Anda di halaman 1dari 4

5.1.

Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan


Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif pada ibu hamil
adalah pengetahuan gizi. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik, diharapkan
akam memilliki perilaku pemberian ASI eksklusif yang baik. Salah satu strategi untuk
memperoleh perubahan perilaku menurut WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003)
adalah dengan pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan adalah dengan
pemberian informasi sehingga menimbulkan kesadaran dan dapat dilakukan adalah dengan
penyuluhan.
Karakteristik ibu yang mencakup umur, pendidikan, pekerjaan bisa mempengaruhi
proses perubahan perilaku. Umur responden rata-rata masih dalam kategori usia produktif
memungkinkan mereka masih mampu untuk menangkap informasi yang diberikan dan bisa
mengingatnya kembali. Begitu juga dengan karakteristik pekerjaan. Responden yang
mayoritas sebagai ibu rumah tangga 100% sangat mendukung dalam menyediakan waktu
untuk mendengarkan penyuluhan, membaca leaflet, dan mencoba melakukan tindakan
penyuluhan yang dianjurkan.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat pengetahuan dengan karakteristik
responden menunjukkan bahwa semua kelompok umur berkategori pengetahuan baik lebih
banyak dibanding kategori lain. Kelompok umur 18-24 lebih banyak mempunyai kategori
pengetahuan baik dibandingkan kelompok umur lain yaitu 70%. Untuk kategori pengetahuan
kurang lebih banyak pada kelompok umur >31 yaitu 25%.
Untuk pendidikan responden, responden dengan pendidikan ≥SMA secara
keseluruhan memiliki kategori pengetahuan baik yaitu 100%. Sedangkan untuk kategori
pengetahuan sedang dan kurang paling banyak terdapat pada kelompok responden dengan
pendidikan SD.
Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa pendidikan formal seseorang
akan mempengaruhi tingkat pengetahuan gizi nya. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan seseorang untuk menyerap pengetahuan
praktis baik dalam pendidikan formal dan non formal (Berg, 1987).
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu hamil sebelum diberikan
penyuluhan ASI eksklusif mayoritas baik (63,3%) dan dengan pengetahuan sedang adalah
23,3%. Jika dilihat dari tingginya persentase ibu hamil yang mempunyai tingkat
pengetahuan tentang ASI eksklusif cukup baik, hal ini mungkin disebabkan karena aktifnya
responden dalam mengikuti posyandu dan aktifnya kader dan tenaga kesehatan dalam
promosi kesehatan.
Berdasarkan grafik 1 menjelaskan bahwa seluruh responden mengalami peningkatan
pengetahuan baik setelah diberikan penyuluhan. Peningkatan tersebut terutama dalam hal
manfaat utama ASI eksklusif bagi bayi, sebelum diberikan penyuluhan tidak ada responden
yang menjawab pertanyaan secara benar, serta dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai
usia 6 bulan. Pada umumnya ibu masih beranggapan pemberian ASI eksklusif cukup sampai
usia 3 bulan.
Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,
mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga
kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.

5.2 Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah diberikan Penyuluhan


Berbagai keunggulan mengenai manfaat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan,
mulai dari pertumbuhan fisik yang sempurna, perkembangan kecerdasan yang pesat, hingga
kematangan emosional seorang anak, terpacu berkat ASI eksklusif selama enam bulan.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh penyuluhan ASI eksklusif terhadap
pengetahuan ibu hamil. Setelah dilakukukan pos-test didapatkan hasil bahwa tingkat
pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan adalah baik sebanyak 26 orang
(86,7%), sedang sebanyak 4 orang (13,3%) dan tidak ada yang kurang.
Peningkatan yang sangat signifikan terdapat pada pengetahuan tentang manfaat utama
ASI eksklusif bagi bayi. Setelah diberikan penyuluhan pengetahuan ibu hamil terhadap
indikator ASI eksklusif sudah baik dibandingkan sebelum diberikan penyuluhan. Disamping
itu identitas ibu yang mencakup umur dapat mempengaruhi peroses perubahan perilaku.
Umur ibu yang rata-rata masih dalam usia produktif memungkinkan mereka masih mampu
untuk menerima informasi yang diberikan dan bisa mengingatnya kembali.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Astuti dkk (2002), bahwa metode pendidikan
kesehatan dengan penyuluhan (ceramah) dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan
post-test dibandingkan dengan pengetahuan pretest. Dalam penelitian Bart (1994),
mengatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan lama
dari pada perlaku yang tidak didasari dengan pengetahuan. Jadi pengetahuan yang memadai
sangat dibutuhkan ibu hamil terutama dalam hal pemberian ASI eksklusif sampai usia 6
bulan.

