Anda di halaman 1dari 74

KEMENTERIAN

KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

KEBIJAKAN PROGRAM FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TERKAIT


KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENILAIAN MUTU

DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

DISAMPAIKAN PADA PELATIHAN UNTUK PELATIH/TOT PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS FASYANKES BAGI SDM
KESEHATAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KERJANYA
Jakarta, 08 APRIL 2019
KONDISI YANG DIHARAPKAN 2019

KOMPETENSI FASYANKES
ALAT SUMBER
AKSES
KESEHATAN SISTEM DAN
SARANA PRASARANA DAYA AKREDITASI PEMBIAYAAN
RUJUKAN
MUTU
KESEHATAN
PELAYANAN

FARMASI KESEHATAN

KOMPETENSI
MANAJERIAL
Menuju
UHC
LISENSI -
PERIZINAN SERTIFIKASI
LINTAS SEKTOR
RUMAH SAKIT DI INDONESIA
Perkembangan Jumlah RS di Indonesia
2799 2818 2808
2600 2.808
2487
2408 RumahSakit
TAHUN 2019

2014 2015 2016 2017 2018 2019

RS Awal Bros RS Awal Bros

2.004
Eka Hospital
RSUPN dr. Ciptomangunkusumo
RSJPD Harapan Kita
727 922 RSUP dr. M. Hoesin
RSUP Fatmawati RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo

RSPAD Gatot Subroto


RumahSakit RSUP dr. Kariadi

26
RSUP dr. Hasan Sadikin RS Premier
RS Awal Bros RSUP dr. Sardjito
Tersertifikasi
176 46 Eka Hospital RSUP Sanglah
Akreditasi Nasional RS Siloam Lippo Village RS Premier Jatinegara RS Siloam
133 RS Premier Bintaro RS Pondok Indah
RS Siloam Kebon Jeruk RS Puri Indah
RS Mata Kedoya JEC
RS Awal Bros Bekasi
RumahSakit
Tersertifikasi
PERDANA DASAR MADYA UTAMA PARIPURNA RS Swasta Kemenkes TNI
Akreditasi Internasional
JUMLAH DAN KEPEMILIKAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA

% RS Pemerintah & Swasta Jumlah RS Berdasarkan Kepemilikan

KL Lain 21
Pemerintah Swasta
Kemenkes 33
BUMN 47

28% TNI Polri 165


Pemda Kota 90
Pemda Provinsi 141
Pemda Kab 531
72%
Swasta non profit 548
Swasta for profit 1232

0 200 400 600 800 1000 1200 1400


PUSKESMAS DI INDONESIA S/D TAHUN 2018
Perkembangan Jumlah Puskesmas di Indonesia
9909
9825
9767
9655
9731 9754
4.670
Puskemas
Tersertifikasi Akreditasi
2013 2014 2015 2016 2017 2018
Sumber: Pusdatin Kemenkes (Data per Juni 2018)
Paripurna
PERSENTASE PUSKESMAS TERAKREDITASI DIBANDINGKAN Utama 1%
10% Dasar
DENGAN BELUM TERAKREDITASI 36%

BELUM TERAKREDITASI 5203


Madya
53%
TERAKREDITASI 4670

1000 2000 3000 4000 5000 6000 Dasar Madya Utama Paripurna 5

Sumber: Dit. Mutu Akeditasi Yankes (Data per Des 2018 )


IMPLEMENTASI JKN DI FASYANKES
Penerapan & Penataan Sistem Rujukan
Keterangan:

Primer (GK)
Rujukan Sekunder
Rujukan Tersier (tidak berlaku pada RS RUJUKAN REGIONAL
daerah dengan kondisi tertentu) 1
Puskesmas Klinik

20
PUSAT
RUJUKAN RS Kabupaten/kota
RS RUJUKAN PROVINSI RS RUJUKAN
REGIONAL REGIONAL

14 RS RUJUKAN
NASIONAL
4 2

110 Dokter
RS RUJUKAN Praktik Mandiri
RS RUJUKAN REGIONAL
REGIONAL
3
Perangkat Pengawasan Kompetensi Fasyankes

Perizinan (Pemerintah Daerah-Pusat)

