Anda di halaman 1dari 43

DR.Dr.Sutoto,M.

Kes,FISQua
DR.Dr.Sutoto,M.Kes,FISQua
POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. AKREDITASI
3. PMKP
4. PERAN AKREDITASI DALAM PMKP
5. PENUTUP
PENDAHULUAN
• Pelayanan kesehatan memiliki “asimetric
information” yang tinggi
• Klien tidak mudah menilai kualitas pelayanan
kesehatan yg mereka gunakan
• Program akreditasi dapat membuat market lebih
efisien dengan memungkinkan pembayar untuk
menilai apa yang mereka bayar dengan lebih baik.
• Di pasar yang efisien, di mana kualitas diindikasikan
dengan akreditasi, persaingan berbasis mutu akan
berhasil, dan mutu akan meningkat.
PENDAHULUAN

• Semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan


kesehatan di rumah sakit, maka pelayanan Kesehatan
di RS menjadi semakin kompleks dan berpotensi
terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan.
• Oleh karena itu RS diminta Menyusun dan menerapkan
program peningkatan mutu dan Keselamatan pasien
rumah sakit dengan salah satu tujuannya adalah
mengurangi risiko yang dapat menimpa baik pasien,
Staf maupun RS
• Bagaimana Akreditasi berperan dalam program PMKP ?
Accreditation is an external
review of quality with four
principal components:

• • It is based on written standards


• • Reviews are conducted by
professional peers
• • The accreditation process is
administered by an independent body
• • The aim of accreditation is to
encourage organisational
development.

Montagu, D. (2003). Accreditation and other external quality assessment systems for healthcare. DFID Health Systems Resource
Centre Working Paper, 1(1), 1-38.
AKREDITASI
• adalah pengakuan
terhadap mutu
pelayananRumah Sakit,
setelah dilakukan penilaian
bahwa RumahSakit telah
memenuhi Standar
Akreditasi.

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 12 TAHUN 2020 .TENTANG .AKREDITASI RUMAH SAKIT
1. SERTIFIKAT:
• PIMPINAN SETENGAH HATI
• SEKEDAR MEMENUHI KEWAJIBAN
• PESTA KEMBANG API
• IKP → DIABAIKAN

2. RISK MANAGEMENT:
• PIMPINAN SEPENUH HATI → PMKP
BERJALAN DGN BAIK
• SISMADAK TELAH DIGUNAKAN
• IDENTIFIKASI RISIKO
• MONITORING KEPATUHAN KARYAWAN
THD SPO -> ASESOR INTERNAL →
REDOWSKO DIGUNAKAN
• IKP SEBAGAI LEARNING PROCESS

3. IMPROVEMENT (CONTINUOUS QUALITY


IMPROVEMENT)
• KOMITMEN TOTAL
• PMKP DITEKUNI DAN DIJALANKAN DGN
BENAR
• PEMANFAATAN T.I UNTUK MENDUKUNG
PELAYANAN
• SISMADAK DAN IMUT DIKERJAKAN DGN
BAIK DAN BENAR
• IMUT DIGUNAKAN SBG UPAYA
PENINGKATAN MUTU
• LEARNING CULTURE
• UURS psl 13 : Setiap tenaga kesehatan yang bekerja
di Rumah Sakit harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan Rumah Sakit, standar
prosedur operasional yang berlaku, etika profesi,
menghormati hak pasien dan mengutamakan
keselamatan pasien

HAKEKAT AKREDITASI:
MANAJEMEN RISIKO RS

AKREDITASI RS:
• KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN
• KEPATUHAN TERHADAP STANDAR DAN ETIKA
PROFESI
• IMPLEMENTASI HPK DAN KESELAMATAN
KARS
PASIEN
• UU RS NO 44 THN 2009 PSL 32: Pasien berhak Menggugat
dan/atau menuntut RS apabila RS diduga memberikan
pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana

KARS
PERAN PIMPINAN RS Patuh terhadap
DALAM SNARS peraturan &
perundangan RS

PIMPINAN RS
Menetapkan
regulasi di RS

ASESOR INTERNAL

Sistem monev
terhadap
regulasi yg Menjamin
ditetapkan pimp kepatuhan staf
dengan terhadap regulasi
REDOWSKO yg ditetapkan
oleh pimpinan

Rangkuman Bab Tata Kelola RS


• Sistem mitigasi risiko yang baik,
• Memperkuat efektifitas tim
interdisipliner,
Akreditasi Contents PenerapanContents
• Meningkatkan komunikasi,
RS Here Standar Here
• Penerapan dan pengukuran indicator,
Akreditasi di RS
• Penerapan standar seperti standar PPI

