Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PENGORGANISASIAN KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

INFEKSI
RUMAH SAKIT PERMATA KELUARGA JABABEKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infeksi terkait pelayanan kesehatan (Health Care Associated Infections/ HAIs)
merupakan infeksi yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak
dalam masa inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien
pulang, juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
terkait proses pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. . HAIs
menyebabkan memanjangnya hari rawat dan meningkatkan biaya perawatan,
sehingga perlu dilakukan suatu kontrol dan pengendalian infeksi dalam internal rumah
sakit.
Berdasarkan sumber infeksi, maka infeksi dapat berasal dari
masyarakat/komunitas (Community Acquired Infection) atau dari rumah sakit (Hospital
Ascquired Infection). Penyakit infeksi yang didapat di rumah sakit beberapa waktu
yang lalu disebut sebagai infeksi nosokomial saat ini penyebutan diubah menjadi
infeksi terkait layanan kesehatan atau HAIs dengan pengertian yang lebih luas, yaitu
kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi juga dapat dari fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi kepada pasien namun dapat juga
kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang tertular pada saat berada di dalam
lingkungan fasilitas pelayanan kesehatan. Secara prinsip, kejadian HAIs sebenarnya
dapat dicegah bila fasilitas pelayanan kesehatan secara konsisten melaksanakan
program PPI. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
rendahnya angka HAIs di rumah sakit. Untuk mencapai keberhasilan tersebut, komite
PPI melakukan program sesuai dengan standar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan meningkatkan kerjamasa yang
baik antar anggota dalam komite PPI
2. Tujuan Khusus
a. Merumuskan uraian tugas dan peran setiap anggota dalam komite PPI
b. Menyediakan, meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia dalam
komite PPI
BAB II
GAMBARAN UMUM RS
A. Pendahuluan
Situasi geografis dan lingkungan Rumah Sakit Permata Keluarga Kota
Jababeka terletak 35km sebelah timur dari pusat bisnis Jakarta dan mencakup daerah
Cikarang, yang merupakan bagian dari Kabupaten Bekasi. Luas Kabupaten Bekasi
150.000 ha dan berbagi perbatasan dengan Kabupaten Karawang di sebelah Timur,
Bogor di sebelah Selatan dan Jakarta di sebelah Barat. Laut Jawa terletak di Utara
Kabupaten Bekasi.
Kota Jababeka dapat diakses dengan mudah dari jalan tol Bekasi-Cikampek
(jalan raya) dan dilayani oleh gerbang tol Cikarang Barat & Lemahabang kilometer 31
(pintu keluar jalan tol di kilometer 28). Waktu jarak tempuh antara Kota Jababeka dan
Jakarta Pusat dengan mobil adalah sekitar 1 – 1,5 jam.
Kota Jababeka adalah sebuah pengembangan kota mandiri yang sudah
matang, dimana kini sekitar 60% telah dikembangkan dari total 5.600 hektar lahan.
Kota berbasis industri mandiri yang adalah rumah bagi lebih dari 1.650 lokal dan
multinasional perusahaan dari lebih dari 30 negara, seperti Amerika Serikat, Jepang,
Perancis, Inggris, Belanda, Australia, Korea, Singapura, Taiwan, Malaysia, dan banyak
lainnya. Kota Jababeka memiliki kawasan industri, perumahan dan komersial, jaringan
transportasi umum, belanja, rekreasi dan tempat hiburan, serta dry port, pembangkit
listrik, dua tempat pengolahan air bersih, dua tempat pengolahan air limbah dan
berbagai fasilitas lainnya.
Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka dibangun di atas lahan seluas 5.003
m2. Selama beroperasi sampai saat ini belum ada perubahan kapasitas kegiatan
