Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang pancasila sebagai sumber historis, sosiologis dan politik di Indonesia.Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan
terima kasih yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada kita sekalian

Akhirul Kalam...

Wassalamu'alaikum wr wb

Cilacap, September 2022

penyusun
BAB II PEMBAHASAN

I. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai Ideologi Negara

1) Historis

A.Pengertian Historis/Sejarah

Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-
peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan itu disebut sumber sejarah.Dalam bahasa
Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masalampau umat manusia. Dalam bahasa
Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-
raja akan tampak seperti gambar pohondari sederhana dan berkembang menjadi besar, maka sejarah
dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja pada masa
lampau. Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang. Masa
lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang sehingga sejarah mengandung pelajaran
tentang nilai dan moral. Pada masa kini, sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari
masyarakat yang terdahulu sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita
gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga dapat
merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi dalam kehidupan
tersebut,walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan tercatat dalam sejarah.Sejarah terus
berkesinambungan sehingga merupakan rentang peristiwa yang panjang.Oleh karena itu, sejarah
mencakup

1.masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu (kronologis)

2.ada hubungannya dengan sebab akibat

3.kebenarannya bersifat subjektif sebab masih perladanya penelitian lebih lanjut untuk mencari
kebenaran yang hakiki

4.peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masakini, dan masa yang akan datang.

B.Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Negara


Pancasila sebagai ideologi oleh para penyelenggara negara yang berkuasa sepanjang sejarah negara
Indonesia:

a.Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno

Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila ditegaskan sebagai pemersatu bangsa.
Penegasan ini dikumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai pidato politiknyadalam kurun waktu
1945--1960. Namun seiring dengan perjalanan waktu, pada kurun waktu1960--1965, Soekarno lebih
mementingkan konsep Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme) sebagai landasan politik bagi
bangsa Indonesia.

b.Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pancasila dijadikan sebagai asas tunggal bagi Organisasi
Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Periode ini diawali dengankeluarnya TAP MPR No. II/1978
tentang pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila. TAP MPR inimenjadi landasan bagi dilaksanakannya
penataran P-4 bagi semua lapisan masyarakat. Akibatdari cara-cara rezim dalam memasyarakatkan
Pancasila memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasila adalah produk rezim Orde Baru (mono tafsir
ideologi) yang berkuasa pada waktuitu.

c.Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie

Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei 1998,atas desakan
berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pada masa sekarang ini,resonansi Pancasila kurang
bergema karena pemerintahan Habibie lebih disibukkan masalah politis, baik dalam negeri maupun luar
negeri. Di samping itu, lembaga yang bertanggungjawab terhadap sosialisasi nilai-nilai Pancasila
dibubarkan berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 tahun 1979
tentang Badan PembinaanPendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(BP-7).Sebenarnya, dalam Keppres tersebut dinyatakan akan dibentuklembaga serupa, tetapilembaga
khusus yang mengkaji, mengembangkan, dan mengawal Pancasila hingga saat ini belum ada.

d.Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid


Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana tentang penghapusan TAP
NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan ajarankomunisme. Di masa ini, yang
lebih dominan adalah kebebasan berpendapat sehingga perhatian terhadap ideologi
Pancasilacenderung melemah.e.Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden
MegawatiPada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya dengan
disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 th 2003 yang tidak mencantumkan pendidikan Pancasila
sebagai mata pelajaran wajib daritingkat Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi

f. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)

Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga tidakterlalu
memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara.Hal ini dapat dilihat dari belum adanya
upaya untuk membentuk suatu lembaga yang berwenang untuk menjaga danmengawal Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara sebagaimana diamanatkan olehKeppres No. 27 tahun 1999.
Suasana politik lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk memperebutkan kekuasaan atau
meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu.Mendekati akhir masa jabatannya, Presiden SBY
menandatangani Undang-Undang RI No. 12tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan
mata kuliah Pancasila sebagaimata kuliah wajib pada pasal 35 ayat (3).

2) Sosiologis

A.Pengertian Sosiologis

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu dengan individu, individu
dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh
dengan yang namaya hubungan sosial, karena bagaimanapun hubungan tersebut memengaruhi perilaku
orang-orang. Sebagai bidang studi,cakupan sosiologi sangatlah luas. Sosiologi juga melihat bagaimana
orang mempengaruhi kita, bagaimana institusi sosial utama, seperti pemerintah, agama, dan ekonomi
memengaruhikita, serta bagaimana kita sendiri memengaruhi orang lain, kolompok, bahkan organisasi.

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian sosiologi yaitu

1.Roucek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar manusiadalam
kelompok.
2.Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatanyang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial.

3.Mayor Polak, Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakatsecara keseluruhan,
yaitu hubungan antara manusia satu dengan manusia lain,manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik kelompok formalmaupun kelompok informal atau baik kelompok statis maupun
kelompok dinamis.

Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakanruang lingkup
sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individudengan individu, individu
dengan kelompok , serta kelompok dengan kelompok dilingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian
sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok dilingkungan masyarakat.

B.Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara

Unsur-unsur sosiologis yang membentuk Pancasilasebagai ideologi negara meliputihal-hal sebagai


berikut:

a.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan beragamamasyarakat Indonesia
dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan terhadapadanya kekuatan gaib.

b.Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal salingmenghargai dan
menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.

c.Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia kawan,rasa cinta tanah
air yang berwujud pada mencintai produk dalam negeri.

d.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaandalam Permusyawaratan/Perwakilan dapat


ditemukan dalam bentuk menghargai pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam mengambil
keputusan.

e.Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap sukamenolong, menjalankan
gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau berlebihan.
3)Politis

A.Pengertian Politis

Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang berkaitandengan warga
negara), adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalammasyarakat yang antara lain
berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.Pengertian ini merupakan upaya
penggabungan antara berbagai definisi yang berbedamengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik.Poloitik adalah suatu system pemerintahan yang mengatur segala structural didalamnya. Dalam
membuat kebijakan politik harus ada aturan yang mengatur hal tersebutsupaya selalu dalam jalur yang
telah di tentukan.Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
non konstitusional.

Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang berbeda, yaitu antara lain:

1.Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (teori klasik
Aristoteles)

2.Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan negara

3.Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan mempertahankankekuasaan di


masyarakat

4.Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan publik.

Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:kekuasaan politik,
legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses politik, dan juga tidak kalah
pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai politik.

B. Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara

a. Unsur-unsur politis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai
berikut.

b. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk semangat toleransiantarumat beragama.c.

Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan penghargaan terhadap pelaksanaan Hak Asasi
Manusia (HAM) di Indonesia.
d.Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa dannegara daripada
kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai.

e.Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan


diwujudkan dalam mendahulukan pengambilankeputusan berdasarkan musyawarah daripada voting.

f.Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk tidakmenyalahgunakan
kekuasaan (abuseofpower) untuk memperkaya diri atau kelompokkarena penyalahgunaan kekuasaan
itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinyakorupsi.

II.Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagaiIdeologi Negara

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara

Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia memperlihatkan
adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasila karena dicampur dengan ideologi
komunisme dalam konsep Nasakom dalam masa pemerintahan Presiden Soekarno. Pancasila sebagai
ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat
melalui TAP MPR No. II/1978 tentang pemasayarakatan P-4. Pada masa Soeharto ini pula, ideologi
Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasi politik (Orpol) dan organisasi masyarakat
(Ormas).Pada masa era reformasi,Pancasila sebagai ideologi negara mengalami pasang surut dengan
ditandai beberapa hal,seperti: enggannya para penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara

Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negarameliputi


faktor eksternal dan internal.

Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:

a.Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika Serikat danUni Soviet antara
1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara Sovietsehingga Amerika menjadi satu-satunya
negara super power.
b.Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai ideologiasing dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan informasi.

c.Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan kemajuanteknologi


sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara masif.Dampak konkritnya adalah
kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran hutan.

Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut:

a.Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang berorientasi padakepentingan
kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan.

b.Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaanmasyarakat terhadap


rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologimenurun drastis. Ketidakpercayaan
terhadap partai politik (parpol) juga berdampakterhadap ideologi negara sebagaimana terlihat dalam
gambar berikut.

III.Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara

Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:

a.Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung dalamdirinya
bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal inimengandung arti bahwa nilai-
nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-
nilai Pancasila harus dijabarkandalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan
kehidupan bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.

b.Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai bidangkehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.Hal ini berarti bahwa nilai-nilaidasarPancasila mengandung
adanya tujuan yang dicapai sehingga menimbulkanharapan dan optimisme serta mampu menggugah
motivasi untuk mewujudkan cita-cita.
c.Dimensi fleksibilitas; mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsangmasyarakat untuk
mengembangkanpemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasaryang terkandung di
dalamnya.Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifatterbuka karena bersifat demokratis dan
mengandung dinamika internal yangmengundang danmerangsang warga negara yang meyakininya
untukmengembangkanpemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian,1991:192 –
195).

2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

Beberapa peran konkret Pancasila sebagai ideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:

a.Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga negaraharus didasarkan
pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang merebak dikalangan generasi muda
menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis belumdisadari kehadirannya. Oleh karena itu,diperlukan
norma-norma penuntun yang lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran
nilai-nilai Pancasila ke dalam produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman yang
setimpal bagi pelanggarnya.

b.Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan sila-sila Pancasila.
Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan kehendak melalui kekerasan. Hal ini
bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak-hak asasi manusia, dan semangat persatuan.

Anda mungkin juga menyukai