Anda di halaman 1dari 11

HALAMAN JUDUL

MAKALAH
Sumber Historis,Sosiologis,Dan Politik Pendidikan
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:
” Pendidikan Pancasila”
Dosen Pengajar : Siti Paulina,S.Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 4
Ani (20.22.393)
Arafik (20.22.394)
Della Wulandari (20.22.395)
Dita Widiana Putri (20.22.397)
Muhammad Rayan (20.22.408)

PROGRAM ADMINISTRASI PUBLIK

SEKOLAH TINGGI I LMU ADMINISTRASI ( STIA) AMUNTAI

TAHUN AJARAN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah Yang Maha Esa karena dengan Rahmat,
Karunia, serta Taufik dan Hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
Birokrasi Pelayanan Publik dan juga kami berterima kasih kepada Bapak “Siti
Paulina,S.Pd.” selaku Dosen mata kuliah “Pendidikan Pancasila” yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Sumber Historis,Sosiologis,Dan Politik
Pendidikan”. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat
kekurangan. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana
yang membangun.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila ada kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
maupun orang yang membacanya.

Amuntai, 21 Mei 2022

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................2
C. TUJUAN PENULISAN..............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................3
A.Sumber Historis Pendidikan Pancasila........................................................3
B.Sumber Sisiologis Pendidikan Pancasila......................................................4
C. Sumber Yuridis Pendidikan Pancasila........................................................4
D.Sumber Politik Pendidikan Pancasila...........................................................6

BAB III PENUTUP....................................................................................................14


A. KESIMPULAN.........................................................................................14
B. SARAN.....................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Dalam pasal 2 UU No.10 tahun 2004 menyatakan bahwa “Pancasila merupakan