Akreditasi dan re-akreditasi (KARS –


Komite Akreditasi Puskesmas)
Kesiapan
RS Online
Fasyankes
Kredensialing/re-kredensialing (BPJS) ASPAK

Perpres 82 /2018  Review Kelas


KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
REGULASI PEMENUHAN STANDAR SPA
DI RUMAH SAKIT

• UU NO. 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN


• UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT
• PERMENKES NO. 56 TAHUN 2014 TENTANG KLASIFIKASI DAN
PERIZINAN RS
• PERMENKES NO. 54 TAHUN 2015 TENTANG PENGUJIAN DAN
KALIBRASI ALAT KESEHATAN
• PERMENKES NO. 24 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN
TEKNIS BANGUNAN DAN PRASARANA RUMAH SAKIT
• PEDOMAN TEKNIS SARANA PRASARANA & ALAT KESEHATAN 8
IPLC
, TPS-LB3
KEMENTERIAN

DASAR PEMIKIRAN MFK


KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

• MFK AKAN MENJADI PERHATIAN KETIKA


MUNCUL KEJADIAN SENTINEL
• COMPLIANCE MFK DI RS SAAT INI MASIH
RENDAH
• KEPATUHAN PENGELOLA RS TERHADAP
PERSYARATAN TEKNIS DAN PERIJINAN
(TERUTAMA LINTAS SEKTOR) MASIH
fenomena gunung es
RENDAH
• AKREDITASI HARUS MENJADI MOMENTUM
DALAM PENINGKATAN PENGELOLAAN
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN YANG
SESUAI STANDAR
• Rumah sakit menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan
suportif bagi pasien, keluarga, staf dan pengunjung
• Untuk mencapai tujuan tersebut, fasilitas fisik, peralatan medis dan
peralatan lainnya harus dikelola secara efektif.
• Secara khusus, manajemen harus berusaha keras untuk :
1. Mengurangi dan mengendalikan bahaya & risiko
2. Mencegah kecelakaan dan cedera
3. Memelihara kondisi aman

1
3
Rumah sakit menyusun program tertulis yang mencakup
6 bidang :

1. Keselamatan dan keamanan


2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbahnya
3. Penanggulangan bencana
4. Sistem proteksi kebakaran
5. Peralatan medis
6. Sistem penunjang

1
4
MFK 1 Kebijakan dan Regulasi
STANDAR MFK Program Tertulis untuk Mengelola Risiko
MFK 2
MFK 3 Individu atau tim yang Bertugas Memantau Program

MFK 4 Program Keselamatan dan Keamanan

MFK 5 Program Bahan Berbahaya

MFK 6 Program Kesiapan Penanggulangan Bencana

MFK 7 Program Proteksi Kebakaran

MFK 8 Program Peralatan Medis


Program Sistem Utilitas
MFK 9
MFK 10 Monitoring Program MFK

MFK 11 Pendidikan Staf


15
KEPEMIMPINAN • Kepatuhan Manajemen Rumah Sakit terhadap
DAN Peraturan Perundang-undangan yang berlaku
PERENCANAAN
(MFK 1 ) • Bukti pelaporan dan inspeksi :
• IMB
• Izin Operasional
• SLF
• Izin IPAL
• Izin Genzet
• Izin Radiologi
• Sertifikat keamanan dari kebakaran
• Sistem Kelistrikan
• Izin Insenerator
16
Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan
KEPEMIMPINAN
DAN • Latar Belakang
PERENCANAAN
(MFK 2 ) • Tujuan Spesisifik untuk masing – masing area
• Indikator (hal – hal yang akan diukur)
• Struktur organisasi penanggung jawab dan
uraian tugasnya
• Peta risiko
• Program strategis: mengatasi risiko dan rutin
(inspeksi, pengujian, pemeliharaan)
• Program pendidikan dan pelatihan
• Pemantauan dan evaluasi  sistem pelaporan
• Lampiran-lampiran: inventori, formulir, time
table, RKT
17
Dokumen MFK 2.Program Perencanaan