Standar Peningkatan Peningkatan


dalam Pelayanan Mutu dan
Pelayanan Bermutu
Perawatan Keselamatan
Klinis Pasien
KEMENTERIAN KOMISI AKREDITASI
KESEHATAN RS

UU No. 44/2009 Ttg RS Pasal 40


Ayat 2
NON INDEPENDEN SEMI INDEPENDEN Permenkes RI No. 12/2020 Ttg INDEPENDEN
Akreditasi RS Pasal 5 Ayat 2, 4
dan 5
SNARS Edisi 1
5 Pelayanan (2017)
(1995)

SNARS
12 Pelayanan Sebelum 2012 Setelah 2012 Edisi 1.1
(1998) (2019)

16 Pelayanan
(2002)
STANDAR JCI SURFOK A, B, C (2019)

Pengembangan Standar Akreditasi RS di Indonesia Dara Phonna, 2022


ISQUA: BADAN SERTIFIKASI
LEMBAGA AKREDITASI INTERNASIONAL
WHY ISQua ACCREDITATION ?

• International Society For Quality In Health Care (ISQua)


Adalah Organisasi Nirlaba, Independen, Dalam Hal
Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Anggota Dan
Kontak Di Lebih Dari 60 Negara.

• Isqua Bekerja Erat Dan Berada Dalam 'Hubungan


Resmi' Dengan W.H.O

• Badan Independen Satu Satunya Di Dunia Yg Men


Sertifikasi Lembaga Akreditasi Pelayanan Kesehatan
sertifikasi yang terpisah:
• Akreditasi Standar Kesehatan dan Sosial Care →
untuk memastikan bahwa Standar proses yang
dilakukan untuk meng akreditasi yankes oleh lembaga
akreditasi memenuhi kriteria standar internasional
• Akreditasi Lembaga Akreditasi → untuk memastikan
bahwa lembaga akreditasi memenuhi kriteria standar
internasional
• Akreditasi Program Training surveior → untuk
memastikan bahwa Surveior training program
memenuhi kriteria standar internasional
10
3 (TIGA) PEDOMAN UNTUK TIGA AKREDITASI
1. STANDAR
2. LEMBAGA
3. SURVEYOR TRAINING PROGRAM
KERANGKA PRINSIP DARI GUIDELINES AND PRINCIPLE OF THE DEVELOPMENT STANDAR
IMPLEMENTASI STANDAR AKREDITASI DI RS

S = Standar
E = Elemen Penilaian
M = Maksud & Tujuan
I = Instrumen / Telusur
L = Link ke Standar-EP lain
A = Acuan ke Peraturan PerUUan, Etika
Profesi, Standar Profesi, Standar Internasional.
SEMILA
STANDAR: mencakup harapan kinerja, struktur, atau fungsi yang harus
diterapkan agar suatu rumah sakit dapat terakreditasi.
Keselamatan Pasien dianggap sebagai standar dan dimonitoring sama seperti standar lainnya dalam survei di
tempat
MUTU = Kepatuhan dengan Standar

ELEMEN PENILAIAN (EP): akan menuntun rumah sakit dan surveior terhadap apa yang akan ditinjau dan dinilai
selama proses survei.
EP untuk setiap standar menunjukkan ketentuan untuk kepatuhan terhadap standar tersebut.
EP ditujukan untuk memberikan kejelasan pada standar dan membantu rumah sakit untuk memenuhi
sepenuhnya ketentuan yang ada, untuk membantu mengedukasi pimpinan dan tenaga kesehatan mengenai
standar yang ada serta untuk memandu rumah sakit dalam persiapan proses akreditasi.
MAKSUD DAN TUJUAN (M): Untuk membantu menjelaskan makna sepenuhnya dari standar,
mendeskripsikan tujuan dan rasionalisasi dari standar, memberikan penjelasan standar tsb selaras
dengan program keseluruhan, menentukan parameter untuk ketentuan-ketentuannya. Memberikan
gambaranttg ketentuan dan tujuannya.

INSTRUMEN (I):
Tujuannya:
1. Untuk Surveior
• Sebagai acuan dalam melakukan telaah regulasi pada waktu survei
• Sebagai acuan dalam melakukan telaah dokumen bukti pelaksanaan kegiatan pada waktu survei
• Sebagai acuan dalam melakukan wawancara, observasi dan meminta staf rumah sakit melakukan
simulasi.
• Sebagai panduan dalam memberikan skor dan nilai.
2. Untuk Rumah Sakit.
• Sebagai acuan dalam menyusun regulasi yang diwajibkan oleh akreditasi
• Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan dan dokumentasinya
• Sebagai acuan dalam melatih staf terkait dengan standar dan elemen penilaian dalam
ACUAN-ACUAN (A) untuk PMKP

