REVISI
Disusun Oleh :
Kelompok 2 Genap
Dosen Pembimbing :
JURUSAN FARMASI
2018/2019
1
LEMBAR PENGESAHAN
Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata kuliah
Farmasi Simulasi tahun ajaran 2018/2019 di Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata kuliah Farmasi
Simulasi.
Mengetahui,
Pembimbing Pembimbing
Dr. Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes. Mona Rahmi Rulianti, S.Farm, Apt, M.Farm.
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami hanturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyusun portofolio yang berjudul “Penggunaan Obat-Obat
Kontrasepsi” yang bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Farmasi Simulasi
yang mana portofolio ini ditujukan sebagai pedoman praktikum Farmasi Simulasi khususnya
Penggunaan Obat-Obat Kontrasepsi. Dalam penyusunan portofolio, kami memperoleh data
dari berbagai media cetak maupun media elektronik.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan portofolio ini masih banyak kekurangan.
Maka dari itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kami dapat
menyusun portofolio selanjutnya dengan lebih baik dan kiranya portofolio ini dapat memberi
manfaat bagi para pembaca. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan meminta maaf
apabila ada kesalahan dalam penulisan portofolio ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
HalamanJudul
Halaman Persetujuan Pembimbing ............................................... 2
Kata Pengantar............................................................................. 3
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................. 5
B. Tujuan Praktikum .......................................................... 5
C. Manfaat Praktikum ........................................................ 6
A. Lansia ........................................................................... 7
B. Maag ............................................................................ 12
C. Nyeri Sendi ................................................................... 16
D. Batuk ............................................................................ 19
E. Bau Mulut ..................................................................... 22
F. Anemia ......................................................................... 23
A. Resep ........................................................................... 28
B. Salinan Resep .............................................................. 29
C. Perhitungan Bahan ....................................................... 30
D. Perhitungan Dosis .........................................................30
E. Cara Pengerjaan Resep ................................................ 30
F. Aturan Pakai ..................................................................31
G. Monografi Obat............................................................. 32
H. Cara Penyimpanan Obat ...............................................38
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................65
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak . Agar mencapai
hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternative untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan. Cara - cara tersebut diantaranya termasuk kontrasepsi atau
pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Keluarga berencana merupakan salah
satu pelayanan kesehatan prenvetif yang paling dasardan utama bagai wanita. Meskipun
tidaak selalu diakui demikian, peningkatan dan perluasan KB merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematiaan ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Usia reproduksi perempuan pada umumnya adalah
usia 15-49 tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan
kelahiran, wanita atau pasangan ini lebih di prioritaskan untuk menggunakan alat
kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor. Banyak
wanita yang harus menentukan pemilihan alat kontrasepsi yang sulit, tidak hanya karena
terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga metode-metode tertentu mungkin tidak
dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB. Kesehatan individual, dan
seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi. Sebelum ibu memilih alat
kontrasepsi sebaiknya mencari informasi terlebih dahulu tentang cara-cara KB berdasarkan
informasi yang lengkap benar dan akurat. Semua metode kontrasepsi mempunyai efek
samping yang harus diketahui akseptor sebelum memakainya. Ada bermacammacam jenis
kontrasepsi yang ada sehingga ibu harus menetukan pilihan kontrasepsi yang dianggap
sesuai.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum Simulasi Pelayanan Resep Kontrasepsi adalah sebagai berikut:
C. Manfaat Praktikum
5
2. Mampu memberikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada penggunaan obat
kontrasepsi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Kontrasepsi
Kontrasepsi merupakan suatu cara atau metode yang bertujuan untuk mencegah
pembuahan sehingga tidak terjadi kehamilan. Negara berkembang seperti Indonesia yang
memiliki jumlah penduduk besar mendukung program kontraspesi untuk mengendalikan
pertumbuhan jumlah penduduk dan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga. Dalam
hal ini pemerintah Indonesianmenyelenggarakan program Keluarga Berencana atau KB
melalui pengaturan kelahiran. Kontrasepsi dapat dilakukan dengan alat bantu maupun tanpa
alat bantu. Metode kontrasepsi tanpa alat bantu disebut juga KB sistem kalender atau
abstinesia. Cara KB dengan sistem kalender adalah mengatur kehamilan dengan tidak
melakukan hubungan cekcual pada saat wanita dalam masa subur. Masansubur berkaitan
dengan terjadinya siklus menstruasi atau datang bulan. Masa subur wanita adalah kurang
lebih satu minggu sebelum menstruasi dan satu minggu sesudah menstruasi. Jenis
kontrasepsi yang kedua adalah kontrasepsi dengan alat bantu. Dengan alat bantu
kontrasepsi memungkinkan sperma dan sel telur tidak dapat bertemu walaupun terjadi
ejakulasi di dalam pagina saat melakukan hubungan cekcual. Pemakaian alat kontrasepsi
masih menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat, terutama golongan agamawan.
