TINJAUAN ARTIKEL
Disusun Oleh:
Salma Mardiana
03422118354
TINJAUAN ARTIKEL
Disusun Oleh:
Salma Mardiana
03422118354
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
PROGRAM STUDI D III FARMASI
DISETUJUI OLEH
Pembimbing Pembimbing
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini.Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapati gelar Ahli Madya Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
IKIFA.Penulis menyadari bahwa, tanpa bentuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk meyelesaikan KTI ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
(1) Ibu apt. Indri Astuti Handayani, S.Si., M.Farm., selaku Ketua STIKes IKIFA
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba banyak ilmu
di STIKes IKIFA.
(2) Bapak apt. Rahmat Widiyanto, S.Si., M.Farm., selaku Ka. Prodi Program
Studi Diploma III Farmasi STIKes IKIFA yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menimba banyak ilmu di STIKes IKIFA.
(3) Bapak apt. M. Fathan N.U, S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing I dan Bapak
apt. Charles, S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta
pengarahan yang sangat berharga dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
(4) Ibu apt. Dessy Adelia., S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing akademik selama
masa perkuliahan.
(5) Seluruh dosen Akademi Farmasi IKIFA atas ilmu dan bimbingannya selama
proses perkuliahan dan penyusunan KTI.
(6) Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan kasih
sayang, dukungan moral dan materil dalam menyelesaikan KTI ini.
(7) Teman-teman seperjuangan kelas Reguler 2 18C untuk 3 tahun penuh canda
tawa, suka duka, dan hari-hari yang berkesan, serta bantuan dan dukungan
dalam penyusunan KTI ini.
iii
(8) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu sehingga proposal KTI ini terselesaikan
dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Karya tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.
Salma Mardiana
iv
DAFTAR ISI
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan setiap penduduk berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan
tanpa memandang kemampuan membayar. Dalam upaya pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin
khasiatnya, aman, efektif dan bermutu, dengan harga terjangkau serta mudah
diakses adalah sasaran yang harus dicapai.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantlkan dalam
pelayanan kesehatan. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemuiihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk
produk biologi. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan saiah
satu hak azasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial
merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan kesehatan balk
publik maupun swasta.(1)
Obat generik adalah obat yang memiliki nama resmi yang sama
dengan zat kandungannya yang telah di tetapkan oleh WHO dalam Farmakope
Indonesia dan INN yang di pakai dan dikenal diseluruh dunia. Pemberian
nama generik bertujuan untuk memberikan pengertian yang sama terhadap zat
kimia dan membedakan satu dengan yang lainnya. Sehingga lebih mudah
untuk membedakan obat - obatan generik dengan obat - obatan paten yang
banyak jumlahnya.(2)
Penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan publik telah
dicanangkan sejak tahun 1989 dan telah dikenal di masyarakat, tetapi hasilnya
belum menggembirakan.Bahkan, beberapa tahun terakhir ini mengalami
penurunan yang cukup signifikan terlihat dari trend pasar obat nasional.Dalam
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 1
lima tahun terakhir, pasar obat generik turun dari Rp.2,525 Triliun (10,0% dari
pasar nasional) menjadi Rp.2,372 Triliun (7,2% dari pasar nasional).
Sementara pasar obat nasional meningkat dari Rp. 23,590 Triliun di tahun
2005, menjadi Rp.32,938 Triliun tahun 2009.Sementara itu, ketersediaan obat
esensial generik di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 69,74% dari
target 95%, anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik sebesar
14,47% dengan target setara dengan 2 USD perkapita. Peresepan obat generik
di Puskesmas mencapai 90%, sementara di RSU serta RS Swasta dan apotek
masing-masing 66% dan 49%.(15) Obat generik banyak dinilai sebagai obat
dengan kualitas rendah. Kurang nya pengetahuan masyarakat mengenai obat
generik menjadi faktor utama yang membuat obat generik kurang
dimanfaatkan.(13)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik
di Fasilitas Pelayanan Pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat
mendapatkan harga obat yang lebih rendah sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya.(3)
Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyatakan Rumah Tangga (RT) yang pernah mendengar atau mengetahui
mengenai obat generik secara nasional sebanyak 31,9%, 82% RT mempunyai
persepsi obat generik sebagai obat murah, 71,9% obat program pemerintah,
42,9% obat generik berkhasiat sama dengan obat bermerek dan 21,0% obat
generik adalah obat tanpa merek dagang. Sumber informasi tentang obat
generik di perkotaan maupun perdesaaan paling banyak
diperoleh dari tenaga kesehatan (63,1%). Selanjutnya sejumlah 103.860 atau
35,2% dari 294.959 RT di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi,
dengan proporsi tertinggi RT di DKI Jakarta (56,4%) dan terendah di Nusa
Tenggara Timur (17,2%). Sementara di Sumatera Barat data rumah tangga
yang menyimpan obat modern untuk swamedikasi sebesar 25,5% termasuk
Kota Bukittinggi.(4)
B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran
pengetahuan masyarakat tentang obat generik.
C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang obat generik.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
pendidikan di STIKes IKIFA dan menambah wawasan penulis menegenai
pengetahuan masyarakat tentang obat generik.
A. PENGETAHUAN
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuanmerupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri.(5)
2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan, perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, pengetahuan yang cukup memiliki 6 tingkat, yaitu.(5) :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
perlajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
a. Memahami (Comprehension)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar.
b. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi
sebenarnya.
