Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PROMOSI KESEHATAN TENTANG PENYALAHGUNAAN OBAT


MEMENUHI TUGAS PENGABDIAN MASYARAKAT
MAGISTER FARMASI

Disusun oleh :
Kelompok 3
Arlan K Imran (SBF111610132)
Atalia Tamo Ina Bulu (SBF111610133)
Rifkarosita Putri Ginaris (SBF111610140)

PRORAM STUDI S-2 ILMU FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
2017
HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Penyalahgunaan Obat di Masyarakat


2. Ketua Pelaksana
a) Nama dan gelar akademik : Arlan K Imran., S.Farm., Apt
b) Nim : SBF111610132
c) Pangkat/golongan : Mahasiswa S-2 Ilmu Farmasi
d) Sedang melakukan tugas : Promosi Kesehatan
e) Fakultas/Universitas : Farmasi /Universitas Setia Budi
f) Jurusan : Program Studi S-2 Ilmu Farmasi
g) Bidang Keahlian : Farmasi Pengembangan Obat Alam
3. Personalia
a) Jumlah anggota pelaksana : 2 (dua)
4. Jangka waktu : 4 jam
5. Bentuk : Penyuluhan
6. Sifat Kegiatan : Pendidikan
7. Biaya yang diperlukan : Rp 200.000
8. Sumber dana : Pribadi

Surakarta, Oktober 2017


Mengatahui
Dekan Fakultas Farmasi Pembimbing

Dr. Prof. Dr. R. A. Oetari, SU., MM., M Dr. Gunawan Pamudji W., M.Si., Apt.

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh

ii
Salam sejahtera bagi kita semua,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, atas segala rahmat

dan karunia-NYA sehingga kami dapat menyelesaikan program pengabdian

masyarakat yang berjudul PROMOSI KESEHATAN TENTANG

PENYALAHGUNAAN OBAT DI MASYARAKAT yang ditujukan kepada

pelajar kelas XI SMK BERLIAN NUSANTARA-MAGETAN dilakukan pada

tanggal 6 Oktober 2017.

Kami berharap semoga penyuluhan ini dapat membantu memberikan

pengetahuan tentang penggunaan obat yang benar sesuai dengan aturan dan

memahami distribusi obat yang benar kepada masyrakat,sehingga tidak timbul

kasus penggunaan obat yang menyalahi aturan khususnya dikalangan remaja dan

pemuda.

Kami mengucapkan terima kasih Kepala sekolah SMK yang bersedia

memberikan kami kesempatan memberikan penyuluhan kepada siswa/siswi,

kepada seluruh pihak sekolah yang ikut membantu, Fakultas Farmasi Universitas

Setia Budi, dan semua pihak yang telah membantu hingga terselenggaranya

program pengabdian ini.

Kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk meningkatkan kualitas

pengabdian masyarakat selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatu.

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul............................................................................................... i

iii
Halaman Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar.................................................................................................. iii
Daftar Isi........................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Tujuan Promosi Kesehatan........................................................................... 2
C. Manfaat Promosi Kesehatan......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
A. Pengertian Penyalahgunaan Obat................................................................. 3
B. Obat-obatan Sering disalahgunakan............................................................. 3
C. Faktor Penyebab Penyalahgunaan Obat......................................................... 8
D. Pencegahan Penyalahgunaan Obat............................................................... 9
E. Peran Tenaga Kefarmasian.............................................................................. 9
F. Sanksi Penyalahgunaan Obat...................................................................... 10
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN............................ 11
A. Program...................................................................................................... 11
B. Jenis Kegiatan............................................................................................ 11
C. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan.................................................................... 11
D. Sasaran Kegiatan........................................................................................ 11
E. Metode Kegiatan........................................................................................... 11
F. Langkah Kegiatan....................................................................................... 12
G. Rincian Dana.............................................................................................. 12
H. Hasil Kegiatan............................................................................................ 12
BAB IV PENUTUP........................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Sejak dahulu umat manusia telah menggunakan berbagai zat dengan harapan
akan mengurangi rasa sakit fisik atau mengubah kondisi kesadaran. Hampir seluruh
manusia telah menemukan semacam zat beracun yang mempengaruhi system saraf
pusat, menghilangkan penderitaan fisik dan mental atau menghasilkan euphoria.
Terlepas dari konsekuensi mengonsumsi zat-zat semacam itu yang sering kali sangat
merusak, efek awalnya biasanya menyenangkan, suatu factor yang mungkin menjadi
akar penyalahgunaan zat.

