebut ada atau tidak nya
menderita berbagai penyakit menular (PMS). Setia pada pasangan, jauhi sekks bebas itu
adalah cara terbaik menghindari penularan gonore. artikel terkait waspada bahaya penularan
kanker serviks

Pengobatan penyakit Gonorrhea


Penyakit gonore bisa disembuhkan dan termasuk mudah dalam penanganan nya asalkan
mendapat perawatan yang cepat, tepat dan tidak terlambat. Jika anda mengidentifikasi Gejala-
gejala gonorea seperti yang disebutkan diatas segeralah berobat dan konsultasi dengan dokter
ahli penyakit kulit dan kelamin. jangan mengulur waktu dan jangan terlalu percaya dengan
pengobatan herbal yang belum tentu terbukti. Biasanya nanti anda akan diberikan  3 jenis obat
yang harus di habiskan selama 1 minggu pertama. kemudian anda harus kembali memeriksa
kondisi penyakit anda ke dokter yang sama. lama masa pengobatan tergantung pada kondisi
penyakit pasien.

Sekian update artikel website kesehatan kali ini yang berjudul Definisi, gejala dan cara
pencegahan penyakit gonorrhea (kencing nanah). semoga berguna dan bermanfaat untuk
semuanya. baca juga Syarat-syarat menjadi pendonor darah.

Anda mungkin juga menyukai