Oleh :
Dosen Pengampu :
Dr. Mohamad Anas, M. Phil
PROGRAM SARJANA
PSDKU UB KEDIRI
Pendahuluan
Pancasila merupakan dasar negara kita, Indonesia. Pancasila dilahirkan sebagai
dasar negara atau pondasi bagi berdirinya bangsa Indonesia. Hal ini harus disadari oleh
setiap individu sehingga tertanam sikap, cara pandang dan juga berpikir yang sejalan
dengan nilai-nilai Pancasila. Sehingga hidup kita menjadi tertata dan tidak melenceng
dari nilai-nilai Pancasila.
Selain itu, perlu adanya pengetahuan mengenai sejarah dasar negara kita.
Sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dipelajari. Sejarah atau biasa
kita sebut masa lalu, tidak selalu harus dilupakan bahkan yang pahit pun tidak perlu
dilupakan, tetapi dari situlah kita dapat mengambil pelajaran serta hikmah yang akan
berguna dan bermanfaat di masa sekarang hingga masa depan.
a. Definisi Filsafat
Secara etimologis, arti filsafat adalah cinta kepada kebijaksanaan atau
teman kebijaksanaan. Dapat dikatakan pula bahwa filsafat terkait dengan ajaran-
ajaran kebijaksanaan. Dari sini kita tahu bahwa filsafat dapat ditemukan
dimanapun karena sebuah kebijaksaan atau pengetahuan bisa didapatkan
dimanapun.
b. Pengertian Filsafat Pancasila
Secara teoritis, filsafat Pancasila dapat didefinisikan sebagai refleksi
nasional,kritis, radikal dan komprehensif tentang hakikat Pancasila sebagai dasar
negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk mendapatkan pokok-
pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh. Filsafat Pancasila ialah
penyelidikan filsafati yang menjadikan Pancasila sebagai objeknya. Dalam hal
ini, objek formalnya adalah filsafat, sedang materialnya adalah Pancasila itu
sendiri. Objek formal adalah pendekatan yang digunakan dalam penyelidikan
sementara objek material adalah objek kajian itu sendiri.
Secara praktis, berarti Pancasila dapat dipraktikkan dalam kehidupan
sehari-hari atau berbangsa dan bernegara dari teori-teori yang ada di dalamnya.
Pancasila telah menjadi kehidupan masyarakat Nusantara, dimana terkait dengan
cara pandang bangsa ini. Sebagai pandangan hidup maupun sistem filsafat,
Pancasila diharapkan menjadi acuan atau aturan bagi pelaksanaan kehidupan
berbangsa.
c. Sekilas Pandangan Tokoh Filsafat Pancasila
Setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda. Dalam konteks ini
tentunya para tokoh yang mendalami filsafat Pancasila, antara lain Ir. Sorekarno
yang menyatakan bahwa Pancasila sebagai phosofich grobdslag. Dr.
Mohammad Hatta menyatakan bahwa Pancasila sebagai jalan lurus dan
fundamen moral dan politik. Porf. Dr. Muhammad Yamin menyatakan bahwa
Pancasila sebagai sintesa pikiran. Dr.Roeslan Abdulani menyatakan bahwa
Pancasila sebagai jiwa revolusi. Prof. Dr. Soedirman Kartohardiprodjo
menyatakan bahwa Pancasila sebagai pandangan hidup kekeluargaan. Prof.
Dr.Notonagoro menyatakan bahwa Pancasila sebagai dasar falsafah negara
sekaligus hasil permenungan yang mendalam. Dr. Prostasius Hardono Hadi
menyatakan bahwa Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa. Prof.