Namun saat ini masyarakat telah banyak memanfaatkan alat kontrasepsi untuk membantu
mengatur kelahiran anak.
B. Metode Kontrasepsi
Pada umumnya cara atau metode kontrasepsi dapat dibagi menjadi metode kontrasepsi
sederhana dan modern (Hartanto, 1994: 42).
Metode Kontrasepsi Sederhana adalah suatu cara yang dikerjakan sendiri oleh peserta KB
tanpa pemeriksaan medis terlebih dahulu. Metode ini terdiri dari dua macam yaitu metode
kontrasepsi sederhana tanpa alat atau obat dan metode kontrasepsi sederhana dengan alat
atau obat.
a) Senggama Terputus
7
Senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional, dimana pria
mengeluarkan alat kelaminnya dari vagina sebelum pria mencapai ejakulasi sehingga
sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
b) Pantang Berkala
Pantang berkala adalah tidak melakukan senggama pada masa subur seorang wanita yaitu
waktu terjadinya ovulasi. Agar kontrasepsi dengan cara ini berhasil, seorang wanita harus
benar-benar mengetahui masa ovulasinya (waktu dimana sel telur siap untuk dibuahi).
Kerugian dengan cara ini adalah masa puasa bersenggama sangat lama sehingga
menimbulkan kadangkadang berakibat pasangan tersebut tidak mentaati.
a) Kondom
Kondom merupakan selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Cara kerja kondom yaitu untuk menghalangi terjadinya pertemuan
sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma diujung selubung karet yang dipasang
pasa penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi
perempuan, selain itu kondom juga dapat mencegah penularan mikroorganisme (HIV/AIDS)
dari satu pasangan kepada pasangan yang lain. Secara ilmiah didapatkan hanya sedikit
angka kegagalan kondo yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun (Saifuddin,
2003: 17).
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari karet yang diinsersikan ke
dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks. Cara kerjanya yaitu
menekan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian
atas.
8
Keuntungan menggunakan diafragma adalah :
1) Kontrasepsi Hormonal
a) Pil KB
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil/tablet di dalam strip
yang berisi gabungan hormon estrogen dan hormon progesteron atau yang hanya terdiri dari
hormon progesterone saja.
Mudah menggunakan
Mudah dihentikan setiap saat
Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakannya
untuk mencegah kehamilan
Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan
b) Suntik KB
Suntik KB ini mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita, dan mengentalkan lendir
mulut rahim, sehingga spermatozoa (sel mani) tidak dapat masuk ke dalam rahim.
9
Jangka panjang
Risiko terhadap kesehatan kecil
Aman
AKBK yaitu kontrasepsi yang disusupkan di bawah kulit. Dengan disusupkannya implan
dibawah kulit, stiap hari dilepaskan secara tetap suatu hormon ke dalam darah melalui
proses difusi dari kapsul-kapsul
yang terbuat dari bahan silastik tersebut, sehingga dapat menghambat terjadinya ovulasi.
Implant harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih
Petugas kesehatan perlu dilatih khusus dan praktek untuk pemasangan dan
pengangkatan implant
Implant sering mengubah pola haid
IUD/AKDR adalah suatu alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya
bermacam-macam, terdiri dari plastik.
