KELOMPOK 3
TOPIK “BATUK”
ANGGOTA KELOMPOK :
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan sempurna, baik fisik, mental, maupun sosial dan bukan hanya tidak adanya
penyakit atau kecacatan. Upaya untuk meningkatkan masyarakat guna mengatasi masalah
kesehatan yaitu dengan melakukan pengobatan sendiri secara tepat, aman dan rasional
(Permenkes, 1993). Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan
swamedikasi diartikan sebagai upaya pengobatan yang dilakukan secara mandiri untuk
mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa konsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Dalam pelaksanaan pengobatan sendiri atau yang disebut swamedikasi harus sesuai
dengan kriteria penggunaan obat rasional antara lain ketepatan pemilihan obat, ketepatan
dosis obat, ketepatan interval waktu pemberian, ketepatan cara pemberian, ketepatan
lama pemberian dan waspada terhadap efek samping obat (Nurmasari, 2016).
usaha untuk merawat keluhan atau sakit yang di alaminya. Data Badan Pusat Statistik
masyarakat untuk mengatasi gejala atau penyakit yang dianggap ringan seperti demam,
nyeri, pusing, influenza, sakit maag, kecacingan, diare, penyait kulit dan batuk
(Restiyono, 2016). Data World Health Organization (WHO) menyatakan sebanyak 80%
(Supardi et al., 2011). Peningkatan swamedikasi dapat diengaruhi oleh beberapa faktor,
seperti faktor sosioekonomi, kemudahan akses, gaya hidup, faktor linkungan, demografis,
dan ketersediaan obat. Pengobatan sendiri ini sebagai alternatif yang diambil masyarakat
cukupnya waktu yang dimiliki untuk berobat (antri di Rumah Sakit), atau kurangnya
pengobatan sendiri atau swamedikasi ketika sedang mengalami sakit (Atmoko dan
Kurniawati, 2009).
Batuk merupakan mekaisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak
dari saluran nafas bagian atas dan paru-paru. Batuk dapat melindungi masuknya bendaa
asing dari saluran pernafasan atas (Fauzi, 2018). Secara umum terdapat 2 macam batuk
yaitu batuk kering dan batu berdahak. Batuk kering disebabkan oleh alergi, makanan,
udara, dan obat-obatan. Sedangkan batuk berdahak ini disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme atau virus dan disertai adanya lendir atau dahak. Pengetahuan mengenai
pemilihan obat yang rasional sesuai batuk yang dialami oleh pasien, untuk batuk
golongan antitusif (penekan batuk). Obat batuk banyak diiklankan dan bisa
diperoleh tanpa resep dokter atau dikenal sebagai obat bebas (over-the-counter
medicine). Jenis obat batuk bebas yang sering ada di pasaran adalah jenis ekspektoran
hangat, minum perasan jeruk dan adapula yang meminum obat yang berdasarkan
iklan yang berasal dari media sosial atau berdasarkan informasi orang lain. Obat-obat
yang dipilih mengandung lebih dari satu zat aktif yang kurang sesuai untuk
peresepan sendiri karena penyakit dianggap ringan, harga obat yang lebih murah dan obat
mudah diperoleh, walaupun jumlah dokter dan rumah sakit bertambah, hal ini
pengetahuan mengenai obat batuk sangat dibutuhkan dalam memilih obat yang benar
saat mengalami batuk. Oleh karena itu makalah ini dilakukan untuk menjadi bahan dalam
positif kepada apoteker untuk lebih dapat menjelaskan dengan benar fungsi dari masing-
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
untuk swamedikasi.
