Anda di halaman 1dari 7

Desain Awal Aplikasi E-KMS (Kartu Menuju

Sehat Elektronik) Berbasis Android sebagai


Sistem Monitoring Perkembangan Anak
Lani Nurlani1, Samirah Rahayu2
1,2
Teknik Komputer Politeknik Sukabumi
Jl. Babakan Sirna 27 Sukabumi, Indonesia
laninurlani@polteksmi.ac.id

Abstrak

Pertumbuhan anak dapat dipantau dengan melihat status gizi secara teratur, salah satunya menggunakan KMS
(Kartu Menuju Sehat). Saat ini, pencatatan data perkembangan anak diinput setiap bulan pada Posyandu atau
Puskesmas secara manual pada buku Kesehatan Ibu dan Anak. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah sistem
KMS elektronik (E-KMS) untuk memonitoring status gizi anak berbasis Android. Dengan E-KMS orangtua dapat
melihat catatan status gizi anak yang terdaftar dalam Kartu Keluarga yang sama, sehingga orangtua dapat melihat
perkembangan setiap anak. Status gizi anak ditentukan berdasarkan metode dan acuan yang sudah ditetapkan oleh
Kementrian Kesehatan yang juga mengacu pada WHO. Metode pengembangan sistem menggunakan 3 fase yaitu,
perencanaan kebutuhan, workshop desain dan implementasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa aplikasi telah
memberikan hasil sesuai dengan skenario pengujian sistem, yaitu menunjukan keterangan status gizi anak sesuai dengan
metode penentuan status gizi anak dan status gizi anak dapat ditampilkan dalam bentuk daftar juga grafik.

Kata kunci: e-kms, monitoring, pertumbuhan anak, status gizi

Abstract
Child growth can be monitored by seeing nutritional status regularly, one of which uses KMS (Card Towards Health).
At present, recording data on children's development is inputted every month at the Posyandu or Puskesmas manually
in the Maternal and Child Health book. This study aims to design an electronic KMS (E-KMS) system for monitoring
children's nutritional status based on Android. With E-KMS, parents can see the nutritional status records of children
registered on the same Family Card, so parents can see the progress of each child. The nutritional status of children is
determined based on methods and references established by the Ministry of Health which also refers to WHO. The
system development method uses 3 phases, namely, needs planning, design workshops and implementation. The results
of this study indicate that the application has given results in accordance with the system testing scenario, which shows
information on the nutritional status of children in accordance with the method of determining the nutritional status of
children and the nutritional status of children can be displayed in the form of a list also graphs

Keywords: e-kms, monitoring, child growth, nutritional status

I. PENDAHULUAN balita bersifat kronis dengan berat badan dibawah


normal 14.8%, stunting 37.6%, kurus 4.4%, dan
Berdasarkan buku saku nasional PSG gemuk 4.4%. Nilai tersebut menjadikan Kabupaten
(Pemantauan Status Gizi) 2017, status gizi balita Sukabumi pada karakteristik masalah gizi kronis.
Indonesia berdasarkan indeks berat badan menurut
umur tercatat sebanyak 3,8% balita mempunyai Tabel 1. Kategori Masalah Gizi Masyarakat [1]
status gizi buruk dan 14% balita mempunyai status Masalah Gizi Prevelensi Prevelensi
Masyarakat Pendek Kurus
gizi kurang sesuai Gambar 1, sedangkan Baik Kurang dari 20% Kurang dari 5%
berdasarkan indeks tinggi badan menurut umur Akut Kurang dari 20% 5% atau lebih
(Gambar 2), 29,6% mempunyai status gizi stunting Kronis 20% atau lebih Kurang dari 5%
(pendek dan sangat pendek). Untuk Provinsi Jawa Akut Kronis 20% atau lebih 5% atau lebih
Barat khususnya Kabupaten Sukabumi status gizi
Sesuai dengan standar WHO (Tabel 1) suatu imunisasi, gizi dan pencegahan dan penanggulangan
wilayah dikatakan kategori kronis jika prevelensi diare.
balita pendek lebih besar dari 20%. Beberapa permasalahan yang sudah dapat
dianalisa di awal adalah pengisian KMS tidak
bersifat wajib, sehingga yang memiliki data lengkap
mengenai perkembangan anak setiap bulan adalah
kader. Hal ini menyebabkan orang tua tidak dapat
melakukan penanganan dini jika teridentifikasi
gangguan perkembangan anak.
Berbagai penelitian pengembangan sistem
monitoring perkembangan anak sudah dilakukan
diantaranya sistem informasi data balita [4], sistem
informasi berbasis open source [5], dan sistem
Posyandu berbasis RFID [6]. Selain itu terdapat
Gambar 1. Status Gizi Balita berdasarkan Berat
penelitian berbasis Android diantaranya pengingat
Badan menurut Umur Tahun 2017 [1] jadwal imunisasi [7], status gizi balita [8], dan
pemanfaatan Android untuk kegiatan Posyandu [9].
Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah
sistem KMS elektronik (E-KMS) untuk memantau
perkembangan anak berbasis Android. E-KMS
dirancang berbasis Android dengan MySql sebagai
database. Pada E-KMS kader maupun orang tua
dapat memonitoring perkembangan anak bersama-
sama. Dengan menggunakan sistem ini, orang tua
dapat melihat grafik perkembangan anak,
sedangkan kader dapat mengetahui daftar atau
jumlah anak dengan status gizi tertentu setiap
bulannya.

