MEMUTUSKAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIA HERAWATY
SAMARINDA TENTANG EDUKASI PASIEN DAN KELUARGA DI
RSIA HERAWATY SAMARINDA
KEEMPAT : Jika pasien dalam kondisi tertentu membutuhkan edukasi lebih lanjut
dan atau karena hal lain RSIA Herawaty Samarinda menjalin
kerjasama dengan sumber-sumber yang ada di komunitas yang
mendukung promosi kesehatan berkelanjutan dan pendidikan untuk
mencegah penyakit.
KELIMA : Kebijakan Pemberian Edukasi pasien dan keluarga RSIA Herawaty
Samarinda menggunakan materi dan proses pendidikan Pasien dengan
standar minimal dengan topik :
a. Penggunaan Obat-obatan yang didapat pasien secara efektif dan
aman (dari mulai pasien masuk ,selama dirawat sampai pasien
pulang) termasuk efek samping obat.
b. Penggunaan peralatan medis secara efektif dan aman
c. Potensi interaksi antara obat yang diresepkan dengan yang
lainnya(herbal) serta makanan
d. Diet dan Nutrisi
e. Manejemen nyeri
f. Teknik-teknik rehabilitasi
Ditetapkan di : Samarinda
Pada tanggal :
Direktur RSIA Herwaty Samarinda
dr. Giena Tiara Werdhanti
NRP : 201402 2 022
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat hasil kerja keras Tim
MKE Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty , maka sebuah makalah Pedoman Manajemen
Komunikasi dan Edukasi di Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty telah diterbitkan. Pedoman
MKE di Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty merupakan cerminan dari mutu rumah sakit,
sehingga Komunikasi efektif di RS merupakan suatu hal yang harus diperhatikan untuk
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit dan karena dampaknya yang cukup luas pada
masyarakat sekitar rumah sakit terutama oleh pihak Manajemen Rumah Sakit.
Pedoman MKE di Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty ini dibuat untuk menjadi acuan
Tim MKE Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty bahan untuk melaksanakan dan memantau
kegiatan MKE pada Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty sehingga dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Makalah ini disusun dengan acuan pada Departemen Kesehatan RI serta beberapa
referensi kegiatan MKE yang sudah dilakukan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Herawaty.
Betapapun baiknya sebuah pedoman, tanpa pelaksanaan yang konsisten dan menyeluruh
oleh semua pihak yang terlibat, maka tujuan pedoman ini tidak akan tercapai. Makalah pedoman
ini secara terus menerus diperbaharui dan diharapkan dapat disebarluaskan kepada seluruh jajaran
yang terkait yang mengabdi Ibu dan Anak Herawaty. Akhirnya kami ucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah memberikan masukan demi terlaksananya penerbitan Pedoman dan Tata
Laksana ini. Kami sadar bahwa ini masih jauh dari sempurna, koreksi dari para pembaca sangat
diharapkan dan semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai Pedoman dan Tata Laksana
khususnya dan pihak lain yang terkait dengan MKE pada umumnya.
Rumah sakit membantu pasien berpartisipasi lebih baik dalam asuhan yang
diberikan dan mendapat informasi dalam mengambil keputusan tentang asuhannya.
Berbagai staf yang berbeda dalam rumah sakit ibu dan anak Herawaty memberikan
pendidikan atau penyuluhan kepada pasien dan keluarganya. Pendidikan atau penyuluhan
diberikan ketika pasien berinteraksi dengan dokter atau perawatnya. Mengingat banyak
staf terlibat dalam pendidikan pasien dan keluarganya, hal ini penting diperhatikan bahwa
anggota yang terlibat dikoordinasikan kegiatannya dan fokus pada kebutuhan
pembelajaran pasien.
Komunikasi merupakan proses bicara dalam Bahasa inggris di akronimkan sebagai
TALK. TALK merupakan akronim dari T (talk to each other) yakni berbicara satu orang
dengan orang lainnya, A (act together to car for our residents, patietns and families)
secara bersama memberikan pelayanan antar petugas, residen, pasien dan keluarganya, L
(listen to dereach other) yakni satu dengan lainnya saling dengarkan dan K (know and
understand each other) yakni tau dan mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara (orang yang memberi informasi), proses
penyampaian informasi, isi informasi dan pendengar (orang yang meminta informasi).