1. Program manajemen risiko


untuk 6 fokus area
2. Bukti program masih berlaku
3. Bukti penerapan program
4. Bukti review program
5. Bukti pelaksanaan audit
Entitas lain
Multidisciplinary Team

MFK Committee

Hazardous Emergency
Safety S Security Fire Safety
Material Management
Subcommittee Subcommittee Subcommittee
Subcommittee Subcommittee

Medical
Utilities
Euipment
Subcommittee
Subcommittee

MFK 3. Pengorganisasian
13
Dokumen MFK 3. Pengorganisasian

1. Penetapan penanggung jawab


manajemen risiko fasilitas
2. Program pengawasan
manajemen risiko
3. Bukti pelatihan manajemen
risiko
4. Bukti laporan penanggung
jawab program
Dokumen MFK 4. Keselamatan dan Keamanan

1. Pedoman pengorganisasian
2. Program Keselamatan dan
Keamanan
3. Penetapan unit kerja
4. Daftar risiko keselamatan
dan keamanan
5. Identitas setiap orang
6. Pemeriksaan fasilitas
Dokumen MFK 4. Keselamatan dan Keamanan

• Regulasi asesmen pra-konstruksi


• Pelaksanaan asesmen
• Bukti tindaklanjut temuan
• Audit kepatuhan kontraktor
• Ketersediaan anggaran
perbaikan
• Ketersediaan anggaran PCRA dan
ICRA
MFK 5. Bahan Berbahaya
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun
• Standar B3 sesuaiWHO
• Program :
• Inventarisasi B3 dan limbah(jenis,
jumlah, lokasi)
• Penanganan, penyimpanan,
penggunaan
• Penggunaan APD
• Pemberian label dan penandaan
• Pelaporan dan investigasi
tumpahan dan insiden
• Dokumentasi izin, lisensi dan
persyaratan
• MSDS
Dokumen MFK 5. Bahan Berbahaya dan Beracun

• Regulasi pengelolaan B3 dan


limbah
• Daftar B3 dan limbahnya (jenis,
lokasi, jumlah)
• Bukti pengadaan dengan MSDS
• Bukti laporan tumpahan dan
insiden
• Bukti izin IPAL, TPSB3 dan
Insenerator atau MoU dengan
pihak ketiga
MFK 6. Kesiapan PenanggulanganBencana
Program Manajemen Disaster
• Program Manajemen Disaster
• Menentukan jenis dan kemungkinan
terjadi
• Menentukan integritas structural
• Menentukan peran rumah sakit
• Strategi komunikasi
• Pengelolaan sumber daya
• Pengelolaan kegiatan klinis
• Identifikasi dan penetapan peran staf
• Pengelolaan konflik kepentingan
• Pengadaan Ruang Dekontaminasi
IGD
• Simulasi penanganan kedaruratan
Dokumen MFK 6. KesiapanPenanggulangan
Bencana
1. Regulasi manajemen disaster
2. Regulasi ruang dekontaminasi
3. Bukti identifikasi risiko (HVA)
4. Bukti self assessment (HIS)
5. Denah ruang dekontaminasi
Dokumen MFK 6. KesiapanPenanggulangan
Bencana

• Bukti simulasi kedaruratan (ERP


Korporat)
• Bukti debriefing
• Daftar peserta
MFK 7. ProteksiKebakaran
Asesmen Risiko
1. Tekanan dan risiko kamar operasi
2. Sistem kompartemenisasi api dan
asap
3. Daerah berbahaya kebakaran
4. Sarana jalan keluar
5. Dapur dan peralatan masak
6. Laundry dan linen
7. Sistem tenaga listrik darurat
8. Gas medis dan system vakum
Program Proteksi Kebakaran
1. Pencegahan kebakaran
dengan pengurangan risiko
2. Penanganan bahaya yang
terkait konstruksi
3. Penyediaan jalan keluar yang
aman
4. Penyediaan system
peringatan dini
5. Penyediaan mekanisme
pemadaman api
Program Proteksi Kebakaran

