Anda di halaman 1dari 24

Menghindari Kesalahan Memilih Dan Menggunakan Obat Dengan

Tanya Lima “O”

Disusun oleh:
ALLIS SORAYA SETYOKANTI WINARNING (209006)
PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIS DAN KOMUNITAS
INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN
RS DR. SOEPRAOEN KESDAM V/BRAWIJAYA

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................................................................................................2
ABSTRAK......................................................................................................................................3
BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
1. 1 Latar Belakang....................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5
1.3 Tujuan...................................................................................................................................5
BAB II.............................................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................8
2.1 Pengertian Obat Secara Umum..........................................................................................8
2.2 Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat..........................................................8
2.3 Pengertian Swamedikasi......................................................................................................8
BAB III.........................................................................................................................................11
PEMBAHASAN...........................................................................................................................11
3.1 Cara Penyimpanan Obat Dengan Benar........................................................................11
3.2 Cara Membuang Obat Dengan Benar.............................................................................11
3.3 Cara Penggunaan Yang Tepat..........................................................................................12
3.3.1 Cerdas Menggunkan Obat dengan Tanya Lima O........................................................12
3.3.2 Cara Memilih Dan Mendapatkan Obat.........................................................................13
3.3.3 Cara Cerdas Menggunakan Obat...................................................................................14
BAB IV PENUTUP......................................................................................................................16
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................16
4.2 Saran...................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17
LAMPIRAN.................................................................................................................................19

3
ABSTRAK

Gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat merupakan upaya bersama


antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka
mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat
dalam menggunakan obat secara tepat dan benar. Saat ini, pengetahuan masyarakat
akan swamedikasi (pengobatan sendiri) telah berkembang dengan pesat. Gerakan
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya menggunakan obat dengan benar, meningkatkan kemandirian dan
perubahan perilaku masyarakat dalam memilih dan menggunakan obat secara
benar, dan akhirnya akan meningkatkan penggunaan obat secara rasional.
Masyarakat diharapkan mampu mengenali gejala penyakit ringan, sehingga akan
peduli dan dapat mencegah serta mengobati sesuai dengan penyakitnya. Metode
yang digunakan adalah sosialisasi atau edukasi kesehatan tentang penggunaan obat
secara benar. Target kegiatan ini adalah meningkatkan wawasan pengetahuan dan
keterampilan masyarakat agar dapat memilih dan menggunakan obat secara tepat,
sehingga akan peduli dan dapat mencegah serta mengobat sesuai dengan
penyakitnya.
Kata kunci :gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat, obat, penggunaan obat
yang tepat, swamedikasi.

4
BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang
Penggunaan obat yang tidak rasional di masyarakat masih sangat tinggi dilihat
dari pembelian antibiotik secara bebas tanpa resep dokter, penggunaan obat bebas
secara berlebih (over dosis), adanya efek samping, interaksi obat atau
penyalahgunaan obat yang sering kali terjadi di masyarakat khususnya kalangan
pelajar dimana banyak didapatkan anak-anak yang masih dibawah umur
menyalahgunakan obat-obatan sehingga menyebabkan masalah baru dalam
kesehatan. Rendahnya tingkat pemahaman di masyarakat mengenai cara
penggunaan, penyimpanan dan membuang/ memusnahkan obat dengan benar.
Obat dikatakan rasional apabila memenuhi tepat pasien, tepat indikasi, tepat obat,
tepat dosis dan tepat cara dan lama penggunaan (Suryani, 2020).
Berdasarkan laporan yang diterima oleh World Helath Organization (WHO)
masih tingginya penggunaan obat yang tidak rasional dimana terdapat lebih dari
50% dari seluruh penggunaan obat-obatan tidak tepat dalam peresepan,
menyiapkan obat dan menjualnya, untuk 50% lainnya pasien tidak tepat dalam
menggunakan obat (Suryani, 2020). Masyarakat yang sehat, sejahtera dan etos
kerja yang tinggi dapat mempercepat pertumbuhan perekonomian dalam menjaga
ketahanan bangsa dan negara. Swamedikasi sering dilakukan oleh masyarakat.
Dalam swamedikasi sebaiknya mengikuti persyaratan penggunaan obat rasional.
Swamedikasi atau yang dikenal dengan pengobatan sendiri adalah suatu usaha
dengan cara mengobati diri sendiri sesuai dengan kemampuan atau pengalaman
yang dimiliki, untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan antara lain, sakit kepala,