Menurut Carl I. Hovland ; komunikasi adalah suatu proses dimana seorang
individu, menyampaikan pemikiran-pemikiran atau informasi (verbal atau non verbal)
untuk mengubah tingkah laku orang lain/ individu lain. Untuk itu harus ada kesepahaman
arti dalam proses penyampaian artu tersebut agar tercapai komunikasi yang efektif.
Berdasarkan definisi diatas, kita simpulkan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan untuk mengubah tingkah laku
orang lain/individu lain. Tujuan yang diharapkan dalam proses komunikasi yaitu
perubahan berupa penambahan pengetahuan, merubah pendapat, memperkuat pendapat,
merubah sikap dan perilaku komunikan atau dengan kata lain dikenal sebagau tiga
tingkatan perubahan yaitu kognitif, afektif dan behavioral.
Menurut Devito (1989), komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh
satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Bentuk komunikasi interpersonal di rumah sakit biasanya antara dokter, perawat,
ataupun paramedik adengan pasien dan keluarganya. Bentuk komunikasi interpersonal
seperti ini juga dikenal dengan komunikasi teraupetik. Komunikasi semacam ini biasanya
berfokus pada pertukaran informasi mengenai kondisi kesehatan pasien.
Sedangkan komunikasi dalam penyampaian informasi dan edukasi mengenai
fasilitas pelayanan rumah sakit dan kesehatan kepada pasien dan keluarga biasanya di
jembatani melalui costumer service ataupun kegiatan-kegiatan seperti penyuluhan
(edukasi). Komunikasi interpersonal ini juga diperlukan antara direksi dengan unit kerja
serta antar tiap unit di RSIA Herawaty agar kegiatan manajemen rumah sakit berjalan
lancar.
Selain komunikasi interpersonal, penyampaian informasi mengenai fasilitas
pelayanan rumah sakit dan kesehatan juga dapat diberikan melalui media. Bentuk
komunikasi semacam ini dikenal komunikasi massa.
Menurut Jalaluddin Rakhmat, komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang
ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media
cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
Beberapa media massa yang digunakan oleh RSIA. Herawaty dalam berkomunikasi
dengan masyarakat ataupun pasienn dan keluarga adalah buku, leaflet, poster, banner,
spanduk, majalah, radio dan website. Sebagai seorang pembicara, harus memperhatikan
beberapa factor untuk memberi kesempatan kepada pendengar untuk mendengar dan
memahami isi komunikasi.
Tibodean (2003) menyampaikan beberapa hal untuk meningkatkan komunikasi
efektif, yakni :
1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah secara konstan dan bila terjadi
keterlambatan dalam menyampaikan pesan menyebabkan informasi ketinggaan
jaman (kuno)
2. Pesan hendakmya disampaikan dengan lengkap sehingga pendengar dapat
mengerti informasi yang disampaikan
3. Informasi disampaikan dengan jelas
4. Informasi harus akurat dan sesuai dengan inti permasalahan, tidak
membingungkan penerima (pendengar)
5. Pesan di verifikasi oleh penyampai berita
2. Tujuan
Panduan pemberian informasi dan edukasi disusun sebagai acuan bagi staf atau
tenaga kesehatan dalam memberikan pengetahuan kepada pasien dan atau keluarganya.
Selain itu juga diharapkan dapat membantu petugas kesehatan dalam melakukan
komunikasi secara efektif dengan pasien atau keluarganya, untuk mencapai pelayanan
medis secara optimal.
Tujuan pemberian informasi dan edukasi bagi pasien dan/atau keluarga:
1. Pasien dan/atau keluarga mendapat informasi yang jelas tentang hak pasien,
fasilitas rumah sakit, asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan pengobatan.
2. Pasien dan/atau keluarga memahami dan mengerti mengenai informasi yang telah
dijelaskan oleh staf rumah sakit.
3. Pasien dan/atau keluarga mengerti tentang penyakit yang diderita.
4. Pasien dan/atau keluarga dapat mengambil keputusan pelayanan dengan
kompromi tanpa merasa dipaksa dan takut.
5. Staf rumah sakit mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan
keluarga tentang asuhan pelayanan.
6. Tenaga kesehatan lebih transparan dalam asuhan pelayanan, rencana pelayanan
dan pengobatan dan dapat bekerja sama yang baik dengan pasien
2.1 Pengertian
1. Informasi adalah penerangan atau pemberitahuan tentang sesuatu.
2. Edukasi adalah pendidikan. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata
laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan.