Rumah Sakit maupun luas lahan Rumah Sakit. Dengan didukung oleh situasi geografis
dan lingkungan yang tersebut di atas , maka dharapkan Rumah Sakit Permata
Keluarga Jababeka semakin sinergis membangun kota Jababeka dan Kabupaten
Bekasi secara umumnya.
Pedoman Pengorganisasian Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka ini
mengacu pada : Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MenKes/SK/I/2004 tentang
Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan di Tingkat
Propinsi, Kebupaten / Kota serta Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan RI
Noomor 971/MenKes/PER/XI/2009 tentang Standar Kompetensi Pejabat Struktural
Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit dan Peraturan Menteri Kesehatan RI Noomor 49 Tahun 2013
Tentang Komite Keperawatan Rumah Sakit.
B. Sejarah Rumah Sakit
Pada tahun 2008 atas dasar kebutuhan untuk pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di kawasan pemukiman Lippo Cikarang, EJIP, HYUNDAI, Cibitung,
Tambun dan Bekasi didasarkan atas kerinduan untuk dapat melayani seluruh lapisan
masyarakat terutama masyarakat industri dari seluruh strata masyarakat, maka atas
gagasan dan tekad dari sebuah keluarga besar serta beberapa orang rekanan
bersepakat untuk mendirikan sebuah rumah sakit swasta baru di kawasan Lippo
Cikarang tepatnya di Jl. MH. Thamrin Kav. 129 Lippo Cikarang.
Tepatnya pada akhir tahun 2010 dibangunlah sebuah Rumah Sakit Swasta
berlantai 5 di atas tanah seluas 2582 M2 dan pada tanggal 05 Agustus 2010
diresmikanlah sebuah Rumah Sakit Swasta baru dengan nama RS Permata Keluarga
Lippo Cikarang yang menginduk pada RS Permata Keluarga Jababeka, RS Permata
Keluarga Lippo Cikarang memiliki fasilitas Rawat Inap sebanyak 45 tempat tidur dan
beberapa dokter spesialis. Selain itu, RS Harapan Keluarga Lippo Cikarang juga
dilengkapi dengan fasilitas memadai lainnya seperti IGD, Farmasi, Laboratorium,
Radiologi, dan Ambulance yang beroperasi 24 jam.
Sejak Awal berdirinya, Rumah Sakit Permata Keluarga telah mendapat
sambutan positif dari masyarakat sekitar Lippo Cikarang, serta warga Bekasi pada
umumnya.
Berdasarkan sejarah itu, Rumah Sakit Permata Keluarga melakukan expansi,
untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Dan berdiri satu Rumah Sakit di
kawasan Jababeka dengan alamat Jl. Dr. Mangunkusumo Blok A No 1A Medical City
Kota Jababeka, Bekasi. Dan nama Rumah Sakit tersebut adalah Rumah Sakit
Permata Keluarga Jababeka yang berinduk di Rumah Sakit Permata Keluarga Lippo
Cikarang. Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka terletak di tanah seluas 5003 M2
dan memiliki 7 lantai.
Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka memiliki fasilitas yang lengkap.
Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka juga dilengkapi dengan fasilitas memadai
lainnya seperti UGD, Farmasi, Laboratorium dan Ambulance yang beroperasi 24 jam,
Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka memiliki ruang pelayanan Medical Check-
Up, Audiometri, serta Radiologi (USG & Rontgen). Dengan adanya ruang pelayanan
kesehatan ini diharapkan Rumah Sakit mampu memberikan pelayanan kesehatan
yang baik dan didukung oleh tenaga - tenaga berkualitas dan professional serta sarana
dan prasarana kesehatan yang memadai.
Dan tepatnya pada tanggal 21 Juli 2016 diadakan peresmian untuk mulai
beroperasinya nama Rumah Sakit yang baru yaitu RS PERMATA KELUARGA
JABABEKA, sesuai dengan Izin Operasional Rumah sakit yang di keluarkan oleh
Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) tertanggal 14
Februari 2022.