5
pening, nyeri pada anggota tubuh, panas, maag, sakit perut (diare/sembelit), flu dan
batuk serta penyakit kulit. Pengobatan sendiri ini dapat dilakukan dengan
kerjasama dengan apoteker agar tidak terjadi kesalahan dalam pengobatan agar
masyarakat dapat membeli obat-obat bebas dan obat bebas terbatas untuk
mengatasi masalah kesehatan yang dialaminya.
Minimnya pengetahuan masyarakat akan pengobatan rasional sehinga perlu
adanya kerjasama antara pemerintah pusat, daerah dan masyarakat untuk
mengadakan rangkaian kegiatan yang dapat menstimulus pengetahuan, kepedulian,
kesadaran, pemahaman dan keterampilan akan penggunaan obat dengan baik dan
bijak. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015). Tujuan dari sosialisasi
GEMA CERMAT ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
penggunaan obat yang benar dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
penggunaan obat secara rasional. GEMA CERMAT merupakan upaya bersama
antara pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka
mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman dan keterampilan masyarakat
dalam menggunakan obat secara tepat dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan obat?
2. Apakah yang dimaksud dengan GEMA CERMAT?
3. Apakah yang dimaksud dengan swamedikasi?
4. Bagaimana cara penyimpanan obat dengan benar?
5. Bagaimana cara membuang obat dengan benar?
6. Bagaimana Cara menggunakan obat dengan tepat?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang maksud dengan obat
2. Untuk mengetahui apa itu GEMA CERMAT
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan swamedikasi

6
4. Untuk mengetahui cara penyimpanan obat dengan benar
5. Untuk mengetahui cara membuang obat dengan benar
6. Untuk mengetahui cara menggunakan obat dengan tepat.

7
1.4 Metode
Metode kegiatan yaitu metode yang menekankan keterlibatan masyarakat dalam
semua kegiatan yang dilakukan khususnya untuk kelompok ibu-ibu PKK. Tahapan
metode ini yaitu :

Tahapan
Metode

Identifikasi Pemilihan
Pengenalan Perumusan Pelaksanaa
Pemecahan Pemecahan
Masalah Masalah n Kegiatan
Masalah Masalah

1. Pengenalan masalah
Identifikasi masalah yang dihadapi terkait dengan obat.
2. Perumusan masalah
Masalah yang dihadapi tentang kurangnya pemahaman masyarakat tentang
penyimpanan, pembuangan, dan juga penggunaan obat secara tepat
3. Identifikasi pemecahan masalah
Tim pelaksana kegiatan melakukan diskusi untuk penyelesaian masalah.
4. Pemilihan pemecahan masalah
Tim pelaksana melaksanakan pemecahan masalah yang di hadapi dengan
memberikan penyuluhan atau memberi keterampilan tentang penyimpanan,
pembuangan, dan penggunaan obat secara tepat, melalui GEMA CERMAT.
5. Pelaksanaan kegiatan

8
Pelaksanaan kegiatan dilakukan di Balai RW 11 Gang Dula Desa Senduro,
Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Karena saya sering menjumpai
masyarakat yang kurang memiliki pengetahuan tentang obat-obatan, mereka
hanya mementingkan hasil akhirnya tanpa peduli apakah obat yang mereka
gunakan itu sudah sesuai atau tidak. Kegiatan diawali dengan pretest
kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi dan edukasi, dan diakhiri dengan
posttest.

