Anda di halaman 1dari 5

E-DIMAS: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 13(1), 110-114

ISSN 2087-3565 (Print) dan ISSN 2528-5041 (Online)


Available Online at http://journal.upgris.ac.id/index.php/e-dimas

Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dalam Usaha Peningkatan


Derajat Kesehatan di Dusun Nabin Kulon Magelang
Widarika Santi Hapsari1, Esah Meinitasari2, Riska Annita Firdaus3,
Aprilia Widya Pangestika4, Achmad Zainuddin Azis5
1,2,3
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
4,5
Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Magelang
1
widarika@ummgl.ac.id
Received: 15 Juli 2020; Revised: 1 Juni 2021; Accepted: 11 Februari 2022

Abstract
Traditional health services are used empirically by method or drugs that can be
accounted by the norms in society. Based on Riskesdas 2018, there are a lot of
Indonesian people who uses traditional drugs. Organization like PKK
(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga), can play a role and more effective in the
socialization about the knowledge and use of medicinal plants. Our aims is to
increase the knowledge and skills in utilizing of medical plants (TOGA). We used
the Community-Based Interactive Approach method in which participants play an
active role in activities so the purpose of the activity will be more easily obtained.
The activity was carried out in several stages, namely counseling and training on
the use of medical plants. As a result of this activity, participants gained
knowledge and skills about various types of medical plants and how to utilize
medical plants and their processing.
Keywords: medical plants; community-based interactive approach; PKK
Abstrak
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan kegiatan pengobatan yang mengacu
pada pengalaman dan keterampilan turun temurun secara empiris melalui
pengobatan yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai norma yang berlaku dalam
masyarakat. Masyarakat Indonesia berdasarkan Riskesdas 2018 banyak yang
mengonsumsi obat tradisional baik dalam bentuk ramuan maupun ramuan buatan
sendiri. Organisasi masyarakat seperti Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
dapat berperan dalam sosialisasi pemanfaatan dan penggunaan tanaman obat
tradisional kepada lingkungan masing-masing. Sosialisasi melalui Tim PKK
diharapkan lebih efektif dalam memberikan edukasi serta keterampilan dalam
penggunaan tanaman obat tradisional. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan
tanaman obat keluarga (TOGA). Metode yang digunakan adalah metode
Community-Based Interactive Approach di mana peserta berperan aktif dalam
kegiatan, sehingga dengan adanya partisipasi masyarakat maka tujuan kegiatan
akan lebih mudah diperoleh. Kegiatan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu
penyuluhan serta pelatihan pemanfaatan TOGA. Hasil dari kegiatan ini, peserta
memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai macam-macam TOGA
serta cara memanfaatkan tanaman tradisional dan pengolahannya yang terlihat
dari pemaparan peserta pada akhir kegiatan diskusi di mana peserta dapat
membedakan jenis obat tradisional berdasarkan golongan yang dilihat dari logo
yang terdapat pada kemasan. Begitu juga dengan informasi lain yang dapat
diperoleh dari kemasan seperti komposisi dan dosis serta aturan pakai.
Kata Kunci: tanaman obat tradisional; community-based interactive approach;
PKK

110
Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dalam Usaha Peningkatan
Derajat Kesehatan di Dusun Nabin Kulon Magelang
Widarika Santi Hapsari, Esah Meinitasari, Riska Annita Firdaus, Aprilia Widya Pangestika, Achmad Zainuddin Azis

