Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR FARMASI KLINIK

“Swamedikasi”

OLEH :

KELOMPOK IX
TINGKAT III REGULER B
1. JEAN FRANSISKA TALAN
2. FEBRIANTI DIMA
3. MARIA P. A TLONAEN

POLTEKKES KEMENKES KUPANG


PRODI FARMASI
2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
rahmat sertakarunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini
yangtepat pada waktunya yang berjudul “Swamedikasi”.Makalahini berisikan tentang pengertian
swamedikasi, keuntungan dan kerugian swamedikasi, penggolongan obat swamedikasi, penyakit
dalam swamedikasi dan prosedur dalam swamedikasi.Kami menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritikdan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demikesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai
akhir.
Kupang, September 2019

penulis

ii
DAFTAR ISI

Lembar pengesaharan ………………………………………………………………… i

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii

Daftar isi ……………………………………………………………………………… iii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II Pembahasan ................................................................................................... 3

1. Pengertian Swamedikasi.................................................................................. 3
2. Keuntungan dan Kerugian Swamedikasi ....................................................... 3
3. Penggolongan Obat Swamedikasi…………………………………………... 4
4. Penyakit Dalam Swamedikasi………………………………………………. 5
5. Prosedur Dalam Swamedikasi………………………………………………. 5

BAB III Penutup ........................................................................................................ 7

1. Kesimpulan .................................................................................................... 7
2. Saran .............................................................................................................. 7

Daftar Pustaka

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Swamedikasi atau pengobatan sendiri merupakan kegiatan pemilihan dan
penggunaan obat baik itu obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh seorang
individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit (WHO, 1998). Pada dasarnya,
bila dilakukan secara rasional, swamedikasi memberikan keuntungan besar bagi
pemerintah dalam pemeliharaan kesehatan nasional (Depkes, 2008). Biaya sakit dapat
ditekan dan dokter sebagai tenaga profesional kesehatan lebih terfokus pada kondisi
kesehatan yang lebih serius dan kritis. Namun bila tidak dilakukan secara benar justru
menimbulkan masalah baru yaitu tidak sembuhnya penyakit karena adanya resistensi
bakteri dan ketergantungan; munculnya penyakit baru karena efek samping obat
antara lain seperti pendarahan sistem pencernaan, reaksi hipersensitif, drug
withdrawal symptoms; serta meningkatnya angka kejadian keracunan (Galato, 2009).
Untuk melakukan swamedikasi secara aman, rasional, efektif dan terjangkau
masyarakat perlu menambah bekal pengetahuan dan melatih keterampilan dalam
praktik swamedikasi. Masyarakat mutlak memerlukan informasi yang jelas dan
terpercaya agar penentuan kebutuhan jenis atau jumlah obat dapat diambil
berdasarkan alasan yang rasional (Suryawati, 1997). Ada beberapa pengetahuan
minimal yang sebaiknya dipahami masyarakat karena merupakan hal penting dalam
swamedikasi, pengetahuan tersebut antara lain tentang mengenali gejala penyakit,
memilih produk sesuai dengan indikasi dari penyakit, mengikuti petunjuk yang
tertera pada etiket brosur, memantau hasil terapi dan kemungkinan efek samping
yang ada (Depkes, 2008).
Pengetahuan masyarakat mengenai swamedikasi dapat terwakilkan dari
pengetahuan mahasiswa mengenai hal tersebut, karena pelaksanaan swamedikasi
pada mahasiswa lebih sering dibandingkan masyarakat umumnya (Almasdy danSharrif,
2011). Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat membagi ilmuyang dimiliki
kepada orang-orang di sekelilingnya. Jika tingkat pengetahuanmahasiswa mengenai
swamedikasi tinggi diperkirakan kemampuan masyarakat dalamswamedikasi pun akan
meningkat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Swamedikasi?
2. Apa sajakeuntungan dan kerugian Swamedikasi?
3. Bagaimana penggolongan Obat Swamedikasi?
4. Apa saja penyakit dalam Swamedikasi?
5. Bagaimana Prosedur Dalam Swamedikasi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Swamedikasi
2. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian Swamedikasi
3. Untuk mengetahui penggolongan Obat Swamedikasi
4. Untuk mengetahui penyakit dalam Swamedikasi
5. Untuk mengetahui Prosedur Dalam Swamedikasi