II. METODE PENELITIAN


Gambar 2. Status Gizi Balita berdasarkan Tinggi
Badan menurut Umur Tahun 2017 [1] A. Metode Pengembangan Sistem
Metode penelitian yang digunakan adalah Rapid
Perubahan berat badan merupakan indikator yang Application Development, yang terdiri dari 3 fase
sangat sensitif untuk memantau pertumbuhan anak. utama yaitu:
Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah dari 1. Requirements Planning (Perencanaan Syarat-
yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan Syarat)
beresiko mengalami kekurangan gizi. KMS (Kartu Dalam fase ini, dilakukan identifikasi tujuan-
Menuju Sehat) memuat kurva pertumbuhan normal tujuan aplikasi atau sistem serta untuk
anak, sehingga dengan KMS gangguan megidentifikasikan kebutuhan informasi yang
pertumbuhan atau resiko kelebihan gizi dapat diinginkan user (kader dan orang tua). Fase ini
diketahui lebih dini. KMS berfungsi sebagai alat berfokus pada upaya pencapaian tujuan-tujuan
pemantauan pertumbuhan anak yang harus [10].
disediakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah 2. RAD Design Workshop (Workshop Desain RAD)
[2]. Fase ini adalah fase untuk merancang dan
Saat ini pengisian KMS biasanya dilakukan di memperbaiki yang bisa digambarkan sebagai
Posyandu yang isinya mencakup pencatatan berat workshop. Pada fase ini dirancang aktifitas-
badan, pemberian vitamin A, pemberian ASI, aktifitas yang ada di dalam sistem menggunakan
imunisasi, dan informasi perawatan dasar anak [3]. Activity Diagram dan merancang database
Posyandu merupakan wadah pemberdayaan menggunakan MySql berdasarkan informasi
masyarakat di bidang kesehatan yang berada pada yang diperoleh serta merepresentasikan visual
tingkat desa yang waktu penyelenggaraanya adalah desain dan pola kerja kepada pengguna.
satu kali dalam sebulan yang kegitannya Workshop desain ini dapat dilakukan selama
dilaksanakan oleh kader dengan bimbingan teknis beberapa hari tergantung dari ukuran aplikasi
dari Puskesmas. Kegiatan utama Posyandu terdiri yang akan dikembangkan. Setelah perancangan
dari kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, selesai maka selanjutnya dibuat prototype sistem
menggunakan Android Studio. Selama workshop
desain RAD, pengguna merespon prototipe yang
ada dan penganalisis memperbaiki modul-modul
yang dirancang berdasarkan respon pengguna
[10].
3. Implementation (Implementasi)
Pada fase implementasi ini sistem baru atau
bagian dari sistem diujicoba dan kemudian
diperkenalkan kepada organisasi [10]. Hosting
sudah dilakukan pada tahap ini untuk
memaksimalkan pengujian. Pengujian dilakukan
dengan white box testing dan black box testing,
yaitu pengujian dilakukan secara internal
terhadap perancangan, struktur kontrol dari
program secara prosedural kemudian pengjian
dilakukan dengan mengamati hasil eksekusi
melalui data uji dan memeriksa fungsional dari
sistem dengan melibatkan pihak pengguna.
Setelah semua pengujian selesai baru
dilaksanakan implementasi total.