A. PENDAHULUAN lahan untuk penanaman tanaman obat


Pada UU No. 36 tahun 2009 tentang tradisional dan penggunaan tanaman obat
Kesehatan menyatakan bahwa kesehatan tradisional sebagai pengobatan. Luas lahan di
adalah keadaan sehat baik secara fisik, Dusun Nabin Kulon yang masih kosong
mental, spiritual maupun sosial yang sebesar 15  10 m2 yang dapat sedikit
memungkinkan setiap orang untuk hidup dimanfaatkan untuk menanam tanaman obat
secara produktif secara sosial dan ekonomis. tradisional karena masyarakat masih belum
Pelayanan kesehatan tradisional merupakan bisa memanfaatkan lahan kosong yang ada.
salah satu upaya dalam menjaga kesehatan Dusun Purworejo juga terdapat
tersebut (Anonim, 2009). Pelayanan organisasi PKK dimana setiap bulan sekali
kesehatan tradisional menurut PMK No. 36 mengadakan kegiatan pertemuan. PKK salah
tahun 2009 merupakan pengobatan dan atau satu organisasi masyarakat yang aktif
perawatan dengan cara dan obat yang mengadakan kegiatan dan pertemuan,
mengacu pada pengalaman dan keterampilan sehingga diharapkan dapat menjadi tangan
turun temurun secara empiris yang dapat panjang untuk membantu menyelesaikan
dipertanggungjawabkan dan diterapkan sesuai masalah-masalah di masyarakat. Sehubungan
norma yang berlaku di masyarakat. Pelayanan dengan hal tersebut maka tim dari Fakultas
kesehatan tradisional komplementer Ilmu Kesehatan bekerjasama dengan Tim
pengobatan tradisional yang berlandaskan PKK Dusun Nabin Kulon untuk memberikan
ilmu pengetahuan biomedik, dan dapat kegiatan berupa penyuluhan tanaman obat
diintegrasikan dalam fasilitas kesehatan tradisional, pelatihan pembuatan sediaan
formal. Pelayanan kesehatan tradisional herbal. Pada akhir dari kegiatan juga
sekarang ini makin banyak diminati baik oleh dibagikan materi edukasi berupa video serta
masyarakat maupun tenaga kesehatan buku dan leaflet yang berisi mengenai materi
(Menteri Kesehatan RI, 2016) tanaman obat keluarga dan cara
Pada laporan Riskesdas 2018 penduduk memanfaatkan serat pembuatan sediaan
Indonesia banyak yang mengonsumsi obat herbal. Dengan pemberian kegiatan ini
tradisional baik dalam bentuk ramuan jadi diharapkan supaya masyarakat dapat lebih
maupun ramuan buatan sendiri (Kementerian memahami penggunaan tanaman obat
Kesehatan Republik Indonesia Badan tradisional yang dapat dimanfaatkan untuk
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, mengobati berbagai gangguan kesehatan serta
2019). Masyarakat menggunakan obat herbal menjaga kesehatan di masyarakat sekitar.
untuk mengobati penyakit seperti masuk
angin, hipertensi, diabetes melitus, asam urat, B. PELAKSANAAN DAN METODE
hepatitis dan meredakan nyeri Metode yang digunakan dalam kegiatan
(Septianingrum, Yuliastuti, & Hapsari, 2019) ini adalah Participatory Rural (Chambers,
Organisasi masyarakat seperti PKK 1994) yaitu metode pendekatan dalam proses
(Pembinaan Kesejahteraan Keluarga) dapat pemberdayaan dan peningkatan partisipasi
berperan dalam sosialisasi pemanfaatan dan masyarakat dengan menekankan pada
penggunaan tanaman obat tradisional kepada keterlibatan masyarakat dalam semua
lingkungan masing-masing. Sosialisasi kegiatan yang dilaksanakan.
melalui Tim PKK diharapkan lebih efektif Kegiatan pengabdian dilakukan dengan
dalam memberikan edukasi serta keterampilan beberapa tahapan yaitu perencanaan,
dalam penggunaan tanaman obat tradisional. sosialisasi serta penyuluhan dan pelatihan
Permasalahan kesehatan penduduk desa kepada mitra. Pada tahap perencanaan
Purworejo adalah masih kurangnya kegiatan berupa peninjauan lokasi dan
pengetahuan mengenai tanaman tradisional permohonan ijin kepada Kepala Desa
yang digunakan untuk pengobatan serta masih Purworejo, Candimulyo, Magelang.
banyak penduduk yang belum memanfaatkan Kemudian dilanjutkan dengan perumusan