Orang-orang yang menyalahgunakan obat-obatan mengalami kerugian yang


sangat besar karena dapat merusak pribadi pengguna atau merusak hubungan dengan
orang dalam lingkungannya dan performa erja sangat menurun. Kerugian karena
penyalahgunaan obat diantaranya termasuk kematian dini para penyalahgunaan
kriminalitas dan penyakit medis yang seringkali ditimbulkan oleh penyalahgunaan
obat.

Penyalahgunaan obat terjadi secara luas di berbagai belahan dunia. Obat yang
disalahgunakan bukan saja semacamcocain, atau heroin, namun juga obat-obat yang
biasa diresepkan. Penyalahgunaan obat ini terkait erat dengan masalah toleransi,
adiksi atau ketagihan yang selanjutnya bisa berkembang menjadi ketergantungan
obat(drug dependence). Pengguna umumnya sadar bahwa mereka melakukan
kesalahan, namun mereka sudah tidak dapat menghindarkan diri lagi.

Penyalahgunaan obat kini juga sedang marak terjadi di Indonesia.


Penyalahgunaan obat tidak hanya terjadi dikalangan orang tua atau dewasa namun
juga pada remaja dan anak-anak. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan

1
mengingat akibat yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan obat khususnya bagi
remaja dan anak cukup serius dan bahkan mengakibatkan hilangnya nyawa. Oleh
sebab itu pengetahuan yang memadai tentang penggunaan obat yang benar, akibat
dari penyalahgunaan obat sangat penting bagi masyarakat terkhususnya kalangan
remaja dan anak sehingga lebih berhati-hati lagi.

B. Tujuan promosi kesehatan


1. Tujuan umum
Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya
penyalahgunaan obat
2. Tujuan khusus
Meningkatkan pengetahuan serta pemahaman masyarakat khususnya pelajar
SMK atau setara mengenai penggunaan obat yang baik dan benar, legalitas
penggunaan obat-obatan, bahaya penggunaan obat yang tidak tepat serta sanksi yang
akan diterima apabila menggunakan atau mengedarkan obat tanpa izin yang jelas.

C. Manfaat promosi kesehatan

Manfaat kegiatan ini diharapkan dapat membantu memberikan informasi dan


pengetahuan tentang penggunaan obat yang benar sesuai aturan serta aman sehingga
tidakmenimbulkan efek yang merugikan bagi masyarakat atau tenaga kesehatan
khususnya pelajar di SMK.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Penyalahgunaan Obat

Penyalahgunaan zat / obat adalah penggunaan zat secara terus menerus


bahkan sampai setelah terjadi masalah (Stuart & Sundeen, 1998). Penggunaan zat
secara patologis dikelompokkan dalam dua kategori :  penyalahgunaan zat dan
ketergantungan zat.

Penyalahgunaan obat/zat merupakan suatu keadaan di mana suatu obat


digunakan tidak untuk tujuan mengobati penyakit, akan tetapi digunakan untuk
mencari atau mencapai tujuan tertentu seperti ingin mendapatkan kenikmatan dari
pemakaian obat tersebut.

Ketergantungan zat ditandai oleh adanya berbagai masalah yang berkaitan


dengan konsumsi suatu zat. Ini mencakup penggunaan zat yang lebih banyak dari
yang dimaksudkan, mencoba untuk berhenti, namun tidak berhasil, memiliki
berbagai masalah fisik atau psikologis yang semakin parah karena penggunaan obat,
dan mengalami masalah dalam pekerjaan atau dengan teman-teman.

