KHUSUS
• Setelah mengikuti pembelajaran, peserta mampu:
1. Mengidentifikasi jejaring pelayanan korban KtP/A termasuk TPPO
2. Melakukan mekanisme rujukan korban KtP/A termasuk TPPO
POKOK BAHASAN
• Jejaring Pelayanan Korban KtP/A termasuk TPPO
• Mekanisme Rujukan Korban KtP/A termasuk TPPO:
1. Rujukan Medis
2. Rujukan Non Medis
POKOK BAHASAN 1
2.tidak
terpisahkan dari upaya
pencegahan maupun penanganan
PEMBAGIAN PERAN
2. Pusat Penanganan Terpadu (PPT), Pusat Krisis 8. Pusat Informasi dan Konsultasi Keluarga
Terpadu (PKT) di Rumah sakit termasuk RS (BKKBN,PKK)
Bhayangkara
9. Rumah aman/shelter
3. Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan
10. LSM seperti Komnas Perlindungan Anak, Yayasan
Perempuan dan Anak (UPTD PPA) atau Pusat
Pulih, Mitra Perempuan, Women Crisis Center
Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan
(WCC) dan lain-lain
dan Anak (P2TP2A)
11. Kejaksaan tinggi dan kejaksaan negeri
4. Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA)
Kepolisian (Polda & Polres) 12. Pengadilan tinggi dan Pengadilan Negeri
5. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) 13. Lembaga Bantuan Hukum (LBH).
PENGADUAN
JALUR KOMANDO
Dinas PP/ UPTD PPA/
P2TP2A/
LSM/LPSK/SATGAS
JALUR KOORDINASI
PEMULIHAN KORBAN YANG DIHARAPKAN
PEMULIHAN KORBAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
ALUR PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN
Datang Sendiri
Penjangkauan Rujukan
Penerimaan Koordinasi
Pengaduan dengan POLRI
Kasus KtP/A
Wawancara &
Screening
Inform Consent
Rujukan
Administrasi
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
ALGORITME PELAYANAN KASUS KTP/A DI PUSKESMAS
Korban kekerasan
terhadap anak dan
perempuan
Rujuk dari rumah Datang sendiri/ diantar
aman/ praktik orangtua/ keluarga/
pamong/ guru
dokter/ UPTD PPA/
P2TP2A
Puskesmas
Registrasi
Tindak Kegawatdaruratan
TATALAKSANA:
Anamnesa
Informed Consent
Pemeriksaan fisik dan
Rujukan status mental
Pemeriksaan penunjang Pulang
Non
Medis Diagnosa
Medis Tindakan medis
Konseling
Wajib Lapor
Pembuatan VeR
RS non PKT/
PPT Non Kritis Semi Kritis Kritis
Di Dalam
RS
PKT/ PPT
•Pemeriksaan Fisik & ICU/ HCU
Medikolegal Ruang Rawat Inap
•Konseling Psikososial
•Konseling hukum
•Laboratorium penunjang Meninggal
PKT/ PPT (Ruang Otopsi)
RS lain
Rumah Kembali ke
LBH/ Polisi
Aman/ keluarganya
Shelter
ALUR PELAYANAN MEDIKOLEGAL DI RS
KORBAN
PENYIDIK IGD /
(POLISI) POLIKLINIK
PUSAT PELAYANAN
TERPADU
1. Pelajari kasus yang Anda temukan sesuai studi kasus yang disediakan secara
berkelompok
2. Menyusun tabel pelayanan rujukan yang dibutuhkan pasien korban sesuai jenis
penanganan dan penanggung jawab
3. Jelaskan pelayanan rujukan yang akan dilakukan
4. Harap diingat bahwa jaringan kerja dan rujukan pelayanan dilakukan untuk memenuhi
hak-hak korban kekerasan terhadap perempuan dan anak
Selamat Bekerja
KASUS KELOMPOK 1
Pada suatu hari datang seorang pasien T (14 th) yang diantar ibunya karena
badannya demam selama 3 hari dan merasa pusing, mual dan muntah. Anda
menanyakan apakah T sudah menstruasi dan T menjawab bahwa baru satu
kali beberapa bulan yang lalu, dan lupa persisnya kapan. Kemudian Anda
meminta T melakukan tes kehamilan, ternyata T terbukti hamil. Karena
ditanya oleh ibunya yang sangat terkejut, T akhirnya mengaku bahwa dia
pernah dipaksa untuk bersetubuh dengan ayahnya beberapa bulan yang lalu.
