Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PELAYANAN KEFARMASIAN

SWAMEDIKASI
Dosen Pengampu : apt. Linda P. Suherman, S. Farm., M. Si.

Disusun Oleh:
Kelompok 6 D

Nur Irianti Ombaier 3311201148


Rifa Khoerunisa 3311201149
Annisa Nurul Fatimah 3311201150
Cinka Putri Febrianti 3311201151

LABORATORIUM PELAYANAN FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………………………………6
1.3. Tujuan Percobaan………………………………………………………………………6
BAB II STUDI KASUS.............................................................................................................7
2.1 KASUS 1..............................................................................................................................7
2.1.1 Hasil.........................................................................................................................7
2.1.2 Pembahasan.............................................................................................................9
2.2 KASUS 2………………………………………………………………………………...11
2.1.1 Hasil.......................................................................................................................11
2.1.2 Pembahasan...........................................................................................................13

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………...15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………………….15
BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan bagian dari upaya masyarakat menjaga
kesehatannya sendiri. Pada pelaksanaanya, swamedikasi /pengobatan sendiri dapat menjadi
masalahterkait obat (Drug Related Problem) akibat terbatasnya pengetahuan mengenai obat dan
penggunaannya (Nur Aini, 2017). Dasar hukum swamedikasi adalah peraturan Menteri Kesehatan
No. 919 Menkes/Per/X/1993. Menurut Pratiwi, et al (2014) swamedikasi merupakan salah satu
upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang
dideritanya tanpa terlebih dahulu melakukan konsultasi kepada dokter. Swamedikasi yang tepat,
aman,dan rasional terlebih dahulu mencari informasi umum dengan melakukan konsultasi kepada
tenaga kesehatan seperti dokter atau petugas apoteker. Adapun informasi umum dalam hal ini bisa
berupa etiket atau brosur. Selain itu, informasi tentang obat bisa juga diperoleh dari apoteker
pengelola apotek, utamanya dalam swamedikasi obat keras yang termasuk dalam daftar obat wajib
apotek (Depkes RI., 2006; Zeenot, 2013).

Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan-keluhan dan penyakit


ringan yang banyak dialami masyarakat. Swamedikasi menjadi alternatif yang diambil
masyarakat untuk meningkatkan keterjangkauan pengobatan. Pada pelaksanaannya
swamedikasi dapat menjadi sumber terjadinya kesalahan pengobatan (medication error)
karena keterbatasan pengetahuan masyarakat akan obat dan penggunaannya. (Dirjen BinFar,
2006). Pengobatan sendiri disini dibatasi untuk penyakit ringan seperti batuk, flu
(influenza), demam, nyeri, sakit maag, kecacingan, diare, biang keringat, jerawat,
kadas/kurap, ketombe, kudis, kutil, luka bakar, luka iris dan luka serut. Panduan pengobatan
untuk penyakit-penyakit in dapat dilihat pada "Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas
Terbatas, Dirjen Binfar, Dekes, 2006"

Prosedur Swamedikasi

Pada pelayanan swamedikasi praktikan melakukan asesmen agar dapat memilihkan


obat yang diperlukan dengan tepat sesuai dengan kondisi gejala yang dialami pasien.
Diawali dengan melakukan wawancara langsung kepada pasien atau konsumen yang
diperankan oleh pemeran standar. Berdasar hail wawancara dilakukan penyelesaian
masalah, dilanjutkan dengan pemberian informasi terkait obat yang dipilihkan dan cara
penggunaannya. Penguji akan menilai praktikan terhadap semua kompetensi yang diujikan.
Tahapan Swamedikasi

1. Melakukan komunikasi awal, dengan cara :

a. Memberi salam pembuka

b. Memperkenalkan diri,

c. Menawarkan bantuan,

d. Meminta izin menggali informasi

Contoh komunikasi :

"Selamat siang/Assalamualaikum, perkenalkan saya X, farmasis yang bertugas di Apotek


Unjani. Ada yang bisa saya bantu?"