C. Tugas Pokok Dan Fungsi Rumah Sakit


Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan paripurna,
pendidikan dan pelatihan, dapat juga melakukan penelitian, pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan.
Dalam melaksanakan tugasnya Rumah Sakit menyelenggarakan fungsi:
a. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan ke-
sehatan paripurna tingkat sekunder dan tersier;
b. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan dalam rangka
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam pemberian pelayanan
kesehatan;
c. Melaksanakan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan;
d. Melaksanakan administrasi rumah sakit;
e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh pemegang saham Rumah
Sakit Permata Keluarga Jababeka melalui Rapat Umum Pemegang Saham
Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka.
BAB III
VISI, MISI, MOTO, FALSAFAH, NILAI & TUJUAN RS
A. VISI
Rumah Sakit yang mengutamakan Pelayanan kepada semua lapisan masyarakat
melalui tenaga kerja yang terlatih dan Profesional.
B. MISI
a. Mengembangkan Potensi Tenaga Kerja secara keseluruhan demi tercapainya
pelayanan Kesehatan yang terbaik.
b. Menyediakan dan mengembangkan secara terus menerus seluruh Sarana dan
Prasarana Penunjang Pelayanan.
c. Bekerjasama dengan berbagai Pihak agar dapat lebih meluaskan Jaringan
Pelayanan

C. MOTTO
Menghargai Setiap Pribadi, Melayani dengan Sepenuh Hati.

D. FALSAFAH
Mengutamakan kemitraan dan kekeluargaan guna meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
paripurna.