1. Pengujian berkala system


proteksi kebakaran
2. Kawasan bebas rokok
(Peraturan Direktur Rumah
Sakit)
Dokumen MFK 7. ProteksiKebakaran

1. Program proteksi kebakaran


2. Hasil asesmen risiko
(FRSA/FSES)
3. Tindaklanjut asesmen risiko
Dokumen MFK 7. ProteksiKebakaran

• Pelaksanaan pelatihan
penanggulangan kebakaran
• Bukti pemeriksaan, uji coba dan
pemeliharaan system proteksi
kebakaran
• Regulasi tentang RSKawasan
bebas rokok
• Bukti kepatuhan larangan
merokok
MFK 8. PeralatanMedis
Program Peralatan Medis
• Kegatan :
• Inventarisasi peralatan medis
• Pemeriksaan teratur peralatan
medis
• Uji fungsi peralatan medis
• Pemeliharaan preventif dan
kalibrasi
• Staf yang kompeten
• Proses identifikasi, penarikan
dan pengembalian peralatan
medis
• Sistem untuk memantau
peralatan medis recall
Dokumen MFK 8. PeralatanMedis
• Regulasi pemantauan dan
recall peralatan medis
• Bukti pertemuan yang
membahas peralatan
medis berbahaya
• Bukti pelaporan insiden
keselamatan pasien
(sentinel) terkait peralatan
medis
Dokumen MFK 8. PeralatanMedis
• Regulasi pengelolaan peralatan
medis
• Bukti inventarisasi peralatan
medis
• Bukti identifikasi risiko peralatan
medis
• Ceklist dan pemeriksaan peralatan
• Pelaksanaan dan hasil uji fungsi
• Pemeliharaan preventif dan
kalibrasi
• Bukti pelaksanaan kegiatan oleh
staf yang kompeten
MFK 9. SistemUtilitas
Sistem Utilitas
• Jaringan listrik
• Air
• Ventilasi dan aliran udara
• Gas medik
• Perpipaan
• Uap panas
• Limbah
• Sistem komunikasi dan data
Program Sistem Utilitas
• Ketersediaan air dan listrik 24 jam
• Pemeriksaan, pemeliharaan dan
perbaikan system utilitas
• Ketersediaan air dan listrik pada
kondisi darurat
• Uji coba dan uji beban sumber
listrik dan sumber air alternative
• Pemeriksaan air bersih dan air
limbah secara berkala sesuai
peraturan
Dokumen MFK 9. SistemUtilitas
1. Regulasi pengelolaan utilitas
dan utilitas penting
2. Inventaris system utilitas dan
lokasi
3. Bukti pemeriksaan, pengujian
dan pemeliharaan
4. Bukti perbaikan utilitas
5. Kerjasama dengan pihak
ketiga (air dan listrik) pada
kondisi darurat
Dokumen MFK 9. SistemUtilitas
• Identifikasi area berisiko
kegagalan listrik dan air
• Bukti upaya pengurangan risiko
terjadi kegagalan
• Bukti kajian kebutuhan sumber
listrik dan air alternative pada
kondisi darurat
Dokumen MFK 9. SistemUtilitas
• Regulasi uji coba sumber air dan • Regulasi pemeriksaan air bersih
listrik alternative dan air limbah sesuai peraturan
• Bukti uji coba sumber air dan • Bukti hasil pemeriksaan mutu
listrik
air bersih dan air minum
• Bukti hasil pemeriksaan mutu
air limbah
• Bukti hasil pemeriksaan mutu
air hemodialisa
• Bukti tindaklanjut hasil
pemeriksaan
MFK 10. MonitoringProgram
Tujuan Monitoring Program
Data dan Analisa merupakan informasi bagi rumah
sakit untuk mencegah masalah, menurunkan risiko,
membuat keputusan perbaikan dan rencana
peningkatan fungsi teknologi medik, peralatan dan
system utilitas
Dokumen MFK 10.
Monitoring
Program
1. Regulasi tentang system
pelaporan data insiden/
kejadian/ kecelakaan dari
setiap program manajemen
risiko fasilitas
2. Bukti laporan insiden
keselamatan
3. Bukti tindaklanjut hasilAnalisa
4. Bukti pelaksanaan
pengawasan dan pelaporan
MFK 11. PendidikanStaf
Tujuan Pendidikan
Staf
Bekal edukasi dan terlatih dalam
menjalankan peran dalam
mengientifikasi dan mengurangi risiko,
melindungi orang lain dan diri sendiri
serta menciptakan fasilitas yang aman
dan terlindungi
• Pelatihan : proteksi kebakaran, keamanan,
penanggulangan bencana
• Pelatihan : menjalankan dan memelihara
peralatan medis dan utilitas
Dokumen MFK 11. Pendidikan
Staf
• Program pelatihan MFK
• Bukti pelaksanaan pelatihan
• Bukti pelaksanaanedukasi
pengunjnng, supplier, pekerja
kontrak dll
• Bukti evaluasi pelatihan seperti
pre test dan post test serta
peragaan
 DAK
GAP Pemenuhan SPA
 APBD
E-Planning
E-Rengar
 APBN
• Membandingkan/
menyesuaikan dg data  Sumber
inventaris lain
• Membandingkan dg
kondisi real Konsep Pikir
Perencanaan
Gap Pemenuhan
Input data Validasi &
SPA Verifikasi data Kondisi SPA
Reviu Kelas