9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Obat Secara Umum


Pengertian obat secara umum adalah semua bahan tungggal atau campuran
yang digunakan oleh semua makhluk untuk bagian dalam maupun bagian luar,
guna mencegah meringankan, maupun menyembuhkan penyakit (Syamsuni, 2007).
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang dalam
dosis layak dapat menyembuhkan, meringankan, atau mencegah penyakit berikut
gejalanya (Tjay dan Rahardja, 2007).
2.2 Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat Berdasarkan SK Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomor HK.02.02/MENKES/427/2015, Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan obat (Gema Cermat) adalah upaya bersama yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarkat dalam rangka memumbuhkan rasa
kepedulian, kesadaran, pemahaman, dan keterampilan masyarakat dalam
menggunakan obat secara tepat dan benar. Tujuan dari Gema Cermat yaitu untuk
menambah pemahaman dan kesadaran masyarkat tetang penggunaan obat yang
benar, meningkatkan kemandirian dan perubahan perilaku masyarakat dalam
memilih, mendapatkan, menggunakan menyimpan, dan membuang obat secara
benar, serta meningkatkan penggunaan obat secara rasional. Metode edukasi dan
pemberdayaan masyarakat dalam Gema Cermat meliputi talk show, penyuluhan,
pendekatan dua arah (CBIA) pendekatan interaktif (games, seni Materi inti Gema
Cemat untuk edukasi kepađa masyarkat meıputi Tanya Liuna O, penggolongan
obat (cara memilih obat), DAGUSIBU dan cara penggunaan obat POR dan
penggunaan antibiouk bijak (Kemenkes RI. 2019
10
2.3 Pengertian Swamedikasi
Pengobatan mandiri (swamedikasi) atau self-medication merupakan
tindakan yang dilakukan individu dalam memilih dan menggunakan obat tanpa
memperoleh resep dokter sebagai mekanisme dalam mengatasi gangguan atau
gejala penyakit pada diri maupun orang lain (Lukovic, 2014). Tindakan
swamedikasi merupakan fenomena perawatan diri yang cukup luas di seluruh
dunia. Kebiasaan lain yang dapat dikategorikan sebagai swamedikasi adalah
memperoleh obat-obatan tanpa resep dokter, penggunaan resep lama dalam
memberi obat, mengkonsumsi obat atas pemberian teman atau keluarga, dan
mengkonsumsi obat-obat sisa (Adhikary, 2014). Swamedikasi sering dilakukan
oleh anggota masyarakat sebagai respons yang dipilih dalam merespons keluhan
dan penyakit yang dianggap ringan di antaranya batuk, nyeri, pusing, flu, demam,
maag, diare, cacingan, masalah pada kulit dan masalah kesehatan lainnya (Depkes
RI, 2009).

Badan kesehatan dunia WHO memberikan pedoman bahwa perilaku


swamedikasi yang dipraktikkan secara benar dapat membantu mencegah dan
mengobati penyakit yang tidak memerlukan konsultasi kepada tenaga medis, dan
menyediakan pilihan yang terjangkau menangani penyakit dan gangguan kesehatan
yang umum (Ayalew, 2017). Negara-negara maju maupun negara berkembang saat
ini memberi perhatian pada perilaku swamedikasi sebagai komponen kebijakan
perawatan kesehatan masyarakat (Halim dkk, 2018). Cara-cara mendapatkan obat-
obatan dalam konteks swamedikasi cukup beragam, ada yang melalui lembaga-
lembaga penyedia layanan kesehatan terdekat maupun pembelian obat secara bebas
di toko atau pedagang obat yang dekat dengan tempat tinggal. Pola perilaku
swamedikasi secara umum dilakukan berdasarkan atas beberapa pertimbangan di
antaranya adalah kemudahan dalam melakukannya, mudah dicapai, harga

11
terjangkau, dan sebagai respons pilihan sebelum harus berkonsultasi kepada tenaga
medis. Patut pula dipahami bahwa perilaku tersebut dilakukan walaupun sebagian
anggota masyarakat memiliki kesadaran bahwa obat-obat tersebut hanya sebatas
mengatasi gejala dari suatu penyakit (Hidayati, 2017).

Data yang diperoleh dari survey pada kondisi sosial dan ekonomi di
Indonesia (Susenas) pada tahun 2011 Badan Pusat Statistik (BPS)
mendokumentasikan bahwa terdapat 66,82% masyarakat dengan gangguan
kesehatan di Indonesia mempraktekkan swamedikasi. Jumlah tersebut termasuk
dalam kategori tinggi apabila dibandingkan dengan persentase penduduk yang
melakukan pengobatan rawat jalan ke dokter 45,8% (Dewi, 2017). Data dari
Riskesdas tahun 2013 mencatat bahwa terdapat sebanyak 35,2% atau sejumlah
103.860 rumah tangga dari total 294.959 rumah tangga di Indonesia memiliki
kebiasaaan menyimpan obat dan melakukan tindakan mengobati diri sendiri berda
padasarkan informasi yang diperoleh baik dari berkonsulatsi dengan dokter
maupun dibeli sendiri secara bebas (Balitbangkes, 2013). Yusrizal (2015) dalam
penelitiannya terhadap 90 orang terkait swamedikasi di salah satu apotek di
wilayah Lampung Selatan melaporkan bahwa pada bulan Oktober tahun 2014
silam mengindikasikan persentase pembelian beragam jenis obat yang diantaranya
adalah: obat yang secara bebas berredar sebesar 21,05%, obat yang bebas terbatas
(42,10%), obat OWA (26,31%), dan 10,52% golongan obat keras. Dicatat pula
bahwa golongan obat terbanyak yang terbanyak dibeli masyarakat adalah obat
Pereda nyeri atau golongan analgesik, Pereda demam atau antipiretik dan obat-
obatan anti-peradangan yang nonsteroid (AINS).