10
3) Kontrasepsi mantap
Kontrasepsi mantap (kontap) adalah salah satu kontrasepsi dengan tindakan pembedahan
pada saluran telur wanita atau saluran mani yang mengakibatkan orang atau pasangan
yang bersangkutan tidak akan memperoleh keturunan lagi.
a) Vasektomi (MOP)
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan operasi kecil sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi tidak terjadi.
Efektif
Sederhana
Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit
Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja
Biaya rendah
Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu
untuk ditangani oleh dokter pria untuk kurang tersedia dokter wanita dan paramedis
wanita
b) Tubektomi (MOW)
Tubektomi adalah prosedur bedah suka rela untuk menghentikan fertilitas seorang
perempuan secara permanen.
Sangat efektif
Permanen
Tidak mempengaruhi proses menyusui
Baik bagi akseptor apabila kehamilan akan menjadi risiko kesehatan yang serius
Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual
11
Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat
dipulihkan kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi
Akseptor dapat menyesal dikemudian hari
Rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
C. Jenis-jenis Kontrasepsi
1. Kontrasepsi Sterilisasi
Yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi)
atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog
(dokter kandungan). Efektif bila Anda memang ingin melakukan pencegahan kehamilan
secara permanen, misalnya karena faktor usia.
2. Kontrasepsi Teknik
Efektivitasnya 75-80%. Faktor kegagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah
keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.
b. Sistem kalender (pantang berkala): tidak melakukan senggama pada masa subur, perlu
kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum)
mampu bertahan hidup s/d 48 jam setelah ejakulasi. Efektivitasnya 75-80%. Faktor
kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur
sehingga perhitungan tidak akurat.
c. Prolonged lactation atau menyusui, selama 3 bulan setelah melahirkan saat bayi hanya
minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis Anda tidak akan hamil. Tapi begitu Ibu
hanya menyusui < 6 jam / hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.
3. Kontrasepsi Mekanik
a. Kondom: Efektif 75-80%. Terbuat dari latex, ada kondom untuk pria maupun wanita serta
berfungsi sebagai pemblokir / barrier sperma. Kegagalan pada umumnya karena kondom
tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi
sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.
12
b. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk 'membunuh' sperma, berbentuk cairan, krim atau
tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina 5 menit sebelum senggama.
Efektivitasnya 70%. Sayangnya bisa menyebabkan reaksi alergi. Kegagalan sering terjadi
karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit
atau vagina sudah dibilas dalam waktu < 6 jam setelah senggama.
c. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim
bila dipasang dalam liang vagina 6 jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil,
karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%. Cara ini
bisa gagal bila ukuran diafragma tidak pas, tergeser saat senggama, atau terlalu cepat
dilepas (< 8 jam ) setelah senggama.
d. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan
logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Efektivitasnya 92-94%.
Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan
di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.
e. IUS atau Intra Uterine System adalah bentuk kontrasepsi terbaru yang menggunakan
hormon progesteron sebagai ganti logam. Cara kerjanya sama dengan IUD tembaga,
ditambah dengan beberapa nilai plus: Lebih tidak nyeri dan kemungkinan menimbulkan
pendarahan lebih kecil Menstruasi menjadi lebih ringan (volume darah lebih sedikit) dan
waktu haid lebih singkat.
4. Kontrasepsi Hormonal
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat yang bertujuan untuk mencegah terjadinya
kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat estrogen dan progesterone.
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal yaitu :
Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil), Kontrasepsi Implant.
5. Kontrasepsi Suntikan
Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum untuk
terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari ipotalamus.
Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh
13
spermatozoa. Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan
pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.
DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
Tingkat efektifitasnya tinggi
Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik
ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh
orang lain.