B. Obat-obatan yang sering disalahgunakan


1. Misoprostol

Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit maag dan


radang lambung, belakangan ini semakin banyak disalahgunakan untuk
menggugurkan kandungan. Cytotec sebetulnya untuk mengobati maag dan dilarang
keras digunakan untuk perempuan hamil dan ibu menyusui. Cytotec sebetulnya
mempunyai indikasi untuk mengobati maag kronis. Cara kerjanya dalam mengobati
lambung adalah menetralisir asam lambung yang tinggi (yang menjadi penyebab
mual dan muntah pasien maag). Selain itu cytotec mampu melapisi dinding usus

3
yang terluka, yang menjadi penyebab meningkatnya asam lambung. Tetapi efek
samping dari obat ini yaitu memacu kontraksi sel otot polos di mulut rahim wanita
yang dapat menyebabkan keguguran (pada wanita hamil). Oleh sebab itu, obat ini
tidak disarankan bagi wanita hamil.
Jika obat ini disalahgunakan oleh wanita hamil untuk melakukan aborsi,
maka Pelaku aborsi bisa mengalami pendarahan terus menerus. Kalau pendarahan
terjadi tanpa bisa dicegah, bisa saja pelaku aborsi meninggal dunia.

2. PCC

Obat yang mengandung Carisoprodol memberi efek relaksasi otot, selain itu
dapat juga menimbulkan efek samping bersifat sedatif dan euforia. Pada dosis yang
lebih tinggi diatas dosis terapi juga dapat menyebabkan kejang dan berhalusinasi,
serta efek lainnya yang membahayakan kesehatan hingga kematian. Karena itu pada
tahun 2013, semua obat yang mengandung carisoprodol (Carnophen, Somadril, New
Skelan, Carsipain, Carminofein, Etacarphen, Rheumastop, Cazerol, Bimacarphen,
Karnomed) yang diberikan izin edar oleh Badan POM RI dicabut izin edarnya dan
tidak boleh lagi beredar di Indonesia. 

3. Dumolid

Obat dengan nama dagang Dumolid mengandung zat aktif Nitrazepam yang
merupakan obat psikotropika golongan IV. Nitrazepam biasa digunakan untuk
pengobatan jangka pendek insomnia/ gangguan tidur dengan berbagai sebab.Di
Indonesia, Dumolid pertama kali mendapatkan izin edar Badan POM sebagai obat
insomnia pada tahun 1974 dengan nomor izin edar DPL7405506017A1.

Sama halnya dengan psikotropika jenis lain, Nitrazepam berkhasiat psikoaktif


melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat aktif Nitrazepam dapat menimbulkan
efek samping ataksia/gangguan neurologis dan bingung terutama pada pasien lansia,

4
vertigo, amnesia/pelupa, ketergantungan. Oleh karena itulah penyerahan
psikotropika dalam rangka peredaran hanya dapat dilakukan di apotek, rumah sakit,
puskesmas, balai pengobatan, dan dokter. Masyarakat bisa memperoleh obat
psikotropika, termasuk Dumolid, hanya di apotek dengan menggunakan resep dokter

4. Dextromethorphan

Dextromethorpan (atau biasa disebut pil dekstro) adalah suatu obat penekan


batuk (anti tusif) yang dapat diperoleh secara bebas, dan banyak dijumpai pada
sediaan obat batuk maupun flu. Dosis dewasa adalah 15-30 mg, diminum 3-4 kali
sehari. Efek anti batuknya bisa bertahan 5-6 jam setelah penggunaan per-oral. Jika
digunakan sesuai aturan, jarang menimbulkan efek samping yang berarti.

