0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan4 halaman
Penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif berdampak positif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. Sebelum penyuluhan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan manfaatnya untuk bayi masih kurang memadai, terutama soal pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Sikap ibu juga kurang mendukung program ASI eksklusif. Setelah penyuluhan, pengetahuan dan sikap ibu meningkat se
Penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif berdampak positif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. Sebelum penyuluhan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan manfaatnya untuk bayi masih kurang memadai, terutama soal pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Sikap ibu juga kurang mendukung program ASI eksklusif. Setelah penyuluhan, pengetahuan dan sikap ibu meningkat se
Penyuluhan tentang manfaat ASI eksklusif berdampak positif terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. Sebelum penyuluhan, pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dan manfaatnya untuk bayi masih kurang memadai, terutama soal pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan. Sikap ibu juga kurang mendukung program ASI eksklusif. Setelah penyuluhan, pengetahuan dan sikap ibu meningkat se
Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan
Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil adalah pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan akam memilliki perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003) adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan pemberian informasi sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan adalah dengan penyuluhan. Karakteristik ibu yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan bisa mempengaruhi proses perubahan perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Begitu juga dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan tindakan penyuluhan yang dianjurkan. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori pengetahuan baik dibandingkan kelompok umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%. Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan pendidikan SD. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi nya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan praktis baik dalam pendidikan formal dan non formal (Berg, 1987). Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan penyuluhan ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan pengetahuan sedang adalah 23,3%. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik, hal ini mungkin disebabkan karena aktifnya responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam promosi kesehatan. Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami peningkatan pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut terutama dalam hal manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi, sebelum diberikan penyuluhan tidak ada responden yang menjawab pertanyaan secara benar, serta dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan. Pada umumnya ibu masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai usia 3 bulan. Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.
5.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah diberikan Penyuluhan
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap pengetahuan ibu hamil. Setelah dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang (86,7%), sedang sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang. Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pengetahuan tentang manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil terhadap indikator ASI eksklusif sudah baik dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan. Disamping itu identitas ibu yang mencakup umur dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku. Umur ibu yang rata-rata masih dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu untuk menerima informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post-test dibandingkan dengan pengetahuan pretest. Dalam penelitian Bart (1994), mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama dari pada perlaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan.
5.3. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Pendidikan kesehatan adalah peroses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan merupakan suatu metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari sikap respoden setelah diberikan penyuluhan memberikan perubahan yang berarti dari sikap negatif menjadi lebih positif bahkan sangat positf. Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap sedang. Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan berdasarkan pendidikan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak mempunyai sikap sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik terhadap program ASI Eksklusif. Sikap yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara lain: sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu pemberian makanan tambahan pada saat bayi berusia diatas 6 bulan.
5.4. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah Diberikan Penyuluhan
Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang (36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%) dengan kategori kurang. Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24 orang (80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori sedang. Artinya ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah di lakukan penyuluhan yang ditandai dengan meningkatkannya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil post-test, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal. Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat mempengaruhi peningkatan sikap seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap hal yang sama, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal. Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu pembentukan sikap ibu hamil terhadap yang sama.