Anda di halaman 1dari 7

SWAMEDIKASI

Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau


menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata.
Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati diri sendiri, untuk
meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar hukumnya permekes
No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhana swamedikasi adalah upaya seseorang dalam
mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Namun
bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat yang sesuai dengan
penyakitnya dan apoteker-lah yang bisa berperan di sini. Apoteker bisa memberikan informasi
obat yang objektif dan rasional. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit yang
ringan, umum dan tidak akut. Setidaknya ada lima komponen informasi yang yang diperlukan
untuk swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang
kandungan aktif obat (isinya apa?), indikasi (untuk mengobati apa?), dosage (seberapa banyak?
seberapa sering?), effek samping, dan kontra indikasi (siapa/ kondisi apa yang tidak boleh
minum obat itu?).

Kriteria obat yang digunakan


Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa
resep:

1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah usia 2
tahun dan orang tua di atas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan risiko pada kelanjutan
penyakit.
3. Penggunaannya tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan
4. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
5. Obat dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri

Jenis obat yang digunakan

1. Tanpa resep dokter :

 obat bebas : tanda lingkaran hitam, dasar hijau


 obat bebas terbatas : tanda lingkaran hitam, dasar biru

2. Obat Wajib Apotek (OWA) Merupakan obat keras tanpa resep dokter, tanda: lingkaran
hitam, dasar merah
3. Suplemen makanan

1
4. Obat Tradisional (Jamu, Obat herbal terstandart dan Fitofarmaka)

Syarat suatu obat swamedikasi :

1. Obat harus aman,kualitas dan efektif,


2. Obat yang digunakan harus punya indikasi, dosis, bentuk sediaan yang tepat,
3. Obat yang diserahkan harus disertai informasi yang jelas dan lengkap.

Hal-hal yang harus diketahui sebelum melakukan pengobatan sendiri :


1. Metode WWHM

W : Who is it for ? (Siapa yang sakit)


W : What are the symptoms ? (Apa gejalanya)
H : How long have the symptoms ? (Berapa lama gejala diderita)
A : Actions taken so far ? (Tindakan apa yang sudah dilakukan)
M : Medications they are taking ? (Obat apa yang sudah digunakan)

2. Metode ASMETHOD

A : Age / appearance (Usia Pasien)


S : Self or someone else (Dirinya sendiri atau oran lain yang sakit)
M : Medicatioon “regularly taken on prescription or OTC” (Pengobatan yang
sudah digunakan baik dengan resep maupun dengan non resep)
E : Extra medicine (Usaha lain untuk mengatasi gejala sakit)
T : Time persisting (Lama gejala)
H : History (Riwayat jalan)
O : Other symptoms (gejala lain)
D : Danger symptoms (gejala yang berbahaya)

2
Nama Siswa :
Kelas :
Nomor absensi :
LEMBAR KENDALI PRAKTIKUM
No Kasus Swamedikasi Tgl Paraf Guru

3
PELAYANAN SWAMEDIKASI
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
(Patient Medication Record)

Apotek Bhakti Wiyata


Jl. KH. Wahid Hasyim 65, Kediri-Jawa Timur

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
No. Telp :
Pekerjaan :
Riwayat Penyakit :
1………………………. Tahun…………………….
2………………………. Tahun…………………….
3………………………. Tahun…………………….

Riwayat Alergi :
1. Obat
a……………………………………………………….
b……………………………………………………….
c……………………………………………………….
2. Lain – lain
…………………………………………………….
…………………………………………………….
Kebiasaan :
 Merokok
 Minum Alkohol
 Minum Kopi
 Lain-lain ………………………………………...

4
CATATAN PENGOBATAN PASIEN
Nama Pasien :
Umur :
No Kasus Swamedikasi Pengobatan
Nama Obat Kandungan Indikasi Aturan Pakai Dosis Lazim
1 2 3 4 5 6 7

5
Lanjutan
Nama Obat DRP Altenatif Obat Efek Samping Peringatan Interaksi Obat Penyimpanan KIE dan Pengobatan Non Farmakologi
Lain Obat Perhatian/ Obat
Kontraindikasi
8 9 10 11 12 13 14 15

6
DAFTAR PUSTAKA
1. Permenkes No.73 tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasian
3. Kurniawan, D.W. danchabib, L. 2010. Pelayanan Informasi Obat: Teori Dan Praktik.
Yogyakarta: GrahaIlmu.
4. Tan, H.T dan Rahardja, K. 2010. Obat-obat Sederhana untuk Gangguan Sehari-
hari, Jakarta: Elex Media Komputindo.
5. Aslem, M, Tan, C.K, dan Prayitno, A. 2003. Farmasi Klinis: Menuju
Pengobatan Rasional dan Penghargaan Pilihan Pasien, Jakarta: Elex Media
Komputindo.
6. Siregar, C.J.P 2003. Farmasi Rumah Sakit: Teori dan Penerapan.
Jakarta: PenerbitBukuKedokteran
7. Siregar, C.J.P 2004. Farmasi Klinik: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
8. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. 2006. Pedoman Pelayanan
Informasi Obat di RumahSakit. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
9. Malon, et. Al. 2001. Drug information: A Guide For Pharmacist. Edisi Kedua.
McGraw Hill.

Anda mungkin juga menyukai