Sebelum FDA (Food and Drug Administration) mengganti narcotic


codeine dengan dextromethorpan sebagai obat penekan batuk yang dijual bebas
sekitar tahun 1970-an, remaja dengan mudah mendapatkannya untuk
disalahgunakan. Bertahun-tahun, remaja membuat penemuan bahwa mereka dapat
merasa ‘high/mabuk’ dengan mengkonsumsi obat-obatan bebas yang mengandung
dextromethorpan (juga disebut DXM). Ditemukan pada tablet, kapsul, dan gel.
seperti juga sirup, dextromethorpan ini terkandung di obat-obatan yang diberi label
DM, batuk, penekan batuk atau Tuss (mengandung ‘tuss’ pada nama obatnya).

Obat-obatan yang mengandung dextromethorpan sangat mudah ditemukan,


dapat dibeli sesuai kantong remaja, dan legal. Mendapatkannya sangat mudah, yaitu
dengan membeli di toko obat atau mencarinya di kotak kotak obat dirumahnya. Dan
karena ditemukan pada obat-obatan bebas, maka remaja mengasumsikan bahwa
DXM tidaklah berbahaya.

Meskipun pada media sekarang, menurut US Department of Health and


Human Services Substance Abuse and Mental Health Services Administration
(SAMHSA) yang memonitor hubungan antara obat-obatan dengan kunjungan pada

5
Gawat Darurat dan kematian secara luas, tidak ada perubahan secara signifikan pada
kunjungan di Gawat Darurat RS akibat penyalahgunaan DXM sejak 1994.

Perbedaan antara penyalahgunaan obat-obatan batuk dari tahun-tahun dulu


dengan sekarang adalah yaitu remaja sekarang menggunakan internet tidak hanya
untuk membeli DXM dalam bentuk bubuk murni, tapi juga belajar untuk
disalahgunakan lebih lanjut. Karena mengkonsumsi dalam volume besar dari sirup
batuk dapat menyebabkan muntah, maka obat-obatan tersebut diekstrak dari obat
batuk dan dijual kembali di Internet dalam bentuk tablet yang kemudian ditelan atau
bubuk yang dihirup. Bahkan di versi online terdapat kalkulator yang dapat
menghitung seberapa besar dikonsumsi sesuai dengan berat dan tinggi badannya.

Meskipun DXM dapat dikonsumsi secara aman pada dosis 15 hingga 30


miligram untuk menekan batuk, namun pengguna biasanya mengkonsumsi lebih dari
360 mg bahkan lebih. Mengkonsumsi dalam jumlah banyak produk yang
mengandung DXM dapat menyebabkan halusinasi, hilang kendali dari
kendaraan (pada saat mengemudi), dan sensasi ‘out of body’.

Efek samping lainnya yang mungkin terjadi dari penyalahgunaan DXM yaitu:
bingung, sulit mengambil keputusan, penglihatan yang buram, pusing, paranoia,
keringat berlebihan, bicara mencerca, mual, muntah-muntah, sakit perut, detak
jantung yang tidak normal, tekanan darah tinggi, pusing, lesu, mati rasa pada jari
kaki dan tangan, pucat, kulit yang kering dan gatal, hilang kesadaran, demam,
kerusakan pada otak dan bahkan kematian.Ketika mengkonsumsi dalam jumlah
banyak, DXM juga dapat menyebabkan hyperthermia, atau demam tinggi.

5. Flunitrazepam

Obat flunitrazepam digunakan untuk pengobatan seperti gangguan


kecemasan dan insomnia. Tapi efek kuat dari obat ini yang membuat orang tertidur
panjang hingga 2-8 jam kadang digunakan untuk kejahatan agar si korban tertidur.

6
Di banyak negara, obat flunitrazepam umumnya dikenal dengan sebutan date rape
drugkarena bisa melumpuhkan perempuan selama penyerangan seksual seperti
pemerkosaan.

