RUMAH SAKIT
14
JENIS RUMAH SAKIT DAN STATUS
AKREDITASI
1.610
SWAST 1202
A
SWASTA NON
PROFIT PEMDA
615
511
Rumah Sakit
KABUPATEN 44 Tersertifikasi
POLRI 125 Akreditasi Nasional
TNI PEMDA 139 RS Kelas A 72
PROVINSI PEMDA 88 Su
RS Kelas B 400 RS Awal Bros RS Awal Bros
KOTA 58 Eka
Hospital RSUPN dr. Ciptomangunkusumo
BUMN KEMENKES 33 RS Kelas C 1395 RSUP dr. M. Hoesin RSJPD Harapan Kita
RSUP Fatmawati RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo
KEMENTERIAN 19 RSPAD Gatot Subroto RSUP dr. Kariadi
RS Kelas D 731
LAIN RSUP dr. Hasan Sadikin RS Premier
5 tepat
Skrining Asesmen Rencana IKP Rencana
dan Asuhan Oba Pulang
awal
Registrasi t
Resep Lapor 26
REGULASI PERUMAHSAKITAN TERKAIT PKPO
SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
• SASARAN 1 : MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR
• SASARAN 2 : MENINGKATKAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
•SASARAN 3 : MENINGKATKAN KEAMANAN OBAT-OBAT YANG HARUS DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS) DAN TATAKELOLA ELEKTROLIT PEKAT
• SASARAN 4 : MEMASTIKAN LOKASI PEMBEDAHAN YANG BENAR, PROSEDUR YANG BENAR, PEMBEDAHAN PADA PASIEN YANG BENAR
• SASARAN 5 : MENGURANGI RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
• SASARAN 6 : MENGURANGI RISIKO CEDERA PASIEN AKIBAT TERJATUH
PROGRAM NASIONAL
• SASARAN I PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI DAN PENINGKATAN KESEHATAN IBU DAN
BAYI
• SASARAN II PENURUNAN ANGKA KESAKITAN HIV/AIDS
• SASARAN III PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TUBERKULOSIS
• SASARAN IV PENGENDALIAN RESISTENSI ANTIMIKROBA
• SASARAN V PELAYANAN GERIATRI
Medication
Safety
PKPO 1
Pengorganisasian
PKPO 2.1.1
Pengadaan obat bila sedang kosong
RS menetapkan regulasi 1. Ada regulasi tentang pengadaan bila sediaan farmasi, alat kesehatan dan
untuk mendapatkan bahan medis habis pakai tidak ada dalam stok atau tidak tersedia saat
obat bila sewaktu2 obat dibutuhkan. (R)
tidak tersedia. 2. Ada bukti pemberitahuan kepada staf medis serta saran substitusinya.
(D,W)
3. Ada bukti bahwa staf memahami dan mematuhi regulasi tersebut. (D, W)
PKPO 3
Penyimpanan
RS menetapkan tata laksana 1.Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan sediaan farmasi, alkes dan BMHP
pengaturan penyimpanan yang baik, benar dan aman. (R)
sediaan farmasi, alkes dan 2.Ada bukti obat dan zat kimia yang digunakan untuk mempersiapkan obat diberi
BMHP yang baik, benar dan label yang t.d isi / nama obat, tanggal kadaluarsa dan peringatan khusus. (lihat juga
aman MFK.5 EP 6) (O,W)
3.Ada bukti implementasi proses penyimpanan obat yang tepat agar kondisi obat
tetap stabil, termasuk obat yang disimpan diluar instalasi farmasi. (D,W)
4.Ada bukti pelaksanaan dilakukan supervisi secara teratur oleh apoteker untuk
memastikan penyimpanan obat dilakukan dengan baik. (D,W)
5.Ada bukti pelaksanaan obat dilindungi dari kehilangan dan pencurian di semua
tempat penyimpanan dan pelayanan. (D,W)
PKPO 3.1
Penyimpanan dengan Persyaratan
Khusus
RS mengatur tata 1.Ada regulasi tentang pengaturan tata kelola bahan
kelola bahan berbahaya, obat narkotika dan psikotropika yang baik,
berbahaya, obat benar dan aman sesuai peraturan perUUan (R)
narkotika dan 2.Ada bukti penyimpanan bahan berbahaya yang baik,
psiko tropika yang benar dan aman sesuai regulasi (O,W)
baik, benar dan 3.Ada bukti penyimpanan obat narkotika dan
aman sesuai psikotropika yang
