Nama : Fatmawati
No. BP : 20012007
Kelas : 2019A (Transfer S1)
Dosen Pengampu : Rina Desni Yetti, M.Si
Pada artikel yang kedua digunakan sampel ketoprofen dengan pelarut PEG 4000.
Sistem dispersi padat dibuat dengan metode peleburan dalam berbagai perbandingan berat
ketoprofen dan PEG 4000 yaitu 2:1, 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4. Uji Laju disolusi dilakukan
terhadap dispersi padat tersebut dengan menggunakan metode dayung dalam medium disolusi
900 mL larutan dapar asam hidroklorida pH 1,2 suhu 37°±0,5°C dan kecepatan 50 putaran
per menit. Dispersi padat dan campuran fisik ketoprofen-PEG 4000 dikarakterisasi secara
difraksi sinar-X serbuk menggunakan difraktometer Rigaku Miniflex sumber Cu Kα,
tegangan 30 kV, arus 15 mA dan kecepatan 2°/menit.
3. Formulation And Evaluation Of Ibuprofen Controlled Release Matrix Tablets
Using Its Solid Dispersion
Pada artikel yang ketiga digunakan sampel ibuprofen dengan pelarut PEG 6000 yang
bertujuan untuk memformulasi tablet dispersi padat ibuprofen dengan PEG 6000 untuk
meningkatkan kelarutan obat dalam air dan untuk mengembangkan ibuprofen terdispersi
padat menjadi formulasi tablet dengan kombinasi polimer hidrofilik dan hidrofobik untuk
mencapai pelepasan ibuprofen yang terkontrol. Dispersi padat ibuprofen dibuat dengan
metode kombinasi pelarutan dan peleburan dengan memvariasikan rasio obat dan PEG 6000.
Ibuprofen padat terdispersi dibuat formulasi tablet dengan menggunakan polimer karbopol
hidrofilik yang dapat membengkak dan polimer-etil selulosa hidrofobik tidak dapat
membengkak. Pelepasan obat dari matriks polimer dipelajari saat rasio polimer berubah.
KESIMPULAN:
Dari ketiga artikel tersebut dapat disimpulkan bahwa pada artikel yang pertama sistem
dispersi padat irbesartan dengan poloxamer 188 dapat memodifikasi sifat fisikokimia
irbesartan seperti menurunkan derajat kristalinitas dan morfologi permukaan zat. Sistem
dispersi padat irbesartan-poloxamer 188 meningkatkan disolusi dan disolusi tertinggi
diperoleh pada rasio 1:0,5. Pada artikel kedua didapatkan bahwa semakin besar konsentrasi
PEG 4000 dalam sistem dispersi padat, maka semakin banyak ketoprofen yang terdispersi
molekular dalam PEG 4000, sehingga ketoprofen menjadi semakin amorf. Laju disolusi
ketoprofen meningkat sebanding dengan banyaknya PEG 4000 dalam sistem dispersi padat
tersebut. Penambahan natrium lauril sulfat ke dalam sistem dispersi padat ketoprofen-PEG
4000 dapat lebih meningkatkan laju disolusi ketoprofen. Dan pada artikel ketiga didapatkan
bahwa pada sistem ini dapat dianggap sebagai salah satu teknik formulasi yang menjanjikan
untuk ibuprofen. Pelepasan obat yang terkontrol dari matriks polimer dapat memaksimalkan
penyerapan obat dan mengurangi efek samping. Teknik ini dapat digunakan sebagai cara
yang sangat berguna untuk meningkatkan laju disolusi dan pengurangan dosis. Sehingga jika
dilihat dari ketiga metode yang digunakan, dapat disimpulkan bahwa dengan metode
pelarutan dapat meningkatkan disolusi yang baik karena pada artikel yang pertama diketahui
bahwa disolusi tertinggi diperoleh pada irbesartan-poloxomer 188 rasio 1:0,5 sedangkan pada
metode peleburan laju disolusi yang paling baik pada ketoprofen dan PEG 4000 dengan
perbandingan 1:4.