Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Syiringe pump merupakan salah satu alat kesehatan yang di gunakan untuk memasukan
obat dengan sistem berkala dan teratur secara otomatis. Dengan perhitungan yang tepat,
syiringe pump dapat memudahkan tenaga medis untuk memberikan cairan atau obat secara
terjadwal dan meminimalkan human eror yang kerap terjadi, itu tadi pengertian syiringe
pump secara umum.
Alat ini sudah di kembangkan dengan sangat baik agar dapat bekerja dengan tingkat
keakuratan yang sangat tinggi dan dapat digunakan dengan sangat mudah. Alat ini di
kendalikan dengan mikro computer yang dapat mengontrol pemasukan cairan ke dalam
tubuh pasien sesuai dengan perintah yang diberikan secara terkontrol. Setiap titik
kritisnya diberi sistem alarm untuk memberitahu tenaga medis saat terjadi error karna
kesalahan kerja dan sebagainya. Prinsip dasar syiringe pump adalah memasukan cairan
secara berkala sesuai dengan printah yang diberikan dengan sistem control dan keamanan
yang sangat baik karna dilengkapi dengan sistem alarm yang sangat sensitive dibagian
titik kritis sehingga tidak akan membahayakan pasien saat terjadi kesalahan alat.
Pada alat syiringe pump terdapat indicator-indicator yang sangat sering terjadi kerusakan
Dengan dasar penjelasan diatas penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah dengan
judul : “ PERBAIKAN ALAT SYIRINGE PUMP ”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan masalah pada penulisan tugas akhir ini
adalah sebgai berikut :
1.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam pembahasan perencanaan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini perlu adanya
pembatasan masalah agar tidak terjadi pelebaran atau perluasan masalah dalam penyajian
dan pembahasannya sehingga pembahasan sesuai dengan yang dituju.

Adapun pembatasan-pembatasan modul perbaikan alat syiringe pump sebagai berikut :

1.4 Tujuan Penulisan


1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan dari karya tulis ini selain sebagai syarat untuk memenuhi tugas akhir di
Akademi Teknik Elektromedik “ ANDAKARA “ juga sebagai pengaplikasian llmu yang
telah diterima selama kuliah dalam bentuk nyata berupa sebuah modul.

1.4.2 Tujuan Khusus


Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah :
1. Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari alat yang dibahas
2. Mengetahui kerusakan yang sering terjadi pada alat yang dibahas
3. Cara memperbaiki kerusakan pada alat yang dibahas
1.5 Metode Penulisan
Metode-metode yang dilakukan oleh penulis dalam melaksanakan pembuatan karya tulis
ilmiah ada beberapa cara, yaitu :
1. Studi Literatur
2. Menganalisis
3. Perbaikan
4. Uji coba
5. Penulisan

