KELOMPOK 10
Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai
Sistem Filsafat
NAMA KELOMPOK :
NOVITA JUNIAR 211010550530
YUNITA NUR ROHMAH 211010550686
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan laporan ini. Penulis menyadari masih banyak kekurangan
dalam penyelesaian laporan ini. Dalam penyusunan laporan materri ini, tidak sedikit
hambatan yang kami hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan laporan ini tidak lain berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak,
sehingga kendala-kendala yang kami hadapi dapat teratasi. Oleh karna itu penulis
mengucapkan terimakasih, semoga laporan hasil materi pembelajaran ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan khususnya bagi kami selaku penulis.
Kelompok 9
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dinamika Pancasila sebagai ideology Negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilain-nilai Pancasila.
Pancasila sebagai ideologi Negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno,
sebagaimana diketahui bahwa Soekarno termasuk salah seorang perumus pancasila,
bahkan penggali dan memberi nama untuk dasar Negara. Pancasila seagai ideologi
dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat
kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto
ini pula, ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol)
dan organisasi masyarakat (Ormas).
Bahkan pada masa reformasi masih mengalami pasang surut karna enggannya para
penyelenggara Negara mewacanakan tentang Pancasila. Bahkan berujung pada
hilangnya pancasila di kurikulum Nasional. Meskipun pada akhirnya timbul kesadaran
penyelenggara Negara tentang pendidikan pancasila di Perguruan tinggi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Pancasila dan Filsafat?
2. Apa pengertian Pancasila sebagai suatu filsafat?
3. Bagaimana landasan Pancasila sebagai sistem Filsafat?
4. Bagaimana sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pancasila sebagai
sistem Filsafat?
5. Apa Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai sistem Filsafat?
1
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat menguasai kompetensi bersikap inklusif, toleran dan gotong
royong.
2. Mengembangkan karakter pancasila yang teraktualisasi dalam sikap jujur, disiplin,
tanggung jawab.
3. Untuk memahami mengenai pancasila sebagai filsafat.
4. Untuk mengetahui pengertian pancasila dan filsafat.
5. Untuk mengetahui landasan Pancasila sebagai sistem filsafat
2
BAB 2
PEMBAHASAN
3
kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar di sebuah lorong sunyi justru di
tengah denyut kehidupan bangsa Indonesia yang semakin hiruk-pikuk dengan
demokrasi dan kebebasan berpolitik” (Habibie, 2011: 1--2).
4
Esa yang akan dimintai pertanggungjawaban atas semua tindakan yang dilakukan.
Artinya, kebebasan selalu dihadapkan pada tanggung jawab, dan tanggung jawab
tertinggi adalah kepada Sang Pencipta.
Kedua;
hakikat sila kemanusiaan adalah manusia monopluralis, yang terdiri atas 3
monodualis, yaitu susunan kodrat (jiwa, raga), sifat kodrat (makhluk individu,
sosial), kedudukan kodrat (makhluk pribadi yang otonom dan makhluk Tuhan)
(Notonagoro).
Ketiga,
hakikat sila persatuan terkait dengan semangat kebangsaan. Rasa kebangsaan
terwujud dalam bentuk cinta tanah air, yang dibedakan ke dalam 3 jenis, yaitu
tanah air real, tanah air formal, dan tanah air mental. Tanah air real adalah bumi
tempat orang dilahirkan dan dibesarkan, bersuka, dan berduka, yang dialami
secara fisik sehari-hari. Tanah air formal adalah negara bangsa yang berundang-
undang dasar, yang Anda, manusia Indonesia, menjadi salah seorang warganya,
yang membuat undang-undang, menggariskan hukum dan peraturan, menata,
mengatur dan memberikan hak serta kewajiban, mengesahkan atau membatalkan,
memberikan perlindungan, dan menghukum, memberikan paspor atau surat
pengenal lainnya. Tanah air mental bukan bersifat territorial karena tidak dibatasi
oleh ruang dan waktu, melainkan imajinasi yang dibentuk dan dibina oleh ideologi
atau seperangkat gagasan vital (Daoed Joesoef, 1987: 18-20)
Keempat,
hakikat sila kerakyatan terletak pada prinsip musyawarah. Artinya, keputusan yang
diambil lebih didasarkan atas semangat musyawarah untuk mufakat, bukan
membenarkan begitu saja pendapat mayoritas tanpa peduli pendapat minoritas.
Kelima, hakikat sila keadilan terwujud dalam tiga aspek, yaitu keadilan distributif,
legal, dan komutatif. Keadilan distributif adalah keadilan bersifat membagi dari
negara kepada warga negara. Keadilan legal adalah kewajiban warga negara
5
terhadap negara atau dinamakan keadilan bertaat. Keadilan komutatif adalah
keadilan antara sesama warga negara (Notonagoro dalam Kaelan, 2013: 402).
6
E. Essensi Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa
Pancasila pada hakikatnya merupakan Philosofische Grondslag dan Weltanschauung.
Pancasila dikatakan sebagai dasar filsafat negara (Philosofische Grondslag) karena
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: alasan filosofis berdirinya suatu negara; setiap
produk hukum di Indonesia harus berdasarkan nilai Pancasila. Pancasila sebagai pandangan
hidup bangsa (Weltanschauung) mengandung unsur-unsur sebagai berikut: nilai-nilai agama,
budaya, dan adat istiadat.
7
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Dalam makalah ini penulis berkeinginan memberikan saran kepada pembaca agar ikut
peduli dalam mengetahui sejauh mana kita mempelajari tentang filsafat, filsafat pancasila,
dan pancasila sebagai sistem filsafat. Semoga dengan makalah ini para pembaca dapat
menambah cakrawala ilmu pengetahuan.
8
DAFTAR PUSTAKA
Dewantara, Agustinus Wisnu. 2017. Diskursus Pancasila Dewasa Ini. Yogyakarta : PT.
Kansius
Fasawwa, Syaima Sabine. 2022. “Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, Makna &
Penjelasannya”, https://tirto.id/pengertian-pancasila-sebagai-sistem-filsafat-makna-
penjelasannya-grQe, diakses pada 14 September 2022 pukul 19.51
Fuaddah, Muflika Nur. 2021. “Memahami Pancasila sebagai Sistem Filsafat Bangsa
Indonesia, Berikut Penjelasannya!”,
https://intisari.grid.id/read/032707467/memahami-pancasila-sebagai-sistem-
filsafat-bangsa-indonesia-berikut-penjelasannya?page=all, diakses pada 16
September 2022 pukul 22.22
Putri, Vanya Karunia Mulia. 2022. “4 Pengertian Pancasila Menurut Para Ahli”,
https://www.kompas.com/skola/read/2022/08/03/083000869/4-pengertian-
pancasila-menurut-para-ahli?page=all#:~:text=Ruslan%20Abdul
%20Ghani,menyejahterakan%20rakyat%20serta%20bangsa%20Indonesia, diakses
pada 14 September 2022 pukul 13.56
9
Reynaldi, Brian Johanes. 2019. “Pancasila Sebagai Sistem Filsafat”,
https://www.kompasiana.com/brianjohanes7627/5ceb56e195760e301c7e64f2/
pancasila-sebagai-sistem-filsafat, diakses pada 15 September 2022 pukul 22.49
UGM, Humas. 2006. “Merekatkan Tiga Kekuatan Untuk Masa Depan Bangsa”,
https://ugm.ac.id/id/berita/1805-merekatkan-tiga-kekuatan-untuk-masa-depan-
bangsa, diakses pada 16 September 2022 pukul 21.35
10