PEMBAHASAN
A. Obat
1. Pengertian obat
Menurut Permenkes No. 73 Thn 2016, obat adalah bahan atau campuran bahan,
2. Penggolongan obat
A. Obat bebas
Obat bebas merupakan obat yang dapat dibeli secara bebas tanpa menggunakan
resep dokter. Zat aktif yang terkandung didalamnya cenderung relative aman dan
meiliki efek samping yang rendah. Obat ini disimbolkan dengan lingkaran
berwarna hijau bergaris tepi hitam. Contih obat bebas yaitu : paracetamol,
harus disertai tanda peringatan P1-P6. Obat ini disimbolkan dengan lingkaran biru
dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat bebas terbatas yaitu : obat flu,
C. Obat keras
bawah pengawasan dokter dan obat hanya dapat diperoleh dariapotek, puskesmas
dan fasilitas Kesehatan lain. Obat keras dulunya termasuk dalam obat daftar G
tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam. Contohnya yaitu
Obat wajib apotek merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh apoteker
pengelola apotek tanpa resep dokter. Obat ini dibuat untuk meningkatkan
yang berkhasiat untuk memberikan pengaruh secara selektif pada system saraf
pusat dan dapat menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku. Obat
lingkaran merah tepi hitam yang ditengahnya terdapat huruf “K” berwarna hitam.
Narkotika merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
B. Swamedikasi
a. Definisi Swamedikasi
sendiri merupakan pemilihan dan penggunaan obat-obatan modern, herbal, maupun obat
tradisional yang dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi penyakit atau gejala penyakit
dalam mengobati gejala sakit atau penyakit tanpa konsultasi dengan dokter terlebih
dahulu, namun bukan berarti asal mengobati, justru pasien harus mencari informasi obat
yang sesuai dengan penyakitnya. Swamedikasi boleh dilakukan untuk kondisi penyakit
yang ringan, umum dan tidak akut. Lima komponen informasi yang diperlukan untuk
swamedikasi yang tepat menggunakan obat modern, yaitu pengetahuan tentang
kandungan aktif obat, indikasi dosis, efek samping, dan kontraindikasi (Wulandari,
ringan yang banyak dialami masyarakat seperti demam, nyeri, batuk, flu, serta berbagai
cukup untuk mengobati masalah kesehatan yang dialami tanpa melibatkan tenaga
kesehatan Alasan lain adalah karena semakin mahalnya biaya pengobatan ke dokter, tidak
cukupnya waktu yang dimiliki untuk berobat, atau kurangnya akses ke fasilitas–fasilitas
mengenai obat yang bisa digunakan dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi yaitu:
penyakit
3. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga Kesehatan
5. Obat yang di maksud memiliki rasio efek samping minimal dan dapat
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual secara bebas diwarung, toko obat dan
sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan. Hal ini dikarenakan jenis zat aktif
pada obat bebas relatif aman dan efek samping yang ditimbulkan minimum.
Karena semua informasi penting tertera pada kemasan atau brosur informasi di
dalamnya. Tanda khusus pada obat bebas adalah tanda berupa lingkaran hijau
dengan garis tepi berwarna hitam. Yang termasuk golongan obat bebas contohnya
Obat bebas terbatas adalah obat keras yang dapat dibeli tanpa
(Waarschuwing) yang artinya waspada. Diberi nama obat bebas terbatas karena
ada batasan jumlah dan kadar dari zat aktifnya. Tanda khusus pada kemasan obat
bebas terbatas adalah lingkaran biru dengan garis tepi berwarna hitam.
Obat ini hanya dijual di apotek atau toko obat berizin yang dikelola oleh
minimal asisten apoteker dan harus dijual dengan kemasan aslinya. Hal ini
disebabkan karena obat bebas terbatas aman jika digunakan sesuai dengan
petunjuk. Oleh karena itu obat bebas terbatas dijual dengan disertai beberapa
peringatan dan informasi memadai bagi masyarakat luas. Contoh obat bebas
terbatas adalah obat batuk, obat flu, obat pereda rasa nyeri, dan obat yang
Obat Wajib Apotek adalah golongan obat yang wajib tersedia di apotek.
Merupakan obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter. Obat ini aman
swamedikasi. Tidak ada logo khusus pada golongan obat wajib apotek, sebab
secara umum semua obat OWA merupakan obat keras. Sebagai gantinya telah
didaftarkan Obat Wajib Apotek apa saja yang boleh di gunakan dalam
swamedikasi. Obat wajib apotek terdiri dari kelas terapi oral kontrasepsi, obat
saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat saluran nafas, obat yang
mempengaruhi sistem neuromuskular, anti parasit dan obat kulit topikal (BPOM,
2004).