3. Edukasi atau pendidikan kesehatan adalah kegiatan di bidang penyuluhan kesehatan
umum dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku masyarakat
agar tercapai tingkat kesehatan yang diinginkan.
4. Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang sesuatu atau
penyuluhan dengan tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku pasien
dan/atau keluarga.
5. Assesment pasien kebutuhan edukasi adalah pengkajian atau penlaian yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan di rumah sakit untuk mengidentifikasi kebutuhan
pendidikan masing-masing pasien dan keluarganya
6. Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif adalah bentuk perbuatan
menyajikan atau memberikan kumpulan pesan yang berhubungan dengan proses
penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang untuk mencapai hasil sesuai
dengan tujuan
7. Verifikasi pasien memahami edukasi adalah suatu bentuk pemeriksaan terhadap
proses penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang setelah dilakukan
pendidikan.
8. Rahasia kedokteran adalah segala sesuatu yang harus dirahasiakan mengenai apa
yang diketahui dan didapatkan selama menjalani praktik lapangan kedokteran, baik
yang menyangkut masa sekarang maupun yang sudah lampau, baik pasien yang
masih hidup maupun yang sudah meninggal (pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia nomor 10 tahun 1966). Yang diwajibkan menyimpan rahasia kedokteran,
menurut pasal 2 peraturan pemerintah Reprublik Indonesia nomor 10 tahun 1966
yaitu :
a) Tenaga kesehatan
b) Mahasiswa kedokteran, murid yang bertugas dalam lapangan pemeriksaan,
pengobatan dan/atau perawatan, dan orang lain yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan
c) Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 1996 pasal 2 tentang tenaga kesehatan
menyatakan bahwa tenaga kesehatan lerdiri dari:
1) tenaga medis (dokter dan dokter gigi);
2) tenaga keperawatan (perawat dan bidan);
3) tenaga kefarmasian (apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker);
4) tenaga kesehatan masyarakat (epidemiolog kesehatan, entomolog
kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator
kesehatan dan sanitarian);
5) tenaga gizi (nutrisionis dan dietisien);
6) tenaga keterapian fisik (fisioterapis, okupasi terapis dan terapis
wicara);
7) tenaga keteknisian medis (radiografer, radioterapis. teknisi gigi. teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik,
teknisi transfusi dan perekam medis).
8) Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif solusi
terbaik untuk memecahkan suatu masalah yang dihadapi atau
memastikan sesuatu.
9) Pasien yang kompeten.
BAB II
PANDUAN TEORI
B. RUANG LINGKUP
C. TATA LAKSANA
Gambar : 1
Oh saya
Saya mengerti
Dia Mengerti…
Umpan Balik
Gangguan
D. Sumber / komunikator
Sumber (yang menyampaikan informasi): adalah orang yang
menyampaikan isi pernyataannya kepada penerima. Hal-hal yang menjadi
tanggung jawab pengirim pesan adalah mengirim pesan dengan jelas, memilih
media yang sesuai, dan meminta kejelasan apakah pesan tersebut sudah di
terima dengan baik. (konsil kedokteran Indonesia, hal.8)
Komunikator yang baik adalah komunikator yang menguasai materi,
pengetahuannya luas dan dalam tentang informasi yang yang disampaikan,
cara berbicaranya nya jelas dan menjadi pendengar yang baik saat
dikonfirmasi oleh si penerima pesan (komunikan)
H. Sifat Komunikasi
Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi
(Pelayanan promosi). Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam
rumah sakit adalah:
1. Jam pelayanan
dr. Wahyu dr. Andi Satya Adi Dr. Fatchul Wahab, dr. Herwina
Witjaksono, Sp. Saputra, Sp.OG Sp. A Brahmantya, Sp. A
OG
Senin – Sabtu Senin – sabtu Jum’at (17.00 – Senin – jum’at
(kecuali hari (kecuali hari 21.00 Wita)
minggu) minggu)
Pagi (09.00 – 12.00 Sabtu pagi (08.00 –
Wita) - 12.00 Wita) -
Sabtu malam
(17.00 – 21.00
Wita)
Sore (17.00 – Siang (13.00 – Minggu (07.00 – Siang (12.00 –
selesai) 17.00 Wita) 12.00 Wita) 15.00 Wita)
2. Su
1. Pelayanan Yang Tersedia
a. Poli kebidanan dan kandungan
b. Poli anak
c. Poli umum
2. Cara mendapatkan pelayanan
a. dr. wahyu witjaksono Sp.OG (untuk mendapatkan pelayanan ke poli
klinik bias menghubungi via telp, sms, dan whatsapp (085733322757))
b. dr. Andi Satya Adi Saputra Sp. OG (untuk mendapatkan pelayanan ke
poliklinik biaa menghubungi via telp RSIA Herawaty (0541
272799)/whatsapp (085247583520))
c. dr Fatchul Wahab, Sp.A (untuk mendapatkan pelayanan ke poliklinik
bisa menghubungi via telp RSIA Herawaty (0541272799))
d. dr.Herwina Brahmantya, Sp.A (untuk mendapatkan pelayanan ke
poliklinik bisa menghubungi via telp RSIA Herawaty (0541272799))
3. sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika
kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Akses informasi ini dapat di peroleh melalui Customer Service, Admission,
dan Website, meliputi :