Pengelola ASPAK Penguatan


Pengelola ASPAK Dinkes Kapasitas Dinkes
Fasyankes Kab/ Kota/ Prop Prov/ Kab/ Kota
Pusat (untuk RS Vertikal)
PERMENKES 31
tahun 2018
Setiap kali ada
perubahan Minimal tiap 6 bl tentang ASPAK
SPA : Sarana, Peasarana dan Alat
Grafik Pemantauan Pemenuhan SPA di Fasyankes Melalui ASPAK

198

1062

Sumber data : ASPAK 2015, 2016, 2017 dan 2018


RS MELAKUKAN
UPDATE RS ONLINE &
ASPAK
RS Kelas A, B, C atau D

• Penyiapan
regulasi panduan Kemenkes : Penetapan dan
teknis reviu kelas Skrining Data Hasil Reviu Penerbitan SK
RS (Kepmenkes)
• Pembentukan tim
reviu kelas
Dinas Kesehatan
Prov/Kab/Kota: Kemenkes :
VERIFIKASI & ANALISIS
VALIDASI (Penilaian
SDM ≥ 80,
ASPAK ≥ 60)
KRITERIA KESESUAIAN REVIU KELAS RS

NO STATUS (FLAG) KRITERIA HASIL REVIU

x 70 % = % Jenis
Hijau
1 SDM (≥ 80%) dan ASPAK (≥ 60%) Sesuai kelas
(LULUS)
1. SDM (< 80%) dan/atau ASPAK (<
Merah
2 60%) Turun Kelas
(TIDAK LULUS)
2. Tidak mengisi salah satu dari
SDM dan ASPAK
Abu-abu
(BELUM DAPAT
3 Tidak mengisi SDM dan ASPAK
DITETAPKAN
KELASNYA)
KEMENTERIAN
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA

AKSELERASI PEMENUHAN STANDAR SPA


RUMAH SAKIT HINGGA 2019

1. MENDORONG DAK PENUGASAN SUBIDANG YAN RUJUKAN DALAM RANGKA PERCEPATAN PEMENUHAN
STANDAR SPA DAN PENINGKATAN KELAS:
a) PENYIAPAN RS RUJUKAN NASIONAL VERTIKAL KELAS B  KELAS A (RS. DOK II JAYAPURA & RS. SOEDARSO)
b) PENYIAPAN 52 RS RUJUKAN REGIONAL KELAS C  KELAS B
c) PENYIAPAN 7 RS RUJUKAN REGIONAL KELAS D  KELAS C
2. PENDAYAGUNAAN ASPAK
a) VALIDASI DATA ASPAK
b) PERCEPATAN INTEROPERABILITAS DENGAN APLIKASI LAIN (E-PLANNING, SIM BPFK, E-WATCH, BAPETEN, EKATALOG,
SIMAK BMN DSB)
KENDALA & SOLUSI PEMENUHAN SARANA, PRASARANA
DAN ALAT SESUAI STANDAR
SOLUSI
TANTANGAN
1. Penguatan perencanaan :Sinkronisasi
1. PEMENUHAN SPA FASYANKES sumber daya pemenuhan standar SPA
SESUAI STANDAR (PERMENKES)
faskes (DAK afirmasi, penugasan, APBD),
MASIH RENDAH
termasuk Integrasi aplikasi perencanaan
2. KURANGNYA PEMAHAMAN
dgn ASPAK.
TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS
FASYANKES 2. Mendorong institusi pengujian swasta &
RS untuk membentuk Lab Kalibrasi (RS
3. TERBATASNYA INSTITUSI
PENGUJIAN DAN KALIBRASI Rujukan & Pendidikan), serta RMC di
Pemda untuk pemeliharaan alat di
4. RENDAHNYA ANGGARAN UNTUK
PEMELIHARAAN / KALIBRASI Puskesmas.
3. Pengembangan model Prototype Faskes
5. PEMENUHAN PERSYARATAN DAN
/ ATAU PERIZINAN LINTAS SEKTOR sesuai standar
MASIH RENDAH (IZIN 4. Peningkatan kapasitas SDM  Dekon
LINGKUNGAN, BANGUNAN, 5. Peningkatan koordinasi/kebijakan lintas
RADIASI PENGION, DSB) sektor
Dukungan Kebijakan
• Direktorat Fasyankes Ditjen Yankes berkoordinasi dengan Direktorat Kesehatan Lingkungan Ditjen Kesmas
telah mengeluarkan beberapa NSPK terkait Pengelolaan Limbah Medis Fasyankes
• Direktorat Fasyankes telah mengusulkan menu terkait Instalasi Pengolah Limbah Medis di Peraturan
Menkes Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus setiap tahun untuk UPT daerah
• Direktorat Fasyankes Ditjen Yankes berkoordinasi dengan Pusat Standarisasi Lingkungan Hidup &
Kehutanan – KLHK dalam memverifikasi teknologi Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) dan Alat Pengolah
Limbah B3 Medis (insinerator, autoclave limbah medis dan microwave limbah medis) agar memenuhi
sebagai teknologi ramah lingkungan sehingga mendapatkan Register Teknologi Ramah Lingkungan dari
KLHK
• Direktorat Fasyankes Ditjen Yankes berkoordinasi dengan Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah
B3 dan Limbah Non B3 – KLHK dalam kerjasama pemusnahan limbah medis fasyankes oleh 4 pabrik semen
selama masa Darurat Limbah Medis
• Direktorat Fasyankes Ditjen Yankes berkoordinasi dengan Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 dan
Limbah Non B3 – KLHK terkait pengurusan perijinan Insinerator dan alat pengolah limbah B3 medis lainnya
rumah sakit
Dukungan Sarana Dan Prasarana
• Sarana (Bangunan) Dan Prasarana sudah diatur di
UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dan
Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016
Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan
Prasarana Rumah Sakit
• Instalasi Pengelolaan Limbah menjadi salah satu
bagian Prasarana diatur di Pasal 8 Persyaratan
Teknis Prasarana UU No. 44 Tahun 2009
UU No.44
tentang
Rumah Sakit

Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9-10 Pasal 11

Rumah Sakit harus memenuhi


persyaratan lokasi,bangunan, Lokasi Bangunan Prasarana
prasarana, sumber daya
manusia, kefarmasian, dan
peralatan
1. FS
2. Masterplan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 24 Tahun 2016


Tentang Persyaratan Teknis
Bangunan dan Prasarana Rumah Sakit
FAMILY TREE BIDANG SARANA PRASARANA DAN PERALATAN KESEHATAN
(UU NO. 44 TAHUN 2009 TENTANG RUMAH SAKIT)
PASAL 7
PERSYARATAN TEKNIS
RUMAH SAKIT

