Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Hand body lotion merupakan salah satu produk kecantikan yang banyak digunakan
oleh wanita untuk melindungi kulit mereka dari paparan sinar matahari. Intensitas sinar
matahari yang tinggi di negara tropis seperti Indonesia sangat membahayakan kulit
terutama dari pancaran sinar ultraviolet (UV).Adapun sediaan kosmetik untuk perawatan
kulit (skin care cosmetics) antara lain pembersih, kondisioner, dan pelindung. Salah satu
sediaan kosmetik perawatan kulit adalah hand body lotion. Hand body lotion
merupakan suatu sediaan kosmetika berbentuk emulsi cair yang digunakan pada daerah
tangan dan tubuh dengan tujuan melembabkan dan melembutkan kulit (Buchmann, 2001;
Mitsui, 1997).
Sediaan hand body lotion yang ada di pasaran umumnya dikombinasi dengan bahan
alam, seperti bubuk mutiara Cina, bunga lotus salju, Aloe vera, mulberry, minyak biji
anggur, beras Jepang, teh hijau Jepang, dan daun mint. Bahan alam tersebut mempunyai
manfaat yang berbeda-beda, salah satunya sebagai antioksidan. Antioksidan berfungsi
sebagai pelindung dari radikal bebas yang reaktif terhadap sel-sel tubuh dengan cara
mengikat elektron molekul sel. Sumber pembentuk senyawa radikal bebas antara lain
paparan sinar matahari yang berlebih, polusi, dan asap rokok. Bagian tubuh yang sering
terpapar radikal bebas adalah kulit. Kulit yang terkena paparan radikal bebas terlalu lama
dapat menyebabkan penuaan kulit dan dapat mulai karsinogenesis (Mucha, Budzisz, and
Rotsztejn, 2013; Umayah dan Amrun, 2007).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud lotion ?
2. Kegunaan, keuntungan dan kerugian lotion?
3. Macam-macam aspek formulasi dan pengembangannya?
4. Evaluasi, pegujian keamanan dan sensitivitas?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang disebut lotion
2. Untuk mengetahui kegunaan, keuntungan dan kerugian lotion
3. Untuk mengetahui macam-macam aspek formulasi dan pengembangannya
4. Untuk mengetahui evaluasi, pengujian dan sensitivitas pada lotion

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Lotion
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung air
lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu sebagai sumber lembab bagi
kulit, memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum, membuat tangan dan
badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak dan mudah dioleskan. Hand and
body lotion (losio tangan dan badan) merupakan sebutan umum bagi sediaan ini di
pasaran (Sularto, et al, 1995).
Lotion dapat juga didefinisikan sebagai suatu sediaan dengan medium air yang
digunakan pada kulit tanpa digosokkan. Biasanya mengandung substansi tidak larut yang
tersuspensi, dapat pula berupa larutan dan emulsi di mana mediumnya berupa air.
Biasanya ditambah gliserin untuk mencegah efek pengeringan, sebaliknya diberi alkohol
untuk cepat kering pada waktu dipakai dan memberi efek penyejuknya (Anief, 1984).
Wilkinson 1982 menyebutkan, lotion adalah produk kosmetik yang umumnya berupa
emulsi, terdiri dari sedikitnya dua cairan yang tidak tercampur dan mempunyai viskositas
rendah serta dapat mengalir dibawah pengaruh gravitasi. Lotion ditujukan untuk
pemakaian pada kulit yang sehat.
Jadi, lotion adalah emulsi cair yang terdiri dari fase minyak dan fase air yang
distabilkan oleh emulgator, mengandung satu atau lebih bahan aktif di dalamnya. Lotion
dimaksudkan untuk pemakaian luar kulit sebagai pelindung. Konsistensi yang berbentuk
cair memungkinkan pemakaian yang cepat dan merata pada permukaan kulit, sehingga
mudah menyebar dan dapat segera kering setelah pengolesan serta meninggalkan lapisan
tipis pada permukaan kulit (Lachman et al., 1994).
2.2 Formulasi Lotion
Sediaan lotion tersusun atas komponen zat berlemak, air, zat pengemulsi dan
humektan. Komponen zat berlemak diperoleh dari lemak maupun minyak dari tanaman,
hewan maupun minyak mineral seperti minyak zaitun, minyak jojoba, minyak parafin,
lilin lebah dan sebagainya. Zat pengemulsi umumnya berupa surfaktan anionik, kationik
maupun nonionik. Humektan bahan pengikat air dari udara, antara lain gliserin, sorbitol,
propilen glikol dan polialkohol (Jellineck, 1970).
Dalam pembuatan lotion, faktor penting yang harus diperhatikan adalah fungsi dari
lotion yang dlinginkan untuk dikembangkan. Fungsi dari lotion adalah untuk