1. Komunikasi yang bersifat Edukasi.
2. Edukasi tentang obat.
3. Edukasi tentang penyakit.
4. Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari.
5. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk meningkatkan
kualitas hidupnya pasca dari rumah sakit
6. Edukasi tentang Gizi.
Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical information
dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS (promosi kesehatan Rumah
Sakit).
I. Komunikasi yang efektif.
Komunikasi efektif adalah: tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah
dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman). prosesnya adalah:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan
secara lengkap isi pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima
pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Dikonfirmasikan
J. Alfabeth Internasional
Dalam menuliskan kalimat yang sulit, maka komunikan harus
menjabarkan hurufnya satu persatu dengan menggunakan alfabeth yang
berlaku internasional yaitu:
A x -- Alfa (AL-FAH)
C -- x – x Charlie (CHAR-LEE)
D -- xx Delta (DELL-TA)
F xx – x Faxtrot (FOKS-TROT)
G -- -- x Golf (GOLF)
I Xx India (IN-DEE-A)
J x -- -- -- Juliat (JEW-LEE-ETT)
K -- x -- Kilo (KEY-LOH)
L x – xx Lima (LEE-MAH)
M -- -- Milie (MIKE)
N -- x November (NO-VEM-BER)
P x -- -- x Papa (PAH-PAH)
Q -- -- x -- Quebec (KEH-BECK)
U xx -- Uniform (YOU-NEE-FORM)
W x -- -- Whiskey (WESS-KEY)
X -- xx -- Xray (ECKS-RAY)
Y -- -- -- -- Yankee (YANG-KEY)
Z -- -- xx Zulu (ZOO-LOO)
1 x -- -- -- -- One (WUN)
2 xx -- -- -- Two (TOO)
8 -- -- -- xx Eight (AIT)
9 -- -- -- -- x Nine (NIN-ER)
0 -- -- -- -- -- Zero (ZEE-RO)
K. Pemakaian Singkatan dan simbol
Pemakaian singkatan diagnosis, simbol, dan kalimat lainya pada dokumen
rekam medis harus sesuai dengan Buku Singkatan dan Simbol yang berlaku
lingkungan rumah Sakit.
Komunikasi saat memberkan edukasi kepada pasien & keluarganya berkaitan
dengan kondisi kesehatannya.
Prosesnya:
Tahap asesmen pasien: Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu
kebutuhan edukasi pasien & keluarga berdasarkan:
1. Keyakinan dan nilai-nilai pasien dan keluarga.
2. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan.
3. Hambatan emosional dan motivasi. (emosional: Depresi, senang dan
marah)
4. Keterbatasan fisik dan kognitif.
5. Ketersediaan pasien untuk menerima informasi.
Tahap Cara penyampaian informasi dan edukasi yang efektif. Setelah melalui
tahap asesmen pasien, di temukan :
1. Pasien dalam kondisi baik semua dan emosionalnya senang, maka proses
komunikasinya mudah disampaikan.
2. Jika pada tahap asesmen pasien di temukan hambatan fisik (tuna rungu
dan tuna wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan
leaflet kepada pasien dan keluarga sekandung (istri,anak, ayah, ibu, atau
saudara sekandung) dan menjelaskannya kepada mereka.
3. Jika pada tahap asesmen pasien ditemukan hambatan emosional pasien
(pasien marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah
memberikan materi edukasi dan menyarankan pasien membaca leaflet.
