Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

EDUKASI DAGUSIBU OBAT KEPADA IBU-IBU PKK RW 001


PLAMONGANSARI SEMARANG SEBAGAI UPAYA MEWUJUDKAN
GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT (GKSO)

TIM Pengusul :
1. Fadhil Erlangga Erwin (1061922029)
2. Fiqi Dina Maulaya (1061922033)
3. Lisdiyanti Ummi Khalsum (1061921048)
4. Mujahidah Asma Khoirunnisa (1061921053)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI “YAYASAN PHARMASI SEMARANG”
2020

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi


Obat adalah bahan atau zat yang digunakan untuk mencegah,
meringankan, menghilangkan gejala maupun menyembuhkan penyakit
(Syamsuni, 2006). Obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam
pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat (Anief, 2007).
Menurut hasil penelitian Lutfiyani dkk., (2017) menyatakan bahwa banyak
masyarakat yang mengatasi penyakitnya dengan pengobatan sendiri, namun
masyarakat belum sepenuhnya mengerti tentang cara pengelolaan obat mulai dari
awal mereka mendapatkan obat hingga cara membuangnya jika sudah tidak bisa
dipakai lagi (Prabandari, S. dan Febriyanti, R., 2016).
World Health Organization menyebutkan lebih dari 50% obat diresepkan,
dibagikan dan dijual secara tidak tepat dan hampir dari 50% pasien gagal minum
obat secara benar (Aurelia, 2013). Menurut Kemenkes RI (2013) menunjukkan
bahwa 35,2% masyarakat Indonesia menyimpan obat di dalam rumah tanpa
adanya pengetahuan yang cukup, baik diperoleh dari resep maupun dibeli sendiri
secara bebas, diantaranya sebesar 27,8% adalah antibiotik dan 35,7% obat keras.
Kesalahan dalam pengelolaan obat akan sangat berakibat fatal bagi
konsumen obat. Selain itu dampak dari kesalahan pengelolaan obat akan tampak
seperti pencemaran lingkungan karena pembuangan obat yang sembarangan dan
menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem di lingkungan sekitar. Salah
satu cara pengelolaan obat yang baik dan benar adalah DAGUSIBU. DAGUSIBU
(Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) merupakan suatu program edukasi
kesehatan dalam upaya mewujudkan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO)
untuk meningkatan kualitas hidup masyarakat sehingga mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya (PP IAI, 2014). Berbagai permasalahan tersebut
menuntut masyarakat untuk mengetahui pentingnya pengelolaan obat mulai dari

2
mendapatkan obat hingga membuangnya sebagai upaya mewujudkan Gerakan
Keluarga Sadar Obat (GKSO).

1.2 Permasalahan Mitra

1. Masyarakat banyak melakukan pengobatan sendiri namun belum mengerti


bagaimana mendapatkan obat yang tepat dan macam obat-obat yang dapat
dibeli secara bebas atau harus dengan resep dokter.
2. Masyarakat belum sepenuhnya paham tentang cara penggunaan obat-obat
dengan instruksi khusus.
3. Masyarakat masih menyimpan obat di rumah tanpa adanya pengetahuan yang
cukup.
4. Kesalahan pengelolaan obat seperti pembuangan obat sembarangan akan
mencemari lingkungan dan menyebabkan terganggunya keseimbangan
ekosistem di sekitar.

3
BAB II

SOLUSI DAN LUARAN

2.1 Tujuan Penyuluhan

Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan tujuan untuk


memberikan edukasi DAGUSIBU obat sebagai upaya mewujudkan Gerakan
Keluarga Sadar Obat (GKSO).

2.2 Manfaat Penyuluhan

Manfaat kegiatan penyuluhan kesehatan akan dirasakan oleh kedua belah


pihak sebagai berikut:
1. Pihak institusi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi “Yayasan Pharmasi” Semarang :
Adanya wadah bagi dosen dan mahasiswa dalam mengaplikasikan keilmuan
terutama dalam bidang kesehatan
2. Pihak Daerah setempat:
Adanya kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan dalam program
pemberian edukasi mengenai DAGUSIBU obat sebagai upaya mewujudkan
Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO).

BAB III

4
METODE PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat antara lain adalah :


1. Topik : Edukasi DAGUSIBU obat sebagai upaya mewujudkan Gerakan
Keluarga Sadar Obat (GKSO).
2. Metode : Ceramah, diskusi dan tanya jawab.
3. Media dan Alat : contoh obatnya ditulis gak ya ?, leaflet, laptop, LCD dan
proyektor.
4. Sasaran/Target : Ibu-ibu PKK RW 001 Plamongansari Semarang
5. Waktu kegiatan : Minggu, 3 November 2019
6. Proses kegiatan :
a. Pendahuluan :
1) Menyampaikan salam
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan tujuan
b. Penjelasan materi :
1) Menjelaskan bagaimana cara mendapatkan obat yang tepat
2) Menjelaskan bagaimana cara menggunakan obat yang tepat
3) Menjelaskan bagaimana cara menyimpan obat yang tepat
4) Menjelaskan bagaimana cara membuang obat yang tepat
5) Melakukan diskusi dan tanya jawab
7. Penutup
1) Menyimpulkan hasil penyuluhan
2) Memberi Salam

5
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 2007. Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Aurelia, E. 2013. Harapan dan Kepercayaan Konsumen Apotek Terhadap Peran


Apoteker Yang Berada di Wilayah Surabaya Barat. Calyptra : Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya, 2: (1) .

Binfar. 2014. Direktorat Jendral Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Kemenkes RI.

Lutfiyati, Heni., Yuliatuti, Fitriana, dan Dianita. 2017. Pemberdayaan Kader PKK
dalam Penerapan DAGUSIBU. The 6th University Research Colloquium.

Prabandari, S., & Febriyanti, R. 2016. Sosialisasi Pengelolaan Obat DAGUSIBU


(Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang) di Kelurahan Pesurungan Kidul
Kota Tegal Bersama Ikatan Apoteker Indonesia Tegal. Parapemikir:
Jurnal Ilmiah Farmasi, 5 : (1).

Syamsuni, A. 2006. Ilmu Resep. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

6
7

Anda mungkin juga menyukai