Anda di halaman 1dari 3

RS KHARITAS BHAKTI

PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK

Jl.Siam No. Dokumen No. Revisi Halaman


No. 153 pontianak 0 1/2
DITETAPKAN OLEH
DIREKTUR RS.Kharitas Bhakti
Tanggal Terbit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
drg. Krisna Karhianto

I. PENGERTIAN : Pelayanan kepada pasien terkait pencegahan dan penanganan kekerasan fisik
yang terjadi pada pasien
II. TUJUAN : 1. Menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pasien
2. Mencegah terjadinya kekerasan fisik pada pasien
III. KEBIJAKAN : SK direktur RS Kharitas Bhakti Nomor :.../ RSKB-Akr/III/2016 tentang
PERLINDUNGAN TERHADAP KEKERASAN FISIK
SK direktur RS Kharitas Bhakti Nomor :.../ RSKB-Akr/III/2016 tentang TATA
TERTIB PASIEN, KELUARGA DAN PENGUNJUNG
IV. PROSEDUR : 1. Petugas Keamanan mencegah adanya pengunjungan pasien rawat inap
diluar jam besuk
2. Hubungi keluarga inti atau penunggu pasien bagi pengunjung yang datang
di luar jam besuk untuk melakukan konfirmasi
3. Catat nama, tanggal, dan jam serta keperluan bagi pengunjung rawat inap
di luar jam besuk
4. Tahan KTP pengunjung dan tukarkan dengan kartu penunggu bagi
pengunjung yang datang diluar jam besuk
5. Lakukan pemantauan melalui CCTV pada area-area yang rawan, jika ada
hal yang mencurigakan, segera lakukan pengecekan pada lokasi tersebut

TATALAKSANA :
1. Tatalaksana dari perlindungan terhadap kekerasan fisik pada pasien
sebagai berikut :
a. Petugas Rumah Sakit melakukan proses mengidentifikasi pasien
berisiko melalui pengkajian secara terperinci.
b. Bila tindak kekerasan fisik dilakukan oleh pasien : Perawat unit
bertanggung jawab untuk mengamankan kondisi dan memanggil
dokter medis untuk menilai kebutuhan fisik dan psikologis dan
mengecualikan masalah medis pasien tersebut.
c. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh anggota petugas rumah sakit :
Perawat unit bertanggung jawab menegur staf tersebut dan
melaporkan insiden kepada kepala ruang terkait untuk diproses lebih
lanjut.
d. Bila tindak kekerasan dilakukan oleh pengunjung : petugas
bertanggung jawab dan memiliki wewenang untuk memutuskan
diperbolehkan atau tidak pengunjung tersebut memasuki area Rumah
Sakit.
e. Monitoring di setiap lobi, koridor rumah sakit, unit rawat inap, rawat
jalan maupun di lokasi terpencil atau terisolasi dengan pemasangan
kamera CCTV ( Closed Circuit Television ) yang terpantau oleh
petugas keamanan selama 24 ( dua puluh empat ) jam terus
menerus.
f. Setiap pengunjung rumah sakit selain keluarga pasien meliputi : tamu
RS, detailer, pengantar obat atau barang, dan lain-lain wajib melapor
ke petugas informasi dan wajib memakai kartu pengunjung.
g. Pemberlakuan jam berkunjung pasien : Pagi jam 10.00-13.00
WIB ; Sore jam 17.00-20.00 WIB
h. Petugas keamanan berwenang menanyai pengunjung yang
mencurigakan dan mendampingi pengunjung tersebut sampai ke
pasien yang dimaksud.
i. Staf perawat unit wajib melapor kepada petugas keamanan apabila
menjumpai pengunjung yang mencurigakan atau pasien yang dirawat
membuat keributan maupun kekerasan.
j. Petugas keamanan mengunci akses pintu penghubung antar unit
pada jam 21.00 WIB.
k. Pengunjung diatas jam 22.00 WIB lapor dan menulis identitas
pengunjung pada petugas keamanan.

2. Tata laksana perlindungan terhadap pasien usia lanjut dan gangguan


kesadaran :
a. Pasien Rawat jalan
Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan
mengantarkan sampai ke tempat periksa yang dituju dengan
memakai alat bantu bila diperlukan.
Perawat poliklinik, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien
saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
b. Pasien rawat inap
Perawat memastikan ruang rawat dalam kondisi aman dan semua
alat terpasang sesuai prosedur.
Perawat memastikan dan memasang pengaman tepat tidur
Perawat memastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan
dapat digunakan.
Meminta keluarga untuk menjaga pasien baik oleh keluarga atau
pihak yang ditunjuk dan dipercaya.

3. Tata laksana perlindungan terhadap penderita cacat :


a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien
penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib
membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang
sampai proses selesai dilakukan.
b. Bila diperlukan, perawat meminta pihak keluarga untuk menjaga
pasien atau pihak lain yang ditunjuk sesuai kecacatan yang
disandang.
c. Memastikan bel pasien dapat dijangkau oleh pasien dan memastikan
pasien dapat menggunakan bel tersebut.
d. Perawat memasang dan memastikan pengaman tempat tidur pasien.

4. Tata laksana perlindungan terhadap anak-anak:


a. Ruang perinatologi harus dijaga minimal satu orang perawat, ruangan
tidak boleh ditinggalkan tanpa ada perawat yang menjaga.
b. Perawat meminta surat pernyataan secara tertulis kepada orang tua
apabila akan dilakukan tindakan yang memerlukan pemaksaan.
c. Perawat memasang pengamanan tempat tidur pasien dan
memberikan edukasi dan informasi kepada orang tua untuk selalu
memasang pengaman tempat tidur tersebut.
d. Pemasangan CCTV diruang perinatologi untuk memantau setiap
orang yang keluar masuk dari ruang tersebut.
e. Perawat memberikan bayi dari ruang perinatologi hanya kepada ibu
kandung bayi bukan kepada keluarga yang lain.
f. Pasien anak harus selalu dijaga oleh orang tuanya / orang yang
ditunjuk oleh orang tuanya untuk menjaga

5. Tata laksana perlindungan terhadap pasien yang berisiko disakiti ( risiko


penyiksaan, napi, korban dan tersangka tindak pidana, korban kekerasan
dalam rumah tangga ) :
a. Pasien ditempatkan dikamar perawatan sedekat mungkin dengan
nurse station.
b. Pengunjung maupun penjaga pasien wajib lapor dan mencatat
identitas di nurse station, berikut dengan penjaga pasien lain yang
satu kamar perawatan dengan pasien berisiko.
c. Perawat berkoordinasi dengan petugas keamanan untuk memantau
lokasi perawatan pasien, penjaga maupun pengunjung pasien.
d. Koordinasi dengan pihak berwajib bila diperlukan.
V. UNIT TERKAIT : Semua unit di RS Kharitas Bhakti

Anda mungkin juga menyukai