14
BAB III
TELAAH RESEP
A. Resep 1
15
B. Salinan Resep
16
C. Perhitungan Bahan
1. Marvelon Tab = 3 tablet
Di ambil Marvelon sebanyak tablet
D. Perhitungan Dosis
1. Marvelon Tab
Diberikan Satu kali sehari satu tablet, pagi hari, bersama makan
E. Cara Pengerjaan Resep
1. TTK menerima resep dari pasien, lalu memeriksa kelengkapan dan keabsahan resep
tersebut.
2. TTK akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. Bila obat yang
dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan memberitahukannya
kepada pasien. Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat pada
bagian kasir. Alamat dan nomor telepon pasien dicatat. Bila obat hanya diambil
sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk pengambilan sisanya. Bagi
pasien yang memerlukan kuitansi maka dapat pula dibuatkan kuitansi.
3. Resep diberi nomor urut resep, selanjutnya nomor resep tersebut diserahkan ke
pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan obat.
4. Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau penyiapan obat. TTK pada bagian
peracikan atau penyiapan obat lalu meracik atau menyiapkan obat sesuai dengan
resep.
5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6. Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor resep, nama
pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya. Juga dilakukan pemeriksaan salinan
resep sesuai resep aslinya serta kebenaran kuitansi.
7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep lalu pasiendiberi
informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.
17
8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan
disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
9. Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib membubuhkan paraf atas apa saja
yang dikerjakan pada resep tersebut
F. Aturan Pakai
1. Marvelon Tab
Diberikan Satu kali sehari satu tablet, pagi hari, bersama makan.
G. Monografi Obat
1. Marvelon Tab
Kandungan
Kontaindikasi
Dosis
1 tablet/hari, mulai hari 1 siklus haid tanpa terputus, berikan bersama makan.
Sediaan
18
Tablet
Efek samping
Varsikosis vena berat; adenoma sel hepatik; gagal janting, disfungsi ginjal, eilepsi,
migren; hipertensi; hemoglobinopati sal sabit. Merokok, pembedahan atau
immobilisasi lama
Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembab
19
A. Resep 2
20
B. Salinan Resep
21
C. Perhitungan Bahan
1. Preabor Tab = 15 tablet
Di ambil Preabor Tab sebanyak 15 tablet
D. Perhitungan Dosis
1. Preabor Tab
Diberikan tiga kali sehari satu tablet, sesudah makan
E. Cara Pengerjaan Resep
1. TTK menerima resep dari pasien, lalu memeriksa kelengkapan dan keabsahan resep
tersebut.
2. TTK akan memeriksa ada atau tidaknya obat dalam persediaan. Bila obat yang
dibutuhkan tersedia, kemudian dilakukan pemberian harga dan memberitahukannya
kepada pasien. Setelah pasien setuju segera dilakukan pembayaran atas obat pada
bagian kasir. Alamat dan nomor telepon pasien dicatat. Bila obat hanya diambil
sebagian maka petugas membuat salinan resep untuk pengambilan sisanya. Bagi
pasien yang memerlukan kuitansi maka dapat pula dibuatkan kuitansi.
3. Resep diberi nomor urut resep, selanjutnya nomor resep tersebut diserahkan ke
pasien untuk mengambil obat pada bagian penyerahan obat.
4. Resep asli diserahkan ke bagian peracikan atau penyiapan obat. TTK pada bagian
peracikan atau penyiapan obat lalu meracik atau menyiapkan obat sesuai dengan
resep.
5. Setelah obat selesai disiapkan maka obat diberi etiket dan dikemas.
6. Sebelum obat diberikan dilakukan pemeriksaan kembali meliputi nomor resep, nama
pasien, kebenaran obat, jumlah dan etiketnya. Juga dilakukan pemeriksaan salinan
resep sesuai resep aslinya serta kebenaran kuitansi.
7. Obat diserahkan kepada pasien sesuai dengan nomor resep lalu pasiendiberi
informasi tentang cara pemakaian obat dan informasi lain yang diperlukan pasien.
22
8. Lembaran resep asli dikumpulkan menurut nomor urut dan tanggal resep dan
disimpan sekurang-kurangnya tiga tahun.
