Anda di halaman 1dari 27

Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Generik

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN ARTIKEL

Disusun Oleh:
Salma Mardiana
03422118354

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
JAKARTA
2021
Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Generik

KARYA TULIS ILMIAH

TINJAUAN ARTIKEL

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar


Ahli Madya Kesehatan Bidang Farmasi

Disusun Oleh:
Salma Mardiana
03422118354

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA


PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
JAKARTA
2021



SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA
PROGRAM STUDI D III FARMASI

PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH


DIPLOMA TIGA FARMASI

Nama : Salma Mardiana


NIM : 03422118354
Judul : Gambaran Pengetahuan Masyarakat tentang Obat
Generik

DISETUJUI OLEH

Pembimbing Pembimbing

apt. M. Fathan N.U, S.Si.,M.Farm. apt. Charles, S.Si.,M.Farm.

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI)
ini.Penulisan KTI ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapati gelar Ahli Madya Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
IKIFA.Penulis menyadari bahwa, tanpa bentuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan KTI ini, sangatlah sulit
bagi penulis untuk meyelesaikan KTI ini. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
(1) Ibu apt. Indri Astuti Handayani, S.Si., M.Farm., selaku Ketua STIKes IKIFA
yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba banyak ilmu
di STIKes IKIFA.
(2) Bapak apt. Rahmat Widiyanto, S.Si., M.Farm., selaku Ka. Prodi Program
Studi Diploma III Farmasi STIKes IKIFA yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menimba banyak ilmu di STIKes IKIFA.
(3) Bapak apt. M. Fathan N.U, S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing I dan Bapak
apt. Charles, S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan banyak waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan serta
pengarahan yang sangat berharga dalam proses penyusunan Karya Tulis
Ilmiah sehingga dapat terselesaikan dengan baik.
(4) Ibu apt. Dessy Adelia., S.Si.,M.Farm., selaku pembimbing akademik selama
masa perkuliahan.
(5) Seluruh dosen Akademi Farmasi IKIFA atas ilmu dan bimbingannya selama
proses perkuliahan dan penyusunan KTI.
(6) Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang senantiasa memberikan kasih
sayang, dukungan moral dan materil dalam menyelesaikan KTI ini.
(7) Teman-teman seperjuangan kelas Reguler 2 18C untuk 3 tahun penuh canda
tawa, suka duka, dan hari-hari yang berkesan, serta bantuan dan dukungan
dalam penyusunan KTI ini.

iii

(8) Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang secara langsung
maupun tidak langsung membantu sehingga proposal KTI ini terselesaikan
dengan baik.
Akhir kata, penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu.Semoga Karya tulis Ilmiah ini
membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jakarta, 6 Maret 2021

Salma Mardiana

iv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN ................................ Error! Bookmark not defined.1
A. LATAR BELAKANG ................................................................. 1
B. PERUMUSAN MASALAH ............ Error! Bookmark not defined.3
C. TUJUAN PENELITIAN ............................................................. 3
D. MANFAAT PENELITIAN ........................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 4
A. PENGETAHUAN .....................Error! Bookmark not defined.4
B. OBAT ........................................................................................... 6
C. OBAT GENERIK........................................................................ 8
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 12
A. KRITERIA PEMILIHAN ........................................................ 12
B. STRATEGI PENCARIAN ....................................................... 14
C. PENGUMPULAN DATA ......................................................... 15
D. VISUALISASI DATA ............................................................... 15
E. ANALISA KUALITAS STUDI................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 19

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Diagram Prisma ................................................................................ 16