12
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Cara Penyimpanan Obat Dengan Benar


Simpanlah obat secara tepat. Bacalah petunjuk penyimpanan pada masing-
masing kemasan obat, atau kita bisa tanyakan pada apoteker. Masa penyimpanan
obat yang telah dibuka dapat lebih cepat dari tanggal kadaluwarsa, ini disebut
Beyond Use Date (BUD). Dimana obat dapat rusak sebelum kadaluwarsa. Cara
penyimpanan obat yang tidak tepat akan menyebabkan obat lebih cepat rusak,
walaupun belum kadaluwarsa. Selain harus memperhatikan kondisi penyimpanan,
suhu juga penting. Terutama obat yang dapat dipengaruhi oleh suhu dan
kelembapan udara. Jika terlalu panas atau dingin, obat dapat rusak. Misalnya
berubah bentuk atau bereaksi secara kimia. Secara umum, obat harus disimpan di
temapt kering dan terlindung dari cahaya matahari langsung (GemaCermat
kemenkes. 2019)
3.2 Cara Membuang Obat Dengan Benar
Cara membuang obat di rumah tangga, obat harus dibuang dengan cara
yang benar agar tidak merusak lingkungan dan tidak disalahgunakan oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab. Berikut adalah cara membuang obat dengaan benar
menurut GemaCermat Kemenkes 2019:
1. Kita bisa memisahkan obat dari kemasan kemudian lepaskan etiket dan tutup
dari wadah/ botol/ tube.
2. Buang kemasan obat (dus/blister/strip/bungkus lain) setelah dirobek atau
digunting.
3. Buang isi obat sirup ke saluran pembuangan air setelah diencerkan.

13
4. Hancurkan botolnya dan buang disampah.
5. Buang obat tablet atau kapsul ke tempat sampah setelah dihancurkan dan
dimasukkan kedalam plastik serta dicampur dengan tanah atau air.
6. Gunting tube salep/krim terlebih dahulu dan buang secara terpisah dari tutupnya
di tempat sampah.
7. Buang jarum insulin setelah dirusak dan dalam keadaan tutup terpasang kembali.

14
3.3 Cara Penggunaan Yang Tepat

3.3.1 Cerdas Menggunakan Obat dengan Tanya Lima O


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tentang Gerakan Masyarakat
Cerdas Menggunakan, 2019. “Tanya Lima O” merupakan 5 pertanyaan minimal
yang harus terjawab sebelum menggunakan obat yaitu:
1. Obat ini apa nama dan kandungannya?
Nama obat pada kemasan bisa dua kemungkinan yaitu nama generik saja
atau nama dagang yang diikuti nama generik zat berkhasiatnya. Nama
generik itu nama zat berkhasiat dalam obat, kandungan obat kita terdiri dari
satu atau beberapa jenis zat berhasiat yang tercantum pada komposisi
2. Obat ini apa khasiatnya?
Khasiat adalah efek yang diharapkan muncul pada pengobatan, khasiat obat
ditentukan oleh kandungan zat berkhasiatnya bukan oleh mereknya.
3. Obat ini berapa dosisnya?
Dosis adalah takaran untuk hasilkan khasiat diharapkan pada penggunaan
dalam jangka waktu yang ditentukan. Dosis bisa sesuai berat badan tingkat
keparahan penyakit dan juga tujuan pengobatan. hati-hati jika tidak sesuai
dosis yang dianjurkan kita bisa tidak sembuh atau menjadi kebal.
4. Obat ini bagaimana cara menggunakannya?
Aturan pakai obat disesuaikan dengan bentuk obat, informasi tambahan yang
diberikan dan kondisi khusus yang dibutuhkan. Contoh tiga kali sehari
artinya setiap 8 jam tablet, kaplet atau kapsul ditelan dengan bantuan air
matang, sirup kering dilarutkan dengan air matang sesuai ukuran yang
ditentukan, salep dioleskan pada bagian tubuh yang sakit, suppositoria
dimasukkan ke dalam anus, dan obat tetes mata diteteskan secara tegak lurus
pada kelopak mata

15
5. Obat ini apa efek sampingnya?
Hati-hati efek samping dari obat bisa merugikan kita, selain efek samping
penggunaan obat bisa memunculkan kejadian tidak harapkan. Maka dari itu
kita harus membaca dengan cermat informasi pada kemasan obat atau
browsur obat. Gunakan obat sesuai dengan petunjuk tenaga kesehatan dan
tanyakan informasi obat pada apoteker.