2
mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan dan membersihkan, mencegah
kehilangan air, dan mempertahankan bahan aktif (Setyaningsih, dkk., 2007). Lotion juga
dipakai untuk menyejukkan, mengeringkan, anti pruritik dan efek protektif dalam
pengobatan dermatosis akut. Sebaiknya tidak digunakan pada luka yang berair sebab
akan terjadi caking dan runtuhan kulit serta bakteri dapat tetap tinggal di bawah lotion
yang menjadi cake (Anief, 1984). Komponen-komponen yang menyusun lotion adalah
pelembab, pengemulsi, bahan pengisi, pembersih, bahan aktif, pelarut, pewangi, dan
pengawet (Setyaningsih, dkk., 2007).
Proses pembuatan lotion adalah dengan cara mencampurkan bahan-bahan yang
larut dalam fase air pada bahan-bahan yang larut dalam fase lemak, dengan cara
pemanasan dan pengadukan (Schmitt, 1996). Bahan-bahan lainnya yang digunakan
dalam pembuatan lotion adalah sun screen, humektan, thickening, mineral oil, setil
alkohol, silikon dan preservatif. Sun screen berfungsi sebagai ultra violet filter, yaitu
melindungi kulit dari panas matahari juga bahan dasar pembuatan krim/lotion. Gliserin
sebagai humektan berfungsi menahan air di bawah lapisan kulit agar tidak keluar
sehingga mencegah kehilangan air yang berlebihan. Mineral oil dan silikon berfungsi
sebagai pelembab (moisturizing) kulit. (Setyaningsih, dkk., 2007).
Setil alkohol berfungsi sebagai surfaktan, emolient dan pelembab (Setyaningsih,
dkk., 2007). Selain itu, setil alkohol pada sedian lotion berfungsi sebagai thickening
agent (Rowe, et al., 2003) dengan konsentrasi 2%, 6% dan 10%. Thickening merupakan
pengental yang berfungsi sebagai pengikat fasa minyak dan fasa air yang terkait dengan
Hidrofil Lipofil Balance (HLB). Thickening agent adalah suatu zat yang ditambahkan ke
dalam suatu formula, yang berfungsi sebagai bahan pengental atau pengeras di dalam
formula lotion. Bahan pengental atau thickening agents digunakan untuk mengatur
kekentalan produk sehingga sesuai dengan tujuan penggunaan kosmetik dan
mempertahankan kestabilan dari produk tersebut (Mitsui, 1997).
Bahan pengental yang digunakan dalam pembuatan skin lotion bertujuan untuk
mencegah terpisahnya partikel dari emulsi. Umumnya water soluble polymers digunakan
sebagai bahan pengental yang diklasifikasikan sebagai polimer alami, semi sintetis
polimer, dan polimer sintetis (Mitsui, 1997). Menurut Schmitt (1996), bahan pengental
polimer seperti gum alami, derivat selulosa dan karbomer lebih sering digunakan dalam
sistem emulsi dibandingkan dalam formulasi berbasis surfaktan. Penggunaan bahan
pengental dalam pembuatan skin lotion biasanya digunakan dalam proporsi yang kecil
yaitu dibawah 2,5% (Strianse, 1996).

3
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan yang telah dijelaskan diatas , maka dapat disumpulkan bahwa :

1. Lotio adalah sediaan cair berupa dispersi digunakan sebagai obat luar tubuh.dapat
ditambahakam pewarna zat pengawet dan zat pewangi yang cocok. Juga dapat
ditambahkan zat aktif seperti vitamin,ekstrak,dan sebagainya seperi indikasi yang
sesuai.
2. Lotio adalah suatu bentuk sediaan kosmetik yang pada umumnya digunakan secara
dioleskan pada permukaan kulit atau tubuh ,yang mudah dioleskan, yang dapat
memberikan efek lokal pada pemberiannya

4
DAFTAR PUSTAKA

Anief, M. 1984. Ilmu Farmasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Jellineck, S. (1970). Formulation and Function of Cosmetics. New York : Wiley Interscience.

Lachman, L., H.A. Lieberman, and J.L. Kanig. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri,
Jilid II, Edisi III. Jakarta : Universitas Indonesia.

Mitsui, T. 1997. New Cosmetic and Science. Elsevier Amsterdam Netherlands : 191-198,
335-338.

Rowe, Raymond C., Paul J. S., Paul J. W. 2003. Handbook of Pharmaceutical Exipients.
London: Pharmaceutical Press.