Dari hasil USG yang dilakukan, diketahui usia kehamilan T sudah mencapai
30 minggu. Ibunya sangat marah dan menangis, lalu meninggalkan T di RS
tempat Anda bertugas.
S (11th) adalah seorang anak SD yang jago bermain taekwondo. Dia dikenal teman-
temannya sangat senang pamer aksi bela diri di saat jam istirahat sekolah. Suatu saat R
(10) menyenggol makanan S saat mereka istirahat di kantin. S sangat marah kemudian
menghajar R di lapangan belakang sekolah hingga R kesakitan. Kejadian ini disaksikan
oleh 14 orang teman-temannya.
Sepulang sekolah R sakit parah dan tidak masuk selama satu minggu. Orangtuanya
membawa ke rumah sakit tempat Anda bertugas. Saat pemeriksaan di rumah sakit
diketahui R menderita luka dalam parah di dada, perut dan leher akibat dihajar oleh S.
Setelah sempat dirawat selama 4 hari di ruang ICU, akhirnya R meninggal dunia akibat
parahnya luka-luka yang diderita.
WA (24 th) adalah seorang perempuan muda yang baru menikah 6 bulan
lalu. Sudah beberapa minggu terakhir ini, WA sering datang ke puskesmas
Anda dengan luka-luka lebam di pipi, tangan dan kaki. Pagi ini dia datang
dengan luka parah di hidungnya sampai berdarah. Sambil memeriksa WA
yang terus menangis, Anda melihat begitu banyak luka sayatan tajam di
dada dan lengan kirinya. WA berulang kali meminta Anda untuk
merahasiakan kondisinya ini karena sangat takut pada suaminya yang
menjadi pelaku.
Pada suatu hari Anda melakukan kegiatan penjaringan kesehatan di sebuah SMA
dekat Anda bertugas. Seijin guru di sekolah, Anda melakukan pemeriksaan kesehatan
kepada murid-murid di kelas 10. Salah seorang murid perempuan S (15 th)
menceritakan bahwa dia sering mengalami nyeri saat buang air kecil dan
kemaluannya keputihan, bahkan bernanah. Setelah Anda tanya, S mengaku telah
sering melakukan hubungan seksual dengan pacarnya yang saat ini sekolah di SMA
yang sama di kelas 12. Ketika Anda bertanya kapan pertama kali S berhubungan
seksual, S sudah lupa dan mengatakan bahwa sebagian besar temannya sekelas
sudah sering melakukan hubungan seksual.
MEKANISME RUJUKAN
BAGI KORBAN KTP/A DAN TPPO
MEKANISME RUJUKAN
1. Rujukan medis
Tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan primer
(Puskesmas, Klinik 24 Jam, Balai Pengobatan, Dokter Praktik
Swasta) seringkali menjadi pintu masuk atau rujukan awal dari
kasus KtP/A.
Dalam menangani korban kekerasan, fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tetap berkoordinasi dengan fasilitas
pelayanan kesehatan yang mengirim untuk memantau
perkembangan kasus/kondisi korban sesuai dengan
kewenangannya. Fasilitas pelayanan kesehatan terdiri dari
Puskesmas dan Rumah Sakit.
3
9 JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP
PELAYANAN YANG DIMILIKI
KORBAN :
Datang sendiri
Diantar (orang tua, keluarga,
guru, masyarakat)
Rujukan Puskesmas, UPTD
PPA/ P2TP2A, UPPA
4
3 JENIS RUJUKAN
BERDASARKAN JENIS/RUANG LINGKUP
PELAYANAN YANG DIMILIKI
2. Rujukan Non Medis
• Rujukan non medis meliputi rujukan psikososial dan bantuan hukum. Selain
pertolongan medis, kasus KtP/A membutuhkan intervensi psikososial, perlindungan
dan bantuan hukum. Oleh sebab itu, proses rujukan tidak cukup sampai
pertolongan medis saja.
