Anda di halaman 1dari 11

PENDIDIKAN PANCASILA

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

Dosen Pengampu:
Huma Magridoni. S. Pd, M. Pd

Disusun Oleh :
Adithiya Hardiansyah
(23087081)

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan saya
kemudahan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Tanpa
pertolongan nya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu.
Pada kesempatan ini Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibuk Huma
Magridoni S. Pd, M.Pd selaku dosen yang mengampu mata kuliah Pendidikan
Pancasila yang telah memberikan kesempatan untuk menjabarkan materi . Saya juga
mengucapkan terima kasih
Makalah ini mungkin masih jauh dari kata sempurna dan ini merupakan
langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu
dan kemampuan saya,maka kritik dan saran yang membangun senantiasa saya
harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca terutama bagi
pemakalah.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................1
DAFTAR ISI……...........................................................................................................................2
BAB I :PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................... 3
C. TUJUAN MASALAH........................................................................................................ 3
BAB II: PEMBAHASAN .............................................................................................................4
A. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGI, POLITIK TENTANG PANCASILA
SEBAGAI IDOLOGI NEGARA............................................................................................... 4
B. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN PANCASILA
SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ............................................................................................ 7
C. MENDESKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI ................8
BAB III: PENUTUP.....................................................................................................................11
KESIMPULAN............................................................................................................................ 11

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ideologi Pancasila merupakan nilai-nilai luhur budaya dan religius bangsa Indonesia. Pancasila
berkedudukan sebagai dasar negara dan ideologi negara. Jadi. Ideologi pancasila adalah kumpulan
nilai-nilai atau norma yang berdasarkan sila-sila pancasila. Selain kita memahami apa itu ideologi
pancasila kita juga harus Menggali Sumber Historis. Sosiologis. Politis Tentang Pancasila Sebagai
Ideologi Pancasila

B.Rumusan masalah
1. Sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis pendidikan pancasila
2. Dinamika dan tantangan pendidikan pancasila
3. Esensi dan urgansi pendidikan pancasila

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu Sumber historis, sumber sosiologis dan sumber politis pendidikan
pancasila
2. Untuk mengetahui apa itu Dinamika dan tantangan pendidikan pancasila
3. Untuk mengetahui apa itu Esensi dan urgansi pendidikan pancasila

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politis tentang Pancasila sebagai


Ideologi Negara

1) Historis
a. Pengertian Historis/Sejarah
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun
berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan peninggalan
itu disebut sumber sejarah.Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya
masa lampau; masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut
sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-raja
akan tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang menjadi besar,
maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa
pemerintahan keluarga raja pada masa lampau.
Ada tiga aspek dalam sejarah, yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang
akan datang. Masa lampau dijadikan titik tolak untuk masa yang akan datang
sehingga sejarahmengandung pelajaran tentang nilai dan moral.Pada masa kini,
sejarah akan dapat dipahami oleh generasi penerus dari masyarakat yang terdahulu
sebagai suatu cermin untuk menuju kemajuan dalam kehidupanpu bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.Peristiwa yang terjadi pada masa lampau akan memberi kita
gambaran tentang kehidupan manusia dan kebudayaannya di masa lampau sehingga
dapat merumuskan hubungan sebab akibat mengapa suatu peristiwa dapat terjadi
dalam kehidupan tersebut, walaupun belum tentu setiap peristiwa atau kejadian akan
tercatat dalam sejarah.
Sejarah terus berkesinambungan sehingga merupakan rentang peristiwa yang
panjang. Oleh karena itu, sejarah mencakup
1. masa lalu yang dilukiskan berdasarkan urutan waktu (kronologis);
2. ada hubungannya dengan sebab akibat;
3. kebenarannya bersifat subjektif sebab masih perladanya penelitian lebih lanjut
untuk mencari kebenaran yang hakiki;
4. peristiwa sejarah menyangkut masa lampau, masakini, dan masa yang akan datang.

b. Sumber Historis Pancasila sebagai Ideologi Negara Pancasila sebagai ideologi oleh
para penyelenggara negara yang berkuasa sepanjang sejarah negara Indonesia:
1.Pancasila sebagai ideologi negara dalam masa pemerintahan Presiden
Soekarno
Pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, Pancasila ditegaskan sebagai
pemersatu bangsa. Penegasan ini dikumandangkan oleh Soekarno dalam berbagai
pidato politiknya dalam kurun waktu 1945--1960. Namun seiring dengan perjalanan
waktu, pada kurun waktu 1960-1965, Soekarno lebih mementingkan konsep Nasakom
(Nasionalisme, Agama, dan Komunisme)sebagai landasan politik bagi bangsa
Indonesia.
2. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Soeharto
Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, Pancasila dijadikan sebagai asas
tunggal bagi Organisasi Politik dan Organisasi Kemasyarakatan. Periode ini diawali
dengan keluarnya TAP MPR No. II/1978 tentang pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila.
TAP MPR ini menjadi landasan bagi dilaksanakannya penataran P-4 bagi semua
lapisan masyarakat. Akibat dari cara-cara rezim dalam memasyarakatkan Pancasila

4
memberi kesan bahwa tafsir ideologi Pancasilaadalah produk rezim Orde Baru (mono
tafsir ideologi) yang berkuasa pada waktu itu.

3. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Habibie


Presiden Habibie menggantikan Presiden Soeharto yang mundur pada 21 Mei
1998. atas desakan berbagai pihak Habibie menghapus penataran P-4. Pada masa
sekarang ini, resonansi Pancasila kurang bergema karena pemerintahan Habibie lebih
disibukkan masalah politis, baik dalam negeri maupun luar negeri. Di samping itu,
lembaga yang bertanggungjawab terhadap sosialisasi nilai-nilai Pancasila dibubarkan
berdasarkan Keppres No. 27 tahun 1999 tentang pencabutan Keppres No. 10 tahun
1979 tentang Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila (BP-7). Sebenarnya, dalam Keppres tersebut dinyatakan akan
dibentuklembaga serupa, tetapi lembaga khusus yang mengkaji, mengembangkan, dan
mengawal Pancasila hingga saat ini belum ada.

4.Pancasila sebagai Ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Abdurrahman


Wahid
Pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid muncul wacana tentang
penghapusan TAP NO.XXV/MPRS/1966 tentang pelarangan PKI dan penyebarluasan
ajaran komunisme. Di masa ini, yang lebih dominan adalah kebebasan berpendapat
sehingga perhatian terhadap ideologi Pancasilacenderung melemah.

5. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Megawati


Pada masa ini, Pancasila sebagai ideologi semakin kehilangan formalitasnya
dengan disahkannya Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 yang tidak
mencantumkan pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib daritingkat
Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi.

6. Pancasila sebagai ideologi dalam masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang


Yudhoyono (SBY)
Pemerintahan SBY yang berlangsung dalam dua periode dapat dikatakan juga
tidak terlalu memperhatikan pentingnya Pancasila sebagai ideologi negara. Hal ini
dapat dilihat dari belum adanya upaya untuk membentuk suatu lembaga yang
berwenang untuk menjaga dan mengawal Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara sebagaimana diamanatkan oleh Keppres No. 27 tahun 1999. Suasana politik
lebih banyak ditandai dengan pertarungan politik untuk memperebutkan kekuasaan
atau meraih suara sebanyak-banyaknya dalam pemilu. Mendekati akhir masa
jabatannya. Presiden SBY menandatangani Undang-Undang RI No. 12 tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi yang mencantumkan mata kuliah Pancasila sebagai mata
kuliah wajib pada pasal 35 ayat (3).

2) Sosiologis
a. Pengertian Sosiologis
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku sosial antara individu
dengan individu, individu dengan kolompok, dan kelompok dengan kelompok.
Manusia- sebagai makhluk sosial tidak pernah jauh dengan yang namaya hubungan
sosial, karena bagaimanapun hubungan tersebut memengaruhi perilaku orang-orang.
Sebagai bidang studi, cakupan sosiologi sangatlah luas. Sosiologi juga melihat
bagaimana orang mempengaruhi kita, bagaimana institusi sosial utama, seperti

5
pemerintah, agama, dan ekonomi memengaruhi kita, serta bagaimana kita sendiri
memengaruhi orang lain, kolompok, bahkan organisasi.

Beberapa pendapat para ahli tentang pengertian sosiologi yaitu:


1. Roucek dan Warren, Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar
manusia dalam kelompok.
2. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi. Sosiologi adalah ilmu kemasyarakatan
yang mempelajari struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan sosial
3. Mayor Polak. Sosiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat
secara keseluruhan, yaitu hubungan antara manusia satu dengan manusia lain.manusia
dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, baik kelompok formal maupun
kelompok informal atau baik kelompok statis maupun kelompok dinamis.

Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini
dikarenakan ruang lingkup sosiologi mencakup semua interaksi sosial yang
berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta
kelompok dengan kelompok di lingkungan masyarakat. Ruang lingkup kajian
sosiologi tersebut jika dirincikan menjadi beberapa hal, yaitu sebagai berikut:
1. Ekonomi beserta kegiatan usahanya secara prinsipil yang berhubungan dengan
produksi, distribusi, dan penggunaan sumber-sumber kekayaan alam
2. Masalah manajemen yaitu pihak-pihak yang membuat kajian, berkaitan dengan
apa yang dialami warganya
3. Persoalan sejarah yaitu berhubungan dengan catatan kronologis, misalnya usaha
kegiatan manusia beserta prestasinya yang tercatat, dan sebagainya.

b. Sumber Sosiologis Pancasila sebagai Ideologi Negara Unsur-unsur sosiologis yang


membentuk Pancasilasebagai ideologi negara meliputi hal-hal sebagai berikut:
1). Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dapat ditemukan dalam kehidupan
beragamau masyarakat Indonesia dalam berbagai bentuk kepercayaan dan keyakinan
terhadap adanya kekuatan gaib.
2). Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dapat ditemukan dalam hal saling
menghargai dan menghormati hak-hak orang lain, tidak bersikap sewenang-wenang.
3). Sila Persatuan Indonesia dapat ditemukan dalam bentuk solidaritas, rasa setia
kawan, rasa cinta tanah air yang berwujud pada mencintai produk dalam negeri.
4). Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalamPermusyawaratan/Perwakilan dapat ditemukan dalam bentuk menghargai
pendapat orang lain, semangat musyawarah dalam mengambil keputusan.
5). Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia tercermin dalam sikap
suka menolong, menjalankan gaya hidup sederhana, tidak menyolok atau berlebihan.

3) Politis
a. Pengertian Politis
Politik (dari bahasa Yunani: politikos, yang berarti dari, untuk, atau yang
berkaitan dengan warga negara), adalah proses pembentukan dan pembagian
kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan,
khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara
berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu
politik.

6
Poloitik adalah suatu system pemerintahan yang mengatur segala structural di
dalamnya. PuDalam membuat kebijakan politik harus ada aturan yang mengatur hal
tersebut supaya selalu dalam jalur yang telah di tentukan.
Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional. Di samping itu politik juga dapat ditilik dari sudut pandang
berbeda, yaitu antara lain:
1). Politik adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan
bersama (teori klasik Aristoteles)
2). Politik adalah hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan dan
negara
3). Politik merupakan kegiatan yang diarahkan untuk mendapatkan dan
mempertahankan kekuasaan di masyarakat
4). Politik adalah segala sesuatu tentang proses perumusan dan pelaksanaan kebijakan
publik.
Dalam konteks memahami politik perlu dipahami beberapa kunci, antara lain:
kekuasaan politik, legitimasi, sistem politik, perilaku politik, partisipasi politik, proses
politik, dan juga tidak kalah pentingnya untuk mengetahui seluk beluk tentang partai
politik.

4. Sumber Politis Pancasila sebagai Ideologi Negara


a. Unsur-unsur politis yang membentuk Pancasila sebagai ideologi negara meliputi
hal-hal sebagai berikut. b. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa diwujudkan dalam bentuk
semangat toleransi antarumat beragama.
c. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab diwujudkan penghargaan terhadap
pelaksanaan Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.
d. Sila Persatuan Indonesia diwujudkan dalam mendahulukan kepentingan bangsa
negara daripada kepentingan kelompok atau golongan, termasuk partai. e. Sila
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam dan
Permusyawaratan/Perwakilan diwujudkan dalam mendahulukan pengambilan
keputusan berdasarkan musyawarah daripada voting. f. Sila Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia diwujudkan dalam bentuk tidak menyalahgunakan
kekuasaan (abuseofpower) untuk memperkaya diri atau kelompok karena
penyalahgunaan kekuasaan itulah yang menjadi faktor pemicu terjadinya korupsi.

B. Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila sebagai


Ideologi Negara

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila sebagai Ideologi Negara


Dinamika Pancasila sebagai ideologi negara dalam sejarah bangsa Indonesia
memperlihatkan adanya pasang surut dalam pelaksanaan nilai-nilai Pancasilakarena
dicampur dengan ideologi komunisme dalam konsep Nasakomdalam masa
pemerintahan Presiden Soekarno. Pancasila sebagai ideologi dalam masa
pemerintahan Presiden Soeharto diletakkan pada kedudukan yang sangat kuat melalui
TAP MPR No. II/1978 tentang pemasayarakatan P- 4. Pada masa Socharto ini pula,
ideologi Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua organisasipolitik (Orpol) dan
organisasi masyarakat (Ormas). Pada masa era reformasi, Pancasila sebagai ideologi
negara mengalami pasang surut dengan ditandai beberapa hal. seperti: enggannya para
penyelenggara negara mewacanakan tentang Pancasila.

