DISUSUN OLEH :
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini
membahas tentang pancasila sebagai paradigma kehidupan dalam masyarakat berbangsa dan bernegara .
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan
bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa. Penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................3
A. Pengertian Paradigma..............................................................................................................3
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan.......................................................................4-9
C. Aktualisasi Pancasila..........................................................................................................9-10
D. Tridarma Perguruan Tinggi.............................................................................................10-11
E. Budaya Akademik.................................................................................................................11
F. Kebebasan Akademik.......................................................................................................11-12
G. Kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan HAM..........................................12
H. Kampus dan Dominasi Birokrasi.....................................................................................12-13
I. Pembangunan Hukum............................................................................................................13
J. Pembangunan HAM..............................................................................................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
A. Kesimpulan...........................................................................................................................14
B. Saran......................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila merupakan dasar yang fundamental bagi Negara Indonesia. Kehidupan NKRI ini
tergantung kepada seberapa besar penghargaan warga Negara terhadap Pancasila, baik dari segi
pengkajian dan pegamalan Pancasila itu sendiri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara Indonesia hingga saat ini telah mengalami
perjalanan waktu yang tidak sebentar, dalam interval waktu tersebut banyak hal atau peristiwa yang
terjadi seiring perjalanan Pancasila, sehingga berdirilah Pancasila seperti sekarang ini di depan semua
bangsa Indonesia. Sejak dicetuskannya Pancasila pertama kali telah dituai banyak konflik internal para
pencetusnya, hingga sekarang pun di era reformasi dan globalisasi, Pancasila masih hangat
diperbincangkan oleh banyak kalangan berpendidikan, terutama kalangan politik dan mahasiswa. Secara
mayoritas, topik yang diperbincangkan ialah mengenai awal dicetuskannya Pancasila tentang sila
pertama. Berdasarkan sejarah, pada awal perkembangan bangsa Indonesia, masyarakat terbagi menjadi
dua kelompok besar, yaitu kelompok agamais dan nasionalis, dimana kedua kelompok tersebut
memegang peran besar dalam perancangan dasar negara Indonesia. Setelah sekian banyak perbincangan
mengenai Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila juga dijadikan bahan perbincangan sebagai
paradigma dalam kehidupan berbagai elemen masyarakat, salah satunya ialah Pancasila sebagai
paradigma kehidupan mahasiswa di kampus. Dimana di dalam kampus tersebut, mahasiswa akan dididik
Makalah ini disusun sebagai catatan perjalanan Pancasila dari zaman ke zaman agar senantiasa
sejarah pembentukan Pancasila tidak dilupakan. Selain itu dapat pula digunakan untuk menjadi penengah
bagi pihak yang sedang berbeda pendapat tentang dasar negara, agar tetap dapat bersikap sesuai
semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Terutama penerapan hal tersebut di kehidupan kampus. Sebagai tertib
hukum tertinggi keberadaan Pancasila tidak dapat diganggu gugat, karena merubah dan mengamandemen
1