Apoteker adalah seorang sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker serta memiliki Surat Ijin Praktek Apoteker
Care) yang merupakan pelayanan dan tanggung jawab langsung sebagai profesi Apoteker
dalam pekerjaan kefarmasian demi meningkatkan kualitas hidup pasien (Depkes RI,
2004).
dan berkomunikasi terhadap pasien dengaan baik. Misalnya, menanyakan keluhan pasien.
Tujuan dari hal tersebut adalah untuk mempermudah apoteker dalam menentukan
pemilihan obat secara tepat berdasarkan indikasi yang diderita pasien. Apabila apoteker
memberikan obat yang diminta oleh pasien, maka harus mengacu pada peraturan yang
berlaku, guna menentukan jumlah dosis yang tepat. Selain itu, apoteker juga wajib
melakukan pemantauan terapi obat (PTO). Tujuan dari PTO adalah untuk memastikan
bahwa pasien mendapatkan terapi obat yang efektif, terjangkau dengan memaksimalkan
efikasi dan meminimalkan efek samping. Berdasarkan dari hal tersebut, apoteker perlu
mengakses identitas pasien serta membuat catatan pengobatan agar proses PTO berjalan
Informasi obat yang diberikan dapat berupa dosis dan aturan pakai, kontraindikasi, efek
samping, penyimpanan obat dan apoteker harus memastikan bahwa, pasien benar-benar
paham dengan informasi yang diberi oleh apoteker (Depkes RI, 2016).
C. Batuk
1. Definisi Batuk
Batuk adalah mekanisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari saluran nafas
bagian atas dan paru-paru. Batuk juga merupakan salah satu mekanisme pertahanan tubuh dari
saluran pernapasan dan menjadi refleks yang terangsang karena adanya iritasi paru atau saluran
2. Etiologi Batuk
Produksi dahak yang sangat banyak karena infeksi saluran pernapasan. Stimulasi infeksi
ditimbulkan oleh peradangan lapisan mukosa (lendir) saluran pernapasan yang disebabkan
2. Alergi
Masuknya benda asing secara tidak sengaja ke dalam saluran pernapasan. Misalnya debu,
Pada 10% pasien batuk dapat disebabkan oleh induksi obat-obatan, seperti pengahambat
3. Patofisiologi Batuk
Batuk disebabkan oleh stimulasi pada reseptor, baik pada reseptor kimiawi maupun
mekanik yang terletak di lapisan mukosa (lendir) saluran pernapasan dan paru-paru. Kemudian
rangsang tersebut dibawa oleh serabut syaraf menuju ke pusat batuk di otak yang kemudian akan
mengkoordinir otot-otot tulang iga, otot-otot perut dan diagfragma (sekat antara rongga dada dan
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase
kompresi dan fase ekspirasi. Batuk dimulai dengan tarikan nafas yang dalam diikuti dengan
penutupan glotis (katup tenggorokan), dan kontraksi yang kuat pada dinding dada, dinding perut
dan otot diafragma yang melawan glotis yang terturup. Ketika glotis terbuka, terjadi pengeluaran
nafas kuat yang mendorong pengeluaran mucus, debu, dan benda asing dari sistem pernapasan
bawah. Pusat kontrol batuk terdapat pada medula tetapi terpisah dari pusat kontrol pernapasan
yang akan menciptakan suatu respon batuk yang kompleks (Tietze, 2004).
4. Jenis-jenis Batuk
Batuk terbagi atas batuk produktif dan batuk non produktif. Batuk produktif (batuk
berdahak) merupakan batuk dengan disertai pengeluaran secret dari saluran pernafasan bawah
yang bila ditahan untuk tidak dikeluarkan dapat menurunkan kemampuan jalan pernafasan dan
paru-paru dalam melawan infeksi. Secret yang dikeluarkan dapat berupa cairan bening (pada
bronkhitis), purulent (pada infeksi bakteri), berwarna kruh ataupun berbau (pada infeksi bakteri
Batuk nonproduktif dapat disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernafasan, infeksi bakteri,
a. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologis adalah terapi dengan menggunakan obat, secara garis besar obat batuk
a) Antitusif
meredakan/menekan batuk. Mekanisme kerja obat golongan antitusif yaitu dengan cara
menekan pusat-pusat batuk secara langsung, baik yang berada di sumsum sambungan
(medulla) atau mungkin bekerja terhadap pusat saraf yang lebih tinggi (di otak) dengan
efek menenangkan. Obat golongan ini cocok digunakan untuk meringankan gejala batuk
difenihidramin.