Apabila pasien tidak mengerti materi edukasi, pasien bisa menghubungi
medical information.
Tahap Cara verifikasi bahwa pasien dan keluarga menerima dan memahami
edukasi yang diberikan:
1. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
kondisi pasien baik dan senang, maka verifikasi yang dilakukan adalah:
menanyakan kembali eduksi yang telah diberikan. Pertanyaannya adalah:
“
Dari materi edukasi yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu
bisa pelajari ?”.
2. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi,
pasiennya mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan
pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama: “Dari materi edukasi
yang telah disampaikan, kira-kira apa yang bpk/ibu bisa pelajari ?”.
3. Apabila pasien pada tahap cara memberikan edukasi dan informasi, ada
hambatan emosional (marah atau depresi), maka verifikasinya adalah
dengan tanyakan kembali sejauh mana pasiennya mengerti tentang materi
edukasi yang diberikan dan pahami. Proses pertanyaan ini bisa via telepon
atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.
Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan
komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh
pasien. Dengan pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit,
diharapkan mempercepat proses penyembuhan pasien. Setiap petugas
dalam memberikan informasi dan edukasi pasien, wajib untuk mengisi
formulir edukasi dan informsi, dan ditandatangani kedua belah pihak
antara dokter dan pasien atau keluarga pasien. Hal ini dilakukan sebagai
bukti bahwa pasien dan keluarga pasien sudah diberikan edukasi dan
informasi yang benar.
I. PENDAHULUAN
Ilmu demografi juga ada yang bersifat kuantitatif dan yang bersifat kualitatif.
Demografi bersifat kuantuitatif lebih banyak menggunakan hitungan hitungan statististikdan
matematik. Tetapi demografi yang bersifat kualitatif lebih banyak menerangkan aspek aspek
kependudukan secara deskriptif analitik
Analisa komunitas merupakan proses pengumpulan data dan upaya untuk dapat
mengenal masyarakat dengan beberapa komponen antara lain :
Data Analisa populasi maupun data demografi pasien dapat membantu Rumah Sakit
Ibu dan Anak HERAWATY Samarinda dalam berkomunikasi dengan komunitas serta dapat
merencanakan komunikasi berkelanjutan sehingga Rumah Sakit Ibu dan Anak HERAWATY
Samarinda dapat menfasilitasi akses terhadap pelayanan maupun akses informasi tentang
pelayanan asuhan pasien.
Analisa data populasi ini dapat memberikan informasi mengenai pelayanan, jam
pelayanan dan proses mendapatkan pelayanan, memberikan informasi juga tentang kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Melalui analisa ini RSIA HERAWATY
Samarinda bisa menentukan stategi komunikasi baik secara individu maupun kelompok.
V. TUJUAN
Tujuan dari analisa demografi ini adalah untuk :
a. Mengidentifikasi factor faktor baik positif maupun negatif yang mempengaruhi
kesehatan warga masyarakat
b. Menetukan strategi komunikasi dengan masyarakat baik secara individu maupun
kelompok
VI. ANALISA DATA
Dari data Rawat Jalan Obsgin jenis penyakit yang terbanyak adalah pemeriksaan kehamilan
( ANC ) dan untuk Rawat Jalan Anak adalah bayi sehat dengan imuniasi. Rawat Inap dengan
jumlah tindakan terbanyak adalah persalinan, Bahasa sehari hari yang digunakan pasien,
keluarga maupun pengantar pasien adalah bahasa Indonesia akan tetapi RSIA HERAWATY
akan menyediakan penterjemah apabila diperlukan.
VII.STRATEGI KOMUNIKASI
1. Pasien dengan golongan bayi baru lahir/perinatologi pemberian informasi melalui
penterjemah orang tua/keluarga/pengantar
2. Pasien dengan golongan anak anak ( umur 1 bln – 5 tahun ) pemberian informasi
melalui penterjemah orang tua/keluarga/pengantar
3. Pasien dengan golongan umur 5 tahun – 14 tahun pemberian informasi melalui pasien
langsung atau dengan pendampingan orang tua/keluarga/pengantar
4. Pasien diatas umur 14 tahun pemberian informasi langsung ke pasien.
5. Dalam hal kasus anak ,bantuan anggota keluarga sebagai penterjemah diperlukan
apabila terpaksa dan sebagai upaya akhir.