B. Metode Penentuan Status Gizi Anak


Untuk menentukan status gizi balita dinilai
menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur
(BB/U), Tinggi Badan menurut umur (TT/U) dan
berat badan menurut Tinggi Badan (BB/TU) [1].
Untuk menentuan status gizi balita digunakan
perhitungan Z-score, Z-score adalah nilai
simpangan BB atau TB dari nilai BB atau TB
normal menurut buku pertumbuhan WHO.
Contoh perhitungan Z-score BB/U :
(1)

Batasan untuk kategori status gizi balita menurut


indeks BB/U, TB/U, BB/TB menurut WHO dapat
dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Pengertian Kategori Status Gizi Balita [1]


Indikator Status Gizi Z-Score
Gizi Buruk < -3.0 SD
Gizi Kurang -3.0 SD s/d <-2.0 SD
BB/U
Gizi Baik -2.0 SD s/d 2.0 SD
Gizi Lebih > 2.0 SD
Sangat Pendek < -3.0 SD
TB/U Pendek -3.0 SD s/d <-2.0 SD Gambar 3. Flowchart penelitian
Normal >= -2.0

Untuk BB standar dapat diperoleh dari standar III. HASIL DAN PEMBAHASAN
antopometri penilaian status gizi anak [11]. A. Gambaran Sistem
Rancangan sistem E-KMS ini terdiri dari 3 user
yaitu Admin, Kader, dan Orang Tua, gambarannya
dapat dilihat pada Gambar 4. Workflow sistem ini
adalah sebagai berikut:
1. Kader dapat melakukan penginputan data anak
sesuai dengan NIK dan kartu keluarga. Selain itu
informasi kesehatan anak dapat diinput oleh
kader termasuk jadwal kegiatan yang akan Kartu Keluarga. Hal ini dimaksudkan jika orang
dilaksanakan. tua memiliki anak lebih dari satu, orang tua
2. Pengisian data KMS akan dilakukan rutin setiap cukup menginstal 1 aplikasi dan masih dapat
bulan dan saat ada program khusus dari memonitoring perkembangan semua anaknya.
pemerintah seperti vaksin tertentu. Pengisian Selain itu orang tua dapat mengakses informasi
kegiatan tambahan dapat diinformasikan melalui makanan sehat, perawatan anak dan berita
menu penjadwalan. terbaru mengenai kesehatan anak sesuai yang
3. Setelah penginputan di hari penyelenggaraan sudah diinputkan user. Untuk mengakses semua
Posyandu, kader dapat membuat laporan data tersebut orang tua harus memiliki akses
kegiatan yang sudah diformat sesuai kebutuhan, internet.
juga dapat memonitoring balita yang mengikuti 5. Admin dapat memperoleh laporan secara
atau tidak mengikuti kegiatan Posyandu. Hal ini realtime dengan hak akses yang sesuai. Admin
bertujuan agar dapat dilaksanakan antisipasi dini bisa dari pihak desa dan dapat mengetahui
oleh kader. sejauh mana efektifitas penyelenggaraan
4. Orang tua dapat memonitoring perkembangan Posyandu, sehingga dapat memberikan
anak setelah melakukan login menggunakan penyuluhan jika dirasa tingkat kunjungan kurang.