E. TUJUAN
1. UMUM :
Meningkatkan kinerja RUMAH SAKIT PERMATA KELUARGA JABABEKA
secara professional, bermutu dan meningkatkan Sasaran Keselamatan Pasien
2. KHUSUS :
1. Tercapainya professionalisme SDM sesuai dengan standar kebutuhan tenaga dan
kompetensinya.
2. Terlaksananya upaya manajemen yang baik sesuai dengan aturan aturan yang
berlaku.
3. Terselenggaranya Rumah Sakit yang bersih, nyaman, indah serta diminati oleh
Pasien.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan sehingga mengurangi complain pasien (Zero
Complain).
5. Meningkatnya Kinerja Rumah Sakit Permata Keluarga Jababeka.
BAB IV
Struktur Organisasi RS
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA (Revisi tambahkan penasehat)
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. Komite PPI
1. Menyusun dan menetapkan serta mengevaluasi kebijakanPPI.
2. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPI, agar kebijakan dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan.
3. Membuat SPO PPI.
4. Menyusun program PPI dan mengevaluasi pelaksanaan program tersebut.
5. Melakukan investigasi masalah atau kejadian luar biasa HAIs (Healthcare
Associated Infections).
6. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalian infeksi.
7. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
8. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan aman bagi yang menggunakan.
9. Mengidentifikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit dalam
PPI.
10. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
11. Berkoordinasi dengan unit terkait lain dalam hal pencegahan dan
pengendalian infeksi rumah sakit, antara lain :
a. Tim Pengendalian Resistensi Antimikroba (TPRA) dalam penggunaanan
antibiotika yang bijak dirumah sakit berdasarkan pola kuman dan
resistensinya terhadap antibiotika dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
b. Tim kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk menyusun kebijakan.
c. Tim keselamatan pasien dalam menyusun kebijakan clinical governance
and patientsa fety.
12. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan manajemen
rumah sakit.
13. Memberikan masukan yang menyangkut konstruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara pemrosesan
alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
14. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
15. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang
daristandar prosedur / monitoring surveilans proses.
16. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksibila ada KLB dirumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
B. Pimpinan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
1. Membentuk Komite / Tim PPI dengan Surat Keputusan.
2. Bertanggung jawab dan memiliki komitmen yang tinggi terhadap
penyelenggaraan upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Bertanggung jawab terhadap tersedianya fasilitas sarana dan prasarana
termasuk anggaran yang dibutuhkan.
4. Menentukan kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi.
5. Mengadakan evaluasi kebijakan pencegahan dan pengendalian infeksi
berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI.
6. Mengadakan evaluasi kebijakan pemakaian antibiotika yang rasional dan
disinfektan dirumah sakit berdasarkan saran dari Komite / Tim PPI.
7. Dapat menutup suatu unit perawatan atau instalasi yang dianggap potensial
menularkan penyakit untuk beberapa waktu sesuai kebutuhan berdasarkan
saran dari Komite / Tim PPI.
8. Mengesahkan Standar Prosedur Operasional (SPO) untukPPI.
9. Memfasilitasi pemeriksaan kesehatan petugas di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan, terutama bagi petugas yang berisiko tertular infeksi minimal 1
tahun sekali, dianjurkan 6 (enam) bulan sekali.
C. Ketua Komite
1. Bertanggungjawab atas
- Terselenggaranya dan evaluasi program PPI.
- Penyusunan rencana strategis program PPI.
- Penyusunan pedoman manajerial dan pedoman PPI.
- Tersedianya SPO PPI.
- Penyusunan dan penetapan serta mengevaluasi kebijakan PPI.
- Memberikan kajian KLB infeksi di RS.
- Terselenggaranya pelatihan dan pendidikan PPI.
- Terselenggaranya pengkajian pencegahan dan pengendalian risiko
infeksi.
- Terselenggaranya pengadaan alat dan bahan terkait dengan PPI.
- Terselenggaranya pertemuan berkala.
2. Melaporkan kegiatan Komite PPI kepada Direktur.
D. Sekertaris Komite
1. Memfasilitasi tugas ketua komite PPI.
2. Membantu koordinasi.
3. Mengagendakan kegiatan PPI.
E. IPCD
1. Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan terapi infeksi yang tepat.
2. Turut menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan surveilans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman dan pola resistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan IPCN / Perawat PPI melakukan monitoring kegiatan
surveilans infeksi dan mendeteksi serta investigasi KLB. Bersama komite
PPI memperbaiki kesalahan yang terjadi, membuat laporan tertulis hasil
investigasi dan melaporkan kepada pimpinan rumah sakit.
5. Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI bekerja sama dengan
bagian pendidikan dan pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
6. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami PPI.
F. IPCN
1. Melakukan kunjungan kepada pasien yang berisiko di ruangan setiap hari
untuk mengidentifikasi kejadian infeksi pada pasien di baik rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaaan program PPI, kepatuhan penerapan SPO dan
memberikan saran perbaikan bila diperlukan.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada Komite/Tim PPI.
4. Turut serta melakukan kegiatan mendeteksi dan investigasi KLB.
5. Memantau petugas kesehatan yang terpajan bahan infeksius / tertusuk
bahan tajam bekas pakai untuk mencegah penularan infeksi.
6. Melakukan diseminasi prosedur kewaspadaan isolasi dan memberikan
konsultasi tentang PPI yang diperlukan pada kasus tertentu yangterjadi di
fasyankes.
7. Melakukan audit PPI di seluruh wilayah fasyankes dengan menggunakan
daftar tilik.
8. Memonitor pelaksanaan pedoman penggunaan antibiotika bersama
Komite/Tim PPRA.
9. Mendesain,melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan melaporkan
surveilans infeksi yang terjadi di fasilitas pelayanan kesehatan bersama
Komite / Tim PPI
10. Memberikan motivasi kepatuhan pelaksanaan program PPI.
11. Memberikan saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
12. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang PPI.
13. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pasien, keluarga dan
pengunjung tentang topik infeksi yang sedang berkembang (New-emerging
dan re-emerging) atau infeksi dengan insiden tinggi.
14. Sebagai coordinator antar departemen/unit dalam mendeteksi, mencegah
dan mengendalikan infeksi dirumah sakit.
15. Memonitoring dan evaluasi peralatan medis single use yang di re –use.
G. IPCLN
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/penghubung bertugas:
1. Mencatat data surveilans dari setiap pasien diunit rawat inap masing-
masing.
2. Memberikan motivasi dan mengingatkan tentang pelaksanaan kepatuhan
PPI pada setiap personil ruangan di unitnya masing-masing.
3. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam penerapan
kewaspadaan isolasi.
4. Memberitahukan kepada IPCN apa bila ada kecurigaan adanyaHAIs pada
pasien.
5. Bila terdapat infeksi potensial KLB melakukan penyuluhan bagi pengunjung
dan konsultasi prosedur PPI berkoordinasi denganIPCN.
6. Memantau pelaksanaan penyuluhan bagi pasien, keluarga dan pengunjung
dan konsultasi prosedur yang harus dilaksanakan.
H. Anggota lainnya
1. bertanggung jawab kepada ketua komite PPI dan berkoordinasi dengan unit
terkait lainnya dalam penerapan PPI
2. Memberikan masukan pada pedoman maupun kebijakan terkait PPI.
BAB VIII
ANGGOTA KOMITE PPI