3.3.2 Cara Memilih Dan Mendapatkan Obat


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tentang Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan, 2019. Mengenai penggolongan obat dibedakan
menjadi dua yaitu obat paten dan obat generik. Obat paten adalah obat yang masih
dilindungi hak patennya namun jika sudah habis masa panen obat ini dapat
diproduksi pabrik lain disebut obat kopi atau obat generic. Obat generik dibedakan
menjadi 2 obat generik berlogo yang menggunakan nama zat berhasiat dan obat
generik bermerek yang menggunakan nama dagang dari pabriknya.
1. Obat bebas obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter dapat diperoleh di
apotek atau toko obat berizin
2. Obat bebas terbatas meski dapat dibeli tanpa resep dokter, di apotek atau
toko obat berizin namun penggunaannya harus memperhatikan dosis aturan
pakai dan peringatan pada kemasan
3. Obat keras obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep dokter dan hanya
dapat dibeli di apotek, Puskesmas, Rumah Sakit. Masyarakat harus cermat
dan hati-hati jangan membeli dan menggunakan obat ini sembarangan tanpa
pengawasan dokter dan apoteker.
Kita harus memperhatikan hal penting dalam memilih obat yang akan
kita gunakan. Pertama cek kandungan zat berhasiat bukan merk obatnya.

16
Cek apakah pasien memiliki riwayat alergi atau sensitif terhadap obat.
Pastikan untuk mengetahui apakah kondisi pasien sedang hamil atau
berencana hamil karena beberapa obat dapat mempengaruhi janin dan
menyebabkan cacat pada bayi. Pastikan pasien tidak dalam kondisi
menyusui karena beberapa obat dapat masuk dalam ASI dan menimbulkan
efek buruk pada bayi. Perhatikan bentuk sediaan obat yang paling sesuai
untuk digunakan dengan baik dan benar. Kemudian yang terakhir cek
kondisi pasien Apakah sedang menggunakan obat atau tidak, karena
dikhawatirkan obat yang sedang digunakan dapat berinteraksi dengan obat
lainnya. jangan lupa tanyakan pada apotekernya.
 Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan obat
bebas dan obat bebas terbatas:
1. Pastikan kemasan dalam kondisi baik dan utuh
2. Cek kelengkapan informasi pada kemasan
3. Perhatikan tanggal kadaluwara
4. Perhatiakn nomor ijin edar obat.

 Berikut hal yang harus dicermati dalam menggunakan obat keras:


1. Kelengkapan informasi pada etiket seperti nama pasien tanggal dan
aturan pakai
2. Cek tanggal kadaluarsa
penggunaan obat secara tepat akan membuat kita sehat dan selamat

3.3.3 Cara Cerdas Menggunakan Obat


Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, tentang Gerakan
Masyarakat Cerdas Menggunakan, 2019. Informasi apa saja yang bisa kita peroleh

17
dari keterangan yang tertera pada kemasan atau label obat. Sebelum menggunakan
obat kita harus mengetahui tiga hal yaitu dosis frekuensi serta lama pemakaian
obat. Dosis adalah takaran obat yang dibutuhkan untuk mencapai efek pengobatan
tergantung jenis penyakit, usia dan berat badan pasien. perhatikan frekuensi minum
obat, karena kandungan obat yang ada di dalam tubuh memiliki jangka waktu
tersendiri yang bertujuan agar kadar obat dalam tubuh kita tetap dalam kondisi
yang sesuai untuk pengobatan atau terapi obat. sedangkan lama pemakaian obat
adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai efek pengobatan yang diharapkan.
Apabila timbul gejala seperti gatal-gatal muncul ruam atau bintik merah pada kulit
segera hentikan penggunaan obat dan segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Jika gejala penyakitnya sama belum tentu obatnya juga sama, jadi jangan berbagi
obat yang belum tentu penyakit yang kita derita itu sama.