PASAL 8 PASAL 9 dan 10 PASAL 11 PASAL 15 PASAL 16


PASAL 12, 13 dan 14
PERSYARATAN PERSYARATAN TEKNIS PERSYARATAN PERSYARATAN PERSYARATAN
PERSYARATAN SDM
TEKNIS LOKASI BANGUNAN/SARANA RS TEKNIS PRASARANA KEFARMASIAN TEKNIS ALAT
1. Studi Kelayakan 1. Rawat Jalan 1. Instalasi air
2. Rawat Inap 1. Medis & nonmedis
(Feasibility Studies/ 2. Instalasi Mekanikal & 2. Balai uji dan kalibrasi
3. Gawat Darurat
FS) 4. Operasi
Elektrikal 3. Ijin dengan sinar
2. Master Plan 5. Ruang radiologi 3. Instalasi gas medik pengion
6. Laboratorium 4. Instalasi uap 4. Sesuai indikasi
7. Ruang sterilisasi (CSSD) 5. Instalasi pengelolaan pasien (Based on
8. Ruang farmasi/apotik limbah Indication)
9. Ruang diklat 6. Pencegahan dan 5. Kompetensi petugas
10. Ruang adm. & kantor penanggulangan 6. Operasional dan
11. PKMRS kebakaran pemeliharaan
12. Ruang menyusui 7. Petunjuk, standar & 7. Track record dan
13. Ruang tenaga kesehatan sarana evakuasi saat
14. Ruang ibadah, r. tunggu dokumentasi
terjadi keadaan darurat
15. Ruang mekanik
16. Dapur
8. Instalasi tata udara
17. Laundry 9. Sistem informasi dan
18. Kamar jenazah komunikasi
19. Taman Terapetik & 10. Ambulan
Penghijauan + Parkir
Tambahan: Tambahan:
1. Ruang Kebidanan 1. Sistem Pencahayaan
2. Ruang Rawat Intensif 2. Sistem Penangkal
(Intensive Care Unit/ICU) Petir
3. Ruang Rehabilitasi Medik
4. Bank Darah
5. Ruang Hemodialisa
Pembiayaan
• UPT Pusat dalam mengusulkan anggaran untuk Intalasi
Pengolah Limbah melalui APBN
• UPT Daerah dalam mengusulkan anggaran untuk menu
Intalasi Pengolah Limbah melalui Dana Alokasi Khusus.
Menu Intalasi Pengolah Limbah meliputi:
a. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
b. Alat Pengolah Limbah B3 Medis Insinerator
c. Alat Pengolah Limbah B3 Medis Non Insinerator (autoclave
limbah medis dan microwave limbah medis)
Sumber Daya Manusia
• Sebagian SDM fasyankes sudah menerima
pembelajaran materi tentang Kesehatan
Lingkungan dan Pengelolaan Limbah Medis
melalui Training, Workshop dan Sosialisasi
yang diselenggarakan oleh Kemenkes, Dinkes
maupun Pemda
Manajemen Terkait Limbah Medis di
Fasyankes
• Fasyankes harus memiliki Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) untuk
mengolah air limbah
• Berdasarkan Permenlh No. 56 Tahun 2015 pasal 2, setiap Penghasil
Limbah B3 dari fasyankes wajib mengelola limbah B3 yang dihasilkan
• Berdasarkan Permenlh No. 56 Tahun 2015 pasal 5, pengelolaan limbah B3
yang timbul dari fasyankes meliputi tahapan:
a. Pengurangan dan pemilahan limbah B3
b. Penyimpanan limbah B3
c. Pengangkutan limbah B3
d. Pengolahan limbah B3
e. Penguburan limbah B3
f. Penimbunan limbah B3
Ketentuan Tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam Manajemen
Terkait Limbah Medis di Fasyankes
UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 13
menyebutkan :
(1) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam
rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup.
(2) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. pencegahan;
b. penanggulangan; dan
c. pemulihan.
(3) Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilaksanakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan penanggung jawab
usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kewenangan, peran, dan tanggung jawab masing-
masing.
Tanggung Jawab Pemerintah Daerah Dalam
Manajemen Terkait Limbah Medis Di
Fasyankes