2. Melakukan assessment pasien

Melakukan pengumpulan informasi yang relevan, lengkap dan terstruktur dari aspck pasien,
penyakit, dan obat yang sesuai dengan masalah pasien. Relevan artinya informasi scsuai
dengan kondisi dan permasalahan pasien. Lengkap artinya informasi tersebut mencakup
aspek pasien, aspek penyakit dan aspek obat. Terstruktur artinya proses penggalian
informasi dilakukan secara sistematik sesuai kondisi pasien. Gunakan prinsip WWHAM
(Who, What symptom, howlong, acton, medicine).

a) Melakukan asesmen diri pasien

Menanyakan identitas pasien (nama, umur, berat badan)

Menanyakan riwayat sosial (status hamil-menyusui, kebiasaan merokok-alkohol-


napza)

Menanyakan gaya hidup (pekerjaan, pola makan-olahraga-istirahat)

b) Melakukan asesmen penyakit pasien

Menanyakan keluhan pasien (onset, durasi, frekuensi, keparahan)

Menanyakan awal timbulnya penyebab keluhan (aktivitas sebelumnya, penyebab


yang membuat penyakit membaik/memburuk)

Menanyakan Riwayat penyakit (penyakit lain)

Menanyakan upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi penyakit

c) Asesmen Riwayat obat

Menanyakan Riwayat pengobatan (resep, bebas, herbal, suplemen)

Menanyakan Riwayat alergi (dirinya atau keluarga)


3. Menetapkan dan memberikan solusi kebutuhan terapi obat pasien

Penetapan masalah dilihat berdasarkan gejala yang dialami/dikeluhkan. Pemberian solusi


kebutuhan pasien meliputi memilihkan terapi yang paling tepat bagi pasien pada kasus
swamedikasi. Terapi dapat berupa obat (batasan obat: obat bebas, bebas terbatas, dan
Daftar Obat Wajib Apotik (DOWA)) atau non obat (suplemen, kosmetik atau perubahan
gaya hidup).

Untuk menetapkan jenis obat yang dibutuhkan perlu diperhatikan :

a. Gejala atau keluhan penyakit

b. Kondisi khusus misalnya hamil, menyusui, bayi, lanjut usia, diabetes mellitus dan lain

lain.

c. Pengalaman alergi atau reaksi yang tidak dinginkan terhadap obat tertentu.

d. Nama obat, zat berkhasiat, kegunaan, cara pemakaian, efek samping dan interaksi
obat

yang dapat dibaca pada etiket atau brosur obat.

e. Pilihlah obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan tidak ada interaksi obat dengan

obat yang sedang diminum.

4. Pemberian informasi obat

Hal-hal yang perlu dinformasikan meliputi nama obat, indikasi, dosis dan cara
penggunaan, jangka waktu pemakaian, cara penyimpanan, tanggal batas guna, efek
samping dan cara mengatasinya (jika ada), makanan-minuman aktivitas yang harus
dihindari dan kepatuhan. Informasi-informasi tersebut dapat dilihat pada Pustaka seperti
Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas, MIMS, ISO atau situs resmi
informasi obat. Jika yang diberikan adalah obat bebas terbatas jangan lupa untuk
menginformasikan tanda peringatan yang ada pada kemasan. Informasi tambahan
mengenai terapi non farmakologi juga bisa diberikan untuk menunjang terapi
farmakologi.
5. Verifikasi informasi
Hal ini bertujuan untuk memastikan pemahaman pasien/keluarga pasien mengenai terapi
obat/non obat yang diberikan.
Contoh komunikasi :
"Bagaimana ibu, apakah sudah jelas informasi dari saya? Bisa ibu ulang mengenai
penggunaan obat ini?"
6. Penutup : Jangan lupa ucapkan semoga cepat sembuh dan jika gejala tidak membaik
hubungi dokter.
Contoh komunikasi :
«Baik ibu, ini obatnya. Jangan lupa jika dalam waktu 3 hari gejala yang anak ibu rasakan
tidak membaik, lebih baik untuk segera menghubungi dokter. Terima kasih sudah
berkunjung ke apotek kami. Selamat siang, semoga cepat sembuh."

2. RUMUSAN MASALAH
 Mahasiswa mendapatkan 2 kasus soal mengenai swamedikasi terhadap pasien
 Mahasiswa berperan menjadi Farmasis pada tahap komunikasi swamedikasi
 Mahasiswa menganalisis kebutuhan pasien pada tahap komunikasi dan memilihkan
obat swamedikasi yang tepat
 Mahasiswa menjelaskan informasi obat yang dipilih
3. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa diharapkan mampu melakukan pemilihan obat tanpa resep yang diperlukan
dengan tepat dan memberikan informasi terkait obat tersebut.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

1.1 HASIL PERCOBAAN

A. Kasus 1
Skenario :
Scorang perempuan dewasa datang ke apotek, meminta tolong kepada apoteker
memilihkan obat untuk mengatasi batuk yang dideritanya.
Tugas:
1. Lakukan pengumpulan data dan informasi dari pasien
2. Lakukan penetapan masalah, tulis pada lembar kerja
3. Berikan rekomendasi pemilihan obat terkait keluhan pasien, tulis pada lembar kerja
4. Lakukan pemberian informasi dan cara penggunaan obat kepada pasien