Pancasila sama halnya dengan membubarkan NKRI yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Memang fakta sejarah membuktikan berkali kali konstitusi Negara ini diubah-ubah, dimulai dengan
keluarnya peraturan pemerintah yang mengganti sistem presidensil dengan system parlementer, hingga
ditetapkannya konstitusi RIS yang RI merupakan salah satu Negara bagian saja dari Negara Federal
tersebut,sebagai akibat ditandatanganinya perjanjian KMB. Seiring bergulirnya waktu konstitusi RIS pun
akhirnya diubah. Dengan diadakannya pemilu 1955, yang salah satu tujuannya adalah memilih anggota
konstituante. Dewan Konstituante diberi mandat untuk menyusun konstitusi baru bagi Negara, namun
rencana pembentukan dasar Negara baru itupun gagal, seiring dengan keluarnya dekrit presiden 5 Juli
1959, yang menyatakan kembali ke UUD 1945.Suatu pembuktian bahwa rakyat Indonesia membutuhkan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6. Untuk mengetahui peran kampus sebagai moral force pengembangan hukum dan HAM.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Paradigma
Istilah paradigma menurut kamus Bahasa Indonesia, yaitu (1) daftar dari semua pembentukan dari
sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut, (2) model dalam teori ilmu
pengetahuan, (3) kerangka berfikir. Dalam konteks ini pengertian paradigm adalah pengertian kedua dan
Secara terminologis tokoh yang mengembangkan istilah paradigma sebagai ilmu pengetahuan
terutama dalam kaitannya dengan filsafat ilmu pengetahuan adalah Thomas S. Khun. Pengertian
paradigama adalah: "suatu asumsi-asumsi dan asumsi-asumsi teoritis yang umum , sehingga merupakan
sumber hokum, metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang menentukan sifat, cirri, serta
Sifat ilmu pengetahuan yang dinamis menyebabkan semakin banyak hasil-hasil penelitian,
Dengan demikian para ilmuwan mengkaji kembali teori-teori dasar dari ilmu itu sendiri. Contohnya
dalam ilmu social manakala suatu teori didasarkan kepada hasil penelitian ilmiah berdasarkan metode
kuantitatif yang mengkaji manusia dan masyarakat bedasarkan sifat-sifat parsial, terukur dan korelatif
ternyata hasil daripada ilmu pengetahuan itu secara epistemologis hanya mengkaji satu aspek saja dari
objek ilmu pengetahuan, yaitu manusia. Bedasarkan kajian paradigm ilmu pengetahuan social tersebut
3
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Paradigma pembangunan nasional mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek
pembagunan nasional kita harus mendasarkan pada hakikat nilai-nilai sila-sila Pancasila.
Pembangunan nasional adalah upaya bangsa untuk mencapai tujuan nasionalnya sebagaimana
dinyatakan dalam pembukaan UUD 1945. Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigm
pembangunan nasional mengandung arti bahwa segala aspek pembangunan harus mencerminkan
nilai-nilai Pacasila. Pembangunan nasional adalah untuk manusia Indonesia, dimana manusia secara
kodratnya memiliki kedudukan sebagai makhluk social. Manusia tidak hanya mengejar kepentingan
pribadi, tetapi juga memperhatikan kepentingan masyarakat. Manusia tidak hanya mementingkan
tercapainya kebutuhan material, tetapi juga kebahagian spiritual. Manusia memiliki fungsi
monodualistis tidak hanya mengejar kepentingan dunia, tetapi mendapatkan kebahagiaan di akhirat
kelak. Oleh karena itu, pembangunan nasional hendaklah mewujudkan tujuan tersebut.
Pancasila merupakan satu kesatuan dari sila-silanya harus merupakan sumber nilai, kerangka berfikir
serta asas moralitas bagi pembangunan iptek. Apabila kita melihat sila-sila demi sila sebagai berikut:
a. Sila ketuhanan yang Maha Esa, mengimplementasikan ilmu pengetahuan, mencipta, perimbangan
antara rasional dengan irrasional, antara akal, rasa dan kehendak. Berdasarkan sila pertama ini
iptek tidak hanya memilikirkan apa yang ditemukan, dibuktikan, dan diciptak menemukan, tetapi
juga mempertimbangkan maksud dan akibatnya kepada kerugian dan keuntungan manusia dan
alam semesta bukan sebagai sentral, melainkan sebagai bagian yang sistematika dari alam yang
diolahnya.
b. Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, memberikan dasar-dasar moralitas bahwa manusia
dalam mengembangkan iptek haruslah secara beradab. Iptek adalah bagian dari proses budaya
manusia beradab dan bermoral. Oleh sebab itu, pembangunan iptek harus berdasarkan kepada
4
usaha-usaha mencapai kesejahteraan umat manusia, bukan menjadikan manusia sebagai makhluk
c. Sila Persatuan Indonesia, memberikan kesadaran kepanda bangsa Indonesia bahwa nasionalisme
bangsa Indonesia akibat dari sumbangan iptek, iptek persatuan dan kesatuan bangsa dapat
terwujud dan terpelihara, persaudaraan dan persahabatan antar daerah di berbagai daerah terjalin
karena tidak lepas dari factor kemajuan iptek. Oleh sebab itu, iptek harus dapat dikembangkan
untuk memperkuat rasa persatuan dan kesatuan bangadapi jiwa sila dan selanjutnya dapat
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Kikmah dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, prinsip
demokrasi sebagai jiwa sila keempat ini dapat mendasari pemikiran manusia secara bebas untuk
mengkaji dan mengembangkan iptek. Seorang ilmuan harus pula memiliki sikap menghormati
terhadap hasil pemikiran orang lain dan terbuka, dikritik dan dikaji ulang hasil dari pemikirannya.
Penemuan iptek yang telah teruji kebenerannya harus dapat dipersembahkan kepada kepentingan
rakyat banyak.
e. Sila Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, kemajuan iptek harus dapat menjaga keseimbangan
kemausiaan, yaitu keseimbangan hubungan antara manusia dengan sesamanya, hubungan antara
manusia dengan Tuhan sebagai Penciptanya, hubungan manusia dengan lingkungan dimana
mereka berada.
5
2. Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial-Budaya,
a. Pengembangan Ideologi
Dalam pengembangan Pancasila sebagai ideology harus memandang sebagai ideologi yang
dinamis yang dapat menangkap tanda-tanda perkembangan dan perubahan zaman. Untuk itu
kita harus memperhatikan peranan dan kedudukan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
Nilai-nilai dasar dalam ideology Pancasila dirumuskan dalam UUD 1945 untuk
budaya, hankam, dan sebagainya. Nilai dasar tidak berubah dengan gampang,
sedangkan penjabaran nilai dasar kepada nilai operasional dapat berkembang secara
kesepakatan bersama di MPR yang disebut dengan amandemen dan GBHN. Nilai dasar
tidak udah berubah karena merupakan tolak ukur stabilitas dan dinamika, untuk Pasal
37 UUD 1945.
Konsep Negara (Staatsidee) bangsa Indonesia dapat kita rangkum dari pokok-pokok
pikiran yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945. Negara adalah keadaan
kehidupan berkelompok bangsa Indonesia, yang: Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa, dan Didorong oleh keinginan luhur bangsa, untuk Berkehidupan yang bebas,
6
b. Pengembangan Politik
Landasan: kekuasaan dan kedaulatan berada ditangan rakyat. Oleh sebab itu, perlu
dan tuntutan reformasi dengan tetap memelihara kesatuan dan persatuan bangsa, serta sesuai
dengan jiwa dan semangat Pembukaan UUD 1945. Meningkatkan peran MPR, DPR dan
lembaga tinggi Negara lainnya dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab
yang mengacu pada prinsip pemisahan kekuasaan dan tata hubungan yang jelas antara
lembaga eksekutif, legislative dan yudikatif. Dalam usaha membangun kehidupan politik,
maka beberapa unsur yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan adalah sebagai berikut :
Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis, dan terbuka Kemandirian
masyarakat untuk mengembangkan budaya politik yang demokratis Pemilihan umum yang
berkualitas dengan partisipasi rakyat yang seluas-luasnya. Tiga aspek demokrasi yang harus
o Demokrasi sebagai sistem pemerintahan hanya akan berhasil kalau didukung oleh
demokrasi sebagai budaya politik yang rasional objektif. Hak Asasi Manusia harus
7
c. Pengembangan Ekonomi
Pengembangan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM) terdiri atas beberapa
o Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk mengolah sumber daya alam secara
Pencitaan kesejahterahan yang merata berakses pada sumber ekonomi, dunia kerja,
bagaimana kita memadukan nilai-nilai ekonomis yang akan berkembang menjadi etos
d. Pengembangan Sosial-Budaya
Pancasila dapat menjadi kerangka referensi identifikasi diri kalau Pancasila semakin
credible, yaitu bahwa masyarakat mengalami secara nyata realisasi dari prinsip-prinsip yang
dan budaya,
8
e. Pengembangan Hankam
Ketahanan nasional, pembangunan nasional tidak terlepas dari ketahanan nasional, yaitu
perwujudan cita-cita bangsa dalam tingkat ketahanan nasional yang terjabar sebagai
berikut :
pribadi warga Negara, yaitu pengembangan pribadi dalam matra horizontal dan vertical,
masyarakat.
C. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi objektif dan aktualisasi
subjektif.
Aktualisasi pancasila objektif yaitu aktualisasi pancasila dalam berbagai bidang kehidupan
kenegaraan yang meliputi kelembagaan Negara antara lain : legislatif, eksekutif, maupun yudikatif.
Selain itu juga meliputi bidang-bidang aktualisasi lainnya seperti politik, ekonomi, hukum terutama
9
Aktualisasi pancasila subjektif adalah aktualisasi pancasila pada setia individu terutama dalam aspek
moral dalam kaitannya dengan hidup Negara dan masyarakat. Aktualisasi yang subjektif tersebut
tidak terkecuali baik warga Negara biasa, aparat penyelenggara Negara, penguasa Negara, terutama
kalangan elit politik dalam kegiatan politik perlu mawas diri agar memiliki moral ketuhanan dan
Sesuai dengan tujuan perguruan tinggi sebagaimana dinyatakan dalam PP No. 30 tahun 1990
tentang perguruan tinggi, ialah perguruan tinggi bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan atau menciptakan ilmu pengetahuan teknologi atau kesenian, serta menyumbangkan
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kehidupan nasional. Oleh karena itu,
untuk mencapai tujuan tersebut perguruan tinggi memiliki motto yang dikenal "Tri Dharma Perguruan
Pelaksanaan misi perguruan tinggi dengan Tri Dharma itu tidaklah mudah, karena dalam
perjalanan perguruan tinggi Indonesia sejak kemerdekaan menurut Hafid Habbas bahwa hampir semua
perguruan tinggi yang dibangun berorientasi pada pelayanan(service oriented) yang merupakan teaching
university, perguruan menghasilkan lulusan melayani masyarakat dan kurang mampu dalam
mengembangkan ilmunya. Dengan demikian, perguruan tinggi Indonesia masih tertinggal dalam misinya
sebagai researsch(penelitian). Begitupula dengan unsur pengabdian masyarakat masih jauh tertinggal
karena masih banyak perguruan tinggi yang belum memahami pentingnya unsur pengabdian mayarakat.
Apabila perguruan tinggi memperhatikan unsur penelitian dan pengabdian masyarakat menurut Prof.