vi

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan setiap penduduk berhak
mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan
tanpa memandang kemampuan membayar. Dalam upaya pelayanan kesehatan,
ketersediaan obat dalam jenis yang lengkap, jumlah yang cukup, terjamin
khasiatnya, aman, efektif dan bermutu, dengan harga terjangkau serta mudah
diakses adalah sasaran yang harus dicapai.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantlkan dalam
pelayanan kesehatan. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemuiihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi termasuk
produk biologi. Akses terhadap obat terutama obat esensial merupakan saiah
satu hak azasi manusia. Dengan demikian penyediaan obat esensial
merupakan kewajiban bagi pemerintah dan lembaga pelayanan kesehatan balk
publik maupun swasta.(1)
Obat generik adalah obat yang memiliki nama resmi yang sama
dengan zat kandungannya yang telah di tetapkan oleh WHO dalam Farmakope
Indonesia dan INN yang di pakai dan dikenal diseluruh dunia. Pemberian
nama generik bertujuan untuk memberikan pengertian yang sama terhadap zat
kimia dan membedakan satu dengan yang lainnya. Sehingga lebih mudah
untuk membedakan obat - obatan generik dengan obat - obatan paten yang
banyak jumlahnya.(2)
Penggunaan obat generik dalam pelayanan kesehatan publik telah
dicanangkan sejak tahun 1989 dan telah dikenal di masyarakat, tetapi hasilnya
belum menggembirakan.Bahkan, beberapa tahun terakhir ini mengalami
penurunan yang cukup signifikan terlihat dari trend pasar obat nasional.Dalam
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 1

lima tahun terakhir, pasar obat generik turun dari Rp.2,525 Triliun (10,0% dari
pasar nasional) menjadi Rp.2,372 Triliun (7,2% dari pasar nasional).
Sementara pasar obat nasional meningkat dari Rp. 23,590 Triliun di tahun
2005, menjadi Rp.32,938 Triliun tahun 2009.Sementara itu, ketersediaan obat
esensial generik di sarana pelayanan kesehatan baru mencapai 69,74% dari
target 95%, anggaran untuk obat esensial generik di sektor publik sebesar
14,47% dengan target setara dengan 2 USD perkapita. Peresepan obat generik
di Puskesmas mencapai 90%, sementara di RSU serta RS Swasta dan apotek
masing-masing 66% dan 49%.(15) Obat generik banyak dinilai sebagai obat
dengan kualitas rendah. Kurang nya pengetahuan masyarakat mengenai obat
generik menjadi faktor utama yang membuat obat generik kurang
dimanfaatkan.(13)
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang kewajiban menggunakan obat generik
di Fasilitas Pelayanan Pemerintah. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat
mendapatkan harga obat yang lebih rendah sehingga dapat dijangkau oleh
masyarakat serta terjamin mutu dan keamanannya.(3)
Sementara hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013
menyatakan Rumah Tangga (RT) yang pernah mendengar atau mengetahui
mengenai obat generik secara nasional sebanyak 31,9%, 82% RT mempunyai
persepsi obat generik sebagai obat murah, 71,9% obat program pemerintah,
42,9% obat generik berkhasiat sama dengan obat bermerek dan 21,0% obat
generik adalah obat tanpa merek dagang. Sumber informasi tentang obat
generik di perkotaan maupun perdesaaan paling banyak
diperoleh dari tenaga kesehatan (63,1%). Selanjutnya sejumlah 103.860 atau
35,2% dari 294.959 RT di Indonesia menyimpan obat untuk swamedikasi,
dengan proporsi tertinggi RT di DKI Jakarta (56,4%) dan terendah di Nusa
Tenggara Timur (17,2%). Sementara di Sumatera Barat data rumah tangga
yang menyimpan obat modern untuk swamedikasi sebesar 25,5% termasuk
Kota Bukittinggi.(4)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 2



Berdasarkan masalah diatas maka dilakukan penelitian untuk
mengetahui sejauh mana pengetahuan masyarakat tentang obat generik.Hal ini
sangat berguna untuk menilai tingkat pengetahuan masyarakat tentang obat
generik sehingga dapat diberikan solusi yang terbaik.

B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran
pengetahuan masyarakat tentang obat generik.

C. TUJUAN PENELITIAN
Mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang obat generik.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat bagi Peneliti
Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
pendidikan di STIKes IKIFA dan menambah wawasan penulis menegenai
pengetahuan masyarakat tentang obat generik.

2. Manfaat bagi STIKes IKIFA


Sebagai bahan referensi bacaan di perpustakaan STIKes IKIFA
Jurusan Farmasi, dengan harapan dapat menambah wawasan bagi pembaca
serta tambahan referensi untuk melakukan penelitian selanjutnya.