peraturan baik, benar dan aman sesuai regulasi. (O,W)
perUUan 4.Ada bukti pelaporan obat narkotika dan psikotropika
secara akurat sesuai peraturan dan perundang-
undangan. (D,W)
PKPO 3.2
Penyimpanan elektrolit konsentrat
RS mengatur 1. Ada regulasi rumah sakit tentang proses larangan
tatakelola menyimpan elektrolit konsentrat di daerah rawat inap
penyimpanan kecuali bila dibutuhkan secara klinik, dan apabila
elektrolit terpaksa disimpan di area rawat inap harus diatur
konsentrat yang tentang keamanannya untuk menghindari
baik, benar dan kesalahan (SKP.3.1). (R)
aman sesuai 2. Ada bukti penyimpanan elektrolit konsentrat yang
peraturan baik, benar
perUUan. dan aman sesuai regulasi (O,W)
3. Elektrolit konsentrat diberi label obat yang harus
diwaspadai (
high alert) sesuai regulasi. (O,W)
PKPO 3.3
Penyimpanan obat dg pengawasan tertentu
RS mengatur 1. Ada regulasi tentang pengaturan penyimpanan obat dengan
tatakelola ketentuan khusus meliputi a) sampai dengan e) (R)
penyimpanan nutrisi, 2. Ada bukti penyimpanan produk nutrisi yang baik, benar dan
radio aktif, obat yg aman sesuai regulasi. (lihat juga PAP.4) (O,W)
dibawa pasien, obat 3. Ada bukti penyimpanan obat dan bahan radioaktif yang baik,
program), obat utk benar dan aman sesuai regulasi. (O,W)
penelitian 4. Ada bukti penyimpanan obat yang dibawa pasien sebelum
rawat inap
yang baik, benar dan aman sesuai regulasi. (O,W)
5. Ada bukti penyimpanan obat program atau bantuan
pemerintah / pihak lain yang baik, benar dan aman sesuai
regulasi. (O,W)
6. Ada bukti penyimpanan obat yang digunakan untuk penelitian
yang baik, benar dan aman sesuai regulasi. (O,W)
PKPO 3.4
Penyimpanan Obat Emergensi
RS menetapkan individu 1.Ada daftar staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
yang kompeten yang menulis resep yang tersedia di semua unit pelayanan. (D)
diberi kewenangan 2.Ada bukti pelaksanaan RS menetapkan dan melaksanakan proses untuk
untuk menulis R/
membatasi, jika diperlukan, jumlah R/ atau jumlah pemesanan obat yang
permintaan obat atau
instruksi pengobatan. dapat dilakukan staf medis yg diberi kewenangan. (R)
3.Ada bukti staf medis yang kompeten dan berwenang membuat atau
menulis resep atau memesan obat dikenal dan diketahui oleh unit
layanan farmasi atau oleh lainnya yang menyalurkan obat (D)
PKPO 4.3
Cara pencatatan obat dalam RM
Obat yang diresepkan 1.Ada bukti pelaksanaan obat yang diberikan dicatat dalam satu
dan diberikan tercatat daftar di RM untuk setiap pasien berisi: identitas pasien, nama
di RM pasien obat, dosis, rute pemberian, waktu pemberian, nama dokter dan
keterangan bila perlu tapering off, titrasi dan rentang dosis. (D)
2.Ada bukti pelaksanaan daftar tersebut diatas disimpan dalam RM
pasien dan menyertai pasien ketika pasien dipindahkan. Salinan
daftar tersebut diserahkan kepada pasien saat pulang (D).
PKPO 5
Penyiapan obat
Obat disiapkan dan 1. Ada regulasi tentang penyiapan dan penyerahan obat yang sesuai
diserahkan di dalam peraturan perUUan dan praktik profesi. (R)
lingkungan aman dan 2. Ada bukti pelaksanaan staf yang menyiapkan produk steril dilatih,
bersih memahami dan mempraktikkan prinsip penyiapan obat dan teknik
aseptic (D,W)
3. Ada bukti pelaksanaan pencampuran obat kemoterapi dilakukan sesuai
praktik profesi. (O,W)
4. Ada bukti pencampuran obat intravena, epidural dan nutrisi parenteral
serta pengemasan kembali obat suntik dilakukan sesuai praktik profesi.
