Anda di halaman 1dari 6

The 6th University Research Colloquium 2017

Universitas Muhammadiyah Magelang

Pemberdayaan Kader PKK dalam Penerapan DAGUSIBU


(Dapatkan, Gunakan, Simpan, dan Buang)
Obat dengan Baik dan Benar
Heni Lutfiyati1*, Fitriana Yuliatuti2, Puspita Septie Dianita3
1,2,3
D3 Farmasi/Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang
*Email: henilutfiyati@ummgl.ac.id

Abstrak
Keywords: Masyarakat desa Pucanganom banyak melakukan swamedikasi (pengobatan
Pemberdayaan; sendiri) sebelum memutuskan untuk berobat ke dokter atau puskesmas.
Kader PKK; Pengetahuan masyarakat. Swamedikasi yang benar akan merupakan
Dagusibu. sumbangan yang sangat besar bagi pemerintah terutama dalam
pemeliharaan kesehatan secara nasional dan menghemat biaya pengobatan.
Agar dapat melakukan swamedikasi secara benar masyarakat harus
mendapatkan informasi yang akurat sehingga dapat menentukan jenis dan
jumlah obat yang diperlukan. Untuk melindungi masyarakat masyarakat
dari bahaya penggunaan obat yang tidak tepat dan tidak benar maka perlu
diberikan sosialisasi tentang Dagusibu dan Penerapannya dalam kehidupan
sehari-hari. Tujuan Program Kemitraan Universitas ini adalah kaderPKK
mampu menerapkan Dagusibu (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang)
Obat dengan Baik dan Benar dan mampu mendampingi masyarakat dalam
mengelola obat di rumah. Hasil dari program kemitraan uniersitas ini
adalah meningkatnya penegtahuan kader PKK tentang macam- macam obat
yang ada di pasaran, macam-macam bentuk sediaan obat, cara penggunaan
obat, cara menyimpan dan membuang obat yang sudah tidak dipakai serta
mampu menerapkan dan mendampingi masyarakat obat terutama tentang
bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang Obat
dengan Baik dan benar

1. PENDAHULUAN Masyarakat desa Pucanganom banyak


Desa Pucanganom merupakan salah satu melakukan swamedikasi (pengobatan sendiri)
desa di Kecamatan Srumbung Kabupaten sebelum memutuskan untuk berobat ke dokter
Magelang yang letaknya tidak jauh dari atau puskesmas. Swamediaksi yang benar
puncak merapi. Pucanganom terdiri dari 8 akan merupakan sumbangan yang sangat
dusun, yaitu Dusun Pucanganom, Wates, besar bagi pemerintah terutama dalam
Dadapan, Gatak, Jarakan, Berokan, Nglampu pemeliharaan kesehatan secara nasional dan
dan Sudimoro. Tanah persawahannya subur menghemat biaya pengobatan. Agar dapat
dan didukung aliran air yang bersumber dari melakukan swamedikasi secara benar
seputar gunung merapi. Mata pencaharian masyarakat harus mendapatkan informasi
sebagian besar warga Pucanganom adalah yang akurat sehingga dapat menentukan jenis
sebagai petani atau buruh tani. dan jumlah obat yang diperlukan (1). Selain
itu untuk melindungi masyarakat masyarakat