3. Manfaat bagi Masyarakat


Memberikan informasi yang berguna dalam meningkatkan
penegtahuan masyarakat dalam memilih obat generik yang memiliki
kualitas yang sama dengan obat generik.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 3



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGETAHUAN
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuanmerupakan hasil “tahu” yang terjadi setelah
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan
sendiri.(5)

2. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan, perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan, pengetahuan yang cukup memiliki 6 tingkat, yaitu.(5) :
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di
perlajari sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang
tahu tentang apa yang dipelajari yaitu menyebutkan,
menguraikan, mengidentifikasi, menyatakan dan sebagainya.
a. Memahami (Comprehension)
Memahami artinya suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat
menginterpretasikan secara benar.
b. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi
sebenarnya.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 4



c. Analisa (Analisys)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi
atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih
didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitanya satu
sama lain.
d. Sintesis (Synthesis)
Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan
untuk melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu keseluruhan yang baru.
e. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu berdasarakan suatu kriteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah
ada.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan


a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga
perilaku seseorang untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan. Umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
3) Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 5



b. Faktor Eksternal
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada
disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.(5)

4. Klasifikasi Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan
dengan skala yang bersifat kualitatif,yaitu : (12)
a. Pengetahuan baik :≥ 75%- ≤ 100%
b. Pengetahuan cukup : ≥ 56% -< 75%
c. Pengetahuan kurang :<56%

B. OBAT

1. Pengertian Obat
Obat adalah bahan tunggal atau campuran yang dipergunakan
makhluk hidup untuk mencegah, mengobati, meringankan, dan
menyembuhkan penyakit yang digunakan di bagian luar atau dalam
tubuh.(6)

2. Penggolongan Obat
Obat dapat digolongkan menjadi beberapa kriteria, yaitu
sebagai berikut :
a. Berdasarkan Cara Kerja Obat
1) Lokal : obat yang berkerja pada tempat tertentu, seperti obat
topikal.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 6



2) Sistemik : obat yang didistribusikan ke seluruh tubuh, seperti
cairan infus.

b. Berdasarkan Penggunaan
1) Medicamentum ad usum internum : obat dengan pemakaian
oral, diberi etiket putih.
2) Medicamentum ad usum externum : obat pemakaian luar,
seperti injeksi, plasenta,salep.

c. Berdasarkan Jenisnya
1) Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas
Obat Bebas merupakan obat yang bisa dibeli bebas di
apotek, bahkan warung, tanpa resep dokter, ditandai lingkaran
hijau bergaris tepi hitam. Obat Bebas Terbatas (dulu disebut
daftar W = Warschuwing = peringatan), yakni obat-obatan
yang dalam jumlah tertentu masih bisa dibeli di apotek, tanpa
resep dokter, memakai lingkaran biru bergaris tepi hitam.
2) Obat Keras
Obat keras (dulu disebut obat daftar G = Gevaarlijk =
berbahaya), yaitu obat berkhasiat keras yang untuk
mendapatkannya harus dengan resep dokter, memakai tanda
lingkaran merah bergaris tepi hitam dengan tulisan huruf K di
dalamnya.
3) Psikotropika dan Narkotika.
Psikotropika adalah zat atau obat yang dapat menurunkan
aktivitas otak atau merangsang susunan syaraf pusat dan
menimbulkan kelainan perilaku.Narkotika adalah zat atau obat
yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan pengaruh -
pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan
memasukkannya kedalam tubuh manusia.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 7



d. Berdasarkan Cara Pemberiannya
1) Oral, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui mulut.
Contoh: serbuk, kapsul, tablet sirup.
2) Parektal, obat yang diberikan atau dimasukkan melalui rectal.
Contoh : supositoria, laksatif.
3) Sublingual, dari bawah lidah, kemudian melalui selaput lendir
dan masuk ke pembuluh darah, efeknya lebih cepat. Untuk
penderita tekanan darah tinggi.
Contoh: tablet hisap, hormon.
4) Parenteral, obat suntik melaui kulit masuk ke darah. Ada yang
diberikan secara intravena, subkutan, intramuscular, dan
intrakardial.
5) Langsung ke organ, contoh intrakardial.(7)

e. Berdasarkan Penamaannya
Penamaan dibagi menjadi tiga, yaitu :
1) Nama Kimia, yaitu nama asli senyawa kimiaobat.
2) Nama Generik (unbranded name), yaitu nama yang lebih
mudah yang disepakati sebagai nama obat dari suatu nama
kimia.
3) Nama Dagang atau Merek, yaitu nama yang diberikan oleh
masing- masing produsen obat. Obat bermerek disebut juga
dengan obat paten.(8)