Kodein banyak digunakan sebagai pereda batuk dan penghilang rasa sakit (Tjay dan
Rahardja, 2002). Kodein diindikasikan untuk menekan batuk yang disebabkan oleh bahan
kimia atau mekanik pengiritasi saluran pernafasan, tetapi tidak efektif untuk batuk akut
yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan akut (Tietze, 2000). Umumnya
kodein pada dosis sebagai antitusif mempunyai toksisitas rendah dan dapat menimbulkan
resiko adiksi. Kodein bekerja dengan menekan pusat batuk pada medulla dan nucleus
tractus solaris untuk meningkatkan ambang batuk. Kodein dapat menimbulkan efek
dan infeksi pada orang dewasa dan anak-anak dengan usia diatas 2 tahun.
Dekstrometorfan berkhasiat menekan batuk yang sama kuatnya dengan kodein tetapi
bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgesik, sedatif, sembelit atau adiktif.
Efek samping dekstrometorfan hanya ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, pusing,
nyeri kepala, dan gangguan usus lambung (Tjay dan Rahardja, 2002).
diindikasikan untuk batuk karena salesma atau alergi (Tietze, 2000). Difenhidramin
meredakan rangsangan batuk (Tjay dan Rahardja, 2002). Efek samping yang dapat
depresi pernafasan, retensi urin, dan mulut menjadi kering. Difenhidramin menekan efek
dari narkotik, analgesik non narkotik, benzodiazepam, dan alkohol pada susunan saraf
b) Ekspektoran
Obat ini mempunyai fungsi berkebalikan dengan antitusif. Obat golongan ekspektoran
merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas. Mekanisme kerja obat ini diduga
pengeluaran dahak. Obat batuk golongan ini digunakan untuk meringankan batuk
berdahak atau batuk produktif. Zat aktif yang termasuk golongan ekspektoran antara lain
meminimalkan produksi dari batuk produktif. Efek samping yang dapat timbul antara lain
mual, muntah, pusing, ruam-ruam, diare, mengantuk, dan sakit perut. Guaifenesin
Amonium klorida merupakan garam amonium yang banyak ditemukan dalam obat
batuk dan tidak memiliki efek samping yang serius. Dan berfungsi sebagai
c) Mukolitik
Mukolitik adalah golongan obat batuk yang mekanisme kerjanya hampir sama dengan
ekspektoran. Mukolitik bekerja dengan mengencerkan sekret saluran nafas dengan jalan
digunakan secara efektif pada batuk dengan dahak yang kental sekali seperti bronchitis
dan mempermudah pengeluaran dahak yang telah menjadi lebih encer. Agen mukolitik
bekerja dengan cara mengubah viskositas sputum melalui aksi kimia langsung pada
ikatan komponen mucoprotein. Obat batuk yang termasuk golongan mukolitik antara lain
b. Terapi Non-Farmakologi
Umumnya batuk berdahak dan tidak berdahak dapat dikurangi dengan cara sebagai berikut :
- Menghindari merokok dan asap rokok karena dapat mengiritasi tenggorokan sehingga
- Menggunakan zat - zat Emoliensia seperti madu, atau tablet hisap pelega tenggorokan. Ini
di keluarkkan
- Pada bayi dan balita batuk di sertai nafas cepat atau sesak, harus segera di bawa ke dokter
5. Contoh Kasus
1. Seorang anak bernama Rika, usia 5 tahun sedang mengalami batuk berdahak dan dahak yang
dikeluarkan kental. Obat apakah yang cocok diberikan untuk membantu meredakan batuk
Jawab: Bisolvon Kids yang diberikan 3 kali sehari sebanyak 5 mL (1 sendok takar) sesudah
makan
Efek Samping: Diare, mual, muntah, dan gangguan GI ringan lain. Reaksi alergi, misalnya
Aturan Pakai: Dewasa dan anak > 10 tahun : 3 kali sehari 10 mL. Anak 5-10 tahun : 3 kali
2. Seorang mahasiswa bernama Zulfa (23 tahun) datang ke apotek mengeluh batuk kering dan
tenggorokannya gatal. Batuk ini sangat menganggu tidurnya. Obat apakah yang akan
Jawab: Sanadrryl DMP yang diberikan 3-4 x sehari 2 sendok takar (10 ml)
Komposisi: Dekstrometorphan HBr 10 mg, difenhidramin HCl 12,5 mg, amonium klorida
Cara kerja obat : Sanadryl DMP digunakan untuk meringankan gejala batuk tidak berdahak
yang menimbulkan rasa sakit atau batuk karena alergi. Kandungan Dextromethorphan HBr
berfungsi sebagai antitusif yang bisa menekan refleks batuk. Difenhidramin HCl bekerja
Indikasi: Meringankan gejala batuk tidak berdahak atau batuk karena alergi.
