Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AUDIT INFORMASI KLINIS

“Audit Medis Dan Risiko Manajemen”

DI SUSUN OLEH:

KELOMPOK 6

1. Azzhara Fadilah ( 2006004)


2. Rezkita Nadya Rahmi (2006014)
3. Sherly Oktaviani (2006019)
4. Syafa Dhila Putri (2006020)
5. Tiara Dwi Antonia (2006023)

Dosen Pengampu:

Chamy Rahmatiqa,MPH

PROGRAM STUDI S.Tr MANAJEMEN INFORMASI KESEHATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA PADANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua kehendaknya,
kelompok berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul "Pedoman
Umum Pelaksanaan Audit Klinis Medis”

Makalah ini disusun guna melengkapi tugas Audit Informasi Klinis. Dalam penyusunan
karangan ilmiah ini, dengan kerja keras dan dukungan dari berbagai pihak, kami telah berusaha
untuk dapat memberikan serta mencapai hasil yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan
harapan, walaupun di dalam pembuatannya kami menghadapi berbagai kesulitan karena
keterbatasan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kami.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian yang dibuat masih jauh dari kata sempurna, dan
memiliki kekurangan dari berbagai aspek. Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang
bersifat membangun demi perbaikan laporan penelitian ini.

Padang, 5 Mei 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................2
A. Audit Klinis Medis..........................................................................................................................2
B. Menentukan Topik Audit Klinis......................................................................................................2
C. Menentukan Latar Belakang, Tujuan, dan Sasaran Topik................................................................3
D. Penentuan Kriteria Audit Klinis.......................................................................................................4
E. Penyusunan Intrumen Audit............................................................................................................5
F. Pengumpulan Data Pelayanan..........................................................................................................6
G. Analisa Data Audit..........................................................................................................................6
H. Penetapkan dan Pelaksanaan Rencana Perubahan...........................................................................6
I. Re-Audit...........................................................................................................................................7
J. Penyusunan Laporan Audit..............................................................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam satu dasawarsa belakangan ini dunia medis mengalami perkembangan begitu
pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuan penemuan dalam bidang pengobatan.
Bukan itu saja, dari segi tempat tempat pelayanan pun mengalami perkembangan secara luas.
Kebijakan pemerintah tentang pendirian rumah sakit, poliklinik dan puskesmas pun merambah
ke berbagai daerah. Bukan hanya sekedar kuantitas tempat pelayanan saja yang menjadi sorotan
masyarakat umum tetapi kualitas dari pelayananlah yang menjadi prioritas utama yang
dibutuhkan oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan pelayanan kesehatan.

Kesehatan merupakan hal terpenting dalam hidup manusia, terutama yang


berhubungan dengan aktivitas kehidupan sehari-hari. Tingkat aktivitas yang tinggi dan tingkat
hasil pencapaian aktivitas yang sempurna dapat tercapai bila kondisi kesehatan seseorang
tersebut telah cukup memadai. Oleh karenanya sulit bagi manusia dalam kondisi yang tidak sehat
dapat bekerja dengan baik. Sehingga diperlukan suatu fasilitas yang mendukung kesehatan yaitu
rumah sakit, dimana di rumah sakit tersebut orang dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang
cukup memadai. Umumnya sebuah rumah sakit didirikan dengan tujuan untuk menberikan suatu
pelayanan kesehatan, diantaranya adalah dalam bentuk perawatan, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan medis, dan diagnostic .Dalam satu dasawarsa belakangan ini dunia medis mengalami
perkembangan begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuan penemuan dalam bidang
pengobatan. Bukan itu saja, dari segi tempat tempat pelayanan pun mengalami perkembangan
secara luas. Kebijakan pemerintah tentang pendirian rumah sakit, poliklinik dan puskesmas pun
merambah ke berbagai daerah.