• Jadi berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan


Lingkungan Hidup pada Pasal 13 ayat 3 tersebut  diharapkan Pemerintah Daerah
melakukan pengelolaan limbah medis fasyankes di wilayahnya sesuai Peraturan yang
berlaku.
• Pemerintah Daerah dalam melakukan pengelolaan limbah medis fasyankes di wilayahnya
hendaknya mempertimbangkan kondisi wilayahnya meliputi kondisi geografis, sosial
(masyarakat), ekonomi dan lingkungan.
• Pemerintah Daerah dalam melakukan pengelolaan limbah medis fasyankes di wilayahnya
jika mengalami kesulitan hendaknya bekerjasama dengan pihak swasta dan berkoordinasi
dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Sumber informasi: http://aspak.net/aplikasi/mappra/index?j=rs#data Jumlah 909
6 Perusahaan Jasa Pengolah Limbah B3 Medis
yang sudah lama beroperasi
No Nama Lokasi Pabrik
1. PT. Jasa Medivest Jln. Interchange Dawuan DesaDawuan Tengah Kec
Cikapek Kab. Karawang Jawa Barat
2. PT. Wastec International Jl. Australia II Kawasan Industri Berat Cilegon Desa Kotasari
Kec. Pulo Merak Kota Cilegon Banten. Tel/Fax.021-
3845761/3845758
3. PT. Pengelola LimbahKutai Jl. Gunung Pasir Kec. Samboja Kab. Kutai
Kartanegara(PT PLKK) Kalimantan Timur
4. PT. Tenang Jaya Sejahtera (TJS) JL. Raya Tarum Barat (TB) KM. 6-7
Kutamekar Ciampel Karawang
5. PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) Dusun Kedungpalang Desa Lakardowo RT.02 RW.05
Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto
6. PT. Arah Environmental Indonesia Sukoharjo
Sumber Informasi : Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
6 Perusahaan Baru Jasa Pengolah Limbah B3 Medis yang
beroperasi Tahun 2019
No Nama Lokasi Pabrik
1. PT. Pengolahan Limbah Jl. Raya Mustikasari No.88, Mustikasari, Mustikajaya, Kota Ijin sudah terbit dari KLHK
Industri Bekasi Bks, Jawa Barat 17157
2. PT. Andhika Makmur Persada Jl. Anggrek No. 7 RT. 003/RW. 009, Wanaherang, Gunung Ijin sudah terbit dari KLHK
Putri, Bogor 16965.
3. PT. Desa Air Cargo Batam Kawasan Pengolahan Limbah Industri, Kawasan Otorita Ijin sudah terbit dari KLHK
Batam, Kabil – Batam. Phone (62-778) 711476 Facsimile
(62-778) 711449
4. UPT Pengelolaan Limbah B3 Jl. Kima 10 Kav. T-1G Kawasan Industri Makassar Ijin sedang diproses oleh KLHK
(PLB3) Dinas Pengelolaan
Lingkungan Hidup Prov.
Sulawesi Selatan
5. PT. Wahana Pamunah Jl. Raya Cikande Rangkas Bitung KM 6 Desa Parakan Kec Ijin sedang diproses oleh KLHK
Limbah Industri (WPLI) Jawilan Serang Banten 42178, Tel/Fax.0254-480051,
480042
6. PT. Balikpapan Jln. Mulawarman RT 23 No.12 Balikpapan Kalimantan Ijin sedang diproses oleh KLHK
Environmental Services Timur. Telp/0542-743663 Fax.0542- 743636

Sumber Informasi : Direktorat Verifikasi Pengelolaan Limbah B3 – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
UPT PLB3 Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi
Sulawesi Selatan
https://dplh.sulselprov.go.id/upt-plb3/
Surat Edaran terkait
Kewajiban Kepemilikan
Tempat penyimpanan
Sementara (TPS) Limbah
B3 di Fasyankes
TERIMA KASIH
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kav 4- Jakarta Selatan

www.yankes.kemkes.go.id @ditjenyankes

www.facebook.com/ditjen.yankes @ditjenyankes

Anda mungkin juga menyukai