Aturan pakai: Dewasa: 3-4 x sehari 2 sendok takar (10 ml) Anak 6-12 tahun : 3-4 x sehari 1
digunakan untuk meredakan batuk kering. Difenhidramin HCl juga dapat menekan reflex
batuk pada pusat batuk (Jurnal Majalah Farmasetika, 3 (4) 2018, 81-84).
BAB III
KESIMPULAN
modern, herbal, maupun obat tradisional yang dilakukan oleh seseorang dalam mengatasi
2. Batuk merupakan mekaisme tubuh untuk mengeluarkan benda asing atau dahak dari saluran
nafas bagian atas dan paru-paru. Batuk dapat melindungi masuknya bendaa asing dari saluran
pernafasan atas, secara umum terdapat 2 macam batuk yaitu batuk kering dan batu berdahak.
3. Adapun jenis obat-obatan yang dapat digunakan dalam swamedikasi menurut Departemen
Kesehatan (2006) yaitu Obat Bebas, Obat Bebas Terbatas, dan Obat Wajib Apotek.
4. Untuk terapi farmakologis, secara garis besar obat batuk dapat digolongkan menjadi tiga
5. Untuk terapi non farmakologis dari batuk dapat dilakukan dengan cara memperbanyak
minum air putih, menghindari paparan debu, menghindari paparan udara dingin, menghindari
Atmoko, W., & Kurniawati, I. (2009). Swamedikasi: Sebuah respon realistik perilaku
Katzung, B. G., Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. USA : McGraw Hill,
1045- 1046
Jakarta.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2006, Pedoman Penggunaan Obat bebas dan
Obat Bebas Terbatas, Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina
bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesahatan,
Jakarta.
Depkes RI, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 35 Tahun 2014
Depkes RI, 2016, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 73 Tahun 2016
Fauzi, Lily Cyntia. 2018. Bingung Memilih Obat Batuk? Kenalilah Jenis Batuk Anda!.
https://doi.org/10.24198/farmasetika.v3i4.21631
Fauzi, Lily Cyntia., 2018. Bingung Memilih Obat Batuk? Kenalilah Jenis Batuk Anda!.
FIP, 1999. Joint Statement By The International Pharmaceutical Federation and The World
Beberapa Apotik
Li Wan Po, A., 1990. Non Prescription Drug, 2nd ed, 348, 352-353, Blackwell Scientific
Publications, Oxford
Nuryati, 2017, Bahan Ajar Rekam Medis dan Informasi Kesehatan Farmakologi, Jakarta
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : 919/ Menkes/ Per/ X/ 1993 Tentang Kriteria Obat
Supardi, S., Ondri D.W., Mulyono N. Pengaruh Penyuluhan Oba terhadap Peningkatan
Tietze, K. J., 2000, Disorders Related to Cold and Allergy, in Allen, L. V., Berardi,
Washington D. C.
Tietze, K. J., 2004, Cough, in Berardi, R. R., McDermott, J. H., Newton, G. D., Oszko, M.
A., Popovich, N. G., Rollins, C. J., Shimp, L. A., Tietze, K. J., Handbook of
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting, 49-51, 397-398, PT. Kimia
Farma, Jakarta
WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The Hague,
Wijoyo Y., 2000, Bagaimana Mengobati Batuk, Mencegah Penyakit Lebih Mudah
Yogyakarta.