Flunitrazepam memiliki efek fisiologis yang mirip dengan valium


(diazepam), tapi 10 kali lipat lebih kuat. Ketika seseorang mengalami intoksifikasi
umumnya dikaitkan dengan gangguan penilaian dan keterampilan motorik.Obat ini
tidak memiliki rasa dan bau serta larut dalam air yang membuatnya sulit dideteksi
sehingga banyak orang tidak menyadarinya ketika ia dicampurkan ke dalam
makanan atau minuman.

Sekitar 10 menit setelah obat tersebut dikonsumsi, seseorang mungkin akan


merasa pusing dan bingung, merasa udara di sekitarnya terlalu panas atau terlalu
dingin serta mual.Secara perlahan ia juga akan mengalami kesulitan berbicara dan
bergerak hingga akhirnya pingsan. Puncak dari efek ini terjadi dalam waktu 2 jam
dan bisa bertahan hingga 8 jam. Umumnya orang yang konsumsi obat ini tidak bisa
mengingat apa yang terjadi selama ia berada dalam pengaruh obat.

Jika obat ini dikombinasikan dengan alkohol, maka efeknya terhadap memori
dan kemampuan menilai sesuatu akan lebih besar. Dilaporkan kombinasi ini bisa
menyebabkan seseorang tidak sadar selama 8-12 jam setelah dikonsumsi.Efek
samping dari penggunaan obat ini termasuk penurunan tekanan darah, gangguan
memori, mengantuk, gangguan penglihatan, pusing, merasa bingung, gangguan
pencernaan dan gangguan pada retensi urine.

6. Tramadol

Jenis obat Tramadol adalah obat yang digunakan untuk menahan rasa sakit
setelah operasi bedah. Dan obat ini boleh dikonsumsi harus dengan resep dokter,
akan tetapi yang terjadi malah dengan mudah mendapatkan Tramadol yang dijual
dengan harga yang murah di kalangan para pelajar dan pemuda. Sudah banyak yang

7
mengatakan untuk mendapatkan Tramadol tidaklah sulit, bahkan tanpa menyerahkan
resep dokter. Cukup membelinya di apotek seperti halnya membeli obat biasa.
Menurut IA, efek dan meminum Tramadol ini membuat badan selalu menjadi segar
dan pikiranpun tenang, dan juga akan menambah vitalitas pria.

Sebelum masalah ini merebak terlalu jauh, sudah semestinya menjadi


perhatian penuh dari peerintah lewat instansinya yang terkait. Pihak apotek yang
menjua Tramadol tanpa resep dokter harus tindak dengan mencabut izin
operasionalnya. Selain itu, pihak kepolisian harus tetap fokus memantau
perkembangan yang ada di masyarakat terakait dengan masalah ini. Diharapkan
dengan adanya tulisan ini dapat mengetuk hati kita semua, mulai dari pihak keluarga,
masyarakat dan pemerintah. Masalah ini akan menjadi sangat serius karena ini
menyangkut generasi penerus bangsa. Sangatlah tidak elok jika estafet bangsa ini
pada saatnya nanti diserahkan kepada generasi yang ringkih bahkan rusak
mentalitasnya. Dan kitapun tidak boleh sepenuhnya menyalahkan generasi yang
sekarang. Generasi sekarang terbentuk oleh generasi sebelumnya dan generasi yang
akan dating akan tergantung sungguh dari binaan generasi yang sekarang.

Efek samping mengkonsumsi Tramadol diantaranya seperti sakit kepala,


pusing, lelah, mengantuk, gatal, kembung dan sulit buang air besar. Informasi
keamanan obat Tramadol yang harus mendapatkan perhatian, antara lain : sebaiknya
dikonsumsi saat rasa sakit mulai muncul dapat diminum sebelum atau sesudah
makan karena obat ini tidak dipengaruhi ole makanan.

C. Faktor penyebab penyalahgunaan obat

Penyalahgunaan obat merupakan suatu pola penggunaan yang bersifat


patologik dan harus menjadi perhatian segenap pihak. Meskipun sudah terdapat
banyak informasi yang menyatakan dampak negatif yang ditimbulkan oleh
penyalahgunaan dalam mengkonsumsi obat, tetapi hal ini belum member angka yang
cukup signifikan dalam mengurangi tingkat penyalahgunaan obat.