Gambar 4. Gambaran Sistem

Pada gambar 5 dapat dilihat abahwa ada 3 aktor


B. Perancangan Sistem yang terlibat yaitu admin, kader dan orang tua.
Perancangan sistem yang diusulkan dapat dilihat Dengan akses yang diberikan sesuai dengan
dalam bentuk diagram use case pada gambar 5. perannya. Sistem yang dirancang menunjukan
System
bahwa data yang akan ditampilkan kepada orangtua
Info <<include>>
adalah hasil dari proses data yang dilakukan oleh
<<include>>

Login
kader dan admin. Admin melakukan penginputan
Data Posyandu <<include>>
Admin
data master seperti data posyandu yang di dalamnya
<<include>>
Jadwal Data Kartu Keluarga berisi informasi posyandu dan kader yang bertugas,
Perkembangan Anak
kemudian data perkembangan anak yang diinputkan
Data Keluarga
<<extend>> oleh kader dan tampil berupa grafik pada aktor
Kader
<<extend>>
Orangtua orangtua.
<<extend>> Anggota Keluarga

<<extend>>
Imunisasi
C. Perancangan Basis Data
untuk menghasilkan informasi yang dibutuhkan
Gambar 5. Use Case Diagram system E-KMS pada sistem maka dirancang basis data yang dapat
memenuhi kebutuhan informasi monitoring
perkembangan anak yang dapat dilihat pada gambar
6.

Gambar 9. Halaman perkembangan anak

Gambar 9 menampilkan halaman perkembangan


Gambar 6. Perancangan Basis Data anak pada web, data perkembangan anak yang
tampil merupakan hasil input penimbangan dan
D. Tampilan Aplikasi E-KMS pengukuran tinggi badan pada kegiatan posyandu
Aplikasi E-KMS telah berhasil dibangun sesuai setiap bulannya seperti pada gambar 10.
dengan perancangan yang telah disusun, utuk
tampilan login pada user orang tua menggunakan
perangkat mobile dapat dilihat pada gambar 7
sedangkan untuk user admin dan kader dapat dilihat
pada gambar 8.

Gambar 10. Halaman input perkembangan anak


Gambar 11 menampilkan halaman orangtua
setelah melakukan login melalui perangkat mobile
dan untuk hasil penginputan data perkembangan
anak dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar
Gambar 7. Halaman antar muka user Orang Tua 12. Pada tampilan tersebut dapat dilihat hasil
Orangtua dapat mengakses aplikasi setelah pengukuran berat badan dan tinggi badan.
melakukan login pada Gambar 7 menggunakan
nomor KK dan password default juga nomor KK.
Penggunaan nomor KK dimaksudkan agar orangtua
dapat memonitoring semua anak yang terdatar
dalam kartu keluarga. Karena besar kemungkinan
satu keluarga memiliki anak lebih dari satu.