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Swamedikasi
Upaya masyarakat untuk mengobati dirinya sendiri dikenal dengan
istilahswamedikasi.Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah kegiatan atau indakan
mengobati diri sendiri dengan obat tanpa resep secara tepat dan bertanggung jawab
(rasional).
Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada diri sendiri dengan obatobat
yang sederhana yang dibeli bebas di apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri
tanpa nasehat dokter (Rahardja, 2010).Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah
perilaku untuk mengatasi sakitringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau
fasilitas kesehatan. Lebihdari 60% dari anggota masyarakat melakukan swamedikasi, dan
80% di antaranyamengandalkan obat modern (Anonim, 2010)
Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan
atau menenangkan diri bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan
atau nyata. Pengobatan diri sendiri sering disebut dalam konteks orang mengobati
diri sendiri, untuk meringankan penderitaan mereka sendiri atau sakit. Dasar
hukumnya permekes No.919/MENKES/PER/X/1993, secara sederhanaswamedikasi
adalah upaya seseorang dalam mengobati gejala sakit atau penyakittanpa berkonsultasi
dengan dokter terlebih dahulu. Namun bukan berarti asalmengobati, justru pasien harus
mencari informasi obat yang sesuai denganpenyakitnya dan apoteker-lah yang bisa
berperan di sini.

2. Keuntungan dan Kerugian Swamedikasi


Keuntungan pengobatan sendiri menggunakan obat bebas dan obat bebas terbatas antara
lain:
a. aman bila digunakan sesuai dengan aturan, efektif untuk menghilangkan keluhan
(karena 80.% keluhan sakit bersifat selflimiting)
b. efisiensi biaya
c. efisiensi waktu

3
d. bisa ikut berperan dalam mengambil keputusan terapi
e. dan meringankan beban pemerintah dalam keterbat san jumlah tenaga dan sarana
kesehatan di masyarakat (Holt dan Edwin, 1986).

Sedangkan kekurangannya, obat dapat membahayakan kesehatan apabila tidak digunakan


sesuai dengan aturan, pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,
kemungkinan kecil dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya
sensitifitas, efek samping atau resistensi, penggunaan obat yang salah akibat salah
diagnosis dan pemilihan obat dipengaruhi oleh pengalaman menggunakan obat di
masa lalu dan lingkungan sosialnya (Supardi dkk, 2005)

3. Penggolongan Obat Swamedikasi


Obat yang dapat diberikan dalam swamedikasi adalah Obat Bebas, Obat Bebas
Terbatas, dan Obat Wajib Apotek (OWA).
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa
resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah lingkaran
hijau dengan garis tepi berwarna hitam contoh paracetamol (Anonim, 2006)
b. Obat Bebas Terbatas
Selain tanda khusus obat bebas terbatas, terdapat pula tanda peringatan.
Tanda peringatan ini diberikan karena hanya dengan takaran dan kemasan tertentu
obat ini aman dipakai untuk pengobatan sendiri. Tanda peringatan berupa empat
persegi panjang dengan huruf putih pada dasar hitam yang terdiri dari 6 macam,
yaitu:
1) P.No.1: Awas! Obat Keras. Bacalah aturan memakainya.
2) P. No. 2: Awas! Obat keras.Hanya untuk kumur, jangan ditelan
3) P. No. 3: Awas! Obat keras.Hanya untuk bagian luar badan.
4) P. No.4: Awas!Obat keras.Hanya untuk luka bakar.
5) P. No.5: Awas! Obat keras.Tidak boleh ditelan.
6) P. No.6: Awas! Obat keras.Obat wasir jangan ditelan (Anonim, 2004)

4
c. Obat Wajib Apotek
OWA merupakan obat keras yang dapat diberikan oleh Apoteker
PengelolaApotek (APA) kepada pasien.Walaupun APA boleh memberikan obat
keras,namun ada persayaratan yang harus dilakukan dalam penyerahan OWA.
TujuanOWA adalah memperluas keterjangkauan obat untuk masyarakat, maka
obat-obatyang digolongkan dalam OWA adalah obat yang diperlukan bagi
kebanyakanpenyakit yang diderita pasien. Antara lain: obat antiinflamasi (asam
mefenamat),obat alergi kulit (salep hidrokotison), infeksi kulit dan mata (salep
oksitetrasiklin),antialergi sistemik (CTM), obat KB hormonal (Anonim,2000).
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat yang
dapat diserahkan :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di
bawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan resiko pada
kelanjutan penyakit
3. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus dilakukan
oleh tenaga kesehatan.
4. Obat dimaksud memiliki rasio keamanan yang dipertanggungjawabkan
untuk pengobatan sendiri

4. Penyakit dalam Swamedikasi


Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi keluhan - keluhan dan penyakit
ringan yang banyak dialami masyarakat, sepertidemam, nyeri, pusing, batuk, influenza,
sakit maag, kecacingan, diare,biang keringat,jerawat, kadas/kurap, ketombe, kudis, kutil,
luka bakar, luka iris dan lukaserut.