Sularto, S. A. dkk. 1995. Pengaruh Pemakaian Madu sebagai Penstubtitusi Gliserin dalam
Beberapa Jenis Krim Terhadap Kestabilan Fisiknya. Laporan Penelitian, LP Unpad.
Bandung: Universitas Padjajaran.

Setyaningsih, Owi, Erliza Hambali, dan Muharamia Nasution. 2007. Aplikasi Minyak Sereh
Wangi (Citronella Oil) dan Geraniol Dalam Pembuatan Skin Lotionpenolak Nyamuk.
Jurnal Teknologi Indonesi Vol 17(3) : 97-103.

Schmitt, W.H. 1996. Skin Care Products. In : Williams, D.F. and W.H. Schmitt (Ed).
London: Cosmetics And Toiletries Industry. 2nd Ed. Blackie Academy and
Profesional.

Strianse, S. J. 1996. Hands Creams and Lotion in Cosmetics Science and Technology Vol.1.
2nd Ed. New York : Willy Interscience, a Division of John Wiley and Sons, Inc.

5
CONTOH RESEP YANG DIKERJAKAN

6
dr. Hasan Husain
SIP No.239/DKK-DN/II/30/2019
Jalan Raya Sagalaherang – subang No.30
Telp. (0260) 41282
No.02 tgl, 02.02.2020
R/ sulfur pp 2
Acid salicy 0,5
Zno 3
Talk venet
Gliserin aa 5
Aquadest ad 50
Mf lotio
S dioleskan
Pro: nina
Umur /Bb : 50 kg

1. Kelengkapan R/
-
2. R/ standar
-
3. Teori atau usul
-
4. Monongrafi
 Acid. Salicylicum (FI ED3 HAL 56)
= Larut dalam 550 bagian air dan dalam 4 bagian etanol.
 ZnO (FI ED # HAL 636)
= Tidak larut dalam Air.
 Talk venet (FI ED 3 Hal 591)
= tidak larut dalam hampir semua pelarut.
 Glyserin (FI ED 3 HAL 271)
= dapat campur dalam air dan etanol 95%.
 Sulful PP (FI ED 3 HAL 591)
= praktis tidak larut dalam air sangat mudah larut karbon disulfida sukar larut
dalam minyak zaitun p sangat sukar larut dalam etanol 95%.

7
5. Golongan dan khasiat
 Sulfur PP : / Antiskabies
 Acid. Salicyd : / keratolitikum, antifungi
 ZnO : / antiseptikum lokal
 Talk venet : / zat tambahan
 Glycerin : / zat tambahan
6. Perhitungan dosis maksimum
-
7. Perhitunhan dan persentase dosis
-
8. Perhitungan bahan
 Sulpur PP : 2 gr
 Acid. Salicyd : 2,5 gr
 ZnO : 3 gr
 Talk venet : 5 gr
 Glycerin : 5 gr
 Aquadest : ad 50
 PGS : 2% x 50 = 1 gr
 Air Hangat : 7 x 1 gr = 7 ml
9. Penimbangan bahan
 Sulpur PP : 2 gr
 Acid. Salicyd : 2,5 gr
 ZnO : 3 gr
 Talk venet : 5 gr
 Glycerin : 5 gr
 Aquadest : ad 50
 PGS : 1 gr
 Air Hangat : 7 ml
10.Teknik pembuatan
1) Disetarakan timbangan.
2) Dikalibrasi botol 50 ml.
3) Ditimbang semua bahan.
4) Dikembangkan PGS dengan air hangat dalam mortir ad mucilago.
5) Ditambahkan sulfur PP gerus ad homogen.
6) Ditambahkam ZnO gerus ad homogen.
7) Ditambahkan acid. Salicyd gerus ad homogen.

8
8) Ditambahkan talkvenet gerus ad homogen. Dimasukukan kedalam botol.
9) Ditambahkan aquades ad 50 ml.
10) Dikemas diberi etiket dan label KOCOK DAHULU
11.Wadah dan kemasan
 Wadah : Botol Sirup
 Etiket : Biru
 Label : KD

Apotek “RIYADHUL JANNAH SUBANG”


Jl Parapatan Bandung, Jalan Cagak Subang. KOCOK DAHULU
Apoteker: Gina Anisa S.Farm., Apt
SP : KP 01.03.1.3.2431
SIA : 090 SIA/SBG/2007
No : 2 Tgl, 02.02.2020
Pro. Nina
Di Oleskan