111
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 13 NOMOR 1 MARET 2022

masalah berdasarkan hasil diskusi dengan Ketua PKK Dusun Nabin Kulon. Pada tahap
Kepala Desa Purworejo serta analisa lapangan ini, tim juga melakukan survei terhadap lokasi
di mana pemanfaatan TOGA masih terbatas pengabdian. Setelah memperoleh ijin,
yang kemudian dilanjutkan dengan dilanjutkan koordinasi dengan pihak-pihak
melakukan perumusan pemecahan masalah. terkait pelaksanaan kegiatan.
Pada tahap ini disusun jenis kegiatan yang Kemudian dilakukan analisa situasi
akan dilakukan beserta dengan materi lokasi dan mitra. Diperoleh hasil bahwa
pengabdian sesuai dengan permasalahan yang pengetahuan peserta mengenai macam
dihadapi masyarakat. tanaman herbal terutama yang berada di
Tim lalu menyusun jadwal kegiatan dan lingkungan rumah masih terbatas dan
pembagian tugas. Penyusunan jadwal bagaimana memanfaatkan tanaman tersebut.
kegiatan dilakukan dengan memperhatikan Peserta rata-rata mengetahui cara penggunaan
solusi dari permasalahan masyarakat. tanaman tersebut berdasarkan pengalaman
Selanjutnya tim melakukan penyiapan materi turun temurun. Masyarakat juga masih
kegiatan berupa materi mengenai TOGA. memanfaatkan dengan cara yang terbatas
Penyiapan ini didasarkan pada permasalahan seperti dikonsumsi dengan cara direbus.
yang telah digali. Pada tahap ini juga disusun Selain itu didapat bahwa masyarakat belum
metode yang akan digunakan pada kegiatan memanfaatkan lahan yang ada di sekitar
pengabdian. rumah untuk ditanami tanaman obat
Tahap berikutnya yaitu kegiatan tradisional. Berdasarkan hasil analisa tersebut
sosialisasi yang dilakukan kepada mitra yaitu maka tim pelaksana kemudian merumuskan
Kepala Desa Purworejo, serta Ketua PKK teknis kegiatan yang berupa kegiatan
Dusun Nabin Kulon mengenai tema kegiatan penyuluhan serta pelatihan.
pengabdian, tujuan kegiatan serta teknis Sosialisasi diberikan kepada Kepala
pelaksanaan kegiatan pengabdian Desa serta Ketua PKK Dusun Nabin Kulon
Penyuluhan dilakukan setelah dengan tujuan untuk memberikan gambaran
sosialisasi dengan memberikan materi kepada pihak terkait mengenai pelaksanaan
mengenai TOGA dan pemanfaatannya kegiatan. Sosialisasi berisi pemaparan dari
berdasarkan sumber referensi ilmiah, tim pelaksana mengenai tema kegiatan
pengenalan macam obat tradisional. pengabdian, sasaran kegiatan, tujuan kegiatan
Kegiatan dilanjutkan dengan pelatihan serta teknis pelaksanaan.
pada mitra. Pada tahap ini peserta dibagi Kegiatan dilanjutkan dengan
menjadi beberapa kelompok di mana masing- penyuluhan yang berisi penyampaian materi
masing kelompok diberikan beberapa contoh mengenai TOGA serta dilanjutkan dengan
sediaan obat tradisional yang dijual di diskusi yang dilakukan pada hari Minggu 8
masyarakat dan diminta untuk membedakan Maret 2020 dengan peserta sejumlah 15
golongan obat herbal dengan melihat tanda warga. Penyuluhan dilakukan secara tatap
pada kemasan seperti yang dijelaskan pada muka dengan menggunakan alat bantu LCD
materi penyuluhan. Pada kegiatan ini, peserta dengan tujuan peserta lebih memahami materi
diminta untuk memisahkan jenis obat herbal yang diberikan. Selain itu peserta juga
berdasarkan golongan serta menuliskan nama mendapatkan materi dalam bentuk diktat.
dagang, komposisi, indikasi, dosis dan Dalam kegiatan ini, pemateri melakukan
kontraindikasi. Pada akhir kegiatan, masing- interaksi dengan peserta sehingga terjadi
masing kelompok diminta untuk komunikasi dua arah. Materi yang diberikan
mempresentasikan hasil diskusi tersebut. berisi pengetahuan mengenai golongan obat
herbal, macam-macam tanaman yang dapat
C. HASIL DAN PEMBAHASAN digunakan sebagai pengobatan serta cara
Kegiatan dimulai dengan proses pengolahan dan dosis yang tepat sesuai
pengajuan ijin kepada Kepala Desa beserta dengan literatur ilmiah. Obat tradisional

112
Edukasi Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga dalam Usaha Peningkatan
Derajat Kesehatan di Dusun Nabin Kulon Magelang
Widarika Santi Hapsari, Esah Meinitasari, Riska Annita Firdaus, Aprilia Widya Pangestika, Achmad Zainuddin Azis

digolongkan menjadi 3 golongan yaitu jamu, obat tradisional berdasarkan golongannya