5. Prosedur Dalam Swamedikasi


Prosedur Tetap Swamedikasi Dalam pelaksanaan pelayanan swamedikasi di
apotek, terdapat prosedur tetap yang harus dijalankan oleh apoteker berdasarkan Petunjuk
Teknik Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SK. No.
1027/Menkes/SK/IX/2004). Berikut adalah penjelasannya :

5
a. Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan swamedikasi
b. Menggali informasi dari pasien meliputi :
a) Tempat timbulnya gejala penyakit
b) Seperti apa rasanya gejala penyakit
c) Kapan mulai timbul gejala dan apa yang menjadi pencetusnya
d) Sudah berapa lama gejala dirasakan
e) Ada tidaknya gejala penyerta
f) Pengobatan yang sebelumnya sudah dilakukan
c. Memilihkan obat sesuai dengan kerasional dan kemampuan ekonomi pasien
dengan Mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin melakukan
swamedikasi menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan obat wajib apotek.
d. Memberikan informasi tentang obat yang diberikan kepada pasien meliputi: nama
obat, tujuan pengobatan, cara pakai, lama pengobatan, efek samping yang
mungkin timbul, hal yang harus dilakuakn maupun dihindari oleh pasien dalam
menunjang pengobatan. Bila sakit berlanjut/lebih dari 3 hari hubungi dokter.
e. Mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan.

6
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Swamedikasi adalah tindakan pengobatan sendiri. Keuntungan swamedikasi adalah
aman bila sesuai aturan, efisiensi biaya dan waktu, meringankan beban pemerintah dalam
keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan bias ikut berperan dalam mengambil keputusan
terapi. Sedangkan kekurangannya adalah apabila tidak digunakansesuai dengan aturan,
pemborosan biaya dan waktu apabila salah menggunakan obat,kemungkinan kecil dapat
timbul reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnyasensitifitas, efek samping atau resistensi,
Penggolongan obat yang bias digunakan dalam swamedikasi adalah Obat Bebas, Obat
Bebas Terbatas dan Obat Wajib Apotek (OWA). Swamedikasi biasanya dilakukan untuk
mengatasi keluhan - keluhan dan penyakit ringan yang banyak dialami masyarakat,
sepertidemam, nyeri, pusing, batuk, influenza, sakit maag, kecacingan, diare,biang
keringat,jerawat, kadas/kurap, ketombe, kudis, kutil, luka bakar, luka iris dan lukaserut.
Prosedur swamedikasi yang baik adalah mendengarkan keluhan penyakit pasien yang ingin
melakukan swamedikasi, menggali informasi pasien, memilihkan obat sesuai dengan
kerasional dan kemampuan ekonomi pasien, menggunakan obat bebas, bebas terbatas dan
obat wajib apotek., memberikan informasi tentang obat yang diberikan dan
mendokumentasikan data pelayanan swamedikasi yang telah dilakukan.

2. Saran
Disarankan agar mahasiswa dapat memperdalam pengetahuan tentang swamedikasi
karena sangat penting ketika memasuki dunia pekerjaan selain itu agar pelayanan
kefarmasian di Apotek dapat berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Presiden Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia No.36 tahun 2009
Tentang Kesehatan. Jakarta.
Djunarko, I & Hendrawati, Dian. Y, 2011, Swamedikasi yang Baik dan Benar, PT. Citra Aji
Parama, Yogyakarta
Anonim, 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 919/Menkes/ Per/X/1993 tentang Kriteria
Obat yang Dapat Diserahkan Tanpa Resep, Pasal 1,2 dan 3

Anonim, 1983. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor


2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan ObatBebas Terbatas. Pasal 1
ayat 2 dan 5, Pasal 3.

Anda mungkin juga menyukai