(O,W)
PKPO 5.1
Telaah Resep
RS menetapkan regulasi 1. Ada regulasi tentang penetapan sistem yang seragam untuk penyiapan dan
yang mengatur semua R/ penyerahan obat (R)
permintaan obat dan 2. Ada bukti pelaksanaan proses pengkajian resep yang meliputi a) - g) di maksud
instruksi pengobatan obat dan tujuan. (D,W)
ditelaah ketepatannya. 3. Setelah persiapan, obat diberi label meliputi identitas pasien, nama obat, dosis
atau konsentrasi, cara pemakaian, waktu pemberian, tanggal disiapkan, dan
tanggal kadaluarsa. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan telaah obat meliputi 1) - 5) di maksud dan tujuan. (D,W)
5. Ada bukti pelaks.penyerahan obat dalam bentuk yang siap diberikan. (D,W)
6. Ada bukti penyerahan obat tepat waktu. (D,O,W)
Standar PKPO.5.1
• Pengkajian resep untuk menilai ketepatan baik administratif,
klinis maupun farmasetik obat untuk pasien dan kebutuhan • Telaah obat dilakukan terhadap obat yang
kliniknya pada saat resep dibuat atau obat dipesan. telah siap, telaah dilakukan meliputi 5
(lima) informasi yaitu:
PKPO 6.2
Regulasi tentang obat yang dibawa oleh pasien
Ada regulasi tentang 1. Ada regulasi tentang pengobatan oleh pasien sendiri. (R)
obat yang dibawa oleh 2. Ada bukti pelaksanaan pengobatan obat oleh pasien sendiri
pasien ke RS untuk sesuai regulasi. (D,W)
digunakan sendiri
3. Ada proses monitoring terhadap pengobatan oleh pasien sendiri. (D,W)
PKPO 7
Pemantauan (monitor)
Efek obat dan efek 1. Ada regulasi tentang pemantauan efek obat dan efek samping obat serta
samping obat terhadap dicatat dalam status pasien. (lihat juga AP 2 EP 1) (R,)
pasien dipantau 2. Ada bukti pelaksanaan pemantauan terapi obat. (D,W)
3. Ada bukti pemantauan efek samping obat dan pelaporannya sesuai
peraturan perUUan (D,W)
PKPO 7.1
Menetapkan, menerapkan tindakan Medication Error
RS menetapkan dan menerapkan 1. Ada regulasi tentang medication safety yang bertujuan untuk mengarahkan
proses pelaporan dan tindakan
terhadap kesalahan penggunaan penggunaan obat yang aman dan meminimalisasi kemungkinan terjadi
obat (medication error) serta kesalahan penggunaan obat sesuai peraturan perUUan (R)
upaya menurunkan angkanya.
2.Ada bukti pelaksanaan RS mengumpulkan dan memonitor seluruh angka
kesalahan penggunaan obat termasuk KTD, kejadian sentinel, KNC dan KTC
(D,W)
3.Ada bukti Inst.farmasi mengirimkan laporan kesalahan
penggunaan obat
(medication error) ke Tim KPRS (D,W)
4.Ada bukti TKPRS menerima laporan kesalahan penggunaan obat (medication
error) dan mencari akar masalah atau investigasi sederhana, solusi dan tindak
lanjutnya serta melaporkan kepada Komite Nasional Keselamatan Pasien (lihat
juga PMKP.7) (D,W)
5.Ada bukti pelaksanaan RS melakukan upaya untuk mencegah dan menurunkan
kesalahan penggunaan obat (medication error) (lihat juga PMKP 7 EP 1) (D,W)
STANDAR
PENGELOLAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
Resistensi antimikroba: masalah kesehatan global dengan dampak
merugikan
menurunkan mutu dan
Resistensi
Meningkatkan risiko biaya
antimikroba pelayanan kesehatan antimikroba
ketidak mampuan dan keselamatan pasien
membunuh/
pertumbuhan mikroba shg penggunaannya sbg terapi penyakit infeksi tidak efektif lagi.
