Anda di halaman 1dari 28

TEORI

ORBITAL
MOLEKUL
Teori Orbital Molekul

1. Teori orbital molekul menyatakan, bahwa kebolehjadian


mendapatkan elektron dalam suatu molekul disebut orbital
molekul.
2. Orbital molekul sebenarnya merupakan kombinasi linier
orbital atom.
3. Orbital molekul yang pertama mempunyai energi terendah
yang disebut orbital molekul ikatan (bonding) yang berasal
dari penjumlahan fungsi-fungsi gelombang dari atom.
4. Sedangkan satu lagi orbital molekul anti ikatan
(antibonding) yang berasal dari pengurangan fungsi-fungsi
gelombang atom mempunyai energi yang lebih tinggi dari
orbital molekul ikatan.
5. Pengisian dalam orbital-orbital molekul mengikuti
aufbau, yaitu orbital dengan tingkat energi rendah diisi
terlebih dahulu.
6. Orbital molekul yang terbentuk oleh orbital-orbital s
dan p dapat menghasilkan orbital sigma (σ) dan orbital
phi (π).
7. Orbital sigma (σ) adalah orbital molekul yang simetris
terhadap sumbu ikatan, artinya di sepanjang garis
(khayal) antar inti atom-atom yang berikatan terdapat
kerapatan elektron.
8. orbital phi (π) di sepanjang garis (khayal) antar inti
terdapat nodal (bidang tanpa adanya kerapatan
elektron).
10. Masing-masing orbital ini dapat berupa orbital ikatan (σ
atau π) dan orbital antiikatan (σ* atau π*).
11. Orbital molekul untuk molekul diatomik inti sama yang
terbentuk dari orbital-orbital atom dapat sebagai berikut:
σ1s, σ*1s terbentuk dari orbital atom 1s
σ2s, σ*2s terbentuk dari orbital atom 2s
σ2px, σ*2px terbentuk dari orbital atom 2px
π2py, π*2py terbentuk dari orbital atom 2py
π2pz, π*2pz terbentuk dari orbital atom 2pz
12. Urutan kekuatan tingkat energi dari orbital-orbital molekul
mulai dari tingkat energi terendah adalah:
σ1s < σ*1s < σ2s < σ*2s < σ2px < π2py = π2pz < π*2py = π*2pz < σ*2px
Diagram tingkat energi orbital molekul diatomik inti sama

σ*1s

1s 1s

σ1s
Simpangan dari urutan tingkat energi terjadi
pada molekul dengan jarak atom lebih
pendek seperti B2, C2.
Pada jarak yang lebih pendek terjadi
persilangan antar : σ2px >π2py = π2pz
Orde ikatan
Orde ikatan menunjukkan kekuatan ikatan.

OI = (Nb – Na) / 2

OI = orde ikatan
Nb = jumlah elektron dalam orbital ikatan.
Na = jumlah elektron dalam orbital anti ikatan.
Contoh:

dengan menggunakan teori orbital molekul,


tentukan orde ikatan N2 bila diketahui NA
N=7 !
σ* 2px

Π* 2py Π* 2pz

2p 2p

Π 2py Π 2pz

σ 2px

σ* 2s

2s
2s

σ 2s
Orde ikatan = (10-4)/2=6/2=3

σ* 1s

1s
1s

σ 1s
Orbital Atom N

Orbital Atom N Orbital molekul N2


Jika semua elektron
berpasangan, berati molekul
tersebut bersifat diamagnetik
(ditolak magnet)
Jika tidak berpasangan, berarti
molekul tersebut bersifat
Remember
paramagnetik (ditarik magnet)
Latihan:

dengan menggunakan teori orbital molekul,


tentukan orde ikatan O2 bila diketahui
Nomor Atom O=8 !
σ* 2px

Π* 2py Π* 2pz

2p 2p

Π 2py Π 2pz

σ 2px

σ* 2s

2s
2s

σ 2s
Orde ikatan = (10-6)/2=4/2=2

σ* 1s

1s
1s

σ 1s
Orbital Atom O Orbital Atom O

Orbital molekul O2
KEPOLARAN IKATAN
• Ikatan kovalen polar akan terbentuk jika atom-atom
yang berikatan berbeda keelektronegatifannya.
• Semakin besar selisih kelektronegatifan atom-atom
yang berikatan semakin polar molekulnya.

Non polar
H H

Pasangan elektron tertarik sama kuat

+ -
H Cl
polar

Pasangan elektron tertarik kearah Cl


Molekul CH4
Pasangan elektron tertarik ke arah atom C,

H
sehingga ikatannya POLAR.
Tetapi bentuk molekul yang simetris

menghasilkan molekul yang NON


C
H
POLAR
H
H

Molekul NH3 Pasangan elektron tertarik ke arah atom N,


- sehingga ikatannya POLAR.
Bentuk molekulnya tidak simetris sehingga

N
N + menghasilkan molekul POLAR
H
+ H H +
GAYA TARIK ANTAR MOLEKUL
Sifat fisik suatu zat dipengaruhi oleh gaya tarik
antar molekulnya.
Semakin kuat gaya tarik antar molekulnya, maka
zat semakin sukar menguap dan semakin tinggi
titik didihnya.
Ini salah satu sifat unik dari ikatan hidrogen. Air memiliki
kerapatan maksimum pada suhu 3,98-4oC. Apabila suhu
diturunkan lagi, sifat molekul air akan tetap semakin kaku
dan kurang bergerak dengan penurunan suhu, namun
Ikatan Hidrogen akan semakin panjang dengan
menurunnya suhu.