B. Tujuan
Untuk mengetahui Audit Medis dan Resiko Manajemen

C. Rumusan Masalah
Apa saja Audit Medis dan Resiko Manajemen?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Audit Medis


Kementerian Kesehatan lewat Peraturan no.755/MENKES/PER/IV/2011 tentang
penyelenggaraan komite medik rumah sakit mendefinisikan audit medis sebagai upaya evaluasi
secara propefesional terhadap mutu pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan
menggunakan rekam medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis.Tujuan audit medis terkait
dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi,adalah tercapainya pelayanan prima di rumah
sakit.Kegiatan dilakukan untuk mengevaluasi mutu pelayanan medis,untuk mengetahui
penerapan standar pelayanan medis,untuk melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis
sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar pelayanan medis.

B. Pelaksanaan audit Medis


Dalam Peraturan Perundang-undangan tentang perumahsakitan,pelaksanaan audit
medis dilaksanakan sebagai implementasi fungsi manajamen klinis dalam rangka penerapan tata
kelola klinis yang baik di rumah sakit.Audit medis tidak digunankan untuk mencari ada atau
tidaknya keselahan seorang staf medis dalam satu kasus.Dalam hal terdapat laporan kejadian
dengan dugaan kelalaian seorang staf medis,mekanisme yang digunakan adalah mekanisme
disiplin profesi,bukannya mekanisme audit medis.Audit medis dilakukan dengan
mengedepankan respek terhadap semua staf medis dengan cara tidak menyebutkan nama,tidak
mempersalahkan ,dan tidak mempermalukan.Audit medis yang dilakukan oleh rumah sakit
adalah kegiatan evaluasi profesi secara sistematik yang terdiri dari kegiatan peer-review,
surveillance dan assessment terhadap pelayanan medis di rumah sakit.Pelaksanaan audit medis
harus dapat memenuhi 4 peran penting ,yaitu :
a.Sebagai sarana untuk melakukan penilaian terhadap kompetensi masing-masing staf
medis pemberi pelayanan di rumah sakit.
b. Sebgai dasar untuk pemberian kewenagan klinis (clinical privilege)sesuai
kompetensi yang dimiliki.
c.Sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomendasikan pencabutan aau
penangguhan kewenagan klinis (clinical privilege).
d. Sebagai dasar bagi komite medik dalam merekomedasikan perubahan/modifikasi
rincian kewenagan klinis seorang staf medis.

2
C. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan audit medis
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mancapai tujuan umum audit. Hal ini
dapat dilakukan dengan menentukan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan atau
menggunakan aspek dimensi mutu sebagai fokus audit yang dilakukan. Beberapa
langkah-langkah yang sering digunakan dalam pelaksanan audit medis :
a. Pemilihan topik yang akan dilakukan audit.
pemilihan topik yang akan dilakukan audit. Pemilihan topik tersebut bisa berupa
penanggulangan penyakit tertentu di rumah sakit (misalnya : thypus abdominalis),
penggunaan obat tertentu (misalnya: penggunaan antibiotik), tentang prosedur
atau tindakan tertentu, tentang infeksi nosokomial di rumah sakit, tentang
kematian karena penyakit tertentu, dan lain-lain. Pemilihan topik ini sangat
penting, dalam memilih topik agar memperhatikan jumlah kasus atau
epidemiologi penyakit yang ada di rumah sakit dan adanya keinginan untuk
melakukan perbaikan. Sebagai contoh di rumah sakit kasus typhus abdominalis
cukup banyak dengan angka kematian cukup tinggi. Hal ini tentunya menjadi
masalah  dan ingin dilakukan perbaikan. Contoh lainnya : angka seksio sesaria
yang cukup tinggi di rumah sakit yang melebihi dari angka nasional. Untuk
mengetahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan perbaikan maka perlu
dilakukan audit terhadap seksio sesaria tersebut. Pemilihan dan penetapan topik
atau masalah yang ingin dilakukan audit dipilih berdasarkan kesepakatan komite
medik dan kelompok staf medis.
b. Penetapan standar dan kriteria.
Setelah topik dipilih maka perlu ditentukan kriteria atau standar profesi yang
jelas, obyektif dan rinci terkait dengan topik tersebut. Misalnya topik yang dipilih
typhus abdominalis maka perlu ditetapkan prosedur pemeriksaan, diagnosis dan
pengobatan typhus abdominalis. Penetapan standar dan prosedur ini oleh mitra
bestari (peer group) dan/atau dengan ikatan profesi setempat. Ada dua level
standar dan kriteria yaitu must do yang merupakan absolut minimum kriteria
yang merupakan tambahan kriteria yang merupakan hasil penelitian yang berbasis
bukti.

