3
1.
Analisis Situasi
4
Situasi Kekerasan Terhadap Anak Di Indonesia
1 dari 6 perempuan di Sebanyak 26% anak berusia
Indonesia menikah sebelum 2-14 tahun mengalami
berusia 18 tahun (BPS, 2012) hukuman fisik di rumah yang
yang menempatkan anak dilakukan oleh ibu,
dalam risiko kesehatan, putus pengasuh, atau anggota
sekolah, dan jerat keluarga lainnya. (BPS, 2014)
kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan terhadap 1738 siswa
kelas 8 di Jakarta dan Serang menunjukkan bahwa Jumlah laporan kasus kekerasan anak hingga April
84 % siswa mengaku pernah mengalami berbagai 2015 mencapai 6.006 kasus. Meningkat signifikan
dari tahun 2010 yang hanya 171 kasus, 2011
bentuk kekerasan di sekolah, dan 75 % mengaku
(2.179), 2012 (3.512), 2013 (4.311), dan 2014
pernah melakukan kekerasan dalam 6 bulan
sebanyak 5.066 kasus (KPAI, 2015).
terakhir. (ICRW, 2015)
Hasil Survey Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja tahun 2018 :
- 2 dari 3 anak berusia 13-17 tahun di Indonesia pernah mengalami kekerasan sepanjang hidupnya
- 3 dari 4 anak melaporkan bahwa pelaku kekerasan emosional adalah teman atau sebayanya termasuk
pada kekerasan fisik
- Pelaku kekerasan seksual baik kontak maupun non kontak adalah teman atau sebayanya (47-73%) dan
sekitar 12-29% pacar menjadi pelaku kekerasan seksual
(KPPPA, 2018)
6
Pemberitaan Media Menunjukkan Isu KtP/A Yang Terus Meningkat
8
Kebijakan Global
CEDAW
SDGs (Tujuan 5 Kesetaran
• Bertujuan untuk Konverensi Tingkat
Gender)
melindungi dan Dunia ke-IV di Beijing •
ICPD • Sasaran strategis 12 Konvensi Hak- Mengakhiri semua bentuk
mempromosikan
• Paradigma baru dalam Hak anak PBB diskriminasi terhadap
hak-hak perempuan bidang kritis terkait
kebijakan Mendefisinisikan perempuan dan anak
termasuk anak masalah
kependudukan dan seorang anak perempuan di seluruh
perempuan di pemberdayaan
pembangunan dari sebagai manusia dunia.
seluruh dunia perempuan yang
pengendalian populasi yang berusia di • Menghapuskan segala
• Undang-Undang menjadi pusat
dan penurunan bawah 18 tahun, bentuk KtPA di ruang
Nomor 7 Tahun perhatian salah
fertilitas menjadi kecuali apabila publik dan privat,
1984 tentang satunya kekerasan
pendekatan yang ada ketentuan lain termasuk perdagangan
Pengesahan terhadap
terfokus pada secara hukum di dan eksploitasi seksual
Konvensi Mengenai perempuan,
kehidupan manusia, Negara dan jenis ekploitasi
Penghapusan termasuk kekerasan
dengan penekanan bersangkutan lainnya.
Segala Bentuk terhadap anak dan
pada kesehatan • Menghapus seluruh
Diskriminasi remaja perempuan.
reproduksi sebagai praktek berbahaya, seperti
Terhadap Wanita
hak dasar manusia. pernikah anak,
Kebijakan Nasional
1
3
Kebijakan dan.Strategi Sektor
Kesehatan Terkait PP-KtP/A,
Termasuk TPPO
1
1
Arah Kebijakan
KtP/A
Menyediakan akses pelayanan kesehatan
yang berkualitas bagi korban KtP/A
Menjalin kemitraan antar program dan
sektor untuk penanganan KtP/A yang
komprehensif dan sinergis
Terpenuhinya hak-hak perempuan dan hak
anak untuk tumbuh kembang secara
optimal
Meningkatkan kualitas hidup perempuan
dan anak
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KEKERASAN
TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK DI BIDANG KESEHATAN
Meningkatkan peningkatan
peran keluarga & kapasitas
masyarakat jejaring, kerjasama
13
Peraturan Yang Mendukung PP-KtP/A
di Kementerian Kesehatan
2 Permenkes No. 21 Tahun 2021 tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil,
Masa hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan
Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual (Proses Revisi)
14
PERMENKES NO. 68 TAHUN 2013
Setiap tenaga kesehatan wajib:
• Memberitahukan orang
• Kekerasan terhadap tua/pendamping bila
Anak (KtA) merupakan Permenkes nomor menemukan adanya dugaan
tindak pidana berat 68 Tahun 2013 kekerasan terhadap anak
sesuai Pasal 108 KUHAP tentang disertai anjuran untuk
ayat 2 melaporkan kepada
• Tenaga Kesehatan kewajiban bagi kepolisian
Sering menjadi orang pemberi Layanan • Jika orang tua/pendamping
pertama yang didatangi DISUSUN Kesehatan untuk menolak melaporkan, nakes
untuk mendapatkan memberikan wajib memberikan
pertolongan kesehatan informasi atas adanya
akibat kekerasan yang dugaan Kekerasan informasi kepada
dialami terhadap & Anak(KtPA) kepolisian.