Dr.Darmadjati Supadjar menyatakan bahwa Pancasila sebagai candra jiwa
bangsa Indonesia berintikan gotong-royong. Yudi Latif, Ph.D. menyatakan
bahwa Pancasila sebagai karya bersama milik bangsa.
d. Dalil-Dalil Pancasila Sebagai Sistem Filsafat Menurut Notonagoro
Pancasila dikatakan sebagai sistem filsafat karena Pancasila memiliki
sistematika ide tertentu, dan mengandung muatan-muatan ajran filsafat yang
sistematis. Dalam pandangan Notonagoro, Pancasila memiliki justifikasi logis
sebagai sistem filsafat bangsa Indonesia dengan karakter spesifikasi, antara lain
kesatuan sila-sila Pancasila yang di dalamnya terdapat kesatuan secara
kuantitatif dan kesatuan secara kualitatif. Kesatuan Pancasila secara kuantitatif
berarti sila-sila Pancasila memiliki urut-urutan yang berjenjang, yakni sila yang
ada di atas menjadi landasan bagi sila-sila di bawahnya. Artinya sila pertama
melandasi sila kedua, sila kedua melandasi sila ketiga, sila ketiga melandasi sila
keempat, dan sila keempat melandasi sila kelima. Kesatuan secara kualitatif
berarti sila-sila Pancasila saling berhubungan dan mengkualifikasi atau
memberikan kualitas satu sama lain, membentuk struktur kesatuan yang
menyeluruh. Karakter spesifik lainnya adalah pola hubungan saling mengisi dan
mengkualifikasi. Artinya Pancasila memilki hubungan yang saling mengisi dan
mengkualifiasi pada tiap-tiap silanya, yakni tiap-tiap sila mengandung empat sila
lainnya atau dikualifikasi oleh empat sila lainnya.
Selain itu ada justifikasi ontologis Pancasila. Ontologi adalah cabang
filsafat yang membahas tentang hakikat keberadaan sesuatu. Justifikasi ontologis
Pancasila menyatakan secara jelas bahwa Pancasila itu benar-benar ada dalam
realitas dengan identitas dan entitas yang jelas. Justifikasi ontologis Pancasila
menyatkan bahwa pada hakikatnya manusia dalam alam pikiran Pancasila
memiliki hakikat “mono-pluralis”. Kemudian ada justifikasi epistemologis
Pancasila. Epistemologi merupkan cabang filsafat yang membahas pengetahuan
tentang sesuatu. Secara epistemologis, Pancasila merupakan suatu sistem
keyakinan dan cita-cita yang telah diketahui, dihayati, dan dialami oleh
masyarakat Indonesia menyangkut hal-hal praktis, dan dijadikan landasan cara
hidup manusia Indonesia. Dan yang terakhir ada justifikasi aksiologis Pancasila.
Pancasila mencerminkan nilai realitas dan idealis. Pancasila juga memiliki nilai
intrinsik dan ekstrinsik atau instrumental. Nilai intrinsik Pancasila adalah hasil
perpaduan dan konvergennsi antara nilai asli milik bangsa Indonesia dan nilai
yang diambil dari budaya luar Indonesia. Pancasila sebagai nilai instrumental
mengandung sebuah perintah dan menjadi arah dalam proses mewujudkan cita-
cita negara bangsa.
Kesimpulan
Kita perlu mengetahui dan memahami kesejarahan Pancasila agar tertanam spirit
atau semangat perjuangan para pahlawan yang telah mendahului kita sehingga jiwa
Pancasila melekat pada diri kita. Ideologi negara kita, Pancasila, adalah ideologi yang
terbuka artinya mampu mengikuti perkembangan dan perubahan keadaan dengan tetap
mempertahankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Di dalam Pancasila terdapat
nilai-nilai etika, seperti etika Pancasila yang di mengandung nilai-nilai setiap sila
Pancasila. Pancasila sudah selayaknya bahkan harus kita jadikan pandangan dan
pedoman hidup agar tercipta persatuan dan integritas bangsa.
Daftar Pustaka
Anas, Mohamad dkk. 2019. Buku Ajar Pendidikan Pancasila. Malang: Pusat Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian Universitas Brawijaya