Pilihan Obat
LEMBAR KERJA STUDI KASUS 1

Penetapan masalah pasien Penyebab Obat yang


direkomendasikan
 Nama : Lala Keluar rumah pada malam hari  Terapi Farmakologi :
Usia : 30 Tahun untuk bekerja dicafe sebagai Obat Vicks 44
Alamat : Sesuai KTP penyanyi, bisa disebabkan  Alasan :
Pekerjaan : penyanyi alergi dari debu dan udara Karena pasien
 Keluhan utama : batuk dingin. mengalami gatal di
kering dan gatal di tenggorokan dan obat
tenggorokan. ini bisa menghangatkan
 Riwayat penyakit : tenggorokan, serta obat
- Sekarang  gejala ini tidak menimbulkan
muncul sejak 2 hari rasa kantuk sehingga
yang lalu, rasa gatal pasien bisa bekerja
bertambah pada waktu seperti biasanya di
malam hari waktu malam hari.
tidur.  Terapi Non
- Dahulu  tidak ada farmakologi
riwayat penyakit, tidak - Minum air hangat
sedang hamil dan - Kurangi makanan
tidak menyusui. berminyak
- Keluarga  alergi - Kurangi minuman
debu dan dingin. dingin
 Riwayat Lingkungan dan - Menggunakan baju
gaya hidup : setiap malam hangat/ syal pada leher
keluar rumah bekerja di untuk menghangatkan
café.  Dosis :
 Pengobatan : minum air 2 sendok takar/ 10 ml.
jeruk nipis dicampur Gunakan setiap 4 jam
madu. sesuai kebutuhan
 Alergi obat : tidak ada sampai 6x sehari untuk
 Informasi : saat ini tidak 1 sendok takar = 15 ml/
sedang menggunakan  Penyimpanan :
obat. Simpan dibawah suhu
30 derajat celcius.
1.2 PEMBAHASAN
Pasien atas nama Lala mengalami gatal ditenggorokan karena alergi dari debu dan
dingin. Ia mengalami gejala sejak 2 hari yang lalu, tidak ada alergi obat, tetapi ia
melakukan usaha meminum air jeruk nipis dicampur madu. Apoteker merekomendasikan
obat untuk pasien atas nama Lala yaitu obat Vicks 44 karena obat ini bisa
menghangatkan tenggorokan, serta obat ini tidak menimbulkan rasa kantuk sehingga
pasien bisa bekerja seperti biasanya di malam hari. Selain itu, terapi non farmakologis
yang bisa ia lakukan yaitu Minum air hangat, kurangi makanan berminyak, kurangi
minuman dingin, dan menggunakan baju hangat/ syal pada leher untuk menghangatkan.
Untuk dosis obat Vicks 44 ini yaitu 2 sendok takar/ 10 ml. Gunakan setiap 4 jam sesuai
kebutuhan sampai 6x sehari untuk 1 sendok takar = 15 ml/. Penyimpanan obat ini bisa di
simpan dibawah suhu 30 derajat celcius.