OBAT LUAR

9
dr. Astri mellyani
SIP No.239/DKK-DN/II/30/2019
Jalan Raya Sagalaherang – subang No.30
Telp. (0260) 41282
No. 4c tgl, 02.02.2020
R/ Diphenhidramin HCL
Calamin
Campora
M.f lotio 60 ml
S ue
Pro: Tn. Daru

1. Kelengkapan R/
-
2. R/ standar
-
3. Teori atau usul
-
4. Monongrafi
 Diphenhidramin hcl (fi 3 hal 228)
Kelarutan : mudah larut dalam air , etanol 95% dan dalam kloroform sangat sukar
larut dalam eter agak sukar larut dalam aseton.
 Calamin (fi 3 hal 119)
Kelarutan : tidak larut dalam air larut dalam asam mineral .
 Campora ( fi 3 hal 120)
Kelarutan : larut dalam 700 bagian air , dalam 1 bagian etanol 95% dalam 0,25
bagian klooroform sangat mudah larut dalam eter mudah larut dalam minyak
lemak .

10
5. Golongan dan khasiat
 Diphehydramin HCL
 Calamin
 Camopra
6. Perhitungan dosis maksimum
-
7. Perhitunhan dan persentase dosis
-
8. Perhitungan bahan
 Diphenhydramin Hcl : 1/100 x60 ml = 0,6 g
 Calamin : 8/ 100 x 60 ml = 4,8 g
 Campora : 0,1
 Bentonit magma : 0,5 / 100 x 60= 15 g
 Bentonit : 5/100 x 15 =0,75
 Air: 15g-0,75 =14,25
 Aquadest ad 60 ml

9.Penimbangan bahan

 Diphenhidramin hcl : 0,6g = 600 mg


 Calamin : 4,8 g
 Campora : 0,1g =100 mg
 Bentonit magma: 15 g
 Bentonit : 0,75 =750 mg
 Air : 14,25
 Aquadest ad 60 ml

10.Teknik pembuatan

1) Disetarakan timbangan.
2) Dikalibrasi botol 60 ml.
3) Ditimbang semua bahan.
4) Dikembangkan bentonit dengan air hangat dalam mortir ad mucilago.
5) Ditambahkan diphenhidramin hcl gerus ad homogen.

11
6) Ditambahkan campora gerus ad homogen.
7) Ditambahkan calamin gerus ad homogen. Dimasukukan kedalam botol.
8) Ditambahkan aquades ad 60 ml.
9) Dikemas diberi etiket dan label KOCOK DAHULU

11.Wadah dan kemasan

 Wadah : Botol Sirup


 Etiket : Biru
 Label : KD

Apotek “RIYADHUL JANNAH SUBANG”


Jl Parapatan Bandung, Jalan Cagak Subang. KOCOK DAHULU
Apoteker: Astri Mellyani F. S.Farm., Apt
SP : KP 01.03.1.3.2431
SIA : 090 SIA/SBG/2007
No : 4 Tgl, 02.02.2020
Tn. Daru
Untuk Pemakaian Luar

OBAT LUAR

12
dr. Maulana sadewa
SIP No.239/DKK-DN/II/30/2019
Jalan Raya Sagalaherang – subang No.30
Telp. (0260) 41282
No. 6c tgl, 02.02.2020
R/ Calamin 8%
Camphora 0,1%
Glicerin 5%
Alkohol 5%
Aquadest ad 50ml

m.d.s obat gatal


Pro : Ny.lisye

1. Kelengkapan R/
-
2. R/ standar
-
3. Teori atau usul
-
4. Monongrafi
 Calamin (fi 3 hal 119)
Kelarutan : tidak larut dalam air larut dalam asam mineral .
 Campora ( fi 3 hal 120)
Kelarutan : larut dalam 700 bagian air , dalam 1 bagian etanol 95% dalam
0,25 bagian klooroform sangat mudah larut dalam eter mudah larut dalam
minyak lemak .
 Glicerin ( fi 3 hal 271 )
Kelarutan : dapat campur dengan air dan dengan etanol (95%),praktis tidak
larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam minyak lemak
5. Golongan dan khasiat
 Glicerin : / zat tambahan
 Calamin :
 Campora :

13
6. Perhitungan dosis maksimum
-
7. Perhitunhan dan persentase dosis
-
8. Perhitungan bahan
 Calamin : 8/ 100 x 50ml = 4 g
 Campora : 0,1/ 100 x 50 ml = 0,05 g
 Bentonit : 5 /100 x 50 ml = 2,5 g
 Air: 20 x 2,5 g = 50 ml
 Glicerin : 5/ 100 x 50 ml =2,5g
 Alkohol : 5 /100 x 50ml = 2,5 g
 Aquadest ad 50ml
9. Penimbangan bahan
 Calamin : 4 g
 Campora : 0,05g = 50 mg
 Bentonit 2,5 g
 Air : 50ml
 Glicerin : 2,5 g
 Alkohol : 2,5g
 Aquadest ad 50 ml