5.3. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sebelum Diberikan Penyuluhan


Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap
stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat terlihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.
Pendidikan kesehatan adalah peroses belajar. Pendidikan kesehatan membantu agar
orang mengambil sikap yang bijaksana terhadap kesehatan dan kualitas hidup. Penyuluhan
merupakan suatu metode dalam pendidikan kesehatan yang dapat merubah sikap seseorang
menjadi lebih baik. Hal ini terbukti dari sikap respoden setelah diberikan penyuluhan
memberikan perubahan yang berarti dari sikap negatif menjadi lebih positif bahkan sangat
positf.
Berdasarkan hasil tabulasi silang antara tingkat sikap dengan karakteristik responden
menunjukkan kelompok umur 18-24 dan 25-31 lebih banyak berada pada kategori sikap
sedang. Responden yang menunjukkan sikap baik lebih pada kategori umur >31. Sedangkan
berdasarkan pendidikan responden, responden dengan pendidikan SD dan SMP lebih banyak
mempunyai sikap sedang. Responden dengan pendidikan ≥SMA lebih banyak bersikap baik
terhadap program ASI Eksklusif.
Sikap yang kurang pada ibu hamil sebelum (pre-test) diberikan penyuluhan antara
lain: sikap ibu terhadap pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, bayi yang diberikan
ASI eksklusif jarang sakit jika dibandingkan dengan bayi yang diberi susu formula, waktu
pemberian makanan tambahan pada saat bayi berusia diatas 6 bulan.

5.4. Sikap Ibu tentang ASI Eksklusif Sesudah Diberikan Penyuluhan


Pada grafik 2 dapat dilihat bahwa sikap responden terbanyak sebelum diberikan
penyuluhan adalah sebanyak 17 orang (56,7%) berada pada kategori sedang, 11 orang
(36,7%) berada pada kategori baik dan sebanyak 2 orang (6,7%)
dengan kategori kurang. Kemudian setelah diberikan penyuluhan adalah sebanyak 24 orang
(80,0%) berkategori baik, sebanyak 6 orang (20,0%) berada pada kategori sedang. Artinya
ada pengaruh penyuluhan terhadap sikap responden setelah di lakukan penyuluhan yang
ditandai dengan meningkatkannya responden yang memiliki sikap baik berdasarkan hasil
post-test, serta ada kemungkinan juga sikap yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial
budaya di lingkungan tempat tinggal.
Dengan adanya intervensi berupa penyuluhan ternyata dapat mempengaruhi
peningkatan sikap seseorang terhadap suatu hal. Sikap ibu hamil tentang ASI eksklusif
dipengaruhi oleh pengetahuan ibu terhadap hal yang sama, serta ada kemungkinan juga sikap
yang sudah ada terbentuk karena faktor sosial budaya di lingkungan tempat tinggal.
Menurut Purwanto (1993) sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari
sepanjang perkembangan orang tersebut dalam hubungan dengan objeknya. Dalam hal ini
pengetahuan yang diberikan melalui penyuluhan kepada ibu hamil membantu pembentukan
sikap ibu hamil terhadap yang sama.

Anda mungkin juga menyukai