ISSN 2407-9189 9
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

dari bahaya penggunaan obat yang tidak tepat b. Perumusan Masalah


dan tidak benar maka perlu diberikan Masalah yang dihadapi adalah
sosialisasi tentang Dagusibu dan rendahnya tingkat pengetahuan tentang
Penerapannya dalam kehidupan sehari-hari pengelolaan obat di rumah tangga.
Hasil survei pendahuluan tentang c. Identifikasi Pemecahan Masalah
pengelolaan obat masyarakat pada umumnya Tim pengusul berdiskusi dengan mitra
mengatasi penyakitnya dengan mengobati untuk menyelesaikan permasalahan terkait
sendiri karena lebih murah, lebih dekat, pengelolaan obat
pengaruh iklan atau saran dari teman, d. Pemilihan Pemecahan Masalah
keluarga atau tetangga. Penggunaan obat si Pemecahan masalah yang dihadapi
masyarakat banyak yang belum sesuai mitra dengan memberikan sosialisasi
misalnya pada penggunaan obat yang tentang definisi umum dan penggolongan
seharusnya 3 x sehari banyak masyarakat obat, sosialisasi macam bentuk sediaan
yang belum memperhatikan waktu minumnya. obat dan cara pemakaiannya serta
Jadi minum pagi setelah sarapan jam 09.00, sosialisasi tentang penyimpanan dan
siang jam 12.00 dan sore jam 16.00. Hal ini pembuangan obat yang sudah tidak
belum sesuai dengan aturan minum obat yang dipakai.
benar yaitu untuk 3 x sehari berarti selang e. Perencanaan Penerapan
waktu antar minum obatnya adalah 8 jam. Jadi Diawali dengan FGD (Focus Grup
pagi jam 06.00, siang jam 14.00 dan malam Discussion) mengumpulkan ketua PKK
jam 22.00. dan kader PKK untuk menyusun jadwal
Dalam pengelolaan obat di rumah masih kegiatan.
banyak masyarakat yang belum mengerti f. Pelaksanaan Kegiatan
bagaimana cara menyimpan dan membuang Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan
obat. Masyarakat menyimpan obat sirup di setelah semua perijina dan persiapan
kulkas dengan harapan obatnya menjadi awet perlatan sudah disiapkan. Kegiatan
padahal penyimpanan ini tidak tepat. dilaksanakan di Gedung Belajar
Tujuan dari kegiatan ini adalah setelah Masyarakat di Desa Pucanganom,
mengikuti kegiatan ini diharapkan masyaraat Kecamatan Srumbung Kabupaten
mengetahui macam- macam obat yang ada di Magelang.
pasaran, macam- macam bentuk sediaan obat, g. Pemantauan dan Pengarahan Kegiatan
cara penggunaan obat, cara menyimpan dan Pemantauan dilakukan agar kegiatan
membuang bat yang sudah tidak dipakai. terarah dan mencapai target yang optimal.
h. Evaluasi dan rencana tindak lanjut
2. METODE Evaluasi ini bertujuan untuk melihat
Metode kegiatan pengabdian ini adalah perkembagna program yang sudah
metode pemberdayaan masyarakat partisipatif dilaksanakan dan mengevaluasi
dengan model Particatory Rural Appraisal pemahaman peserta terkait DAGUSIBU
(PRA) yaitu metode yang menekankan dengan membandingkan hasil pretest
keterlibatan masyarakat dalam semua kegiatan dengan postest. Tindak lanjut dari kegiatan
yang dilakukan. ini adalah pendampingan kepada kader
Tahap- tahap dalam model PRA adalah PKK untuk mensosialisasikan tentang
a. Pengenalan Masalah DAGUSIBU ini kepada anggota PKK
Identifikasi masalah yang dihadapi Desa Pucanganom.
mitra terkait pengelolaan obat. Tim
pengusul melakukan survei.