Gambar 8. Halaman antar muka user Kader dan


Admin Gambar 11. Halaman utama user orang tua
Gambar 8 menampilkan halaman login untuk
kader dan admin menggunakan web. Kader dapat
melakukan login sesuai dengan user yang sudah di
daftarkan oleh admin.
IV. KESIMPULAN
Aplikasi E-KMS telah berhasil dirancang yang
meliputi perancangan sistem, perancangan database
dan perancangan antarmuka. Pada tahap awal telah
dilakukan uji coba untuk menentukan status gizi
anak berdasarkan tabel Z-Score WHO dan hasilnya
telah terbukti sesuai dengan penerapan pada aplikasi.
Dengan menggunakan tabel Z-Score WHO dan cara
penentuan staus gizi anak dapat membantu orang
tua untuk melihat status gizi anak yang akan
ditampilkan dalam bentuk grafik pada
pengembangan selanjutnya. Kemudian pada tahap
selanjutnya aplikasi E-KMS akan dilengkapi oleh
fitur-fitur yang dapat membantu petugas maupun
Gambar 12. Halaman antarmuka perkembangan orangtua dalam monitoring status gizi anak.
anak user orang tua
E. Pengujian Status Gizi Anak UCAPAN TERIMA KASIH
Pengujian untuk memastikan status gizi anak
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada
telah memberikan hasil yang akurat maka dilakukan
Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
pengujian pada halaman perkembangan anak.
melalui hibah Penelitian Dosen Pemula dengan
Halaman perkembangan anak ini dapat diakses oleh
perjanjian kontrak nomor 2787/L4/PP/2019.
kader, kader dapat melakukan penginputan hasil
penimbangan dan pengukuran tinggi badan anak, REFERENSI
kemudian sistem akan memproses data yang
diinputkan dan menentukan kelompok status gizi [1] Kemkes, Buku Saku Nasional PSG 2017, diakses
anak seperti yang telah dijelaskan pada tabel 2. 30 Mei 2018 dari
Dari hasil pengujian pada gambar 10 dapat dilihat http://www.kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_
bahwa perkembangan anak pada usia 0 bulan 519d41d8cd98f00/files/Buku-Saku-Nasional-PSG-
menandakan status gizi kurang. Hal ini sesuai 2017_975.pdf
dengan hasil perhitungan menggunakan rumus [2] Depkes, Pedoman KMS SK Mentri Kesehatan,
penentuan Z-Score BB/U pada Persamaan (1) diakses 30 Mei 2018 dari
sebagai berikut : http://gizi.depkes.go.id/wp-
, , content/uploads/2012/05/Pedoman-Penggunaan-
−2 (2) KMS_SK-Menkes.pdf
, ,
Hasil perhitungan menunjukan bahwa balita [3] Kemkes, Buku Saku Posyandu, diakses 30 Mei
tersebut memiliki nilai zscore -2 yang digolongkan 2018 dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/prom
pada status gizi buruk. Sehigga pada tahap ini
osi-kesehatan/buku-saku-posyandu.pdf
menunjukan bahwa aplikasi perkembangan anak [4] W. Mulyani, B.E. Purnama, I.U. Wardati,
telah menunjukan hasil yang sesuai. “Pembangunan Sistem Informasi Balita Pada
Pengujian dilakukan dengan nilai lain untuk Posyandu Desa Ploso Kecamatan Punung
mengetahui kelompok status gizi anak pada usia 0 Kabupaten Pacitan,” International Journal on
bulan atau baru lahir seperti pada tabel 3. Networking and Security, Vol. 7, No. 2, 2015.
[5] Y. Rahmawati, E. Rachmani, E. Kartikadharma,
Tabel 3. Pengujian Status Gizi “Desain Sistem Informasi Posyandu Berbasis Open
Standar Source di Posyandu Permata Ibu Kumai Hulu, Kab.
BB
BB Deviasi Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah,
anak Z-Score Status Gizi
Standar BB
(kg) “ Prosiding Forum Informatika Kesehatan
Standar
3,2 4,5 3,7 2,6 Gizi Lebih
Indonesia, No.1, 2013.
3,2 3,8 3,7 1,2 Gizi Baik
[6] D. Eridani, E.D. Widianto, “Simulasi Aplikasi
3,2 3,4 3,7 0,4 Gizi Baik
Posyandu Berdasarkan Konsep RFID,” Jurnal
3,2 3 2,8 -0,5 Gizi Baik
Sistem Komputer, Vol. 4, No. 2, 2014.
[7] H Rindhayanti, “Aplikasi Pengingat Jadwal
3,2 2,3 2,8 -2,25 Gizi Kurang
Imunisasi Berbasis Android”, Prosiding Seminar
3,2 2 2,8 -3 Gizi Kurang
Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen
3,2 1,8 2,8 -3,5 Gizi Buruk
(KOMMIT 2012) Vol. 7 September 2012.
[8] M. Dianingrum, A. Suryanto, “Penentuan Status [10] J. E. Kendall, 2010. Analisis dan Perancangan
Gizi Balita Berbasis Android Menggunakan Metode Sistem. Jakarta: Indeks.
AHP”, JUITA, Vol. 3, No. 1, 2014. [11] Kemkes, Buku Standar Antropemtri Penilaian
[9] Y.I. Nahkoda, A. Soetodjo, K.I.C. Hartono, Status Gizi Anak, diakses 30 Mei 2018 dari :
“Pemanfaatan Aplikasi Android Sebagai Sarana http://gizi.depkes.go.id/wp-
Penunjang Kegiatan Posyandu”, SENIATI 2016. content/uploads/2012/07/buku-sk-
antropometri-2010.pdf.

Anda mungkin juga menyukai