8
Terdapat 3 faktor(alasan)yang dapat dikatakan sebagai ”pemicu” seseorang dalam
penyalahgunaan obat.ketiga faktor tersebut adalah faktor diri, faktor lingkungan,dan
faktor kesediaan obat itu sendiri.

1. Faktor diri
2. Faktor lingkungan
3. Faktor kesediaan obat

D. Pencegahan penyalahgunaan obat

Banyak yang masih bisa dilakukan untuk mencegah remaja menyalahgunaan


obat dan membantu remaja yang sudah terjerumus penyalahgunaan narkoba. Ada
tiga tingkat intervensi, yaitu
1. Primer, sebelum penyalahgunaan terjadi, biasanya dalam bentuk pendidikan,
penyebaran informasi mengenai bahaya obat, pendekatan melalui keluarga,
dll. Instansi pemerintah, seperti halnya BKKBN, lebih banyak berperan pada
tahap intervensi ini, kegiatan dilakukan seputar pemberian informasi melalui
berbagai bentuk materi KIE yang ditujukan kepada remaja langsung dan
keluarga.
2. Sekunder, pada saat penggunaan sudah terjadi dan diperlukan upaya
penyembuhan (treatment). Fase ini meliputi : fase penerimaan awal antara 1-
3 hari dengan melakukan pemeriksaan fisik dan mental dan fase detoksifikasi
dan terapi komplikasi medic, antara 1-3 minggu untuk melakukan
pengurangan ketergantungan bahan-bahan adiktif secara bertahap.
3. Tertier, yaitu upaya untuk merehabilitasi mereka yang sudah memakai dan
dalam proses penyembuhan. Tahap ini biasanya terdiri atas Fase stabilisasi,
antara 3-12 bulan, untuk mempersiapkan pengguna kembali ke masyarakat,
dan Fase sosialisasi dalam masyarakat, agar mantan penyalahgunaan obat
mampu mengebangkan kehidupan yang bermakna di masyarakat. Tahap ini
biasanya berupa kegiatan konseling, membuat kelompok-kelompok
dukungan, mengembangkan kegiatan alternative, dll.

E. Peran tenaga kefarmasian dalam pencegahan penyalahgunaan obat


- Perlu adanya kerja sama para stakeholder yang berkaitan dengan prekusor
obat dengan para farmasis serta apoteer, khususnya dalam pengawasan
produksi, distribusi, dan pelayanan sediaan farmasi.

9
- Diperlukan komunikasi antara para stakeholder yang berkaitan dengan
prekusor obat dengan organisasi profesi yang menaungi para farmasi dan
apoteker dalam rangka pembinaan mengenai bahaya obat yang bahan
utamanya berasal dari prekusor.
- Perlu melakukan seminar serta focuss group discussion (FGD) yang
melibatkan para stakeholder, farmasis dan apoteker yang membahas obat dan
prekusor yang digunakan dalam produksinya.
- Para apoteker dan farmasis perlu kembali ke kode etik kefarmasian yang
menekankan paradigma pharmaceutical care yang bertumpu pada pelayanan
patient oriented.
- Para apoteker dan farmasis perlu dilibatkan sebagai tenaga sumber daya
manusia pada badan dan lembaga pengawasan obat dan prekusor serta
penegakan hukum.

F. Sanksi penyalahgunaan obat

Penjualan obat psikotropika melalui media online melanggar ketentuan UU


No. 5 tahun 1997 tentang Psikotropika. Dan untuk mengantisipasinya, Badan POM
telah membangun kerja sama dengan Asosiasi e-commerce. Jika menemukan
pelanggaran, Badan POM membuat surat rekomendasi penutupan subsite kepada
Kementerian Komunikasi dan Informatika.