9. Pada setiap tahapannya, petugas apotek wajib membubuhkan paraf atas apa saja
yang dikerjakan pada resep tersebut
F. Aturan Pakai
1. Preabor Tab
G. Monografi Obat
1. Preabor Tab
Kandungan
Alilestrenol 5 mg
Indikasi
Pencegahan ancaman abortus, ancaman kelahiran prematur dan abortus habitualis.
Kontaindikasi
Dosis
Ancaman abortus 1 tablet (5mg), 3 kali sehari selama 5-7 hari, bila perlu masa
pengobatan diperpanjang. Dosis harus dikurangi secara berangsur-angsur setelah
gejala-gejala hilang.
Abortus habitualis 1-2 tablet (5-10 mg) sehari, segera setelah kehamilan terdiagnosa.
Pemberian harus dilanjutkan minimal satu bulan setelah berakhir masa kritis.
23
Sediaan
Tablet
Efek samping
Disimpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang lembab
24
BAB IV
SKENARIO
Skenario I
Pada suatu hari, Ibu Budiman (36) mendatangi Apotek Simulasi untuk menebus
resep
Pasien : Iya dek, Saya mau nebus resep ini (sambil menyerahkan resep pada TTK)
TTK 1 : Resepnya atas nama Ibu Budiman ya Bu. Atas nama Ibu sendiri?
TTK 1 : Umurnya berapa Bu? (hendak menulis umur pasien di dalam resep)
Pasien : 36 dek.
TTK 1 : Oh baik kalau begitu Ibu tunggu sebentar ya Bu. Kami cek stok obatnya
dulu. Ibu silahkan duduk.
25
Lalu TTK 3 menyuruh TTK 4 untuk memeriksa stok obat yang ada dalam resep.
--
--
--
TTK 1 : Bu, obat-obat dalam resep ini tersedia. Mau ditebus semua Bu?
TTK 1 : (menulis nomor antrean) Ini nomor antreannya Bu. Sebelumnya tolong diisi
nomor HP dan alamat Ibu ya di sini (menunjuk bagian belakang resep)
TTK 1 : Nah Ibu silakan duduk dulu ya. Kami akan menyiapkan obatnya. (menunjuk
kursi tunggu)
TTK 1 : Wan, resep ini ditebus seluruhnya. Tolong siapkan obat ini dan buat copy
resepnya ya.
26
TTK 3 : Iya Dita..
Lalu TTK 3 membuat kopelan berisi nama obat yang harus disiapkan beserta aturan
pakainya.
Setelah TTK 4 menyiapkan obat, ia pun memberi kopelan pada TTK 5 untuk dibuatkan
etiketnya.
--
TTK 5 : Wan, ini obatnya sudah siap. Tolong di cek kembali ya.
--
--
TTK 1 : Tolong perhatikan sebentar ya Bu. Ini obat Marvelon nya untuk obat
kontrasepsi Bu. Ibu terakhir mens kapan?
TTK 1 : Kalau begitu obat ini diminum mulai hari ini ya Bu, satu kali sehari di jam
yang sama setiap harinya. Diminum bersama makan Bu.
27
TTK 1 : Jangan sampai melewatkan satu pun dosis obat ya Bu. Kalau lupa,segera
diminum saat ingat. Dan jam minum obatnya berubah mengikuti jam saat
ingat tadi.
TTK 1 : Obat ini disimpan di dalam ruang saja ya Bu. Jangan terkena sinar matahari.
Skenario II
Pada suatu hari, Ibu Sartika (38) mendatangi Apotek Simulasi untuk menebus resep.
Pasien : Iya dek, Saya mau nebus resep ini (sambil menyerahkan resep pada TTK)
TTK 1 : Resepnya atas nama Ibu Sartika ya Bu. Untuk Ibu sendiri?
TTK 1 : Umurnya berapa Bu? (hendak menulis umur pasien di dalam resep)
Pasien : 38 dek.
TTK 1 : Oh baik kalau begitu Ibu tunggu sebentar ya Bu. Kami cek stok obatnya
dulu. Ibu silahkan duduk.
28
Pasien : Iya dek, jangan lama-lama ya.