10.Teknik pembuatan

1) Disetarakan timbangan.
2) Dikalibrasi botol 50 ml.
3) Ditimbang semua bahan.
4) Dikembangkan bentonit dengan air hangat dalam mortir ad mucilago.
5) Ditambahkan calamin gerus ad homogen.
6) Ditambahkan camphora gerus ad homogen.
7) Ditambahkan glicerin gerus ad homogen.
8) Ditambahkan alkohol,gerus ad homogen masukan kedalam botol.
9) Dimasukan aquadest ad 50ml
10) Di kemas beri etiket dan lebel KD

14
11.Wadah dan kemasan

 Wadah : Botol Sirup


 Etiket : Biru
 Label : KD

Apotek “RIYADHUL JANNAH SUBANG”


Jl Parapatan Bandung, Jalan Cagak Subang. KOCOK DAHULU
Apoteker: Wulan Indria F S.Farm., Apt
SP : KP 01.03.1.3.2431
SIA : 090 SIA/SBG/2007
No : 6 Tgl, 02.02.2020
Ny. Lisye
Obat Gatal

OBAT LUAR

15
dr. Maulana Hasan
SIP No.239/DKK-DN/II/30/2019
Jalan Raya Sagalaherang – subang No.30
Telp. (0260) 41282
No.07 tgl, 02.02.2020
R/ Calamin 4
Lact Sulfur
Glycerin aa 10%
Bentonit q.s
.

M.d.s lotion 50ml


Pro : Nn. Fenny
>

1. Kelengkapan R/
-
2. R/ standar
-
3. Teori atau usul
 Signa Jelas
 Sulfur PP
 Aquadest 50 ml

4. Monongrafi
Glyserin (FI ED 3 HAL 271)
= dapat campur dalam air dan etanol 95%.
 Sulful PP (FI ED 3 HAL 591)
= praktis tidak larut dalam air sangat mudah larut karbon disulfida sukar larut
dalam minyak zaitun p sangat sukar larut dalam etanol 95%.
 Calamin (fi 3 hal 119)
=Kelarutan : tidak larut dalam air larut dalam asam mineral.
 Bentonit ( FI ED 3 HAL 110)
= Praktis tidak larut dalam air tetapi mengembang menjadi massa homogen,
praktis tidak larut dalam pelarut organik.

5. Golongan dan khasiat


 Sulfur PP : / Antiskabies
 Calamin :

16
 Bentonit : Zat Tambahan
 Glycerin : / zat tambahan
6. Perhitungan dosis maksimum
-
7. Perhitunhan dan persentase dosis
-
8. Perhitungan bahan
 Sulfur PP : 10/100 x 50 ml = 5 gr
 Calamin : 4 gr
 Glycerin : 10/100 x 50 ml = 5 gr/ml
 Bentonit : 5/100 x 50 ml = 2,5 gr
 Air : 20 x 2,5 gr = 50 ml
 Aquadest Ad 50 ml
9. Penimbangan bahan
 Sulfur PP : 5 gr
 Calamin : 4 gr
 Glycerin : 5 gr/ml
 Bentonit : 2,5 gr
 Air : 50 ml
 Aquadest Ad 50 ml
10.Teknik pembuatan
1) Disetarakan timbangan.
2) Dikalibrasi botol 50 ml.
3) Ditimbang semua bahan.
4) Dikembangkan Bentonit dengan air hangat dalam mortir gerus ad mucilago.
5) Ditambahkan Calamin gerus ad homogen.
6) Ditambahkam Sulfur PP gerus ad homogen.
7) Ditambahkan Glycerin gerus ad homogen. Lalu masukan dalam botol.
8) Ditambahkan aquades ad 50 ml.
9) Dikemas diberi etiket dan label KOCOK DAHULU
11.Wadah dan kemasan
 Wadah : Botol Sirup
 Etiket : Biru
 Label : KD

17
Apotek “RIYADHUL JANNAH SUBANG”
Jl Parapatan Bandung, Jalan Cagak Subang. KOCOK DAHULU
Apoteker: M. Daffa maulana H. M .Farm., Apt
SP : KP 01.03.1.3.2431
SIA : 090 SIA/SBG/2007
No : 7 Tgl, 02.02.2020
Ny. Fenny
Untuk Pemakaian Luar

OBAT LUAR

18

Anda mungkin juga menyukai