10
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Program

Sosialisasi tentang penyalahgunaan obat

B. Jenis kegiatan

Ceramah, Tanya jawab

C. Lokasi dan Waktu pelaksanaan

Lokasi : SMK Berlian Nusantara Magetan

Hari/tanggal : Jumat, 6 Oktober 2017

Waktu : 08.00 WIB s/d selesai

D. Sasaran Kegiatan

Siswa siswi SMK Berlian Nusantara Magetan kelas XII sebanyak 2 kelas

yang meliputi jurusan farmasi 32 siswa dan keperawatan siswa.

E. Metode Kegiatan

1.Ceramah bervariasi.

Metode ini dipilih untuk menyampaikan konsep-konsep yang penting

untuk dimengerti dan dikuasai oleh peserta.Penggunaan metode ini dengan

pertimbangan bahwa metode ceramah yang dikombinasikan dengan gambar-

gambar, animasi dan display dapat memberikan materi yang relatif banyak

secara padat, cepat dan mudah.

11
2. Latihan

Metode ini digunakan untuk memberikan tugas kepada peserta untuk

mengerjakan soal tentang indikasi obat yang tepat sesuai penyakit dengan

sistem diskusi.

F. Langkah-langkah kegiatan:

1. Ceramah tentang arti penyalahgunaan obat

2. Ceramah tentang obat-obat yang sering disalahgunakan

3. Pemberian kuis tentang materi sesuai kompetensi siswa

4. Evaluasi hasil pengetahuan siswa tentang penyalahgunaan obat.

G. Rincian Dana:

Pembelian plakat : Rp 75.000,00

Doorprize :

Buku Pendidikan 2 X Rp50.000,00 : Rp 100.000,00

Doorprize hiburan (peralatan sekolah) :Rp 100.000,00

Doorprize hiburan lainnya : Rp 120.000,00

Total Dana yang dikeluarkan : Rp 395.000,00

H. HASIL KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjalan lancar yang

dilakukan dengan acara tatap muka dengan metode ceramah dan tanya jawab

yang dilanjutkan pemberian doorprize bagi siswa yang memberikan

12
pertanyaan yang berbobot dan siswa yang mapu menjawab pertanyaan

dengan tepat.

Hasil kegiatan Pengabdian Masyarakat secara garis besar mencakup

beberapa komponen sebagai berikut:

1. Ketercapaian tujuan penyuluhan tentang penyalahgunaan obat

2. Ketercapaian target materi yang telah direncanakan

Ketercapaian target materi pada kegiatan ini cukup baik, karena

materi telah dapat disampaikan secara keseluruhan, namun waktu yang

singkat dalam penyampaian materi dan kemampuan para peserta yang

berbeda-beda menyebabkan para peserta tidak begitu memahami dan

mempraktekkan secara lengkap semua materi yang diberikan.

Secara keseluruhan kegiatan pengabdian masyarakat dengan

penyuluhan penyalahgunaan obat yang disertai dengan pemberian motivasi

kepada bakal calon tenaga kefarmasian dikemudian hari.

13
BAB IV

PENUTUP

1. Kesimpulan

Siswa mengetahui jenis-jenis obat yang sering disalahgunakan

ditengah masyarakat, obat-obatan tersebut diantaranya misoprostol, pcc,

dumolid, flunitrazepam, dekstrometorphan, dan tramadol.

2. Saran

Waktu Pelaksanaan Pengabdian masyarakat sebaiknya dilakukan dalam

waktu yang lebih lama lagi agar tujuan pengabdian tersampaikan dan

dapat diterima dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Lydia Harlina. 2006. Pencegahan dan Penyalahgunaan Narkoba, Jakarta :


Balai Pustaka.

Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. ( 1998 ), Buku Saku Keperawatan Jiwa, Jakarta,
EGC.

15
LAMPIRAN

Lampiran 1. Slide presentasi Promosi Kesehatan Penyalahgunaan Obat

16
17
18
Lampiran 2. Kegiatan Penyuluhan Penyalahgunaan Obat

19

Anda mungkin juga menyukai