• Pada beberapa kasus, misalnya pada korban kekerasan domestik, seringkali
intervensi psikososial justru merupakan komponen mendasar dari penyelesaian
kasus. Pada kasus perdagangan anak, aspek hukum menjadi komponen yang
dominan dari upaya perlindungan anak dan sebaiknya dilakukan kajian tim multi
disiplin.
• Kasus KtP/A yang membutuhkan pendampingan psikososial, dapat dirujuk pada
lembaga-lembaga pemerhati seperti Lembaga Perlindungan Anak, Women Crisis
Center, Yayasan Kesejahteraan Anak dan sebagainya.
• Rujukan psikososial dapat dilakukan ke PPT/PKT Rumah sakit setempat atau RS
Bhayangkara.
PENUGASAN BERMAIN PERAN:
MEKANISME PELAYANAN RUJUKAN KORBAN KTP/A
TERMASUK TPPO
PETUNJUK
Pada bermain peran ini dibutuhkan 3 orang peserta yang akan berperan sebagai dokter, pasien dan
pendamping pasien (bisa menjadi anak, ibu, dsb). Peserta yang tidak mendapat peran akan menjadi pengamat.
• Anda seorang anak berusia 6 tahun, berada dalam • Anda seorang ibu yang pencemas dan sangat sayang
keadaan sakit, bingung dan takut. anda tidak tahu kepada anak yang saat ini berusia 6 tahun. Anda sangat
harus bercerita apa ketika kedua orang tua anda khawatir ketika melihat kondisi anak yang tampak pucat
khawatir melihat keadaan Anda yang pucat dan dan kesakitan ketika buang air kecil. Anda semakin cemas
kesakitan.
ketika anak anda terus menangis tapi tidak mau bercerita
• Anda tahu bahwa semua kesakitan ini karena apapun. Kecemasan dan kebingungan anda membuat
perbuatan paman anda. Anda tidak tahu bagaimana anda agak kasar dan setengah memaksa anak untuk
harus melaporkan peristiwa itu kepada orang tua anda. bercerita. Tapi apapun upaya anda, anak anda tetap
Anda tidak tahu mengapa paman anda berbuat seperti membisu dan terus menangis. Anda melaporkan hal ini
itu kepada anda, padahal sehari-hari paman anda
kepada suami anda dan segera mengajak anak Anda
sangat baik dan perhatian terhadap Anda. Paman
berobat ke dokter.
melarang Anda untuk menceritakan hal tersebut
dengan ancaman akan memusuhi Anda jika
melaporkan peristiwa tersebut. Anda menurut saja
ketika orang tua anda mengajak ke dokter, tapi anda
sangat bingung, takut dan tidak tahu apa yang akan
anda ceritakan pada dokter nanti. Anda hanya berharap
dokter dapat mengobati sakit anda dan anda tidak perlu
menderita lagi.
SITUASI 2
PERAN PEREMPUAN
Anda adalah seorang gadis berusia 20 tahun, bekerja di sebuah salon kecantikan dan
sedang berpacaran dengan seorang laki-laki calon insinyur yang gagah dan tampan di
sebuah kampus terkemuka. Setelah setahun pacaran, Anda mulai sering diajak main ke
kosnya dan bahkan diminta menginap. Meski Anda menolak menginap karena dilarang
pulang malam oleh orang tua, pacar Anda selalu saja meminta Anda untuk mampir ke
kosnya sepulang kerja di salon hingga sore hari. Suatu saat pacar Anda menjemput
Anda saat pulang training dan mengajak ke kosnya. Seperti biasa, anda dan pacar
mengobrol di kamar dan tiba-tiba sang pacar mencium anda secara membabi buta dan
tiba-tiba mulai membuka pakaian dan memaksa anda berhubungan seksual. Anda
merasa kesakitan dan perdarahan hebat karena melakukan perlawanan ketika
berhubungan seks. Meski pacar anda kemudian meminta maaf dan berjanji tak akan
mengulangi lagi, Anda tetap marah dan meminta pacar anda untuk mengantar ke Rumah
Sakit untuk memeriksakan luka dan perdarahan hebat yang terjadi. Anda berjanji tidak
akan memberitahukan kepada orang tua anda dan polisi karena sayang sama pacar
anda.
