2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur, kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat-Nya sehingga buku panduan Kredansial dan Rekredensial Tenaga
Kesehatan Lainnya bisa kita susun dan diselesaikan.Terima kasih kami sampaikan
kepada teman-teman Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dan jajaran manajemen
RS Jiwa Menur yang memberikan kesempatan dan mendukung terselesaikannya
buku ini.
Kami menyadari buku pedoman ini masih jauh dari sempurna untuk itu kami
berharap kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan buku ini.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
A. Pengertian. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 2
B. Tujuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
A. Jenis-jenis kredensial. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 4
B. Proses pelaksanaan kredensial. . . . . . . . . . . . . . .. ... . . . . . 5
C. Tahap pelaksanaan kredensial/rekredensial. . . .. . . . . . . . . 6
BAB IV DOKUMENTASI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 7
A. PENGERTIAN
Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan tanggung
jawab untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga standar
dan kompetensi para staf medis yang akan berhadapan langsung dengan
para pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar
setiap pelayanan medis yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh
staf medis yang benar-benar kompeten. Kompetensi ini memiliki dua aspek,
Walaupun seorang staf medis telah mendapatkan surat tanda regestrasi dari
MTKI Dinas Kesehatan atau P2T, namun rumah sakit wajib melakukan
verifikasi kembali keabsahan bukti kompetensi seseorang dan menetapkan
kewenagan klinis untuk melakukan pelayan medis dalam lingkup spesialisasi
tersebut, hal ini di kenal dengan istilah kredensialing. Proses kredensialing ini
dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan yang pertama, banyak factor
yang mempengaruhi kompetensi setelah seseorang mendapatkan sertifikat
kompetensi dari MTKI atau Dinas Kesehatan atau P2T.
Perkembangan ilmu di bidang kesehatan untuk pelayanan medis
tertentu sangat pesat, sehingga kompetensi yang di peroleh saat menerima
sertifikat kompetensi bisa kadaluwarsa, bahkan dapat diangap sebagai
tindakan medis yang tidak aman bagi pasien. Selain itu, ruang lingkup
pelayanan kesehatan Tenaga Kesehatan Lainnya senantiasa berkembang
dari waktu ke waktusehingga suatu tindakan yang semula tidak diajarkan
pada Tenaga Kesehatan Lainnya pada periode tertentu, dapat saja
belakangan diajarkan pada periode tertentu selanjutnya, bahkan dapat
diangap merupakan suatu kemampuan standar.
Hal ini mengakibatkan bahwa sekelompok Staf Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya yang meyandang kompetensi tertentu dapat saja
memiliki lingkup kompetensi yang berbeda-beda. Alasan kedua keadaan
kesehatan seseorang dapat saja menurun akibat penyakit tertentu atau
bertambahnya usia sehingga mengurangi keamanan pelayanan medis yang
dilakukannya. Kompetensi fisik dan mental diuji melaui uji kelaikan kesehatan
fisik maupun mental.
Tindakan verifikasi Kompetensi Tenaga Kesehatan Lainnya tersebut
olehrumah skit disebut sebagai mekanisme credentialing, dan hal ini
dilakukan demi keselamatan pasien. Tindakan verifikasi kompetensi ini juga
dilakukan pada profesi lain untuk keamann kliennya. Setelah seorang staf
Tenaga Kesehatan Lainnya dinyatakan kompeten melalui proses kredensial,
rumah sakit menerbitkan suatu surat izin bagi yang bersangkutan untuk
melakukan serangkaian pelayanan kesehatan tertentu di rumah sakit
tersebut, hal ini di kenal sebagai kewenangan klinis ( Clinical Privilege ).
Tanpa adannya kewenangan klinis (Clinical Privilege ) tersebut seorang staf
medis tidak diperkenankan untuk melakukan pelayanan kesehatan di rumah
sakit. Luasnya lingkup kewenangan klinis (clinical Privilege ) Tenaga Kesetan
Lainnya dapat saja berbeda-beda dengan koleganya dalam profesi yang
sama, tergantung pada ketetapan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya tentang
kompetensi untuk melakukan tiap pelayanan kesehatan oleh yang
bersangkutan berdasarkan hasil proses kredensial.
Dalam hal pelayanan kesehatan seorang staf Tenaga Kesehatan
Lainnya membahayakan pasien maka kewenangan klinis ( clinical Privilege )
seorang staf tenaga Kesehatan lainnya dapat saja dicabut sehingga tidak
diperkenankan untuk melakukan pelayanan kesehatan tertentu di rumah
sakit. Pencabutan kewenangan klinis ( clinical Privilege ) tersebut dilakukan
melalui prosedur tertentu yang melibatkan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya. Kewajiban rumah sakit untuk menetapkan kewenangan klinis
( clinical Privilege ) tersebut telah diatur dengan tegas dalam peraturan
perundang-undangan tentang perumah sakitan bahwa setiap rumah sakit
wajib melaksanakan Hospital by lows, yang dalam penjelasan peraturan
perundang-undangan tersebut ditetapkan bahwa setiap rumah sakit wajib
melaksanakan tata kelola klinis yang baik ( good clinical govermance ).
Hal ini harus dirumuskan oleh setiap rumah sakit tentang
kewenangan klinis ( clinical Privilege ). Tanggung jawab rumah sakit berlaku
tidak hanya terhadap tindakan yang dilakukan oleh staff Tenaga Kesehatan
Lainnya yang berstatus pegawai Negeri Sipil rumah sakit saja , tetapi juga
setiap staf Tenaga kesehatan Lainnya yang bukan berstatus pegawai Negeri
Sipil ( kontrak ). Rumah sakit wajib mengetahui dan menjaga keamanan
setiap pelayanan kesehatan yang dilakukan di lingkungannya demi
keselamatan semua pasien yang dilayaninya. Untuk memenuhi kebutuhan
staf Tenaga Kesehatan Lainnya di rumah sakit dalam rangka meningkatkan
pelayanan rumah sakit memerlukan penambahan staf Tenaga Kesehatan
Lainnya. Direktur rumah sakit menentukan kebutuhan dan penambahan staf
Tenaga Kesehatan Lainnya. Komite Tenaga Kesehatan Lainnya dapat
diminta oleh Direktur rumah sakit untuk melakukan kajian kompetensi calon
staf Tenaga Kesehatan Lainnya.
b. Registrasi
Untuk dapat memiliki STR ( Surat Tanda Regtistrasi ) tenaga
Kesehatan lainnya harus berpendidikan minimal D III dan lulus ujian
kompetensi dari badan yang berwenang. STR harus diperbaharui
setiap lima tahun sekali.
c. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa seorang
telah memenuhi standar minimal kompetensi (priharjo, 1995)
Sertifikasi merupakan proses pengakuan oleh badan sertifikasi
terhadap kompetensi seorang tenaga profesi setelah memenuhi
persyaratan untuk menjalankan profesi kesehatan tertentu sesuai
dengan bidang pekerjaannya.
BAB IV
DOKUMENTASI
Pengajuan Kewenangan
klinis PPA ke Direktur
Direktur memberikan
disposisi ke Ketua Komite
nakes
Seleksi administasi /
VERIFIKASI IJASAH
Setuju
Pengajuan ke Direktur
untuk penerbitan SPK RKK