1.6 Sistematika Penulisan


Untuk mempermudah dalam memahami dan mempelajari karya tulis ilmiah ini. Maka
penulis menyajikan karya tulis ilmiah ini menjadi beberapa BAB yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Memberikan gambaran singkat mengenai latar belakang, rumusan masalah, pembatasan masalah,
tujuan penulisan, metode penulisan dan sistematik penulisan dari karya tulis ilmiah.
BAB II : TEORI DASAR
Membahas teori dan prinsip dasar dari alat yang dibahas untuk digunakan pada modul yang akan
dibuat berupa penjelasan dari beberapa tinjauan yaitu :
1. Tinjauan Bologi
Berisi tentang anatomi tubuh manusia yang berkaitan dengan alat yang digunakan.
2. Tinjuan Medis
Menjelaskan dasar tindakan medis yang memungkinkan alat tersebut digunakan ke
pasien.
3. Tinjauan Elektronik
Menjelaskan teori elektronik yang digunakan dalam pembuatan modul, seperti jenis-jenis
komponen yang digunakan dalam pembuatan modul.
BAB III : PERENCANAAN
Bagian ini memberikan gambaran tentang perbaikan alat mulai dari gambar alat, blok diagram,
menganalisis kerusakan alat, dan cara kerja alat.
1. Perbaikan Alat
Berisi uraian yang cukup detai tentang alat yang akan di perbaiki atau alat yang akan
digunakan.
2. Blok Diagram
Menjelaskan secara detail blok diagram alat yang akan diperbaiki atau yang akan
digunakan.
3. Menganalisis Kerusakan
Menjelaskan secara detail tentang kerusakan yang terjadi pada alat yang akan digunakan.
4. Cara Kerja
Menjelaskan secara detai cara kerja alat
BAB IV : PENGUJIAN DAN ANALISIS
Bagian ini berisi tentang data seputar modul KTI yang dibuat seperti :
Spesifikasi alat, uji fungsi, dan pengukuran hasil penelitian.
1. Spesifikasi Alat
Menjelaskan spesifikasi alat yang telah di perbaiki
2. Uji Fungsi Alat
Uji fungsi alat dilakukan untuk mengetahui kinerja alat dengan mengoperasikan alat
tersebut. Kemudian hasil uji fungsi diperjelaskan pada sub bab dibawah ini :
a. Lembar Pengoperasian Alat
Membuat lembar prosedur pengoperasian alat dari alat yang diperbaiki. Lembar
prosedur pengoperasian alat dapat mengacu pada lembar SOP yang ada.
b. Lembar Pemantauan Fungsi
Membuat lembar pemantauan fungsi dari alat yang diperbaiki. Bisa berupa lembar
ceklis, table, dan sebagainya. Lembar pemantauan dapat mengacu pada lembar yang
ada.
c. Lembar Pemeliharaan
Membuat lembar pemeliharaan dari alat yang diperbaiki, berupa lembar ceklis, table,
dan sebagainya. Lembar pemeliharaan dapat mengacu pada lembar yang ada.
d. Lembar Troubleshooting dan Perbaikan
Membuat lembar troubleshooting dan perbaikan dari alat yang diperbaiki, lembar ini
berupa table yang berisi point-point kemungkinan kerusakan yang dapat terjadi dan
cara menyelesaikan atau memperbaikinya sehingga alat tersebut dapat berfungsi.
e. Lembar prosedur kalibrasi
Menjelaskan urutan cara mengkalibrasi alat.
3. Pengukuran Hasil Penelitian
Bagian ini menjelaskan tentang metode atau cara pengukuran yang dilakukan dan
menyajikan data pengukuran seperti kecepatan laju cairan.
BAB V : PENUTUPAN
Menyajikan beberapa kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan terhadap pembuatan modul
karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TEORI DASAR

2.1 Tinjauan Biologi


2.1.1 Sistem Peredaran Darah
Setiap mahluk hidup memerlukan oksigen dan zar makanan serta mengeluarkan zat-zat
metabolism. Berbagai proses metabolisme menghaslkan sampah (sisa) yang harus dikeluarkan
tubuh. Peredaran materi,baik berupa bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti oksigen maupun
hasil metabolisme dan sisa-sisanya dilakukan oleh sistem peredaran darah atau sistem sirkulasi.
Hasil pencernaan makanan dan oksigen diangkat dan diedarkan ke seluruh jaringan
tubuh, sedangkan sisa-sisa matabolisme diangkat dari seluruh jaringan tubuh menuju organ-
organ pembuangan.
Peredaran darah pada manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah
mengalir dalam pembulu darah. Selain itu darah beredar melewati jantung dua kali sehingga
disebut peredaran darah ganda. Peredaran darah dibagi menjadi dua, yaitu sistem peredaran
darah pulmonalis dan sistem peredaran darah sistematik.
Sistem peredaran darah pulmonalis disebut juga peredaran darah kecil karena darah
mengalir dari jantung melalui ventrikel kanan menuju ke paru-paru dan kembali menuju jantung
melalui atrium kiri. Secara lengkap, sistem sirkulasi pilmonalis dapat dijelaskan sebagai berikut.
Darah dari seluruh tubuh yang kaya dengan karbondioksida masuk ke atrium kanan. Dari atrium
kanan darah mengalir ke ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis. Selanjutnya ventrikel
berkontraksi sehingga katup pulmonalis yang terletak pada lubang masuk arteri pulmonalis
terbuka. Darah masuk kedalam arteri pulmonalis yang bercabang ke kiri dan ke kanan yang
masing-masing menuju ke paru-paru kiri dan kanan. Arteri-arteri pulmonslis ini bercabang-
cabang membentuk arteriol. Arteriol mengalirkan darah ke kapilar di dalam paru-paru. Disinilah
darah melepaskan karbondioksida dan mengambil oksigen. Vena pulmonalis membawa darah
yang kaya akan oksigen ke atrium kiri.
Jantung ( Vertikel kanan ) Paru-Paru Jantung ( atrium kiri )

Sebaliknya, pada sistem peredaran darah sistematik darah mengalir ke semua jaringan
tubuh sehingga disebut peredaran darah besar. Pada peredaran darah besar, darah mengalir dari
jantung melalui ventrikel kiri menuju ke seluruh tubuh kecuali paru-paru. Kemudian darah
kembali lagi menuju ke jantung malalui atrium kanan, secara lengkap sistem sirkulasi dapat
dijelaskan sebagai berikut.