1. Undang-undang 44 tahun 2009 tentang RS

2. Perpres 77 tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi RS

3. PMK 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien

4. PMK 25 th 2019 tentang Penerapan manajemen Risiko terintegrasi di lingkungan Kemkes

5. PMK 33 tahun 2019 tentang Panduan Perilaku Interaksi Pelayanan Publik Di Lingkungan
Kementerian Kesehatan

6. PMK 92 tahun 2014 tentang Komunikasi Data dalam SIK terintegrasi

7. PMK 80 tahun 2020 tentang KOmite Mutu Rumah Sakit


BERBAGAI KELUHAN RS TERHADAP AKREDITASI

• Sangat Sulit Mengajak Staf Medis UntuK Membuat PPK Dan


Mematuhinya
• RS Harus Melengkapi Berbagai Sarana Prasarana Yg
Berbiaya Sangat Mahal Misalnya, Harus Membuat Unit APA MANFAAT KEGIATAN
Pengolah Limbah Dan Perijinannya AKREDITASI DALAM
• Harus Melengkapi Persyaratan Administrative Yang Ribet PENINGKATAN MUTU
Seperti Semua Tenaga Kesehatan Harus Memiliki STR, SIP DAN KESELAMATAN
SPK RKK Dll.
???????
• Akreditasi Membutuhkan Berbagai Pelatihan Dan Biayanya
Mahal: Contoh
• Pelatihan Kebakaran
• Pelatihan Resusitasi Jantung Paru
• Pelatihan Cuci Tangan Dll.
KASUS 1 : Mengapa RS harus membiuang limbah B3 dengan
baik dan benar ?????
UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2009
TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

ANCAMAN H8UKUMAN:
• Pasal 103 Setiap orang yang menghasilkan limbah
B3 dan tidak melakukan pengelolaan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 593 , dipidana dengan pidana
penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling
lama 3 (tiga) tahun dan denda paling sedikit
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling
banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
KASUS 2 :
Mengapa seluruh Staf RS harus dilatih
Penanganan kebakaran secara rutin ?????

COLCATA , INDIA , DESEMBER 2011


RS tidak akreditasi, RS tidak melatih staf untuk
penanganan kebakaran
Without quality,
universal health coverage
(UHC) remains an empty
promise.”

Pelayanan kesehatan yang bermutu rendah


berbahaya bagi pasien, membuang uang dan
waktu.
QUALITY OF CARE (W.H.O)
Layanan kesehatan yang berkualitas harus:
• Efektif - menyediakan layanan kesehatan berbasis bukti kepada mereka yang
membutuhkannya;
• Aman – menghindari bahaya bagi orang-orang yang perawatannya
dimaksudkan; dan
• Berpusat pada orang - memberikan perawatan yang menanggapi preferensi,
kebutuhan, dan nilai-nilai individu.
• Tepat waktu – mengurangi waktu tunggu dan terkadang penundaan yang
berbahaya;
• Adil - memberikan perawatan yang tidak bervariasi dalam kualitas karena jenis
kelamin, etnis, lokasi geografis, dan status sosial-ekonomi;
• Terintegrasi – menyediakan perawatan yang menyediakan berbagai layanan
kesehatan sepanjang perjalanan hidup;
• Efisien – memaksimalkan manfaat dari sumber daya yang tersedia dan
menghindari limbah.

31
QUALITY IMPROVEMENT DEFINITION

Upaya gabungan dan tak henti-hentinya dari


semua orang - profesional kesehatan, pasien
dan keluarga mereka, peneliti, pembayar,
perencana dan pendidik - untuk membuat
perubahan yang akan mengarah pada hasil
pasien yang lebih baik (kesehatan), kinerja
sistem yang lebih baik (perawatan) dan
pengembangan profesional yang lebih baik.
“ (Paul B Batalden dan Frank Davidoff )
PENINGKATAN MUTU
❑ Merupakan TANGGUNG JAWAB
BERSAMA bagi semua orang yg
bekerja di RS baik pimpinan, PPA, staf
klinis, non klinis & staf lainnya, karena
peningkatan mutu sejatinya berakar
dari pekerjaan sehari-hari dari setiap
orang dalam memberikan pelayanan
di RS. (SNARS edisi1.1)
❑ Tindakan setiap orang yang bekerja
untuk menerapkan perubahan yang
berulang dan terukur, untuk membuat
layanan kesehatan lebih efektif, aman,
dan berfokus pada pasien. (WHO)

24 Maret 2021 33
• Melalui peningkatan kualitas, ada
potensi untuk menciptakan layanan
perawatan kesehatan yang mampu
memastikan 'tidak ada kematian
yang tidak perlu; tidak ada rasa sakit
atau penderitaan yang tidak perlu;
tidak ada ketidakberdayaan dalam
diri mereka yang dilayani atau
dilayani; tidak ada menunggu yang
tidak diinginkan; tidak ada limbah
yang tertinggal'.

