Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KOMUNIKASI ISLAM
Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah: Ilmu Komunikasi
Dosen pengampu: Fitri, M.Sos.

Disusun Oleh:

1. Afrokh Nurul Azka 23010160011


2. Khairun Nisa Puti Nurulita 23010160015
3. Siti Durratun Nashihah 23010160021

PROGRAM STUDI BIMBINGAN PENYULUHAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2023
I. LATAR BELAKANG
Komunikasi merupakan suatu kegiatan manusia yang saling
berinteraksi antara satu orang maupun lebih. Dalam pandangan Islam,
komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan
manusia karena segala perbuatan yang kita lakukan pasti menggunakan
komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang ber
akhlak atau beretika. Komunikasi yang ber akhlak berarti komunikasi yang
bersumber pada Al Qur’an dan hadis. Sebagian dari kita menganggap
komunikasi adalah sesuatu yang biasa dan juga sederhana, sehingga
seringkali kita menganggap remeh dan tidak penting. Dalam pandangan
islam, komunikasi memiliki tujuan dapat membuat komunikan berubah
lebih dekat kepada Allah SWT.

2
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Islam
Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari
komunikator kepada komunikan dalam bentuk pesan verbal dan
nonverbal dengan maksud dan tujuan untuk mengubah pemikiran,
pengetahuan, perasaan, dan Tindakan sesuai dengan yang diinginkan
komunikator. Sedangkan yang dimaksud dengan komunikasi Islam
adalah peristiwa komunikasi dimana komunikator menyampaikan
pesan verbal maupun nonverbal seputar ajaran Islam melalui metode
dan strategi tertentu kepada komunikan.1 Komunikasi Islam dengan
komunikasi Islami merupakan dua hal yang berbeda. Pengertian
sederhananya komunikasi Islam lebih terfokus pada sistemnya dengan
latar belakang yang berbeda dengan perspektif komunikasi non islam.
Sedangkan komunikasi Islami secara singkat didefinisikan sebagai
cara berkomunikasi yang bersifat Islami atau tidak bertentangan
dengan ajaran Islam. Hal ini pada akhirnya muncul pendapat bahwa
komunikasi Islami merupakan implementasi dari komunikasi Islam.2
Objek material dari komunikasi Islam adalah semua aspek
ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadis, Ijma Ulama, dan
Qias yang didalamnya terdapat pembahasan tentang akidah, iman,
akhlak, muamalah, pemikiran, sejarah peradaban, hukum, sosial,
politik, dan masih banyak lagi.
B. Tujuan komunikasi Islam
Adapun tujuan dari komunikasi Islam sebagai berikut.
1. Membuat manusia meyakini tiada tuhan selain Allah, mendekatkan
diri kepada Allah, dan introspeksi terhadap apa yang telah
diperbuatnya.
2. Berupaya mengubah perilaku komunikan agar bersedia menerima
ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

1
Muslimin, Komunikasi Islam, AMZAH, Jakarta, 2021, hal. 2
2
Siregar, Siti Salmaniah Nina, Komunikasi Terapeutik Bernuansa Islami, Scopindo Media
Pustaka, Surabaya, 2021, hal. 47