Lalu TTK 3 menyuruh TTK 4 untuk memeriksa stok obat yang ada dalam resep.
--
--
--
TTK 1 : Bu, obat-obat dalam resep ini tersedia. Mau ditebus semua Bu?
TTK 1 : (menulis nomor antrean) Ini nomor antreannya Bu. Sebelumnya tolong diisi
nomor HP dan alamat Ibu ya di sini (menunjuk bagian belakang resep)
29
TTK 1 : Ini untuk keperluan administrasi Apotek kami Bu.
TTK 1 : Nah Ibu silakan duduk dulu ya. Kami akan menyiapkan obatnya. (menunjuk
kursi tunggu)
TTK 1 : Wan, resep ini ditebus seluruhnya. Tolong siapkan obat ini dan buat copy
resepnya ya.
Lalu TTK 3 membuat kopelan berisi nama obat yang harus disiapkan beserta aturan
pakainya.
Setelah TTK 4 menyiapkan obat, ia pun memberi kopelan pada TTK 5 untuk dibuatkan
etiketnya.
--
TTK 5 : Wan, ini obatnya sudah siap. Tolong di cek kembali ya.
--
--
30
Pasien : Oh iya, ini dek.
TTK 1 : Tolong perhatikan sebentar ya Bu. Ini obat Preabor nya untuk menguatkan
kandungan Ibu ya Bu. Diminum tiga kali sehari satu tablet setelah makan.
Pasien : Nggak ada sih dek. Tadi sih pas ke dokter sempet kontraksi gitu dan Saya
nangis di sana.
TTK 1 : Oh begitu ya Bu. Untuk menunjang kesehatan Ibu, Ibu perbanyak konsumsi
sayur dan konsumsi Susu Ibu Hamil ya Bu. Semoga tidak terjadi lagi
kontraksi di awal kehamilan.
TTK 1 : Obat ini disimpan di dalam ruangan saja ya Bu. Jangan terkena sinar
matahari.
TTK 1 : Iya Bu, semoga Ibu lekas sembuh ya. Dan semoga proses kelahirannya
lancar.
31
BAB V
PEMBAHASAN
Pada kasus pertama, Seorang Ibu Budiman (36) mendatangi Apotek Simulasi untuk
menebus resep yang di dalamnya terdapat Marvelon 3 strip diminum 1 kali sehari pada pagi
hari. Obat yang tertulis di resep semuanya tersedia. Obat Marvelon ini di indikasikan untuk
kontrasepsi oral. Pada kasus ini semua TTK melakukan tugasnya masing-masing dengan
sangat baik.
Pada kasus kedua Seorang Ibu Sartika mendatangi Apotek Simulasi untuk menebus
resep yang di dalamnya terdapat Preabot 15 tablet diminum 3 kali sehari satu tablet. Obat
yang tertulis di resep semuanya tersedia. Obat ini di indikasikan untuk memperkuat janin
karena Ibu Sartika pernah mengalami keguguran di kehamilan pertama. Pada kasus ini
semua TTK melakukan tugasnya masing-masing dengan sangat baik.
32
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada praktikum ini para praktikan dengan baik. Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) tentang obat yang telah dilaksanakan oleh Aspek-aspek yang
harus di perhatikan juga sudah terlaksana mulai dari teknisi saat praktikum terkait
dengan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing TTK. Alur perjalanan
resep dokter, Aspek Komunikasi Informasi dan Edukasi yang berlangsung antara
TTK dengan Pasien sudah ada namun belum sepenuhnya dilakukan dengan
baik.
B. Saran
Diharapkan kepada seluruh praktikan untuk memahami kasus yang akan
ditanganinya, sehingga dalam penyampaian Komunikasi, Informasi dan Edukasi
tentang obat kontrasepsi kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.
33
DAFTAR PUSTAKA
IAI. 2017. Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO). Vol 51. Jakarta: Ikatan Apoteker
Indonesia.
http://www.apotikantar.com/marvelon_28_tablet_limas
https://mediskus.com/preabor
34