• Anak tidak dapat • Tenaga kesehatan dalam hal
melaporkan sendiri ini berkedudukan sebagai
kasus kekerasan yang pemberi informasi, bukan
dialaminya saksi pelapor
Pasal 4
Pemberi layanan kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada anak yang di duga menjadi anak korban
KTA mempunyai kewajiban:
a. memberikan pertolongan pertama;
b. memberikan konseling awal;
c. menjelaskan kepada orang tua anak tentang keadaan anak dan dugaan penyebabnya, serta mendiskusikan
langkah-langkah ke depan;
d. melakukan rujukan apabila diperlukan;
e. memastikan keselamatan anak;
f. melakukan pencatatan lengkap di dalam rekam medis serta siap untuk membuat Visum et Repertum
apabila
diminta secara resmi;
Kewajiban Pemberi Layanan
(Permenkes nomor 68 Tahun 2013)
Pasal 7
(4) Dalam hal orang tua atau pendamping anak korban KtA menolak dilakukan pelaporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tenaga kesehatan memberikan informasi kepada kepolisian
sesegera mungkin.
(6) Pemberian informasi adanya dugaan anak korban KtA dapat dilakukan secara lisan atau tertulis
Pasal 8
(1) Pemberi layanan kesehatan yang memberikan informasi adanya dugaan anak korban KtA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 berkedudukan sebagai
pemberi informasi bukan sebagai saksi pelapor.
(2) Pemberi layanan kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak mendapat
perlindungan hukum.
(3) Informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bahan yang akan ditindaklanjuti
oleh kepolisian guna kepentingan penyelidikan.
4.
Tugas dan Peran Sektor
Kesehatan
Dalam PP-KtP/A Termasuk TPPO
1
8
PERAN SEKTOR KESEHATAN DALAM PP KTP/A
DI SETIAP TINGKATAN
Sektor kesehatan dalam PP KtP/A
berperan dalam menyediakan:
Puskesmas Mampu Tata Laksana KtP/A dengan target minimal 4 (empat)
Puskemas pada setiap Kabupaten/Kota
Tersedianya Pusat Pelayanan Terpadu (PPT)/Pusat Krisis Terpadu (PKT) di RS
pada setiap Kabupaten/Kota
Petugas kesehatan terlatih dalam menangani pasien korban KtP/A dan TPPO
di RS
Petugas kesehatan terlatih dalam menangani pasien korban KtP/A dan TPPO
di Puskesmas
Pro justitia
Nakes harus mampu mengenali ciri-ciri medis dan psikologis yang menunjukkan
adanya kekerasan baik fisik, seksual ataupun psikologis
RUJUKAN / JEJARING
MULTISEKTORAL DAN MULTIDISIPLIN
22
PELAKSANAAN DI TINGKAT
DASAR/PUSKESMAS
• Perencanaan
• Pelayanan
o Pencegahan KtPA melalu kegiatan kegiatan terkait seperti UKS, PKPR, Buku
KIA,
program lansia dll
o Mampu mendeteksi adanya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak
yang terintegrasi dengan program dan layanan terkait lainnya, seperti PKPR,
MTBS, imunisasi, KIA HIV AIDs dll
o Memberikan pelayanan kasus KtPA dan bekerjasama dengan jejaring terkait
dalam penaganan kasus KtPA
o pencatatan dan pelaporan
24
PENANGANAN KASUS KtPA
KESEHATAN
Aspek medis
Deteksi dini
Rujukan Medis
Rujukan
Non medis
TERIMA
KASIH