sumber dari segala sumber hukum negara”, dengan tegas menyebutkan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum sebagai berikut: “Penempatan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pembukaan
UUD 1945 yang menempatkan Pancasila sebagai dasar ideologi negara serta
sekaligus dasar filosofis bangsa dan negara, sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila”. Mengenai pasal tersebut hendaknya Pancasila harus benar benar
menjadi acuan Hukum Bangsa Indonesia,
Berbagai kebijakan hukum juga belum mampu mengimplementasikan[1] nilai nilai
dari Pancasila yang menumbuhkan rasa kepercayaan yang tinggi terhadap hukum
sebagai pencerminan adanya kesetaraan[2] dan pelindungan hukum terhadap berbagai
perbedaan pandangan, suku, agama, keyakinan, ras dan budaya yang disertai kualitas
kejujuran yang tinggi, saling menghargai, saling menghormati, non diskriminatif[3]
dan persamaan di hadapan hukum. Tanpa Pancasila, masyarakat nasional kita tidak
akan pernah mencapai kekukuhan seperti yang kita miliki sekarang ini.
Tampaknya, Pancasila khususnya Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum masih kurang dipahami benar oleh sebagian bangsa Indonesia. Padahal,
maraknya korupsi, suap, main hakim sendiri, anarkis(4), sering terjadinya konflik dan
perpecahan, dan adanya kesenjangan sosial[5] saat ini, kalau dituntut[6] lebih
disebabkan belum dipahaminya, dihayati, dan diamalkannya Pancasila.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Kurangnya memaknai arti sesungguhnya dari Pancasila terutama Pancasila
merupakan sumber dari segala sumber hukum. Maka perlu pendalaman agar lebih
mengerti bahwa Pancasila merupakan pedoman dan anutan daripada hukum bangsa
Indonesia. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Apa arti Pancasila sebagai sumber Yuridis?
2. Apa arti Pancasila sebagai sumber Historis?
3. Apa arti Pancasila sebagai sumber Sosiologis?
4. Apa arti Pancasila sebagai sumber Politik?
5. Bagaimana tantangan Pancasila terhadap negara Indonesia?
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini antar lain:
1. Dapat mengetahui dan memahami arti sesungguhnya Pancasila sebagai
Sumber Yuridis, Historis, Sosiologis, Politik.
2. Dapat mengetahui dan memahami arti sesungguhnya Pancasila sebagai
Sumber Historis .
3. Dapat mengetahui dan memahami arti sesungguhnya Pancasila sebagai
sumber Sosiologis.
4. Dapat mengetahui dan memahami arti sesungguhnya Pancasila sebagai
Sumber Politik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. SUMBER HISTORIS PENDIDIKAN PANCASILA
Sumber Historis Pendidikan Pancasila, Presiden Soekarno pernah mengatakan,
”Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai
bahwa sejarah mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa
dengan lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang
filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia
Vitae 28 Magistra”, yang bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”. Pengertian
lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat umum (common-sense)
adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”.Implikasinya, pengayaan materi
perkuliahan Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak
boleh dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari.
Melalui pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau
hikmah dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah
bangsa-bangsa lain.Dengan pendekatan historis, Anda diharapkan akan
memperoleh inspirasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan
program studi masing-masing. Selain itu, Anda juga dapat berperan serta secara aktif
dan arif dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat
berusaha menghindari perilaku yang bernuansa mengulangi kembali kesalahan
sejarah. Gambar I.6: Pidato Presiden Soekarno Sumber: radiosilaturahim.com Dalam
peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa
bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami
kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan pada masa
itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan
kalah dalam penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini
berarti bahwa apabila integrasi 27diselenggarakan dan sebaiknya
diselenggarakan sebagai mata kuliah yang berdiri sendiri dan harus dimuat
dalam kurikulum masing-masing perguruan tinggi. Dengan demikian, keberadaan
mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan kehendak negara, bukan kehendak
perseorangan atau golongan, demi terwujudnya tujuan negara. Anda dipersilakan
untuk mendiskusikan dengan kelompok Anda hal-hal sebagai berikut: 1.mencari dari
berbagai sumber tentang alasan pendidikan Pancasila diperlukan untuk negara
Indonesia. 2.menemukan alasan pendidikan Pancasila harus dilaksanakan di
perguruan tinggi.3. menunjukkan apa yang akan terjadi apabila pendidikan
Pancasila tidak diselenggarakan dalam dunia pendidikan Indonesia. Kemudian
Anda diminta untuk melaporkan secara tertulis untuk diserahkan kepada dosen.
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila Dilihat dari
segi objek materil, pengayaan materi atau substansi mata kuliah pendidikan
Pancasila dapat dikembangkan melalui beberapa pendekatan, diantaranya pendekatan
historis, sosiologis, dan politik. Sementara, dilihat dari segi objek formil,
pengayaan materi mata kuliah pendidikan Pancasila dilakukan dengan
pendekatan ilmiah, filosofis, dan ideologis. Materi perkuliahan dikembangkan dari
fenomena sosial untuk dikaji dan ditemukan solusinya yang rasional dan
bertanggung jawab sesuai dengan nilai-nilai Pancasila oleh mahasiswa. Dengan
demikian, kesadaran sosial mahasiswa turut serta dalam memecahkan
permasalahan-permasalahan sosial. Hal ini akan terus bertumbuh melalui mata
kuliah pendidikan Pancasila. Pada gilirannya, mahasiswa akan memiliki
argumentasi bahwa mata kuliah pendidikan Pancasila bermakna penting
dalam sistem pendidikan tinggi di tanah air. 1. Sumber Historis Pendidikan
Pancasila Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan
Sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai fungsi
penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan.
Hal tersebut sejalan dengan ungkapan seorang filsuf Yunani yang bernama
Cicero (106-43SM) yang mengungkapkan, “Historia Vitae 28 Magistra”, yang
bermakna, “Sejarah memberikan kearifan”. Pengertian lain dari istilah tersebut
yang sudah menjadi pendapat umum (common-sense) adalah “Sejarah
merupakan guru kehidupan”. Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan
Pancasila melalui pendekatan historis adalah amat penting dan tidak boleh
dianggap remeh guna mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Melalui
pendekatan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah
dari berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-
bangsa lain. Dengan pendekatan historis, Anda diharapkan akan memperoleh
inspirasi untuk berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program
studi masing-masing. Selain itu, Anda juga dapat berperan serta secara aktif
dan arif dalam berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat
berusaha menghindari perilaku yang bernuansa mengulangi kembali kesalahan
sejarah. Pidato Presiden Soekarno Sumber: radiosilaturahim.com Dalam peristiwa
sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik, misalnya mengapa bangsa
Indonesia sebelum masa pergerakan nasional selalu mengalami kekalahan dari
penjajah? Jawabannya antara lain karena perjuangan pada masa itu masih
bersifat kedaerahan, kurang adanya persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam
penguasaan IPTEKS termasuk dalam bidang persenjataan. Hal ini berarti bahwa
apabila integrasi 29 bangsa lemah dan penguasaan IPTEKS lemah, maka bangsa
Indonesia dapat kembali terjajah atau setidak-tidaknya daya saing bangsa
melemah. Implikasi dari pendekatan historis ini adalah meningkatkan
motivasi kejuangan bangsa dan meningkatkan motivasi belajar Anda dalam
menguasai IPTEKS sesuai dengan prodi masing-masing. Nilai-nilai Pancasila
sudah ada dalam adat istiadat, kebudayaan, dan agama yang berkembang dalam
kehidupan bangsa Indonesia sejak zaman kerajaan dahulu. Misalnya, sila
Ketuhanan sudah ada pada zaman dahulu, meskipun dalam praktik pemujaan
yang beranekaragam, tetapi pengakuan tentang adanya Tuhan sudah diakui.
Dalam Encyclopedia of Philosophy disebutkan beberapa unsur yang ada dalam
agama, seperti kepercayaan kepada 65 kekuatan supranatural, perbedaan antara
yang sakral dan yang profan, tindakan ritual pada objek sakral, sembahyang atau
doa sebagai bentuk komunikasi kepada Tuhan, takjub sebagai perasaan khas
keagamaan, tuntunan moral diyakini dari Tuhan, konsep hidup di dunia dihubungkan
dengan Tuhan, kelompok sosial seagama dan seiman.
B.

C.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Birokrasi adalah suatu prosedur yang efektis dan efesien yang didasrkan
oleh teori dan aturan yang berlaku serta memiliki spesialisasi menurut tujuan yang
telah di tetapkan oleh organisasi atau instansi.
Pelayanan publik atau pelayanan umum dapat didefinisikan sebagai segala
bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang
pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara
atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Untuk menilai kinerja organisasi publik, antara lain, yaitu : efisiensi,
efektivitas, keadilan, dan daya tanggap. Indikator-indikator yang digunakan untuk
menilai kinerja organisasi sangat bervariasi. Secara garis besar, berbagai
parameter yang dipergunakan untuk melihat kinerja pelayanan publik dapat
dikelompokkan menjadi dua pendekatan. Pendekatan yang pertama melihat
kinerja pelayanan publik dari perspektif pemberi layanan dan pendekatan kedua
dari perspektif dan pengguna jasa.

B. SARAN
Kami menyadari dalam pembuatan makalah yang membahas tentang ini
Birokrasi Pelayanan Publik masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA
https://osf.io/u5p2v

11

Anda mungkin juga menyukai