3
c.  Penetapan jumlah kasus/sampel yang akan diaudit.
Dalam mengambil sampel bisa dengan menggunakan metode pengambilan
sampel tetapi bisa juga dengan cara sederhana yaitu menetapkan kasus typhus
abdominalis yang akan diaudit dalam kurun waktu tertentu, misalnya dari bulan
Januari sampai Maret. Misalnya selama 3 bulan tersebut ada 200 kasus maka 200
kasus tersebut yang akan dilakukan audit.
d. Membandingkan standar/kriteria dengan pelaksanaan pelayanan.
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis mempelajari rekam medis
untuk mengetahui apakah kriteria atau standar dan prosedur yang telah ditetapkan
tadi telah dilaksanakan atau telah dicapai dalam masalah atau kasus-kasus yang
dipelajari. Data tentang kasus-kasus yang tidak memenuhi kriteria yang telah
ditetapkan dipisahkan dan dikumpulkan untuk di analisis. Misalnya dari 200
kasus ada 20 kasus yang tidak memenuhi kriteria atau standar maka 20 kasus
tersebut agar dipisahkan dan dikumpulkan.
e. Melakukan analisis kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.
Subkomite mutu profesi atau tim pelaksana audit medis menyerahkan ke 20 kasus
tersebut pada mitra bestari (peer group) untuk dinilai lebih lanjut. Kasus-kasus
tersebut di analisis dan didiskusikan apa kemungkinan penyebabnya dan mengapa
terjadi ketidaksesuaian dengan standar. Hasilnya: bisa jadi terdapat (misalnya) 15
kasus yang penyimpangannya terhadap standar adalah “acceptable” karena
penyulit atau komplikasi yang tak diduga sebelumnya (unforeseen). Kelompok ini
disebut deviasi (yang acceptable). Sisanya yang 5 kasus adalah deviasi yang
unacceptable, dan hal ini dikatakan sebagai “defisiensi”. Untuk melakukan
analisis kasus tersebut apabila diperlukan dapat mengundang konsultan tamu atau
pakar dari luar, yang biasanya dari rumah sakit pendidikan.
f.  Menerapkan perbaikan.
Mitra bestari (peer group) melakukan tindakan korektif terhadap kelima kasus
yang defisiensi tersebut secara kolegial, dan menghindari “blaming culture”. Hal
ini dilakukan dengan membuat rekomendasi upaya perbaikannya, cara-cara
pencegahan dan penanggulangan, mengadakan program pendidikan dan latihan,
penyusunan dan perbaikan prosedur yang ada dan lain sebagainya.

4
g. Rencana reaudit.
Tujuan reaudit dilaksanakan adalah untuk mengetahui apakah sudah ada upaya
perbaikan. Hal ini bukan berarti topik audit adalah sama terus menerus, audit yang
dilakukan 6 (enam) bulan kemudian ini lebih untuk melihat upaya perbaikan.
Namun sambil melihat upaya perbaikan ini, Subkomite mutu profesi atau tim
pelaksana audit dan mitra bestari (peer group) dapat memilih topic yang lain.