6. Pasien dengan gangguan bicara pemberian informasi melalui orang
tua/keluarga/pengantar
7. Menggunakan informasi dengan bahasa Indonesia yang benar dan apabila pasien dan
keluarga menggunakan bahasa yang tidak dimengerti maka RSIA HERAWATY
menyediakan tim penterjemah bahasa antara lain :
a. Bahasa Banjar dengan Tim : Mustika Rini,Amd.Keb
b. Bahasa Jawa dengan Tim : Eka Jawanti,Amd.Keb
c. Bahasa Inggris dengan Tim : Widya Rahmadhani,Amd.AK
4. ISTILAH-ISTILAH
A. Code Red (Merah)
Code Red adalah kode yang mengumumkan adanya ancaman kebakaran di lingkungan
rumah sakit (api maupun asap), sekaligus mengaktifkan tim siaga bencana rumah sakit
untuk kasus kebakaran. Dimana tim ini terdiri dari seluruh personel rumah sakit, yang
masing-masing memiliki peran spesifik yang harus dikerjakan sesuai panduan tanggap
darurat bencana rumah sakit. Misalnya; petugas teknik segera mematikan listrik di area
kebakaran, perawat segera memobilisasi pasien ke titik-titik evakuasi, dan sebagainya.
5. PENATALAKSANAAN
A. Api/Asap (Fire/Smoke) - Code Red
1) R REMOVE/RESCUE/SELAMATKAN setiap orang yang berada dalam area
kebakaran, sambil meneriakkan : code red ---- code red.
2) A ALERT/ALARM/SEBARLUASKAN dengan cara menelpon 0 atau 262
(OPERATOR) selanjutnya operator menghubungi pihak yang terkait a.l. petugas
sekuriti, selajutnya beritahu kawan terdekat. Bila api membesar telpon (0541)
273313 Dinas Pemadam Kebakaran.
3) C CONFINE/ CONTAIN/SEKAT bila sekitar ruangan penuh api dan asap, bila
memungkinkan tutup pintu dan jendela untuk mencegah api menjalar.
4) E EXTINGUISH/PADAMKAN bila api masih memungkinkan/bila api masih kecil.
Jangan ambil resiko yang tidak perlu.
5) Bila cukup aman, matikan semua sarana seperti listrik, gas yang kemungkinan
berkaitan dengan api, tapi tetap pertimbangkan dengan cermat bila pasien masih
memerlukan.
6) Evakuasi pasien dan pengunjung ke daerah yang aman.
7) Tetap awasi pasien. Bila perlu dihitung per kepala atau absensi berurutan.
8) Kooperatif dengan semua intruksi yang diberikan oleh Staf Senior, Manajer on Duty
(MOD), ataupun petugas pemadam kebakaran
B. Henti jantung Dewasa & Anak serta darurat medis lainnya - Code Blue
Darurat medis didefinisikan sebagai setiap situasi klinis dimana pasien dengan kondisi
medik kompromais yang rentan terhadap infeksi maupun komplikasi serius dan
memerlukan pertolongan medis segera.
Dalam situasi darurat medis/henti jantung :
1) SEGERA EVALUASI SITUASI dengan :
a. Telaah bahaya yang dapat muncul segera.
b. Catat waktu.
c. Periksa tanda-tanda kehidupan :
i. Tidak ada respon.
ii. Tidak bernafas normal.
iii. Tidak teraba nadi.
2) MINTA bantuan staf lainnya ( teriak minta bantuan “Code Blue -- Code Blue” ;
atau gunakan Bel yang tersedia).
3) TELPON 0 atau 262 yang akan meneruskannya ke TIM CODE BLUE (IGD – OK
– ICU – NICU).
Jelaskan : Jenis emergensinya ( misal Henti Jantung).
Lokasi kejadian dengan tepat ( Ruangan apa/bed nomor berapa).
Nama, tugas, dan tempat tugas Anda.
4) TINDAK pasien dengan :
a. Check pernafasan.
b. Check nadi.
c. Bebaskan jalan nafas.
d. Lakukan tindakan emergensi sesuai yang diperlukan misalnya : Cardio-
Pulmonary Resuscitation (CPR).
5) DAMPINGI/JAGA terus pasien sampai bantuan datang.
1) Ambil tindakan cepat untuk melindungi diri sendiri atau melindungi pasien yang
terancam.
2) Beri peringatan atau minta bantuan kepada sesama teman, sambil meneriakkan :
” Code Black - Code Black !!!!”.