34
• Pengurangan risiko yang
sedang berlangsung pada
pasien, staf dan lingkungan
merupakan bagian integral
dari peningkatan mutu
secara keseluruhan.
• TUJUAN PENINGKATAN MUTU & KESELAMATAN
PASIEN

Meningkatkan mutu secara


keseluruhan dng terus menerus
mengurangi risiko terhadap
pasien & staf baik dalam proses
klinis maupun lingkungan fisik

37
TOPIK AREA PMKP
I. II.
Memilih indikator,
Pengelolaan kegiatan
mengumpulkan data utk
peningkatan mutu dan
monitoring mutu:
keselamatan pasien
Pelaporan IKP

PMKP
IV. III.

Mencapai dan
Validasi dan analisis data:
mempertahankan;
Analisis data IKP
Manajemen risiko
38
Governing board/
representasi pemilik

Direktur/Direksi RS
Bersinergi Kepemimpinan
positif efektif
Kepala Bidang/Divisi

Pelayanan
Kepala Prima
Departemen/Unit/Instalasi
• BENTUK ORGANISASI MUTU DAN KESELAMATAN
PASIEN

• Bentuk organisasi Komite/Tim mutu dan keselamatan


pasien, diatur dalam PMK nomer 80 Tahun 2020 Tentang
Komite Mutu

• Tim keselamatan pasien diatur di PMK 11 tahun 2017


(Pasal 16 & 17) dan Perpres 77 tahun 2015 tentang
Pedoman Organisasi RS → Komite manajemen risiko dan
keselamatan pasien (Pasal 19 ayat 2)

41
PMK 80 tahun 2020 tentang
KOmite Mutu Rumah Sakit
• Pasal 3. (1) Penyelenggaraan tata kelola mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
2 dapat dilakukan melalui pembentukan Komite Mutu, psl 3 Rumah Sakit belum
mampu membentuk tim penyelenggara mutu.
• Susunan organisasi Komite Mutu paling sedikit terdiri : a. ketua; b. sekretaris; dan
c. anggota (minimal terdiri atas: a. tenaga medis; b. tenaga keperawatan; c.
tenaga kesehatan lain; dan . tenaga non kesehatan

42
PMK 80 tahun 2020 tentang
KOmite Mutu Rumah Sakit

• Pasal 9
• (1) Dalam rangka efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan tata kelola mutu Rumah
Sakit, komite lainnya yang melaksanakan fungsi manajemen risiko dan
keselamatan pasien dapat diintegrasikan dengan Komite Mutu.
• (2) Integrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan membentuk
subkomite

43
PENGELOLAAN KEGIATAN PMKP
Pemilik/Representasi Pemilik
Direktur/Direksi RS
Ka bid & Ka Komite-2
Komite PMKP
Ka unit pelayanan/ kerja
PIC Data di Unit
44
• Secara kolaboratif mengoperasionalkan
DIREKTUR RS
RS utk mencapai visi dan misis yang
ditetapkan
PARA PIMPINAN RS • Memilik tanggung jawab dalam
pengelolaan manajemen PMKP,
Ka Unit Pelayanan & manajemen kontrak serta manajemen
Ka unit kerja
sumber daya
PENUTUP
• SEMAKIN BERKEMBANGNYA ILMU DAN TEKNOLOGI
PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT, MAKA
PELAYANAN KESEHATAN DI RS MENJADI SEMAKIN
KOMPLEKS DAN BERPOTENSI TERJADINYA KEJADIAN
TIDAK DIHARAPKAN.
• RS DIMINTA MENYUSUN DAN MENERAPKAN PROGRAM
PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT DENGAN SALAH SATU TUJUANNYA ADALAH
MENGURANGI RISIKO YANG DAPAT MENIMPA BAIK
PASIEN, STAF MAUPUN RS
• PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB BERSAMA BAGI
SEMUA ORANG YG BEKERJA DI RS BAIK PIMPINAN, PPA,
STAF KLINIS, NON KLINIS & STAF LAINNYA, KARENA
PENINGKATAN MUTU SEJATINYA BERAKAR DARI
PEKERJAAN SEHARI-HARI DARI SETIAP ORANG DALAM
MEMBERIKAN PELAYANAN DI RS
Dr.dr.Sutoto,M.Kes,FISQua
WA : 081381134839

Anda mungkin juga menyukai