C. OBAT GENERIK
1. Pengertian Nama Generik
Nama generik adalah nama umum atau nama resmi yang biasa
digunakan dan dikenal di seluruh dunia, tujuan pemberian nama
generik untuk memberikan pengertian yang sama pada semua orang

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 8



terhadap kandungan suatu zat berkhasiat (obat) dengan namanya,
sehingga mudah untuk membedakan banyak zat dengan jelas.(2)
Obat generik berlogo adalah obat yang dikeluarkan dari program
pemerintah dengan nama generik yang dibuat sesuai dengan CPOB
(Cara Pembuatan Obat yang Baik) yang berlogo generik yang sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan
(Menkes) RI.

2. Penggolongan Obat Generik


Obat generik di Indonesia digolongkan menjadi 2, yaitu :
a. Obat generik berlogo
Adalah obat generik yang dijual memakai nama generik
obat sebagai merek dagangnya. Contohnya amoksisilin tetap
dijual dengan nama amoksisilin.

b. Obat generik bermerek


Adalah obat yang dibuat sesuai dengan komposisi obat
paten setelah masa patennya berakhir.Obat Generik bermerek
dagang dipasarkan dengan merek dagang yang ditentukan oleh
masing - masing produsennya dan telah disetujui oleh BPOM.
Tanda dari obat jenis ini adalah di bungkusannya terdapat huruf R
di dalam lingkaran, contoh Klorpropamid (Diabenese®), Glipizid
(Minidiab®, Glukotrol XL®), dan Glibenclamid (Daonil®,
Euglucon®). Umumnya harga produk ini lebih murah
dibandingkan harga obat patennya.(9)

3. Arti Logo Obat Generik


Logo obat generik berlogo lingkaran dengan garis hijau
horizontal tebal tipis dan bertuliskan GENERIK di tengah –
tengahnya.Logo tersebut berarti bahwa obat tersebut telah teruji
kualitas, keamanan, dan khasiatnya. Sedangkan untuk garis putih

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 9



horizontal menunjukkan bahwa obat generik di peruntukan bagi
seluruh lapisan masyarakat.(9)

4. Kebijakan Obat Generik


Kebijakan obat generik adalah salah satu kebijakan untuk
mengendalikan harga obat, di mana obat dipasarkan dengan nama
bahan aktifnya. Agar upaya pemanfaatan obat generik ini dapat
mencapai tujuan yang diinginkan, maka kebijakan tersebut
mencakup komponen-komponen berikut. (10)
• Produksi obat generik dengan Cara Produksi Obat yang Baik
(CPOB). Produksi dilakukan oleh produsen yang memenuhi
syarat CPOB dan disesuaikan dengan kebutuhan akan obat
generik dalam pelayanan kesehatan.
• Pengendalian mutu obat generik secara ketat.
• Distribusi dan penyediaan obat generik di unit-unit pelayanan
kesehatan.
• Peresepan berdasarkan atas nama generik, bukan nama dagang.
• Penggantian (substitusi) dengan obat generik diusulkan
diberlakukan di unit - unit pelayanan kesehatan.
• Informasi dan komunikasi mengenai obat generik bagi dokter dan
masyarakat luas secara berkesinambungan.
• Pemantauan dan evaluasi penggunaan obat generik secara berkala.

5. Faktor yang Menghambat Pengetahuan Masyarakat terhadap


Obat Generik
a. Akses Obat
Hal ini berkaitan dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap obat generik seperti resep obat yang
ditebus di apotek, serta resep obat yang digantikan dengan obat
lain yang sejenis. Faktor utama yang mempengaruhi akses obat

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 10



generik kepada masyarakat yaitu : penggunaan obat yang
rasional, harga obat yang terjangkau, pembiayaan yang
berkelanjutan, sistem pelayanan kesehatan, dan suplai obat
kepada masyarakat.(11)

b. Informasi Obat
Minimnya pengetahuan mayarakat tentang obat akan
berkaitan dengan pengetahuan, penggunaan, dan manfaat obat
generik. Informasi mengenai khasiat, indikasi, kontraindikasi,
efek samping, dosis, dan pemilihan obat yang tepat sangat
diperlukan bagi masyarakat.