7
2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila sebagai Ideologi Negara
Unsur-unsur yang memengaruhi tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara
meliputi faktor eksternal dan internal.
Adapun faktor eksternal meliputi hal-hal berikut:
a. Pertarungan ideologis antara negara-negara super power antara Amerika Serikat
dan Uni Soviet antara 1945 sampai 1990 yang berakhir dengan bubarnya negara
Soviet sehingga Amerika menjadi satu-satunya negara super power.
b. Menguatnya isu kebudayaan global yang ditandai dengan masuknya berbagai
ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara karena keterbukaan
informasi.
c. Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertambahan penduduk dan
kemajuan teknologi sehingga terjadi eksploitasi terhadap sumber daya alam secara
masif. Dampak konkritnya adalah kerusakan lingkungan,seperti banjir, kebakaran
hutan.

Pergantian rezim yang berkuasa melahirkan kebijakan politik yang


berorientasi pada Adapun faktor internal meliputi hal-hal sebagai berikut: kepentingan
kelompok atau partai sehingga ideologi Pancasila sering terabaikan. Penyalahgunaan
kekuasaan (korupsi) mengakibatkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
rezim yang berkuasa sehingga kepercayaan terhadap ideologi menurun drastis.
Ketidakpercayaan terhadap partai politik (parpol) juga berdampak terhadap ideologi
negara sebagaimana terlihat dalam gambar berikut.kehendak melalui kekerasan. Hal
ini bertentangan nilai toleransi berkeyakinan, hak- hak asasi manusia, dan semangat
persatuan.

C. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara

1. Hakikat Pancasila sebagai Ideologi Negara


Hakikat Pancasila sebagai ideologi negara memiliki tiga dimensi sebagai berikut:
a. Dimensi realitas; mengandung makna bahwa nilai-nilai dasar yang terkandung
dalam dirinya bersumber dari nilai-nilai real yang hidup dalam masyarakatnya. Hal ini
mengandung arti bahwa nilai-nilai Pancasila bersumber dari nilai-nilai kehidupan
bangsa Indonesia sekaligus juga berarti bahwa nilai-nilai Pancasila harus dijabarkan
dalam kehidupan nyata sehari-hari baik dalam kaitannya dengan kehidupan
bermasyarakat maupun dalam segala aspek penyelenggaraan negara.
b. Dimensi idealitas; mengandung cita-cita yang ingin dicapai dalam berbagai
bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berarti bahwa
nilai-nilai dasarPancasila mengandung adanya tujuan yang dicapai sehingga
menimbulkan harapan dan optimisme serta mampu menggugah motivasi untuk
mewujudkan cita- cita.
c. Dimensi fleksibilitas: mengandung relevansi atau kekuatan yang merangsang
masyarakat untuk mengembangkanpemikiran-pemikiran baru tentang nilai-nilai dasar
yang terkandung di dalamnya. Dengan demikian, Pancasila sebagai ideologi bersifat
terbuka karena bersifat demokratis dan mengandung dinamika internal yang
mengundang danmerangsang warga negara yang meyakininya untuk
mengembangkanpemikiran baru, tanpa khawatir kehilangan hakikat dirinya (Alfian.
1991:192-195).

8
2. Urgensi Pancasila sebagai Ideologi Negara
Beberapa peran konkret Pancasilasebagaiideologi meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Ideologi negara sebagai penuntun warga negara, artinya setiap perilaku warga
negara harus didasarkan pada preskripsi moral. Contohnya, kasus narkoba yang
merebak di kalangan generasi muda menunjukkan bahwa preskripsi moral ideologis
belum disadari kehadirannya. Oleh karena itu,diperlukan norma-norma penuntun yang
lebih jelas, baik dalam bentuk persuasif, imbauan maupun penjabaran nilai-nilai
Pancasila ke dalam produk hukum yang memberikan rambu yang jelas dan hukuman
yang setimpal bagi pelanggarnya.
b. Ideologi negara sebagai penolakan terhadap nilai-nilai yang tidak sesuai dengan
sila- sila Pancasila. Contohnya, kasus terorisme yang terjadi dalam bentuk pemaksaan

9
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Indonesia sebgai bangsa yang berideologikan pancasila harus menjadikan Pancasila


sebagai sistem etika, etika adalah cabang filsafat yang berasal dari sila-sila pancasila untuk
mengatur stiap perilaku dalam kehidupan bermasyarakat,berbangsa,dan bernegara di
indonesia. Penggunaan pancasila sebagai sistem etika sangatlah penting karena dalam
pancasila sudah mengandung nilai ketuhanan,kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Kita sebagai mahasiswa, generasi muda penerus bangsa haruslah benar-benar
menjaga pancasila sebagai ideologi bangsa dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
karena kitalah yang menentukan masa depan bangsa.

10

Anda mungkin juga menyukai