Anda di halaman 1dari 3

PEMBERIAN PERLINDUNGAN KELOMPOK PASIEN BERISIKO

TERHADAP KEKERASAN FISIK

RS MITRA No Dokumen No. Revisi Halaman


BANGSA PATI

00

Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur RS Mitra Bangsa Pati
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL

Kekerasan fisik adalah setiap tindakan yang disengaja atau penganiayaan


secara langsung merusak integritas fisik maupun psikologis korban, ini
mencakup antara lain memukul, menendang, menampar, mendorong,
menggigit, mencubit, pelecehan seksual, dan lain-lain yang dilakukan baik oleh
pasien, staf maupun oleh pengunjung rumah sakit.
PENGERTIAN Yang dimaksud kelompok pasien berisiko yaitu pasien bayi, pasien anak-anak,
pasien lanjut usia, pasien gangguan kesadaran, pasien cacat mental dan fisik,
Pasien KDRT, pasien Napi, korban dan tersangka tindak pidana.
Pemberian perlindungan kelompok pasien terhadap kekerasan fisik adalah
prosedur yang ditetapkan rumah sakit untuk memberikan perlindungan
kelompok pasien berisiko terhadap kekerasan fisik.

Sebagai acuan bagi seluruh staf RS Mitra Bangsa Pati dalam menerapkan
TUJUAN langkah langkah dalam memberikan perlindungan kepada kelompok pasien
berisiko terhadap kekerasan fisik baik yang dilakukan oleh pengunjung, staf
rumah sakit dan pasien lain yang mendapat pelayanan di RS Mitra Bangsa Pati

SK Direktur RS Mitra Bangsa Pati No /SK-DIR/HPK.RSMBP/X/2 Tentang


KEBIJAKAN penetapan hak pasien dan keluarga yang mendukung dan melindungi hak
pasien dan keluarga di rumah sakit

A. Persiapan
1. Petugas keamanan RS / Perawat :
Petugas memahami tujuan dan tata cara memberikan perlindungan
PROSEDUR
terhadap kekerasan fisik kepada kelompok pasien berisiko.
2. Alat
a. Alat Tulis
b. Formulir asesmen pasien

B. Tata laksana :
Pasien lanjut usia dan gangguan kesadaran
1. Pasien rawat jalan
a. Pendampingan oleh petugas penerimaan pasien dan mengantarkan
sampai ke tempat periksa yang dituju dengan memakai alat bantu
brangkar atau kursi roda bila diperlukan.
b. Perawat poli umum, spesialis dan gigi wajib mendampingi pasien
saat dilakukan pemeriksaan sampai selesai.
c. Pendampingan oleh perawat dan mengantarkan sampai ke tempat
periksa yang dituju jika memerlukan unit penunjang
2. Pasien rawat inap
a. Jika memungkinkan tempatkan pasien dikamar rawat inap sedekat
mungkin dengan nurse station
b. Pasang pengaman tepat tidur
c. Pastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat
digunakan.
d. Minta keluarga untuk menjaga pasien, baik oleh keluarga atau
pihak yang ditunjuk dan dipercaya.

Pasien cacat (baik cacat fisik dan cacat mental)


1. Pasien rawat jalan
a. Petugas penerima pasien melakukan proses penerimaan pasien
penderita cacat baik rawat jalan maupun rawat inap dan wajib
membantu serta menolong sesuai dengan kecacatan yang disandang
sampai proses selesai dilakukan.
b. Perawat meminta pihak keluarga untuk selalu menjaga pasien atau
pihak lain yang ditunjuk sesuai kecacatan yang disandang.
2. Pasien rawat inap
a. Tempatkan pasien dikamar rawat inap sedekat mungkin dengan
nurse station.
b. Khusus untuk pasien dengan cacat mental, terkadang tidak bisa
mengendalikan perilakunya (mengamuk atau kemungkinan melukai
diri sendiri dan orang lain), sehingga pasien tersebut perlu
dilakukan tindakan pembatasan gerak (restraint) atau Tempatkan
pasien di kamar isolasi.
c. Pasang pengaman tepat tidur
d. Pastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat
digunakan.
e. Minta keluarga untuk selalu menjaga pasien baik oleh keluarga atau
pihak yang ditunjuk dan dipercaya
f. Pasang pengaman tepat tidur
g. Pastikan bel pasien mudah dijangkau oleh pasien dan dapat
digunakan.
h. Minta keluarga untuk selalu menjaga pasien baik oleh keluarga atau
pihak yang ditunjuk dan dipercaya

1. Instalasi Rawat Jalan


UNIT TERKAIT
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Gawat Darurat
4. Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
5. Instalasi Perawatan Intensif
6. Instalasi Kamar Bedah
7. Instalasi Penunjang
8. Perinatologi
9. Bagian Keamanan RS

Anda mungkin juga menyukai