10 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

3. HASIL DAN PEMBAHASAN takaran pengobatan (dosis), 5) membacaca


Kegiatan pengabdian ini mengadop dari kemasan di brosur masih kadang – kadang
salah satu program Ikatan Apoteker Indonesia dilakukan, 6) pada waktu menerima obat
yaitu Gerakan Keeluarga Sadar Obat (GKSO) hanya memperhatikan kelengkapan dalam
[2]. Gerakan Keluarga Sadar Obat adalah etiket obat : nama, tanggal, aturan pakai 7)
upaya untuk meningkatkan kesadaran saat menerima obat dari petugas kesehatan
masyarakat dan mencerdaskan masyarakat yang dilakukan adalah langsung
dalam berperilaku sehat terutama yang meminumnya, 8) sebagian besar responden
berhubungan dengan obat- obatan. mendapat informasi penggunaan obat dari
Kegiatan ini dimulai dengan koordinasi teman/ saudara dan iklan 9) yang paling
dengan kepala desa Pucanganom dan ketua penting harus diketahui tentang obat yaitu
PKK Desa Pucanganom. Kemudian Focus takaran/ dosis dan 10) yang harus diperhatikan
Grup Discussion tim pelaksana dengan kader pada waktu minum obat yaitu aturan pakai.
PKK desa Pucanganom untuk menentukan Setelah selesai pretest lalu dimulai
permasalahan yang dihadapi. Pengetahuan sosialisasi tentang definisi obat dan
masyarakat untuk pengelolaan obat di rumah penggolongannya yitu obat bebas, obat bebas
tangga masih sangat kurang oleh karenanya terbatas, obat keras, obat narkotik dan
dipilihkan solusi yaitu dengan sosialisasi psikotropik. Masyarakat diharapkan
DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, memahami penggolongan obat ini dan tahu
Buang Obat dengan Baik dan Benar). bagaiman cara mendapatkannya.
Kegiatan Sosialisasi dilaksanakan di Penjelasan berikutnya yaitu tentang
Gedung Belajar Masyarakat di Desa macam sediaan obat dan cara penggunaannya.
Pucanganom, Kecamatan Srumbung Tim pelaksana mempraktekkan bagaimana
Kabupaten Magelang. Kegiatan ini dimulai penggunaan obat pada bentuk sediaan khusus
dengan pembukaan dan sambutan oleh kepala seperti salep mata, tetes mata, tetes hidung,
Desa setempat yang menjelaskan tentang inhalasi dan injeksi insulin. Juga dijelaskan
maksud dan tujuan kegiatan salah satunya bagaiman penggunaan suppositoria, ovula.
penyuluhan tentang penggunaan obat yang Cara penggunaan obat ini penting karena
baik dan benar. Peserta kegiatan ini adalah sering terjadi keslahan cara penggunaan obat
kader PKK aktif Desa Pucangnom yang karena kurangnya informasi yang disamaiak
berjumlah 35 orang. petugas kesehatan saat menyerahkan obat.
Sebelum kegiatan dimulai peserta Materi berikutnya yaitu tentang cara
diwajibkan mengisi kuesioner tentang menyimpan dan membuang obat yang baik
kebiasaan responden dalam pengobatan dan benar. Penyimpanan merupakan hal yang
sendiri (3) Hasil pretest responden sebelum harus diperhatikan karena kualitas produk bisa
sosialisasi DAGUSIBU yang sudah sesuai rusak jika penyimpanannya tidak tepat.
yaitu 1) yang dilakukan jika sakit adalah pergi Penyimpanan obat yang tepat adalah pada
ke puskesmas/ Rumah Sakit, 2) pada waktu suhu ruangan kecuali dinyatakan khusus
menerima obat informasi yang diperoleh di misalnya untuk suppositoria atau ovula harus
apotek jelas tentang cara penggunaannnya. disimpan pada suhu tertentu dan dalam
Yang belum sesuai yaitu 1) mendapatkan obat kemasan biasanya sudah dituliskan cara
dari warung, 2) cara mendapatkan petunjuk penyimpanannya. Sebaiknya untuk obat ini
penggunaan obat responden banyak menjawab disimpan di kotak obat yang terlindung dari
dari iklan/ brosur, 3) responden jarang sinar matahari langsung dan tidak bisa
membaca kemasan obat yang sedang dijangkau oleh anak – anak.
diminum, 4) yang dibaca di brosur hanya