D. Pengertian Resiko dan Manajemen Resiko


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Resiko adalah kemungkinan terjadinya
peristiwa yang dapat merugikan perusahaan.
Vaugan (19780, mengemukakan beberapa defenisi resiko sebagaimana sebagain berikut ;
1. Risk is the chance of loss ( Resiko adalah kerugian )
Chance of loss berhubungan dengan suatu exposure ( keterbukaan ) terhadap
kemungkinan kerugian.chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu.dalam halchance of loss 10%,berari
kerugian adalah pasti sehingga resiko tidak ada.
2. Risk is the possibility of loss ( Resiko adalah kemungkinan kerugian )
Possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan
satu. Namun, defenisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
3. Risk is uncertainty (Resiko adalah ketidakpastian )
Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty
merupakan penilaian individu terhadap sitausi risiko yang didasarkan pada
pengetahuan dan sikap individu yang bersangkutan.
4. Risk is the dispersion of actual from expected result ( Resiko merupakan
penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan).
Sedangakan manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan
perlindungan hara benda,hak milik dan keuuntungan badan usaha atau perorangan atas
kemungkinan timbulnya kerugian karena adanya resiko.Manajemen resiko adalah suatu
pendekatan tersruktur dalam mengelola ketidakpatian yang berkaitan dengan ancaman suatu
rangkaian aktivitas manuasia termasuk penilaian resiko,pengembangan strategi untuk
mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/peneloalaan
sumberdaya.Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak

5
lain,menghindari risiko,mengurangi efek negative risiko,dan menampung sebagian atau semua
konsekuensi tertentu.

E. Proses Manajemen Resiko


Manajemen resiko melibatkan identifikasi resiko,memprediksi berapa besar
kemungkinan dan dampak apabila risiko itu terjadi, memutuskan tindakan apa yanag harus
dilakukan pada resiko tersebut dan mengimplementasikan keputusan tersebut.Manajemen risko
membantu proses pengambilan keputusan dengan memperhatikan hal-hal diluar control
perusahaan.Proses Risiko mengeindentifikasi potensi risko yang dapat timbul , menetapkan
kebijakan, mengambil tindakan, dan membantu risiko.Tahapan dalam manajemen resiko secara
lebih spesifik,meliputi :

1. Identifikasi Resiko,dimana manajemen melakukan identifikasi bentuk resiko yang


sudah dan yang berpotensi akan terjadi mengidentifikasi bentuk-bentuk risiko,
dimana manajemen telah menemukan bentuk dan format
2. Menempatkan ukuran dan skala risiko, termasuk rancangan model metologi
penelitian yang akan digunakan yang ditetapkan secara cermat.
3. Menempatkan altenantif-altenatif keputusan keputusan,dalam bentuk kualitatif dan
kuantitatif berseta akibat akibat-akibat pengaruh yang timbulkan atas altenatif.
4. Menganalisis setiap altenatif dari berbagi sudut pandang secara komprehensif dan
sistematif.
5. Memutuskan dan melaksankan altenatif disertai justifikasi formal,otorisasi,dan
rincian alokasi pembiayaan yang diperlukan.
6. Mengontrol pelaksanaan,secara konsisten dan displin guna memastikan pelaksanaan
sesuai dengan perencanaan,sehingga menghindaarkan timbulnya resiko lain yang
tidak diinginkan

6
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
audit medis terkait dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi,adalah
tercapainya pelayanan prima di rumah sakit.Kegiatan dilakukan untuk mengevaluasi
mutu pelayanan medis,untuk mengetahui penerapan standar pelayanan medis,untuk
melakukan perbaikan-perbaikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan pasien dan
standar pelayanan medis. Oleh karena itu, setiap rumah sakit diharapkan melaksanakan
audit klinis sesuai dengan dapat mengembangkan sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan rumah sakit.
manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan hara
benda,hak milik dan keuuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan
timbulnya kerugian karena adanya resiko.

B. Saran
Sebagai perekam medis kita juga wajib memahami tentang audit klinis dan resiko
manajemen medis agar kita bisa menjadi salah satu anggota dalam tim audit. Dengan
mealukan audit medis secara rutin,penyedia layanan kesehatan dapat meningkatkan
kualitas perawatan kesehatan.

7
DAFTAR PUSAKA
http://visimediapusaka.com/artikel-buku/323-strategi-antisipasi-resiko-manajemen-
resiko-html
http:///C:User/USER/Dowloands/Manajemen%20risiko%20-%20Wikipedia%20bahasa
%20ensiklopedia%20bebas,htm
http://Nurulazizahheducation.blogspot.com/2011/03/manajemen-risiko.html

Anda mungkin juga menyukai