Maka bukannya pada proses pembekuan molekul air akan


tersusun semakin rapat, justru akan semakin renggang
sehingga kerapatannya berkurang dan BJ pun berkurang.

Akibatnya BJ es lebih rendah dibandingkan BJ air sehingga


batu es akan mengapung jika dicelupkan ke dalam air.
Coba anda perhatikan,
Apa faktor yang menyebabkan
perbedaan wujud ketiga zat berikut ?

Padat Cair Gas


Gaya tarik Dipol-dipol
atau dipol permanen

Van der Waals

Gaya tarik Dispersi atau


Gaya Tarik antar
molekul Dipol sesaat

Ikatan ion / senyawa ion

Jaring-jaring Ikatan Kovalen


Gaya tarik Dipol permanent

Gaya tarik antar molekul pada senyawa polar.


Gaya tarik antar senyawa polar lebih kuat
dibanding gaya tarik antar senyawa non polar.

+ - + - + -
H Cl H Cl H Cl

+ - + -
H Cl H Cl + -
H Cl
20tarik Dipol sesaat (Gaya Dispersi)
Gaya
Gaya tarik antar molekul pada senyawa non polar.
Gaya tarik antar senyawa non polar lebih lemah
dibanding gaya tarik antar senyawa polar, pada
senyawa yang memiliki Mr sama.

- + - -
+
+

+ - + - + -
Polarisabilitas
Yaitu tingkat kecenderungan membentuk kutub.
Kuat lemahnya gaya tarik antar molekul polar sangat
dipengaruhi tingkat polarisabilitas molekul-molekulnya.
Semakin besar tingkat polarisabilitasnya semakin kuat gaya
tarik antar molekul yang ditimbulkannya.

Tingkat Polarisabilitas dipengaruhi:


1. Besar kecilnya molekul (Mr) semakin besar Mr
tingkat polarisabilitasnya semakin besar.
2. Panjang pendeknya rantai karbon.
Semakin panjang rantainya semakin besar
polarisabilitasnya.
Perhatikan perbedaan polarisabilitasnya !

- + -

+
+ -

Gaya tarik lebih lemah

+ -
+ -

Gaya tarik lebih kuat


Momen Dipol (μ)

Momen dipol menggambarkan besarnya polarisasi dalam


sebuah ikatan kovalen secara kuantitatif.

Momen dipol (μ) = Muatan (Q) x jarak pemisahan (r)

Jarak (r) = jarak antara pusat muatan positif dan negatif yang
dinyatakan dalam Debye (D)
1 Debye = 3,33564 x 10-30 Cm (C) = coulomb
(m ) = meter
Mengapa isomer-isomer pentana berikut
memiliki titik didih yang berbeda ?

CH3 CH2 CH2 CH2 CH3 T.d = 36,1 oC

CH3

CH3 CH CH2 CH3 T.d = 28,1 oC

CH3

CH3 C CH3 T.d = 9,5 oC

CH3
GAYA VAN DER WAALS

Yaitu gaya tarik dispersi dan gaya dipol-dipol yang secara kolektif
terdapat pada senyawa polar maupun non polar.

Senyawa non polar Hanya memiliki gaya


dispersi

Senyawa polar Memiliki gaya dispersi dan


gaya dipol-dipol.
Lebih Polar
HCl memiliki; - Momen dipol = 1,08

?
Td. 188,1 oC
- Mr HCl = 36,5

HI memiliki; - Momen dipol = 0,38


Td. 237,8 oC
- Mr HI = 128
Ikatan Hidrogen Mengapa dalam golongannya
H2O, HF dan NH3 memiliki
titik didih lebih tinggi,
H2O padahal Mr nya paling
-100oC kecil.?
-50oC H2Te
0oC HF SbH3
H2Sc
H2S
-50 C
o
NH3 AsH3 HI

-100oC HCl Pada senyawa yang


HBr SnH4
PH3 mengandung atom sangat
-150oC GeH4 elektronegatif (F,O,N) dan
SiH4
CH4 atom H akan memiliki
-200oC kepolaran sangat tinggi
Massa molekul relatif sehingga membentuk
Ikt. Hidrogen
Gaya tarik pada senyawa ion

Pada senyawa ion terdapat gaya tarik menarik antara ion + dan ion –
yang kuat. Sehingga senyawanya memiliki sifat:

1. Memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi.


2. Kristalnya tidak menghantarkan listrik, tetapi lelehannya
konduktor yang baik.
3. Ikatannya rapuh /getas mudah patah.

+ - + - + - +

- - - + - -
+ + Muatan sama
+ - + - + - + + tolak menolak
- - - + - -
+ +
+
Struktur ikatan jaringan kovalen
- C-

SiO2
Struktur grafit O

Si
O O O O
Si O Si
O O O O
Si

Struktur Intan Struktur Silikat

Anda mungkin juga menyukai