SITUASI 3
PERAN PEREMPUAN
• Anda seorang istri telah menikah 15 tahun dan memiliki 2 orang anak, laki-laki (12 tahun) dan
perempuan (9 tahun). Sejak anak kedua Anda lahir, suami anda mulai sering pulang malam
karena sering mendapatkan tugas lembur di kantor cabang. Setiap pulang malam, anda merasa
heran karena tercium bau wangi parfum perempuan lain di baju suami anda.
• Saat Anda bertanya, suami anda marah dan membentak, serta menyebut anda perempuan yang
cerewet dan tidak tahu diuntung karena sejak lembur anda mendapat uang belanja bulanan lebih
banyak. Anda sangat sedih dan marah karena suami suka membentak dan berbuat kasar. Ketika
anda protes, Anda malah diancam akan diceraikan dan suami akan mengambil anak-anak untuk
diasuhnya sendiri karena anda tidak bekerja dan dianggap tak bisa mencari nafkah. Anda
bingung dengan ancaman ini dan akhirnya hanya diam dan menangis.
• Suatu saat anda semakin emosi ketika menemukan bekas lipstick di baju suami anda saat
pulang malam. Setelah terjadi pertengkaran hebat, tiba-tiba suami Anda memukul hidung anda
hingga berdarah dan mendorong anda hingga jatuh dari tangga. Setelah memukul, suami anda
pergi meninggalkan rumah. Anda kemudian menelpon sahabat anda dan memintanya untuk
mengantar anda ke Rumah Sakit.
SITUASI 3
PERAN SAHABAT
Anda mempunyai seorang sahabat, yaitu ibu rumah tangga yang mengaku sering
diperlakukan kasar dan dipukuli oleh suaminya. Anda merasa bingung mendengarkan
keluh kesahnya karena meski berulangkali anda meminta sahabat anda untuk
melaporkan ke polisi, sahabat anda selalu menolak karena takut akan diceraikan dan
kehilangan anak-anaknya. Suatu malam anda ditelepon oleh sahabat anda dan diminta
untuk mengantar ke Rumah Sakit setelah diperlakukan kasar oleh suaminya. Alangkah
kagetnya anda ketika mendapati sahabat anda nyaris tak bisa bergerak setelah jatuh
dari tangga dan hidungnya berdarah. Sambil membawa teman anda ke Rumah Sakit,
anda menelepon teman anda lainnya yang seorang polisi dan meminta kasus ini
diproses. Sepanjang perjalanan ke Rumah Sakit sahabat anda terus meminta anda
untuk tidak melaporkan kasus ini ke polisi.
SITUASI 4
PERAN ANAK
• Anda seorang anak perempuan berusia 18 tahun. Sejak lulus SD tidak melanjutkan
sekolah karena orang tua miskin. Lima tahun lalu orang tua mengenalkan anda pada
seorang perempuan dari Jakarta (W) yang mengajak anda bekerja di cafenya sebagai
waitress. Ternyata anda juga dipaksa melayani tamu untuk berhubungan seksual.
Setiap anda menolak, W mengancam akan mengusir orang tua anda dari rumah
kontrakan yang dibayari dari hasil kerja lama anda di café. Anda tak bisa berbuat apa-
apa dan terpaksa selalu melayani pelanggan, meski dalam kondisi letih karena
kadang harus melayani hingga 10 laki-laki perhari. Anda juga tidak berani melarikan
diri karena tempat tinggal anda di belakang café dan dijaga preman-preman yang
dibayar oleh W, apalagi anda tak punya uang sepeserpun.
• Sejak 2 tahun lalu, anda sering mengalami keputihan yang sangat mengganggu.
Lama-lama warnanya mulai kuning kecoklatan, saat buang air kecil juga terasa nyeri.
Tadi malam Anda merasa meriang dan kemaluan anda semakin nyeri saat buang air
besar. Oleh karena sudah tidak kuat lagi merasakan pusing dan panas, pagi ini anda
meminta seorang tukang ojek untuk mengantar anda ke Puskesmas.