Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pada saat ini masyarakat banyak melakukan upaya untuk
mengobati diri sendiri atau yang dikenal dengan istilah swamedikasi.
Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan
dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat. Pada saat
melakukan swamedikasi inilah yang dapat menjadi sumber dari
kesalahan pengobatan. Kesalahan tersebut terjadi karena keterbatasan
pengetahuan masyarakat tentang obat serta cara penggunaannya.
Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013
menunjukkan bahwa 35,2% rumah tangga menyimpan obat untuk
swamedikasi. Dari 35,2% rumah tangga yang menyimpan obat, 35,7% di
antaranya menyimpan obat keras dan 27,8% adalah antibiotik. Dan
86,1% rumah tangga menyimpan obat keras dan 86,1% antibiotik
tersebut diperoleh tanpa resep. Adanya obat keras dan antibiotik untuk
swamedikasi menunjukkan penggunaan obat yang tidak rasional. Hal ini
akan memicu terjadinya masalah kesehatan baru khusunya resistensi
aantibiotik. Adanya penyimpanan antibiotik yang sudah tidak digunakan
sebanyak 27,8% menunjukkan bahwa masyarkat masih ada yang salah
salam menggunakan obat, dimana antibiotik seharusnya diminum
sampai habis. Sedangkan cara pembuangan obat secara langsung yang
cukup tinggi maka hal ini menunjukkan bahwa masyarakat belum
memahami cara pembuangan obat yang benar agar tidak terjadi
penyalahgunaan obat - obat yang dibuang serta tidak merusak
ekosistem.
Terbatasnya informasi di masyarakat terkait obat dapat memicu
terjadinya kesalahan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Hal diatas
menjadi tanggung jawab bagi apoteker dalam memberikan informasi
kepada masyarakat, agar masyarkat terhindar dari penyalahgunaan
obat ( drug use) dan penggunasalahan obat ( drug misuse). Oleh sebab
untuk meningkatkan pengetahuan serta peran serta masyarakat dalam
penggunaan obat yang rasional, maka perlu diadakan kegiatan
sosialisasi Gema Cermat yang bertema Cara Dapat, Gunakan, Simpan,
dan Buang (DAGUSIBU) Obat yang Benar kepada kader kesehatan
diwilayah kerja Puskesmas Trenggalek. Kader kesehatan diharapkan

1
dapat memahami dan menerapkan serta mampu sebagai fasilitator
kegiatan gerakan cerdas menggunakan obat (gema cermat) di
masyarakat.
Untuk mencapai hal tersebut maka dipandang perlu diadakan
evaluasi kegiatan Gema Cermat tahun 2022 , yang dapat digunakan
sebagai salah satu dasar untuk penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
(RUK) tahun 2024 dan menyusun Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
tahun 2023.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan
pentingnya penggunaan obat secara baik, tepat dan benar. Selain
itu juga untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dalam
memilih, mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan
memusnahkan obat secara baik, tepat dan benar sehingga
penggunaan obat secara rasional di masyarakat meningkat.
1.2.2. Ruang Lingkup.
Puskesmas Baruharjo mewilayahi 7 desa dengan 3 Pustu, 1
Polindes, dan 3 Ponkesdes.
Puskesmas Baruharjo melaksanakan sebagian besar kegiatan
pelayanan pokok Puskesmas, namun dalam POA ini hanya
membahas kegiatan Gema Cermat.

Anda mungkin juga menyukai