3) Melangkah mundur bila lebih aman – Hubungi telpon 0 atau 262 ( OPERATOR).
4) Selanjutnya operator menghubungi pihak yang terkait a.l. Sekuriti, Manager on
Duty, Direksi, dan Staf Senior lainnya, terangkan tentang:
- Jenis kejadian.
- Lokasi kejadian.
- Nama dan tempat tugas Anda.
5) Bila tidak memungkinkan melangkah mundur :
6) Turuti perintah pengancam.
7) Lakukan hanya yangdiminta.
8) Bila bahaya sudah berlalu, telepon 0 atau 262 (OPERATOR), dan jelaskan
kejadiannya.
9) Catat hasil pengamatan Anda secepatnya.
(Misalnya : ciri penyerang, senjata, cara bicara/logat, tingkah laku, tato, ciri
kendaraan, arah pelarian, dll-nya).
10) Amankan tempat kejadian perkara.
11) Bekerjasama dengan sekuriti sambil menunggu petugas kepolisian
1) Pada saat menerima pemberitahuan terjadinya darurat eksternal, petugas IGD dan atau
operator akan menyampaikan kepada semua pejabat senior dan Tim Siaga Bencana
RSIA HERAWATY.
2) Rekan yang berdekatan sesudah diberitahu petugas IGD atau operator
meneriakkan :“Code Orange – Code Orange !!!
3) Setiap staf akan merespon sesuai dengan Panduan Siaga Bencana RSIA
HERAWATY.Respon dapat meliputi salah satu atau lebih langkah berikut ini:
a. Bila memungkinkan sediakan tempat tidur untuk menampung korban, bila perlu
dengan cara memulangkan sebagaian pasien rawat inap atau mengirimkannya ke
RS lain.
b. Sediakan fasilitas penerimaan dan perawatan pasien secukupnya.
c. Bila diminta oleh Manajer Senior atau Direksi ataupun utusan dari lokasi bencana,
sediakan bantuan yang dapat dikirim ke lokasi bencana.
4) Semua personil lainnya merespon sesuai arahan supervisornya.
5) Bila kondisi bencana memberikan dampak kepada RSIA HERAWATY (misalnya
serbuan asap, huru-hara sipil), pengisolasian/penyekatan mungkin diperlukan.
6) Tunggu sampai ada pemberitahuan bahwa “ SITUASI TELAH TERKENDALI”.
VI. PENDOKUMENTASIAN
Pendokumentasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
3 TATA LAKSANA
A. Komunikasi antara Pemberi Pelayanan dengan Pasien
Komunikasi dengan pasien / customer dilakukan baik secara langsung seperti
tatap muka atau melalui telepon dan tidak langsung yaitu melalui media baik cetak
maupun elektronik. Komunikasi yang dilakukan dapat berupa pemberian informasi
seperti :
Jam pelayanan termasuk di dalamnya jadwal dokter dan pelayanan penunjang lain
Pelayanan (produk pelayanan) yang tersedia
Cara mendapatkan pelayanan
Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan yang diberikan ketika kebutuhan
asuhan pasien melebihi kemampuan rumah sakit.
Pemberian informasi tersebut dapat diberikan oleh Pendaftaran, dan Marketing. Cara
pemberian informasi dapat melalui :
Tatap muka langsung dengan pasien yang membutuhkan informasi
Dalam melakukan komunikasi berupa pemberian informasi secara tatap
muka langsung kepada pasien / customer harus dilakukan dengan komunikasi
efektif disertai dengan sikap, bahasa, dan gesture tubuh yang baik dengan tata
cara sebagai berikut :
a. Ucapkan salam “ Selamat pagi/siang/sore/malam, Bapak/Ibu . Saya ......