No Nama Jabatan
Direktur RS. Permata Keluarga
1 Jababeka Penanggung Jawab
2 dr. Marina M Ludong, SpPK Penasehat
Ketua Komite PPI dan
3 dr. Riyan Sopiyan IPCD
4 Wahyu Ardiansyah, S.Kep. Ns Sekertaris dan IPCN
5 Ririn Eko Putri Nurjanah, Amd. Kep IPCLN
6 Tri Lan Rovenyati IPCLN
7 Octa Rossalina, Amd.Kep  
8 Atik Darwanti, Amd. Kep IPCLN
9 Reni Yunita Anggraeni, Amd.Keb IPCLN
10 Ayu Harlinda, S.Kep, Ners IPCLN
11 Allita Noor Apriliani, Amd.Kep IPCLN
12 Masnita Sianturi, Amd.Keb IPCLN
13 Ika Putri Wiji Rahayu, S.Kep, Ners IPCLN
14 Diah Oktavia Ningrum Anggota lainnya
15 Oktariana Nurhidayati, A.Md.A.K Anggota lainnya
16 Tedy Kurniawan, Amd.Rad Anggota lainnya
17 Rosi Desprika, A.Md.Ft Anggota lainnya
18 Pirman Saputra Sinuraya, S.Tr.RMIK Anggota lainnya
19 Intan Decka Wahyu Utami Anggota lainnya
20 Lutfi Saptaji Anggota lainnya
21 Eunike Sabrina Nababan Anggota lainnya
22 Heru Kartika, Amd.Gz Anggota lainnya
23 Dimas Gangga Anggota lainnya
24 Andre Raynaldi Putra Anggota lainnya
25 Olvia Frastika Hidayat, S.KM Anggota lainnya
26 Hertika Anggota lainnya
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Kegiatan orientasi PPI darsar dilakukan pada setiap anggota komite PPI RS
Permata Keluarga Jababeka. Materi orientasi terdiri dari:
A. Kewaspadaan standar
1. Kebersihan tangan
2. Alat pelindung diri (APD)
3. Dekontaminasi peralatan perawatan pasien
4. Pengendalian lingkungan
5. Penatalaksanaan limbah
6. Penatalaksanaan linen
7. Perlindungan petugas kesehatan
8. Penempatan pasien
9. Higiene respirasi/ etika batuk
10. Praktek menyuntik yang aman
11. Praktek lumbal pungsi
B. Kewaspadaan berdasar transmisi
1. Kontak
2. Droplet
3. Airborne
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

Pertemuan akan dilakuakan minggu kedua setiap bulan untuk membahas


program kerja dan hasil temuan surveilans. Surveilans adalah kegiatan pengamatan
yang sistematis dan terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk memperoleh dan
memberikan informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien. Surveilans HAIs adalah suatu proses yang
dinamis, sistematis, terus menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan
interpretasi data kesehatan yang penting di fasilitas pelayanan kesehatan pada suatu
populasi spesifik dan didiseminasikan secara berkala, yang terdiri dari perencanaan,
pengumpulan data, analisis, interpretasi, pelaporan evaluasi.
BAB XI
PELAPORAN

Laporan kegiatan Komite PPI dibuat setiap bulan oleh sekertaris PPI. Laporan
akan di evaluasi bersama saat rapat komite. Laporan di presentasikan ke komite atau
unit terkait lainnya, dan direktur. Laporan akan dijadikan sebagai bahan evaluasi dan
bahan pertimbangan program kerjas dan perbaikan kedepannya.

Ditetapkan di :
Pada Tanggal :
Rumah Sakit Permata Keluarga
Jababeka

dr. Merry Berlian Erlina, MM


Direktur

Anda mungkin juga menyukai