Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SUMBER HISTORIS, YURIDIS, DAN SOSIOLOGIS PANCASILA


SEBAGAI IDEOLOGI
Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila
Dosen Pengampu:
Dr. Jamilah, M.Pd

Disusun oleh:
Putri Widianti 22812009
Dela Mouja 22812010
Helni HS 22816005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL BAHASA DAN SASTRA
INSTITUT PENDIDIKAN INDONESIA
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Tuhan yang Maha Kuasa, atas
dilimpahkannya segala nikmat dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah pada mata kuliah pembelajaran Pendidikan Pancasila yang berjudul “Sumber
historis, yuridis, dan sosiologis pancasila sebagai ideologi”. Kami mengucapkan terimakasih
kepada Ibu Dr. Jamilah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut yang telah
membimbing penulis dalam proses penyusunan makalah.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaa dikemudian hari. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca dan penulis, serta kami selaku penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG……………………………………………………………………… 1
B. TUJUAN……………………………………………………………………………………. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. SUMBER HISTORIS……………………………………………………………………….. 2
B. SUMBER SOSIOLOGIS……………………………………………………………………. 4
C. SUMBER YURIDIS………………………………………………………………………… 5
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………………………………... 6


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ideologi pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa Indonesia.
Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Jadi, Ideologi
pancasila adalah kumpulan nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila
pancasila.

B. Tujuan
Fungsi ideologi itu sendiri yaitu membentuk identitas atau cirikelompok atau bangsa.
Ideologi mempunyai kecenderungan untuk “memisahkan” kita dari mereka. Ideologi
berfungsi mempersatukan “sesama” kita.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sumber Historis Pancasila Sebagai Ideologi Negara


Pancaila sebagai ideologi oleh para penyelenggara negara yang berkuasa sepanjang
sejarah negara Indonesia:
a) Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan presiden
Soekarno
Pada masa pemerintahan presiden Soekarno, Pancasila ditegaskan sebagai
pemersatu bangsa. Penegasan ini di kumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai
pidato politiknya dalam kurun waktu 1945-1960. Namun seiring dengan perjalanan
waktu, pada kurun waktu 1960-1965, Soekarno lebih mementingkan konsep Nasakom
(Nasionalisme, Agama, dan Komunisme) sebagai landasan politik bagi bangsa
Indonesia.
b) Pancasila sebgai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Pancasila dijadikan sebagai asas
tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Periode ini di awali
dengan keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-nilai
pancasila. TAP MPR ini menjadi landasan bagi dilaksanakannya penataran P-4 bagi
semua lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara rezim dalam memasyarakatkan
Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk rezim Orde
Baru (Mono tafsir ideologi) yang berkuasa pada waktu itu.
c) Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie
Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei
1998, atas desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pada masa
sekarang ini, resonansi Pancasila kurang bergema karena pemerintahan Habibie lebih
disibukkan masalah politis, baik dalam negeri maun luar negeri. Disamping itu,
lembaga yang bertanggung jawab terhadap sosialisasi nilai-nilai pancasila di bubarkan
berdasarkan Keppres No. 27 Tahun 1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 Tahun
1979 tentang Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengalaman Pancasila (BP-7). Sebenarnya, dalam Keppres tersebut dinyatakan akan
dibentuk lembaga serupa, tetapi lembaga khusus yang mengkaji, mengembangkan,
dan mengawal Pancasila hingga saat ini belum ada.
d) Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman
Wahid
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacan tentang
penghapusan TAP NO XXV/MPRS/1966 tentang pelanggaran PKI dan penyebarluasan
ajaran komunisme. Di masa ini, yang lebih dominan adalah kebebasan berpendapat sehingga
perhatian terhadap ideologi Pancasila cenderung melemah.
e) Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Megawati
Pada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya
dengan disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak
mencantumkan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib dari tingkat
sekolah dasar sapai perguruan tinggi.
f) Pancasila sebagai ideologindalam masa pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY)
Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga
tidak terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai Ideologi negara. Hal ini
dapat dilihat dari belum adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga yang
berwenang untuk menjaga dan mengawal Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara sebagaimana di amanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999. Suasana politik
lebih ditandai dengan pertandingan politik untuk memperebut kekuasaan atau meraih
suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Mendekati akhir masa jabatannya, Presiden
SBY menandatangani Undang-Undang RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi yang mencantumkan mata kuliah Pancasila sebagai mata kuliah wajib pada
pasal 5 ayat (3).
B. Sumber Yuridis Pancasila Sebagai Ideologi Negara
Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum indonesia maka
setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan pancasila.
Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu pembukaan UUD 1945,
kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang
pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta hukum positif
lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta ideologi bangsa
dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata-kata yang indah namun
semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan didalam berbagai bidang dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pancasila sebagai sumber hukum di Indonesia yang bermula dari pancasiladasar
negara dari sisi yudirisnya. Pranarka (1985) menyatakan bahwa dengan di angkatnya
pancasila sebagai dasar negara menjadikan Pancasila sebagai sumber. Secara leksikal,
istilah sumber berarti tempat keluar, asal (yang berarti sumber dari segala sesuatu
yang berupa tulisan, naskah, dokumen dll), jadi sumber hukum adalah tempat asal
atau tempat keluar pengambilan hukum. Menurut Lazim Hamidi (2006), sumber
hukum dibedakan menjadi 2 yaitu sumber hukum material dan sumber hukum formal.
Sumber hukum material adalah suatu keyakinan atau perasaan hukum individu dan
pendapat umum yang menentukan isi hukum. Dengan demikian keyakinan atau
perasaan hukum individu ( selaku anggota masyarakat) dan juga pendapat umum yang
merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan hukum. Sedangkan
sumber hukum formal adalah bentuk atau kenyataan dimana kita dapat menemukan
hukum yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah yang menyebabkan hukum berlaku
umum, diketahui dan di taati. Adapun yang termasuk sumber hukum formal adalah:
1. Undang-Undang
2. Kebiasaan atau hukum yang tak tertulis
3. Yuresprudensi
4. Traktat
5. Doktrin.
Setiap hukum di Indonesia yang lahir di Indonesia harus berdasarkan pada Pancasila
dengan memuat konsistensi isi mulai dari panjang atas sampai yang paling rendah
hirarkinya.
C. Sosiologis