Dari atrium kirim darah mengalir ke ventrukal kiri melalui kstup bikuspidalis. Kontraksi
ventrikel menyebabkan katup aorta membuka. Pada aorta terdapat arteri-arteri yang keluar
langsung ke permukaan jantung. Arteri-arteri ini menuju ke arteriol-arteriol, yang selanjutnya
memberikan darah ke kapiler menuju ke seluruh bagian jantung. Kapiler-kapiler ini disaring
oleh venula yang menuju kr vena coroner ( vena dari dan ke jantung ) yang bermuara ke atrium
kanan. Secara singkat dapat dilihat skema berikut.

Jantung ( ventrikal liri ) Seluruh tubuh Jantung ( atrium kanan )

2.1.2 Pembuluh Darah


Ada beberapa jenis pembulu darah. Arteri, dan arteriol. Yang membawa darah keluar dari
jantung, selalu membawa darah segar berisi oksigen, kecuali arteri pulmoner yang membawa
darah “kotor” yang memerlukan oksigenisasi.
Venula dan vena membawa darah ke arah jantung dan, kecuali vena pulmoner selalu
membawa darah yang miskin akan oksigen.
Kapiler adalah pembulu darah yang sangat kecil dan disitu arteriol berakhir dan venula
mulai. Kapiler membentuk jalinan pembulu darah dan bercabang-cabang di dalam sebagian
besar jaringan tubuh.
Beberapa arteri tertentu, misalnya yang membawa darah ke otak dan beberapa pembulu
darah pada paru-paru, hati dan limpa, tidak berakhir dalam kapiler biasa.
Struktur pembulu darah. Dinding arteri terdiri ats tiga lapis :
 Lapisan terluar terdiri atas jaringan ikat fibrus, disebut tunika adventisia
 Lapisan tengah yang berotot dan elstis disebut tunika media, dan
 Lapisan dalam yang endothelia, disebut tunika intima.
Lapisan terluar merupakan pelindung. Lapisan tengah adalah lapisan yang kuat, membuat
pembulu darah tetap terbuka dan dengan kontraksi serabut ototnya memberikan tekanan yang
tetap terhadap darah.
Lapisan dalam yang terbentuk oleh endothelium sangat licin, yang dibatasi selapis
tunggal sel epitel gepeng. Lapisan tengah aorta dan arteri yang lebih besar berisi sejumlah besar
serabut elastis dan sedikit otot, karena perlu bagi arteri ini untuk dapat mengembung. Arteri yang
kecil dan arteriol relative berisi lebih banyak jaringan otot, karena dindingnya harus
menyesuaikan diri pada pengendali saraf vasomotorik untuk keprluan tubuh.
Arteri dan arteriol memproleh pendarahan dari sebuah sistem pembulu darah yang
khusus, yang dikenal sebagai vasa-vasorum; keduanya juga disarafi serabut-serabut saraf yang
ramping, yang meligkari dinding pembulu darah.
Berdasarkan fungsinya, pembulu darah dibedakan menjadi arteri ( pembulu nadi ), vena
( pembulu balik ) dan pembulu kapiler.
 Arteri ( pembulu nadi )
Arteri merupakan pembulu darah yang mengalirkan darah dari jantung ke jaringan.
Dinding arteri tebal, kuat, dan elastis. Lapisan paling dalam pada arteri adalah endothelium
yang di kelilingi oleh otot polos. Arteri terletak lebih ke dalam dari permukaan tubuh. Arteri
yang keluar dari ventrikel kiri dan mengalirkan darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh
adalah aorta. Percabangan dari aorta adalah arteri, sedangkan arteriol adalah pembuluh nadi
yang berhubung dengan kapiler.
Pada umumnya arteri mangalirkan darah yang kaya akan oksigen, kecuali pada arteri
pulmonalis. Arteri pulmonalis merupakan pembulu nadi yang kaya akan karbondioksida dari
ventrikel kanan ke paru-paru.