c. Keterjangkauan Obat
Masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil,
wilayah perbatasan, dan daerah rawan bencana alam akan susah
mendapatkan obat generik. Maka diperlukan pengelolaan obat
sesuai dengan karakteristik masing- masing daerah.(11)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 11



BAB III
METODE TINJAUAN ARTIKEL

Bagian metode harus menjelaskan proses dalam melakukan peninjauan artikel


ilmiah. Peninjauan dilakukan secara teliti dan memungkinkan orang lain untuk
melakukan ulang peninjauan tersebut. Komponen utama dari metode peninjauan
artikel adalah sebagai berikut:

A. KRITERIA PEMILIHAN
Berdasarkan pertanyaan penelitian yaitu bagaimana pengetahuan masyarakat
tentang obat generik di Indonesia, maka dapat disusun kriteria PICOS sebagai
berikut :
P = Patient / Population / Problem
I/E = Intervention / Exposure
C = Comparison / Control / Comparation
O = Outcome(s), seperti Infeksi, Kematian, Kesembuhan, dll
S = Study

P = Masyarakat
I/E = Obat Generik
C =-
O = Pengetahuan Masyarakat tentang Obat Generik
S = Deskriptif Kuantitatif

1. Tipe Intervensi
Intervensi pada studi ini adalah obat generik, pembatasan untuk artikel
yang akan diambil umtuk studi tinjauan artikel antara lain :
a. Inklusi
Obat generik berlogo
b. Eksklusi
Obat paten

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 12



2. Tipe Outcome
Outcome dalam studi ini adalah pengetahuan masyarakat tentang obat
generik berlogo
3. Populasi Studi
Populasi pada studi ini adalah masyarakat dengan kriteria sebagai
berikut:
a. Inklusi
Masyarakat yang berusia ≥ 17 tahun
b. Eksklusi
Masyarakat yang berusia < 17 tahun
4. Tipe Studi
Desain studi yang akan diambil pada studi literatur ini antara lain :
a. Inklusi
Penelitian deskriptif kuantitatif
b. Eksklusi
Penelitian kualitatif, penelitian eksperimen
5. Tipe Publikasi
Tipe publikasi yang akan diambil pada studi literatur adalah artikel-
artikel yang telah terbit pada jurnal ber-ISSN.
6. Tanggal Publikasi
Rentang waktu studi yang akan diambil antara tahun 2011-2021.
7. Bahasa
Bahasa artikel yang akan diambil dalam studi tinjauan artikel adalah
artikel dengan Bahasa Indonesia.
8. Lokasi
Lokasi penelitian yang ada pada artikel dibatasi hanya pada wilayah
Republik Indonesia.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 13



Tabel III.1 Tabel ringkasan PICOS
Inklusi Ekslusi

Patient/population Masyarakat Masyarakat Masyarakat


berusia ≥ 17 tahun berusia <17 tahun

Intervention Obat Generik Obat Generik Obat Paten


Berlogo

Comparation - - -

Outcome Pengetahuan masyarakat tentang obat generik.

Study Penelitian deskriptif Penelitian


kuantitatif kualitatif,
penelitian
eksperimen

B. STRATEGI PENCARIAN
Database yang digunakan dalam mencari artikel adalah google scholar
dan crossref yang telah tersedia pada aplikasi Publish or Perish. Kata kunci
yang digunakan pada setiap database adalah sebagai berikut:
1) Google Scholar
Pengetahuan AND Masyarakat AND Obat Generik

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 14



2) Crossref
Pengetahuan masyarakat obat generik

C. PENGUMPULAN DATA
Bagian ini akan mencakup penjelasan tentang proses pemilihan studi
dan penggalian data dari studi yang memenuhi syarat. Ini harus mencakup
variabel dan definisi untuk setiap variabel yang datanya akan dikumpulkan
dari studi yang memenuhi syarat. Para peneliti dapat memasukkan variabel-
variabel ini pada template ekstraksi data. Bagian ini juga harus memberikan
rincian tentang berapa banyak anggota tim peninjau yang akan meninjau
setiap artikel dan bagaimana perselisihan atas data yang diekstraksi akan
diselesaikan. Misalnya, dua peninjau bisa mengekstrak data dan kemudian
merekonsiliasi ketidaksepakatan dalam data yang diekstrak menggunakan
templat ekstraksi data standar.Tim peninjau juga dapat memilih untuk
merekonsiliasi perbedaan menggunakan peninjau ketiga.