1. PENGERTIAN SOSIOLOGIS
Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok.
Manusia sebagai mahkluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namanya hubungan
hubungan sosial, karena bagaimanapun hubungan tersebut memengaruhi perilaku
orang-orang. Sebagai bidang studi, cakupan sosiologi sangatlah luas. Sosiologis juga
melihat bagaimana orang mempengaruhi kita, bagaimana institusi sosial utama,
seperti pemerintah, agama dan ekonomi mempengaruhi kita, serta bagaimana kita
sendiri memengaruhi orang lain, kelompok, bahkan organisasi.
Ruang lingkupkajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini di karenakan
ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara
individu dengan individu, individudengan kelompok, serta kelompok dengan
kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian sosiologi tersebut jika
dirincikan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1) Ekonomi serta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam.
2) Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan
dengan apa yang di alami warganya
3) Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya
usaha kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.

2. SUMBER SOSIOLOGIS PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI


Unsur-unsur sosiologis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara meliputi
sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Ynag Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragama
masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan
terhadap adanya kekuatan ghaib.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal saling
menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-
wenang.
c. Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia
kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam
negeri.
d. Sila Kerakyatan Yang di Pimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai
pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.
e. Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap
suka menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau
berlebihan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN


Indonesia sebagai bangsa yang berideologikan pancasila, harus menjadi Pancasila
sebagai sistem etika. Etika adalah cabang filsafat yang berasal dari sila-sila Pancasila
untul mengatur setiap perilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara di Indonesia. Penggunaan Pancasila sebagai sistem etika sangatlah penting
karena dalam Pancasila sudah mengandung nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan, dan keadilan. Kita sebagai Mahasiswa, generasi muda penerus bangsa
haruslah benar-benar menjaga pancasila sebagai ideologi bangsa dan menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari karena kitalah yang menentukan masa depan bangsa.

Anda mungkin juga menyukai