B. OBAT
1. Pengertian Obat
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan
makhluk hidup untuk mencegah, mengobati, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit yang digunakan di bagian luar atau dalam
tubuh.(6)
2. Penggolongan Obat
Obat dapat digolongkan menjadi beberapa kriteria, yaitu
sebagai berikut :
a. Berdasarkan Cara Kerja Obat
1) Lokal : obat yang berkerja pada tempat tertentu, seperti obat
topikal.
b. Berdasarkan Penggunaan
1) Medicamentum ad usum internum : obat dengan pemakaian
oral, diberi etiket putih.
2) Medicamentum ad usum externum : obat pemakaian luar,
seperti injeksi, plasenta,salep.
c. Berdasarkan Jenisnya
1) Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di
apotek, bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran
hijau bergaris tepi hitam. Obat Bebas Terbatas (dulu disebut
daftar W = Warschuwing = peringatan), yakni obat-obatan
yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa
resep dokter, memakai lingkaran biru bergaris tepi hitam.
2) Obat Keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk =
berbahaya), yaitu obat berkhasiat keras yang untuk
mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai tanda
lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di
dalamnya.
3) Psikotropika dan Narkotika.
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku.Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh -
pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya kedalam tubuh manusia.
e. Berdasarkan Penamaannya
Penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimiaobat.
2) Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih
mudah yang disepakati sebagai nama obat dari suatu nama
kimia.
3) Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh
masing- masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga
dengan obat paten.(8)
C. OBAT GENERIK
1. Pengertian Nama Generik
Nama generik adalah nama umum atau nama resmi yang biasa
digunakan dan dikenal di seluruh dunia, tujuan pemberian nama
generik untuk memberikan pengertian yang sama pada semua orang
b. Informasi Obat
Minimnya pengetahuan mayarakat tentang obat akan
berkaitan dengan pengetahuan, penggunaan, dan manfaat obat
generik. Informasi mengenai khasiat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, dosis, dan pemilihan obat yang tepat sangat
diperlukan bagi masyarakat.
c. Keterjangkauan Obat
Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil,
wilayah perbatasan, dan daerah rawan bencana alam akan susah
mendapatkan obat generik. Maka diperlukan pengelolaan obat
sesuai dengan karakteristik masing- masing daerah.(11)
A. KRITERIA PEMILIHAN
Berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pengetahuan masyarakat
tentang obat generik di Indonesia, maka dapat disusun kriteria PICOS sebagai
berikut :
P = Patient / Population / Problem
I/E = Intervention / Exposure
C = Comparison / Control / Comparation
O = Outcome(s), seperti Infeksi, Kematian, Kesembuhan, dll
S = Study
P = Masyarakat
I/E = Obat Generik
C =-
O = Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Generik
S = Deskriptif Kuantitatif
1. Tipe Intervensi
Intervensi pada studi ini adalah obat generik, pembatasan untuk artikel
yang akan diambil umtuk studi tinjauan artikel antara lain :
a. Inklusi
Obat generik berlogo
b. Eksklusi
Obat paten
Comparation - - -
B. STRATEGI PENCARIAN
Database yang digunakan dalam mencari artikel adalah google scholar
dan crossref yang telah tersedia pada aplikasi Publish or Perish. Kata kunci
yang digunakan pada setiap database adalah sebagai berikut:
1) Google Scholar
Pengetahuan AND Masyarakat AND Obat Generik
C. PENGUMPULAN DATA
Bagian ini akan mencakup penjelasan tentang proses pemilihan studi
dan penggalian data dari studi yang memenuhi syarat. Ini harus mencakup
variabel dan definisi untuk setiap variabel yang datanya akan dikumpulkan
dari studi yang memenuhi syarat. Para peneliti dapat memasukkan variabel-
variabel ini pada template ekstraksi data. Bagian ini juga harus memberikan
rincian tentang berapa banyak anggota tim peninjau yang akan meninjau
setiap artikel dan bagaimana perselisihan atas data yang diekstraksi akan
diselesaikan. Misalnya, dua peninjau bisa mengekstrak data dan kemudian
merekonsiliasi ketidaksepakatan dalam data yang diekstrak menggunakan
templat ekstraksi data standar.Tim peninjau juga dapat memilih untuk
merekonsiliasi perbedaan menggunakan peninjau ketiga.
D. VISUALISASI DATA
Penting untuk mempertimbangkan bagaimana data akan disajikan
dalam laporan akhir. Diagram alir dapat membantu menata data dengan cara
yang jelas dan teratur. Ini harus mencakup informasi seperti jumlah studi
yang di identifikasi, ditinjau, dimasukkan, dan dikecualikan. Banyak jurnal
membutuhkan diagram alir tertentu untuk muncul dalam artikel yang
dikirimkan untuk publikasi. Salah satu contoh yang disebut Diagram Alir
PRISMA dapat dilihat pada Gambar 1.
ntif
ika
s Hasil setelah cek duplikasi
(n = ….)
ilit (n = …) 1. ……
2. …..
as
No -1
Non describe 0
Non describe 0
5. A. Wawan & Dewi M. Teori dan Pengukuran, Sikap dan Perilaku Manusia.
III. Yogyakarta: Nuha Medik; 2016;h : 18–11.
10. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan POM RI. [Internet]. Tahun 2015.
Tersedia pada :http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum . Diakses pada 2
Maret 2021, 10.29 WIB.
11. Kepmenkes RI. Kepmenkes RI 2006 tentang kebijakan obat rasional. 2006. h
1–27.