INSTRUKSI PEMERAN STANDAR KASUS 1

Intruksi Pemeran Standar Riwayat Penyakit Pasien Peran yang harus


Identitas Pasien dilakukan
a. Nama :Lala a. Keluhan utama: batuk a. Penampilan : berperan
b. Usia : 30 tahun kering, gatal di sebagai seorang
c. Alamat : sesuai KTP tenggorokan perempuan dewasa muda
d. Pekeriaan : penyanyi b. Riwayat penyakit yang berprofesi sebagai
sekarang : gejala muncul penyanyi kafe, berpakaian
sejak 2 hari yang lalu, rasa biasa, sopan
gatal bertambah pada b. Bahasa tubuh :
malam hari waktu tidur menampilkan seorang
c. Riwayat penyakit perempuan yang sedang
dahulu/lainnya/kondisi sakit batuk kering,
khusus (hamil/menyusui) : bersuara serak.
tidak ada c. Informasi yang harus
d. Riwayat penyakit diketahui PS :
keluarga : alergi debu dan • Bahwa PS/pasien harus
dingin mengetahui bahwa gejala
e. Riwayat lingkungan, yang dialami adalah batuk
sosial dan gaya hidup : kering, dan rasa gatal di
setiap malam keluar rumah tenggorokan, pasien
untuk bekeria sebagai menduga bahwa ia sakit
penyanyi di kafe batuk dan rasa gatal
f. Riwayat pengobatan : bertambah parah pada
minum air jeruk nipis malam hari waktu tidur;
dicampur madu • Bahwa PS/pasien sering
g. Riwayat alergi obat : keluar rumah pada malam
tidak ada hari untuk pergi bekerja
h. Informasi lain terkait sebagai penyanyi kafe;
pengobatan : saat ini tidak • Bahwa PS/pasien belum
sedang menggunakan obat minum obat apapun, hanya
minum air jeruk nipis
dicampur madu
Bahwa PS/pasien tidak
mempunyai riwayat alergi
obat.
• Bahwa pasien saat in
tidak sedang menggunakan
obat
d. Dialog yang
dikembangkan :
• Jika kandidat
menanyakan : siapa yang
sakit, PS menjawab: yang
sakit adalah dirinya sendiri
• Jika kandidat
menanyakan: apa gejala
yang dialami pasien, PS
menjawab bahwa apa
gejala yang dialami pasien,
PS menjawab bahwa: dia
sejak 2 hari yang lalu
sering batuk, dan merasa
gatal pada tenggorokan.
Rasa gatal bertambah
parah pada malam hari
waktu tidur
e. Keterangan lain :
PS menjawab apa yang
ditanyakan kandidat sesuai
dengan instruksi dalam
skenario dan bila ada
pertanyaan di luar
instruksi dalam skenario,
maka PS menjawab "tidak
tahu atau lupa"

B. Kasus 2
Skenario :
Seorang ibu (27 tahun) datang ke apotek, meminta tolong apoteker memilihkan obat
untuk mengatasi demam yang diderita anaknya.
Tugas:
1. Lakukan pengumpulan data dan informasi
2. Lakukan penetapan masalah terkait keluhan pasien, tulis pada lembar kerja
3. Berikan rekomendasi pemilihan obat terkait keluhan pasien, tulis pada lembar
kerja
4. Lakukan pemberian informasi dan cara penggunaan obat kepada pasien

Pilihan Obat
LEMBAR KERJA STUDI KASUS 2

Penetapan masalah pasien Penyebab Obat yang


direkomendasikan
 Nama ibu pasien : Anita Gusi bawah depan pasien  Terapi Farmakologi :
Usia : 27 Tahun bengkak karena akan tumbu Obat Tempra Dropas
Alamat : Sesuai KTP gigi pada anak hingga  Alasan : Karena
 Nama pasien : Anak nissa menyebabkan demam. dosisnya kecil untuk
 Usia : 5 bulan usia 5 bulan yaitu 0,8
 Berat badan : 6 kg mL serta terdapat untuk
 Alamat : Sesuai alamat di meredakan demam,
KTP ibu pasien sakit dan nyeri pada
 Keluhan utama : demam, gusi akan tumbuh gigi
rewel, gusi bawah depan serta mudah diberikan
bengkak dan tampak kepada bayi karena
memtuih karena akan tumbuh sedian sudah dilengkapi
gigi. Dengan pipet dan
 Sejak kapan/onset : sehari sediaannya tidak pahit.
semalam. Aturan pakai :
 Lokasi nyeri : mulut, gusi 0,8 mL sebanyak 4-5x
bagian depan. selama 4 jam dan tidak
 Durasi : sehari semalam boleh lebih dari 5x.
 Yang memperparah : bayi Simpan dibawah suhu
rewel saat bangun tidur 30 derajat celcius
 Usaha yang dilakukan :  Terapi Non
belum ada. farmakologi
 Obat yang dipakai saat ini : - Kompres hangat
tidak ada - Istirahat yang cukup
keluar rumah
- Jangan membawa
anak keluar rumah
untuk sementara
waktu.
- Hindari
kontak/bertemu
dengan lain hingga
suhu tubuh Kembali
normal.
- Membuka
selimut/jangan
memakai selimut
ketika demam.
1.2 PEMBAHASAN
Pasien atas nama anak nissa mengalami demam, rewel, gusi bawah depan bengkak dan
tampak memutih karena akan tumbuh gigi. Ia mengalami gejala sejak sehari yang lalu, tidak
ada alergi obat. Yang memperparah bayi rewel saat bangun tidur. Apoteker
merekomendasikan obat untuk pasien atas nama anak nissa yaitu obat Tempra Drops karena
Karena dosisnya kecil untuk usia 5 bulan yaitu 0,8 mL serta terdapat untuk meredakan
demam, sakit dan nyeri pada gusi akan tumbuh gigi serta mudah diberikan kepada bayi
karena sedian sudah dilengkapi dengan pipet dan sediaannya tidak pahit. Aturan pakai : 0,8
mL sebanyak 4-5x selama 4 jam dan tidak boleh lebih dari 5x. Simpan dibawah suhu 30
derajat celcius. Selain itu, terapi non farmakologis Kompres hangat, Istirahat yang cukup
keluar rumah, Jangan membawa anak keluar rumah untuk sementara waktu, Hindari
kontak/bertemu dengan lain hingga suhu tubuh Kembali normal, Membuka selimut/jangan
memakai selimut ketika demam.