Gambar 2.1 Pembulu darah

 Vena ( pembulu balik )


Vena merupakan pembulu darah yang mengalirkan darah dari kapiler ke jantung.
Dinding vena tipis dam tidak elastis. Lapisan dalamnya bersifat licin karna dilapisi endothelium
yang dikelilingi oleh otot polos. Vena terletak dekat dengan permukaan tubuh.
Vena yang mengalirkan darah dari seluruh tubuh ke jantung melalui ventrikal kanan
ads;sh vena kava. Sedangkan venula adalah vena yang berhubungkan dengan kapiler, pada
umumnya vena membawa darah yang kaya akan karbondioksida, kecuali vena pulmonal
venapulmonalis adalah vena yang mengalirkan darah yang kaya akan oksigen dari paru-paru
menuju ke atrium kiri.
Gambar 2.2 Pembulu Darah

 Kapiler
Kapiler merupakan pembulu darah kecil dengan diameter 5-20 um dan menghubungkan
arteriol dengan venula. Dinding kapiler sangat tpis, tidak memiliki otot halus dan jaringan ikat
serta hanya tersusun oleh selapis endothelium. Di kaipler terjadi pertukaran oksigen dari darah
dengan karbondioksida dari cairan jaringan.

2.2 Tinjauan Medis


2.2.1 Perawatan Intensive
Pada umumnya, pasien yang mengalami perawatan intensive membutuhkan perawatan
yang perlu diperhatikan terutama dalam pemberian pbat yang diberikan tidak bisa mungkin
langsung di minum begitu saja oleh pasien, karena pasien bisa saja mengalami keadaan tidak
sadarkan diri maupun pasien dalam keadaan sadar namun mengalami kesulitan dalam minum
obat, salah satu cara untuk mempermudah dan membantu pasien dalam memberikan obat yaitu
dengan alat syiringe pump yang mana alat ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memberikan cairan atau obat ke dalam tubuh pasien dalam jangka waktu teratur. Secara khusus
alat ini menitik beratkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang dimasukan kedalam tubuh
pasien, dengan satuan milliliter per jam (ml/h).
Terdapat beberapa kondisi tertentu yang membutuhkan pemakaian alat syringe pump,
antara lain :
 Pasien yang tidak sadarkan diri sehingga dalam pemberian obat tidak bisa diberikan secara
langsung.
 Pasien yang mengalami kesulitan dalam meminum obat.
 Pasien dalam perawatan intensive

2.2.2 Gambaran Umum Syiringe Pump


Syiringe pump merupakan alat medis yang di fungsikan untuk melakukan injeksi caiaran
obat secara terus-menerus dengan dosis yang sangat presisi dan perhitungan tertentu. Secara
khusus alat ini menitik beratkan atau memfokuskan pada jumlah cairan yang di masukan
kedalam tubuh pasien dengan satuan millimeter per jam (ml/jam). Syiringe pump didesain agar
mempunyai ketetapan yang tinggi dan mudah digunakan. Syiringe pump dirancang dengan
makanisme pergerakan motor. Prinsip kerjanya ketika motor bergerak maka menyebabkan ulir
bergerak maju sehingga akan mendorong spuit (suntik) dan proses injeksi dimulai. Syiringe
pump mempunyai sistem keseluruhan mengontrol putaran motor sebagai pompa spuit dan sistem
alarm. Mekanisme pompa menggunakan gaya yang mendorong plunger sehingga cairan obat
pada selang terdorong menuju pembuluh darah pasien.
Penggunaan paling popular dari deiver jarum suntik adalah dalam perawatan paliatif,
untuk terus mengelola analgesic ( penghilang rasa sakit ), antimetik ( obat untuk menekan mual
dan muntah ) dan obat-obat lainya. Memperhatikan pemberian obat merupakan hal yang sangat
penting yamg harus dilakukan olrh drtiap perawat atau paramedic yang ingin melakukan injeksi
obat terhadap pasien terutama pemberian obat secara intervena. Pada beberapa jenis obat,
pelaksanaan pemberian harus di perhatikan waktunya. Biasanya obat-obat tersebut adalah obat-
obat yang digunakan untuk kepentingan anesthesia dan analgesia, contohnya norepinefrin,
dopamine, dobutin serta obat-obat analgesia yang lain. Norepinefrin, dopamine, dobutin
merupakan obat yang digunakan untuk mrnjaga tekanan darah agar tetap setabil, apabila obat
tersebut diberikan secara manual maka dikhawatirkan akan terjadi over dosis sehingga akan
terjadi hipertensi dan apabila volume obat yang dimasukan kedalam tubuh pasien itu kurang
maka akan terjadi hipotensi. Maka dari itu diperlukan tekhnik injeksi yang dapat memasukan
obat secara tepat, yaitu tepat dosis dsn tepst waktu secara otomatis dan aman.

Anda mungkin juga menyukai