Thoby Mutis, Rektor Univ. Trisakti(media Indonesia 11 maret 2000), hasilnya juga akan dinikmati
perguruan tinggi itu sendiri, selain itu secara langsung maupun tidak langsung mahasiswa dapat mengajak
masyarakat untuk ikut aktif berpartisipasi dalam pembagunan sebab baagaimanapun paradigma
pembangunan daerah harus mengarah kepada masyarkat. Begitu juga pendapat Prof. Jajah Koswara,
10
Direktur Pembinaan Penelitian ajah Koswara, Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian
masyarakat yang dilaksanakan perguruan tinggi selama ini, masih belum banyak bermanfaat baagi upaya
pembangunan potensi masyarakat, hal ini terjadi karena program-program pengabdian masyarakat yang
dilaksanakan masih bersifat parsial dan tidak bersinergi upaya pembangunan potensi masyarakat, hal ini
terjadi karena program-program pengabdian masyarakat yang dilaksanakan masih bersifat parsial dan
E. Budaya Akademik
Akademik berasal dari kata academia, yaitu sekolah yang diadakan Plato. Kemudian berubah
menjadi istilah akademi yang berkaitan dengan proses belajar mengajar, sebagai tempat dilakukan
Pendekatan ilmiah mengenai pancasila adalah perlunya membangun studi ilmiah mengenai
pendekatan ilmiah megenai pancasila itu merupakan baagian penting di dalam pengembangan pemikiran
Berdasarkan pertimbangan diatas ada dua dimensi yang perlu diperhatikan dalam
teori ilmiah untuk mempelajari pancasila, dime dime dimensisi ini menyentuh aspek proses dan
metodologi. Kedua, mengembangkan teori-teori ilmiah dengan pancasila sebagai landasannya, dimensi
F. Kebebasan Akademik
Istilah kebebasan akademik menurut Mochtar Buchari (1995) digunakan sebagai padanan dari
konsep inggris academic freedom, yang menurut Arthur Lovejoy adalah kebebasan seorang guru atau
11
seorang peneliti di lembaga pengembangan ilmu untuk mengkaji serta membahas persoalan yang terdapat
melalui perkuliahan kepada mahasiswanya, tanpa campur tangan dari penguasa politik atau keagamaan
atau dari lembaga yang mempekerjakannya, kecuali apabila metode-metode yang digunakannya
dinyatakan jelas-jelas tidak memadai atau bertentanangan dengan etika profesional oleh lembaga-lembaga
Pembicaraan tentang kampus mengingatkan kepada kehidupan ilmiah dengan ciri utama
kebebasan berpikir dan berpendapat, kreativitas, argumentatif, tekun dan meilhat jauh ke depan sambil
mecari manfaat praktis dari suatu ide ataupun penemuan. Perpaduan ciri tersebut didalam kehidupan
kampus melahirkan gaya hidup tersendiri yang merupakan variasi dari corak kehidupan yang menjadikan
masyarakat. Gambaran klasik yang lebih bertumpuk kepada kehidupan akademik itu,
sesungguhnya lebih mewakili fokus kehidupan kampus pada abad ke-19 masa kolonial dahulu. Sekalipun
kehidupan kampus di Indonesia telah berjalan cukup lama, namun menurut Arbi Sanit (1998)
kompleksitas kehidupan kampus beserta problemtiknya meliputi tiga gejala kehidupan kampus sebagai
arena politik, alat birokrasi dan harapan di masa depan.Kampus dan Politik
Kampus sebagai arena politik diawali setelah Indonesia merdeka karena dengan pertimbangan
politik untuk menolak terhadap sisa kekuatan kolonial dalam bidang ilmu perguruan tinggi. Hal ini
terungkap dari pendirian Universitas Gajah Mada dan Universitas Indonesia dimana pemerintah bersama
rektor memiliki kewenangan mengangkat dosen untuk mengindonesiakan dosen yang sebelumnya
12
Gerakan kampus yang sudah dianggap membahayakan kebijakan dasar nasional, yaitu stabilitas
politik dan proses pembangunan nasional dengan melakuakan intervensi yang ebrsifat kebirokrasian dan
pembenahan politik yang melibatkan kehidupan kampus. Dengan demikian, pemerintahan orde baru telah
menempatkan jalur proses birokrasi negara untuk mengendalikan kehidupan kampus. Penentuan
pimpinan di perguruan tinggi harus mendapat persetujuan dari Mendikbud, membubarkan lembaga
kegiatan politik. Keebasan kamous sudah terbatas dengan masuknya kepentingan poltitik pemerintah
I. Pembangunan Hukum
Reformasi menyeluruh yang dikehendaki oleh semua lapisan masyarakat dewasa ini adalah
tuntutan kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan republik Indonesia ditegakkan. Oleh karena itu,
perwujudan negara berdasarkan kepada hukum dan pemerintahan yang konstitusional benar-benar dapat
diabadikan untuk memenuhi aspirasi dan kepentingan rakyat sesuai dengan tujuan negara. Hukum di
Indonesia dalam praktiknya belumlah menggembirakan, karena kesadaran hukum di kalangan supra-
J. Pembangunan HAM
Penegakan hak asasi manusia, khususnya untuk menyatakan apa yang dianggap benar, seharusnya
menjamin bahwa kemakmuran yang diperoleh oleh suatu negara secara nyata dimana rakyat kecil dapat
menikmatinya. Kampus melalui kajian ilmiah, mimbar akademik yang bebas, budaya akademik, objektif
dengan menggunakan metodologi ilmiah dalam kerangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi,
akan mempunyai peluang yang sangat besar untuk berperan serta sebagai kekuatan moral (moral force)
13
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Paradigma merupakan kerangka pikir, kerangka bertindak, acuan, orientasi, sumber, tolok ukur,
parameter, arah dan tujuan dari suatu perkembangan, perubahan, serta proses dalam suatu bidang tertentu.