INSTRUKSI PEMERAN STANDAR KASUS 2

Identitas Pemeran Riwayat Penyakit Peran yang harus dilakukan


Standar Pasien
a. Nama ibu pasien : Anita a. Keluhan utama : a. Peran : sebagai seorang ibu
b. Usia : 27 tahun demam, rewel, gusi yang datang ke apotek, meminta
c. Alamat : Sesuai KTP bawah depan bengkak apoteker untuk mengatasi
d. Pekeriaan : Ibu rumah dan tampak memutih masalah bagi bayinya yang
tangga. karena akan tumbuh sejak sehari yang lalu demam,
Identitas Pasien gigi. rewel, gusi bawah depan
a. Nama : Anak nissa b. Sejak kapan/onset : bengkak dan tampak memutih
b. Usia : 5 bulan sehari yang lalu karena akan tumbuh gigi.
c. Berat badan : 6 kg c. Lokasi : mulut, gusi b. Pakaian: baju biasa, sopan
d. Alamat : Sesuai bagian depan c. Ekspresi: agak gelisah
alamat di KTP ibu d. Durasi : sehari d. Informasi yang harus
pasien. semalam diketahui PS :
e. Yang memperparah : . Bahwa ibu pasien harus
bayi rewel saat bangun mengetahui bahwa gejala yang
tidur dialami anakya adalah demam,
f. Usaha yang rewel, gusi bawah depan
dilakukan: belum ada bengkak dan tampak memutih
g. Obat yang dipakai karena akan tumbuh gigi.
saat ini: tidak ada . Bahwa ibu pasien menduga
bahwa anakya demam karena
akan tumbuh gigi dan
rewel ketika bangun tidur.
. Bahwa anaknya belum diberi
obat apapun,;
Bahwa anaknya tidak
mempunyai riwayat alergi obat.
e. Dialog yang dikembangkan
Jika kandidat menanyakan :
siapa yang sakit, PS menjawab :
yang sakit adalah anakya
bernama Nissa yang berumur 5
bulan, berat badan 6 kg.
f. Jika kandidat menanyakan :
siapa yang sakit, PS menjawab :
yang sakit adalah anakya
bernama Nissa yang berumur 5
bulan, berat badan 6 kg
g. Jika kandidat menanyakan :
apa gejala yang dialami pasien,
PS menjawab bahwa: anaknya
sejak 1 hari yang lalu demam,
rewel, gusi bawah dean
bengkak dan tampak memutih
dan meminta kandidat
memilihkan obatnva
h. Keterangan lain : PS
menjawab apa yang ditanyakan
kandidat sesuai dengan instruksi
dalam skenario dan bila ada
pertanvaan di luar instruksi
dalam skenario, maka PS
menjawab ‘tidak tahu atau
lupa”.

BAB III
KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan :
 Pada kasus 1 pasien atas nama Lala mengalami gatal ditenggorokan karena alergi dari
debu dan dingin. Apoteker merekomendasikan obat yaitu obat Vicks 44 karena obat ini
bisa menghangatkan tenggorokan, serta obat ini tidak menimbulkan rasa kantuk sehingga
pasien bisa bekerja seperti biasanya di malam hari. Untuk dosis obat Vicks 44 ini yaitu 2
sendok takar/ 10 ml. Gunakan setiap 4 jam sesuai kebutuhan sampai 6x sehari untuk 1
sendok takar = 15 ml/. Penyimpanan obat ini bisa di simpan dibawah suhu 30 derajat
celcius.
 Pada kasus 2 pasien atas nama Nissa mengalami gusi bawah depan bengkak, demam.
Apoteker merekomendasikan obat yaitu obat Tempra Drops karena obat ini bisa
meredakan demam, sakit, dan nyeri gigi serta mudah diberikan kepada bayi karena
sediaannya sirup dan menggunakan pipet serta sediaan tidak pahit. Untuk dosis obat
Tempra Drops ini 0,8 ml sebanyak 4-5x/ hari selama 4 jam dan tidak lebih dari 5x.

Daftar Pustaka
Dirjen Binfar, 2006, Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Bebas Terbatas, Depkes

Anda mungkin juga menyukai