(nama), sebut unit kerja ”.
b. Pastikan identitas pasien / customer.
c. Ciptakan suasana yang nyaman dan hindari tampak lelah.
d. Berikan informasi kepada pasien / customer dengan jelas, dengan bahasa
yang mudah dimengerti, dan menggunakan teknik komunikasi dua arah.
e. Lakukan motivasi kepada pasien / customer agar bertanya hal-hal / informasi
yang belum dimengerti.
f. Lakukan verifikasi kepada pasien / customer berupa tanya jawab
g. Berikan nomor telepon yang dapat dihubungi jika sewaktu - waktu
diperlukan.
h. Tawarkan bantuan kembali “ Apakah masih ada yang dapat saya bantu?”
i. Berikan media pendukung seperti brosur / leaflet sesuai informasi yang
dibutuhkan
j. Ucapkan terima kasih dan beri salam
B. Pelaksanaan
1. Perawat / dokter jaga melaporkan masalah/ kondisi pasien
secara langsung via lisan maupun melalui telepon
2. Apabila laporan dilakukan melalui telepon, perawt / dokter
jaga menyebutkan nama dirinya, tempat tugas dan
mengklarifikasi nama dokter penanggungjawab pasien
yang dituju
3. Perawat / dokter jaga menyampaikan tujuan melaporkan
pasien
4. Perawat/ dokter jaga menyebutkan identitas pasien (nama
pasien, nomor kamar / bed pasien dan data lain sesuai
kebutuhan )
5. Perawat / dokter jaga melakukan komunikasi / melaporkan
dengan metode SBAR sebagai berikut :
PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT (PKRS)
No. Dokumen No. Revisi Halaman
PENGERTIAN Promosi kesehatan di rumah sakit adalah upaya rumah sakit untuk
meningkatkan kemampuan pasien, klien, dan kelompok –
kelompok masyarakat, agar pasien dapat mandiri dalam
mempercepat kesembuhan dan rehabilitasinya, klien dan
kelompok-kelompok masyarakat dapat mandiri dalam
meningkatkan kesehatan, mencegah masalah-masalah kesehatan,
dan mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat, melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
mereka, sesuai social budaya mereka, serta didukung kebijakan
public yang berwawasan kesehatan.
TUJUAN Terciptanya masyarat rumah sakit yang menerapkan perilaku
hidup bersih dan sehat melalui perubahan pengetahuan, sikap dan
perilaku pasien RS serta pemeliharaan lingkungan RS dan
termanfaatkannya dengan baik semua pelayanan yang disediakan
RS.
KEBIJAKAN Keputusan Direktur RSIA Herawaty Samarinda No tentang
Promosi Kesehatan RSIA Herawaty Samarinda
PROSEDUR 1. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat dalam hal
mendapatkan pelayanan kesehatan
2. Memberikan informasi tentang pendidikan kesehatan
3. Memberikan informasi tentang hak dan kewajiban pasien
4. Perubahan tingkah laku pasien dan kaluarga pasien
- Rawat inap
UNIT TERKAIT - Rawat jalan
- Instalasi Gawat Darurat
KUNJUNGAN RAWAT INAP BERDASARKAN TEMPAT TINGGAL
NAMA KELURAHAN
Air Bantu Baqa Bukua Dadi Gunu Handi Harap Karan Karan Loa Loa Lok
BULAN
putih as n Mulya ng l Bakti an g g Bakun Buah Bahu
Panja Baru Asam Anyar g
ng
Januari 1 2 4 0 1 0 0 4 3 0 3 1 3
Februari 0 1 2 4 0 2 4 0 5 0 7 0 1
Maret 3 0 5 5 2 1 1 5 0 0 1 0 5
April 0 4 2 0 0 0 0 3 0 2 4 4 0
Mei 0 0 0 3 3 0 0 0 2 1 5 3 4
Juni 4 0 5 2 0 3 3 2 1 0 4 5 2
Juli 1 3 3 0 2 0 1 4 0 0 5 3 4
Agustus 1 1 0 5 0 2 2 2 4 2 1 1 1
September 0 2 2 0 1 2 0 4 2 2 1 0 1
Oktober 0 0 2 4 2 0 5 3 0 1 2 3 2
November 2 0 0 2 1 1 0 0 0 0 2 0 0
Desember 0 1 0 2 0 0 2 3 1 0 1 3 2
Total 12 13 20 27 12 10 18 32 18 8 36 23 25
Byres D, Cohen M, Cook H, Dickie J, Eastman N, Neden S, and Pipe L. 2009. Let’s talk, A
Guide For Collaborative Structured Communication for Care Aides, Licensed
Practical Nurses. Registered Nurses and All Members of the Health Care Team
November 25 : 1-24
Zumbrum, DC. July 2006. Effective communication skills for security Personnel. IFPO.
Woods, M.S. 2006. “How Communication Complicates the Patient Safety Movement”,
Patient Safety & Quality Healthcare, May/June 2006; Joint Commission on
Accreditation of Healthcare Organizations, H&HN research.