D. VISUALISASI DATA
Penting untuk mempertimbangkan bagaimana data akan disajikan
dalam laporan akhir. Diagram alir dapat membantu menata data dengan cara
yang jelas dan teratur. Ini harus mencakup informasi seperti jumlah studi
yang di identifikasi, ditinjau, dimasukkan, dan dikecualikan. Banyak jurnal
membutuhkan diagram alir tertentu untuk muncul dalam artikel yang
dikirimkan untuk publikasi. Salah satu contoh yang disebut Diagram Alir
PRISMA dapat dilihat pada Gambar 1.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 15



Hasil seluruh pencarian database Artikel ganda
Ide (n =…..) (n = ….)

ntif
ika
s Hasil setelah cek duplikasi
(n = ….)

Dikeluarkan saat check abstrak


Tel Telaah Abstract
(n = ….)
Kriteria:
aa (n = ….)
1. ……
2. …..
h

Eli Artikel lengkap yang dikeluarkan


Artikel lengkap yang
gib dicek eligilibilitasnya Kriteria:
(n = ….)

ilit (n = …) 1. ……
2. …..
as

In Studi yang diikutkan dalam


cl Tinjauan Artikel
(n =….)
ud
ed
Gambar 1. PRISMA Diagram

E. ANALISA KUALITAS STUDI


Dalam menganalisa kualitas metode studi dapat menggunakan JADAD
Scoring modifikasi. Kriteria pengukuran menggunakan JADAD Scoring
modifikasi dapat dilihat pada Tabel 1.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 16



Item Jawaban Score

Apakah penelitian ini Yes +1


digambarkan sebagai
No 0
penelitian acak?
Apakah metode acak? Yes +1

No -1

Non describe 0

Apakah studi Yes +1


digambarkan secara
No -1
blinding?
Non describe 0

Apakah metodeblinding Yes +1


sudah tepat?
No -1

Non describe 0

Apakah digambarkan Yes +1


data yang digunakan dan
No 0
dikeluarkan?
Apakah criteria inklusi Yes +1
dan ekslusi digambarkan
No 0
secara jelas
Apakah metode yang Yes +1
digunakan untuk menilai
No 0
efek samping digunakan?
Apakah metode analisis Yes +1
statistik dijelaskan?
No 0

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 17



Rentang Skor Kriteria
0-2 = rendah
3-6 = tinggi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 18



DAFTAR PUSTAKA

1. Kan IJA, Nasional BAT. Kebijakan Obat Nasional Departemen Kesehatan


RI. 2006.

2. Sriwijaya SPDFU. Kumpulan Kuliah Farmakologi. 2nd ed. Rio Rahardjo,


editor. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h 9.

3. Permenkes No.HK.02.02/MENKES/068/I/2010 tentang Kewajiban


Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah.
2010.

4. Mansbridge J. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Riset


kesehatan dasar (RISKESDAS) tahun 2013. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia. 2013.

5. A. Wawan & Dewi M. Teori dan Pengukuran, Sikap dan Perilaku Manusia.
III. Yogyakarta: Nuha Medik; 2016;h : 18–11.

6. H. Syamsumi. Farmasetika Dasar dan Hitungan Farmsi. Syarif WR, editor.


Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. h 47–49.

7. Fitri N. Farmakologi. 2017. h 14–19.

8. Widodo, R. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Yogyakarta


: KreasiWacana.

9. SMK D pembinaan. Perundang-Undangan Kesehatan. 2013;122–3.

10. Pusat Informasi Obat Nasional. Badan POM RI. [Internet]. Tahun 2015.
Tersedia pada :http://pionas.pom.go.id/ioni/pedoman-umum . Diakses pada 2
Maret 2021, 10.29 WIB.

11. Kepmenkes RI. Kepmenkes RI 2006 tentang kebijakan obat rasional. 2006. h
1–27.

12. Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. 2016, h


269.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 19



13. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2010. Tersedia pada
:https://www.kemkes.go.id/article/view/477/pemerintah-lakukan-revitalisasi-
penggunaan-obat-generik.html. Diakses pada 3 Maret 2021. 06.50 WIB

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IKIFA 20

Anda mungkin juga menyukai