Pancasila bukan hanya sebagai simbol negara, tetapi merupakan suatu pedoman kehidupan yang sangat
relevan untuk negara Indonesia. Pancasila diharapkan mampu mendasari pembangunan sampai ke semua
lini kehidupan, mencakup bidang politik, hukum, ekonomi, sosial budaya, hubungan antar umat
beragama, sampai dengan IPTEK. Ilmu pengetahuan dan teknologi, dengan temuan-temuannya melaju
pesat, mendasar, spektakuler. IPTEK tidak lagi hanya sebagai sarana kehidupan tetapi sekaligus sebagai
kebutuhan kehidupan manusia. Untuk itu diperlukan sikap bijaksana, yaitu kesediaan untuk membuka diri
terhadap tuntutan jaman, sekaligus waspada terhadap nilai-nilai sosial budaya dari luar. Hanya nilai-nilai
yang sesuai dengan kepribadian kita yang kita serap.Pembangunan yang dilakukan harus berlandaskan
sila-sila Pancasila yang merupakan hasil pemikiran rakyat untuk menuju tujuan bersama membangun
bangsa yang lebih baik.Pancasila sebagai dasar negara harus mampu menanggapi gerakan reformasi yang
berdampak pada sosial, politik, ekonomi dan kemanusiaan. Reformasi seharusnya digunakan untuk
menata kehidupan dengan berasaskan Pancasila. Reformasi harusnya memiliki tujuan dan cita-cita
sebagaimana tujuan dan cita-cita Pancasila.Tridharma perguruan tinggi ialah tiga tugas pokok perguruan
tinggi yang mencakup pendidikan tinggi, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Pengaktualisasian
Pancasila dalam kehidupan kampus dapat dilakukan melalui pengembangan hukum dan HAM dalam
kehidupan kampus serta memposisikan kampus sebagai kekuatan moral. Hal tersebut bertujuan agar
nantinya menumbuh kembangkan geberasi-generasi baru yang memiliki moral dan budi pekerti yang
luhur.
15
B. Saran
Kita sebagai mahasiswa hendaklah mengamalkan pancasila sebagai bagian dari kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena di dalam Pancasila mengandung butir-butir keluhuran
bangsa Indonesia. Kita sebagai warga Negara Indonesia harus turut ikut serta dalam pembangunan Negara
Republik Indonesia ini agar tercipta kedamaian yang sesuai dengan semboyan kita dari dulu yaitu
Bhineka Tunggal Ika. Diharapkan kepada mahasiswa/i agar dapat mengetahui hakikat Pancasila sebagai
paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Paradigma pembangunan nasional
mengandung suatu konsekuensi bahwa dalam segala aspek pembangunan nasional kita harus
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/5092517/
PANCASILA_SEBAGAI_PARADIGMA_KEHIDUPAN_DALAM_MASYARAKAT_BERBA
NGSA_DAN_BERNEGARA
17