menghambat
•↑↑ akibat
1.penggunaan antimikroba tidak bijak dan bertanggung jawab
2.penyebaran mikroba resisten dari pasien ke lingkungannya karena tidak
dilaksanakannya praktik pengendalian dan pencegahan infeksi dengan baik
STANDAR
PENGELOLAAN PENGENDALIAN
RESISTENSI ANTIMIKROBA (PPRA)
Implementasi PPRA di RS perlu dukungan penuh Pimp./Dir. RS berupa :
•penetapan regulasi PPRA,
•pembentukan organisasi pengelola, penyediaan fasilitas, sarana dan dukungan finansial
•Diagnosis dan pemberian antimikroba harus disertai dengan upaya menemukan penyebab infeksi dan
kepekaan mikroba patogen terhadap antimikroba.
Program Pengendalian Resistensi
Antimikroba
Regulasi pengendalian resistensi antimikroba di RS yang meliputi: a) peningkatan pemahaman dan
1.Pengendalian resistensi antimikroba.
2.Panduan penggunaan AB untuk terapi dan profilaksis kesadaran seluruh
pembedahan. staf,pasien
dan keluarga tentang
3.Organisasi pelaksana, Tim/ Komite PPRA terdiri dari masalah anti mikroba
resistensi
NAKES yang kompeten dari unsur: Staf Medis
Staf Keperawatan b)pengendalian penggunaan
Staf Instalasi Farmasi antibiotic
Staf Lab. melaksanakan pelayanan mikrobiologi klinik Komite
Farmasi dan Terapi c)surveilans pola
Komite PPI penggunaan antibiotik
d)surveilans pola resistensi
antimikroba
Organisasi PRA dipimpin oleh staf medis yang sudah
mendapat e)forum kajian penyakit
sertifikat pelatihan PPRA infeksi terintegrasi
Program Nasional 4 PPRA
Tersedia regulasi 1. Ada regulasi dan program tentang pengendalian resistensi antimikroba di RS sesuai
PPRA di RS peraturan perundang-undangan. (R)
2. Ada bukti pimpinan RS terlibat dalam menyusun program. (D,W)
3. Ada bukti dukungan anggaran operasional, kesekretariatan, sarana prasarana untuk menunjang
kegiatan fungsi, dan tugas organisasi PPRA. (D,O,W)
4. Ada bukti pelaksanaan penggunaan antibiotik terapi dan profilaksis pembedahan pada
seluruh proses asuhan pasien. (D,O,W)
5. Direktur melaporkan kegiatan PPRA secara berkala kepada KPRA. (D,W)
Program Nasional
4.1 PPRA
RS (Tim/Komite PPRA) 1. Ada organisasi yang mengelola kegiatan PRA dan melaksanakan PPRA RS a) -
melak- d) di maksud dan tujuan. (R)
sanakan kegiatan 2. Ada bukti kegiatan organisasi yang meliputi a) - d) dimaksud dan tujuan. (D,W)
pengendalian resistensi 3. Ada penetapan indikator mutu yang meliputi a) - e) di maksud dan tujuan. (D,W)
antimikroba. 4. Ada monitoring dan evaluasi terhadap PPRA yang mengacu pada indikator PRA
(D,W)
5. Ada bukti pelaporan kegiatan PPRA secara berkala dan meliputi butir a) - e) di maksud
dan tujuan.(D,W)
KESIMPULA
N
• Membangun budaya mutu dan keselamatan pasien adalah kebutuhan Fasyankes
• Saat ini keselamatan pasien adalah masalah yang serius dan merupakan gerakan
global.
• Peran Kefarmasian dan Alkes sangat mendukung Upaya Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien sehingga mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam
melaksanakan Akreditasi
• Keterkaitan pemenuhan berbagai standar terkait standar Kefarmasian dan Alkes
sehingga diperlukan pemahaman yang komprehensif seluruh Staf FKTP (Standar
Penunjang Klinis) dan Staf RS (Standar SKP, PKPO, PPRA,TKRS,KKS, MFK dan
standar terkait lainnya)
• Pemenuhan S, P, A, pemeliharaan dan kondisi siap pakai serta memenuhi kaidah
keselamatan pasien merupakan suatu “kebutuhan mutlak” bagi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yg berkualitas di semua Fasyankes.
TERIMAKASIH