Cara penggunaan obat tergantung pada bentuk obatnya. Penggunaan


antibiotik memerlukan perhatian khusus. hal-hal yang harus diperhatikan saat
menggunakan antibiotic:

1. Hanya untuk infeksi bakteri


2. Apabila sakit infeksi akibat virus jangan meminta dokter untuk meresepkan
antibiotik.
3. Antibiotik hanya dengan resep dokter yang digunakan sesuai petunjuk dokter
dan apoteker.
4. Tanyakan kepada dokter Apakah diagnosis penyakit anda dan Apakah ada
infeksi bakteri
5. Jangan membeli antibiotik bisa atau tidak untuk diri sendiri kepada orang lain.

 Infeksi virus yang tidak memerlukan antibiotik :


1. Batuk pilek tanpas sesak

18
2. Influenza
3. Cacar air gondong dan campak
4. Luka kecil
5. Demam berdarah
6. Diare cair tanpa darah atau lendir
7. Hepatitis

Berikut ini adalah cara menggunakan antibiotik bijak oleh masyarakat:


1. Tidak membeli antibiotik sendiri tanpa resep dokter
2. Tidak menggunakan antibiotic selain untuk infeksi bakteri
3. Tidak menyimpan antibiotik untuk persediaan di rumah
4. Tidak memberi antibiotik sisa kepada orang lain
5. Tanyakan pada apoteker informasi obat antibiotik

19
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat merupakan kegiatan yang
sangat bermanfaat. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan sebelum memilih,
mendapatkan dan menggunakan obat. Dengan mensosialisasikan kegiatan kepada
masyarakat diharapkan bisa menjadi sarana untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam menggunakan obat yang nantinya dapat meningkatkan
kerasionalan obat.

4.2 Saran
Mengadakan penyuluhan atau sosialisasi GEMA CERMAT yg diadakan tiap
beberapa bulan sekali mengenai penggunaan obat dengan baik sehingga dapat
membantu mengubah pola pikir masyarakat sekitar dan menambah pengetahuan
tentang pentingnya ketepatan dalam penggunaan obat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Adhikary, M., Tiwari, P., Singh, S., & Karoo, C. (2014). Study of self- medication
practices and its determinant among college students of Delhi University North Campus, New
Delhi, India. International Journal of Medical Science and Public Health, 3(4), 406-409.
Ayalew, B. Mohammed . (2017). Self-Medication Practice In Ethiopia: A Systematic
Review. Patient Preference and Adherence, 11, 401–413.

Balitbang Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar: RISKESDAS. Jakarta:


Balitbang Kemenkes RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
189/MENKES/SK/III.2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Halim, S. V, Prayitno, A. A, & Wibowo, Y. I (2018). Profil Swamedikasi Analgesik Di
Masyarakat Surabaya, Jawa Timur. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia, 16(1), 86-93.
Hidayati , A,. Dania, H., & Puspitasari, M. D. (2017). Tingkat Pengetahuan Penggunaan
Obat Bebas Dan Obat Bebas Terbatas Untuk Swamedikasi Pada Masyarakat Rw 8 Morobangun
Jogotirto Berbah Sleman Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Manuntung, 3(2), 139-149.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015, SK Kementrian Kesehatan RI Nomor
HK.02.02/MENKES/427/2015 tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat.
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Cara Penggunaan Obat. Jakarta: Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Penggolongan Obat. Kementerian
Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian: Jakarta
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2015. Cara Penggunaan Obat. Kementerian
Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Direktorat Bina
Pelayanan Kefarmasian: Jakarta

21
Suryani, Fitrawan, dkk. 2020. GEMA CERMAT (GERAKAN MASYARAKAT CERDAS
MENGGUNAKAN OBAT) FOR STUDENT IN THE CITY OF KENDARI SOUTHEAST
SULAWESI. Universitas Negeri Airlangga: Surabaya
WHO. (2000). Guidelines for the Regulatory Assessment of Medicinal Products for Use in
SelfMedication., Geneva.
Yuliastuti, Fitriana, Widarika, dkk. GeMa CerMat (Gerakan Masyarakat Cerdas
Menggunakan Obat) bagi Guru Sekolah Dasar Kecamatan Magelang Selatan Kota Magelang.
COMMUNITY EMPOWERMENT Vol. 3 No. 2 (2018) pp. 34-37: Magelang
Yusrizal. (2015). Gambaran Penggunaan Obat Dalam Upaya Swamedikasi Pada
Pengunjung Apotek Pandan Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
Jurnal Analisis Kesehatan, 4(2).

22
LAMPIRAN

Gambar 1. Contoh Obat Bebas Terbatas

Gambar 2. Contoh Obat Bebas

23
Gambar 3. Contoh Obat Keras

24

Anda mungkin juga menyukai