obat herbal terstandar dan fitofarmaka. serta menuliskan komposisi, aturan pakai,
Perbedaan ketiga golongan obat tradisional kontraindikasi, indikasi serta dosis yang
tersebut dapat diketahui dari logo yang ada terdapat pada kemasan. Kegiatan ini melatih
pada kemasan dan serta tulisan jamu, obat peserta untuk lebih terampil dalam
herbal terstandar dan fitofarmaka yang mengetahui golongan obat serta memahami
terdapat pada logo tersebut. Pada kemasan informasi yang terdapat pada kemasan obat
juga tertera keterangan mengenai komposisi, tradisional.
aturan pakai, kontraindikasi, klaim kegunaan Pada akhir kegiatan peserta
serta ijin edar dan kode produksi yang memaparkan hasil diskusi menggunakan
menunjukkan bahwa produk tersebut terdaftar lembar kegiatan diskusi. Diskusi diakhiri
pada Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan pengambilan kesimpulan mengenai
(BPOM). hasil temuan masing-masing kelompok. Hasil
Penggunaan obat tradisional juga harus dari diskusi diperoleh bahwa peserta dapat
memperhatikan aturan pakai serta bagian membedakan jenis obat tradisional
tertentu dari tanaman herbal yang mempunyai berdasarkan golongan yang dilihat dari logo
khasiat sesuai yang diindikasikan. Maka pada yang terdapat pada kemasan. Begitu juga
penyuluhan juga diberikan materi mengenai dengan informasi lain yang dapat diperoleh
macam-macam tanaman herbal yang dapat dari kemasan seperti komposisi dan dosis
digunakan beserta penyakit. Berdasarkan serta aturan pakai.
literatur ilmiah penggunaan tiap bagian
tanaman untuk pengobatan juga harus dengan D. PENUTUP
aturan pakai dan dosis yang tepat, maka Simpulan
peserta juga diberikan materi mengenai Mitra pengabdian masih kurang baik
bagian tanaman yang digunakan dalam dalam pengetahuan dan keterampilan
pengobatan, waktu penggunaan, serta dosis mengenai pemanfaatan tanaman obat keluarga
yang diperoleh berdasarkan penelusuran (TOGA) serta penggolongan obat tradisional.
literatur. Di akhir kegiatan diperoleh hasil pengetahuan
Pada akhir kegiatan dilakukan diskusi dan keterampilan peserta dalam membedakan
antara pemateri dengan peserta. Peserta rata jenis obat tradisional berdasarkan golongan
rata menyatakan tidak mengetahui perbedaan meningkat. Begitu juga dengan pengetahuan
golongan obat tradisional dan tidak peserta mengenai macam tanaman tradisional
memperhatikan komposisi yang tertera di yang dapat digunakan dalam pengobatan. Hal
kemasan. Hal ini diketahui pada awal ini terlihat pada saat pemaparan hasil diskusi,
kegiatan sosialisasi di mana Ketua PKK peserta dari tiap kelompok dapat menjelaskan
menyatakan bahwa masyarakat belum banyak mengenai perbedaan obat tradisional.
mengetahui dan menggunakan obat Saran
tradisional. Untuk meningkatkan kemampuan
Pelatihan dilakukan dengan tujuan agar peserta dalam penggunaan obat tradisional,
peserta mempunyai keterampilan dalam maka peserta dapat memanfaatkan lahan di
mempraktikkan hasil penyuluhan dalam sekitar rumah untuk menanam tanaman
kehidupan sehari hari. Pada pelatihan ini, tradisional.
peserta dibagi menjadi 5 kelompok di mana Ucapan Terima Kasih
masing-masing kelompok diberikan berbagai Penulis mengucapkan terima kasih
macam obat herbal yang terdapat di kepada Lembaga Penelitian Pengembangan
masyarakat. Tiap kelompok berisi 3 peserta dan Pengabdian kepada Masyarakat
sehingga seluruh peserta mempunyai Universitas Muhammadiyah Magelang atas
kesempatan untuk berdiskusi. Masing-masing dukungan dana terhadap kegiatan pengabdian
kelompok diminta untuk mengelompokkan tersebut.

113
E-DIMAS
EDUCATIONS - PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
VOLUME 13 NOMOR 1 MARET 2022

E. DAFTAR PUSTAKA Menteri Kesehatan RI. (2016). Peraturan


Anonim. (2009). Undang-Undang Republik Menteri Kesehatan republik Indonesia
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Nomor 6 tahun 2016 tentang
Kesehatan. Formularium Obat Herbal Asli
Chambers, R. (1994). The Origins and Indonesia.
Practice of Participatory Appraisal, Septianingrum, N., Yuliastuti, Y., & Hapsari,
World Development, 22(7), 953–969. W. (2019). Pemanfaatan dan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Penggunaan Secara Rasional Tanaman
Badan Penelitian dan Pengembangan Obat Tradisional Sebagai Terapi
Kesehatan. (2019). Laporan Nasional Swamedikasi di Kampung KB.
RISKESDAS 2018. Lembaga Penerbit Engagement: Jurnal Pengabdian
Balitbangkes. Kepada Masyarakat, 3(2), 208–216.

114

Anda mungkin juga menyukai