ISSN 2407-9189 11
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

Selain penyimpanan disampaikan juga diketahui tenatng obat yaitu cara minum obat,
cara pembuangan obat yang benar. Obat yang efek samping, kontra indikasi,takaran/ dosis,
sudah kadaluarsa atau rusak harus segera kegunaan dan 10) yang harus diperhatikan
dibuang. Cara pembuangan obat ini tidak pada waktu minum obat yaitu jarak waktu
boleh sembarangan karena dikhawatirkan penggunaan obat harus ditaati, cara
akan disalahgunakan oleh orang lain. penggunanaan obat, minum obat sesuai waktu
Pembuangan obat yang benar adalah dengan penggunaan dan aturan pakai obat harus
ditimbun di tanah atau dibuang ke saluran air. ditaati.
Cara membuang kemasan obat jika wadah
berupa botol atau pot plastik terlebih dahulu 4. KESIMPULAN
lepaskan etiket obat dan tutup botol kemudian Kegiatan yang diikuti Kader PKK Desa
dibuang di tempat sampah, untuk boks/ dus/ Pucanganom ini berjalan dengan baik dan
tube digunting dahulu baru dibuang (3). lancar. Animo peserta pelatihan cukup baik.
Kegiatan sodialisasi diakhiri dengan sesi Kegiatan ini menambah pengetahuan peserta
diskusi dan tanya jawab. Peserta antusias bagaimana mengelola obat dengan baik dan
mengikuti kegiatan ini ditandai dengan benar dan diharapkan dapat menerapkan
banyaknya pertanyaan terkait penggunaan dan dalam lingkungan keluarga dan masyarakat
pengelolaan obat. dan para kader diharapkan dapat menjadi
Kegiatan berikutnya adalah evaluasi dari trainer untuk masyarakat Desa Pucanganom,
sosialisasi yang sudah diberikan. Peserta Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang.
diminta mengisi kuesioner post test. Hasil
postest menunjukkan peningkatan UCAPAN TERIMAKASIH
pemahaman peserta terhadap materi yang Ucapan terima kasih dan penghargaan kami
sudah disampaiakn sebelumnya yaitu tentang sampaiakan kepada
1) Cara mendapatkan obat yaitu di Dokter, 1. LP3M Universitas Muhammadiyah
Rumah Sakit/ Puskesma, Apotek, 2) cara Magelang yang telah memberikan
mendapatkan petunjuk penggunaan obat yaitu kepercayaan dan dana dalam pelaksanaan
dari kemasan, petugas kesehatan, apoteker program Kemitraan Universitas ini
(dikenalnya profesi apoteker oleh responden), 2. Dekan Fakultas iLmu Kesehatan Universitas
3) responden selalu membaca kemasan obat muhammadiyah Magelang yang telah
yang sedang diminum, 4) yang dibaca di mengijinkan kami untuk melakukan
brosur nama obatnya, kegunaan/ Indikasi/ cara kegiatan ini
kerja, takaran pengobatan (dosis), efek 3. Mahasiswa Farmasi Universitas
samping, peringatan dan perhatian 5) selalu Muhammadiyah Magelang yang ikut serta
membaca kemasan di brosur, 6) pada waktu dalam persiapan dan pelaksanaan Program
menerima obat hanya memperhatikan Kemitraan Universitas sehingga kegiatan
kemasan obat, jumlah obat yang diterima berjalan dengan lancar
untuk setiap obat, jenis obat yang diterima, 4. Kepala Desa Pucanganom yang telah
tanggal kadaluarsa, kelengkapan dalam etiket mengijinkan kami melaksanaan kegiatan ni
obat : nama, tanggal, aturan pakai 7) saat di Desa Pucanganom
menerima obat dari petugas kesehatan yang 5. Ketua PKK Desa Pucanganom (Sri
dilakukan adalah membaca aturan pakainya, Sudaryati, S.Pd, SD beserta kader PKK yang
melihat kemasan dan mebacanya, 8) sebagian telah ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
besar responden mendapat informasi ini.
penggunaan obat dari perawat/ bidan, dokter
dan apoteker 9) yang paling penting harus

12 ISSN 2407-9189
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

REFERENSI Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan


[1] Anonim. Modul II Materi pelatihan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan
Peningkatan Pengetahuan dan ketrampilan Republik Indonesia; 2008.
Memilih Obat Bagi Kader. Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2008.
[2] Anonim. Pedoman Pelaksanaan Gerakan
Keluarga Sadar Obat. Pengurus Pusat Ikatan
Apoteker Indonesia; 2014.
[3] Anonim. Modul I Materi Pelatihan
Peningkatan Penegtahuan dan Ketrampilan
Memilih Obat Bagi Tenaga Kesehatan.

ISSN 2407-9189 13
The 6th University Research Colloquium 2017
Universitas Muhammadiyah Magelang

14 ISSN 2407-9189

Anda mungkin juga menyukai