3
3. Menjadikan manusia manusia tumbuh kecintaan terhadap kebaikan
dan menjauhkan diri dari kebathilan.
4. Terbentuknya masyarakat Islam dengan predikat terbaik (Khairul
Ummah).
5. Mengupayakan terlaksananya ajaran Islam dengan cara yang benar
berdasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.3
C. Unsur-Unsur Komunikasi Islam
1. Komunikator ( Da’i )
Komunikator adalah pihak yang memulai proses komunikasi/
pihak yang menyampaikan pesan kepada orang lain.yang perlu
diperhatikan oleh seorang komunikator agar komunikasinya
berhasil adalah sebagai berikut.
a. Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya.
b. Keterampilan berkomunikasi.
c. Mempunyai pengetahuan yang luas.
d. Memiliki daya tarik, artinya memiliki kemampuan untuk
melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan
2. Pesan ( maddah )
Pesan yang dimaksud dalam komunikasi Islam adalah
informasi yang bersumber dari ajaran Islam baik itu Al-Qur’an,
Hadis, Fatwa Sahabat Nabi, Ijma’ Ulama, dan juga Qiyas.
3. Media ( Wasilah )
Dalam berkomunikasi, manusia memerlukan media
komunikasi yang dapat menyambungkan antara manusia satu dan
lainnya. Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan
untuk memproduksi, mereproduksi, mengolah, mendistribusikan
atau menyebarkan dan menyampaikan informasi. Secara sederhana,
media komunikasi adalah perantara dalam Penyampaian informasi
dari komunikator kepada komunikan yang bertujuan untuk efisiensi
penyebaran informasi atau pesan tersebut. Fungsi media komunikasi
yang berteknologi tinggi adalah sebagai berikut:

3
Muslimin, Komunikasi Islam, AMZAH, Jakarta, 2021, hal. 8

4
a. Efisiensi Penyebaran Informasi
b. Memperkuat Eksistensi Informasi
c. Mendidik/Mengarahkan/Memersuasi
4. Metode ( Thoriqoh)
a. Hikmah, dengan mempertimbangkan kemampuan, ketajaman,
dan keakuratan rasional komunikator yang menyampaikan
pesan maupun komunikan yang menerima pesan.
b. Mujadalah, dimaknai dengan dialog yang tidak mengarah
kepada permusuhan, pertikaian, dan kebencian. Tetapi dialog
bermartabat yang mengarah kepada kebenaran.
c. Muizah Hasanah, ditandai dengan komunikator memberikan
nasehat yang baik, kabar gembira, dan peringatan kepada
komunikan untuk bertaubat kepada Allah. Metode ini biasanya
dilaksanakan dengan konseling, ceramah, khutbah, diskusi, dan
lain-lain.
5. Komunikan (Mad’u)
Komunikan adalah pihak yang menjadi sasarani penerima
pesan dalam proses komunikasi. Komunikasi akan berlangsung jika
ada perhatian dari komunikan. faktor penyebab keberhasilan
komunikasi yang harus diperhatikan adalah kerangka pengetahuan
(frame of reference) dan lingkup pengalaman (field of experience).
6. Efek
Efek adalah hasil akhir dari proses komunikasi, yaitu sikap dan
tingkah laku orang yang dijadikan sasaran komunikasi, sesuai atau
tidak sesuai dengan yang dilakukan. Jika sikap dan tingkah laku
orang lain itu sesuai, berarti komunikasi berhasil, demikian pula
sebaliknya. Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif
harus dilaksanakan dengan melalui empat tahap, yaitu sebagai
berikut.
a. Fact finding yaitu mencari dan mengumpulkan fakta dan data
sebelum seseorang melakukan kegiatan komunikasi.

5
b. Planning, dari fakta dan data dibuat rencana tentang hal-hal
yang akan dikemukakan dan cara mengemukakannya
c. Comnunicating, yaitu berkomunikasi.
d. Evaluation, yaitu penilaian dan menganalisis kembali hasil
komunikasi tersebut.
7. Umpan Balik (Feedback)
Seorang komunikator yang menyampaikan pesan kepada
komunikannya, pada pelaksanaannya merupakan komunikan ketika
komunikan tersebut memberikan tanggapan kepadanya. Tanggapan
ini disebut sebagai umpan balik atau feedback. Umpan balik yang
ditimbulkan dalam proses komunikasi memberikan gambaran
kepada komunikator tentang hasil komunikasi yang dilakukannya,
umpan balik itu berupa respons negatif atau respons positif. Contoh
ketika berceramah atau berpidato di depan khalayak umum, kita
dapat melihat reaksi yang dilakukan oleh pendengar di depan kita.
Ada yang memperhatikan, ada yang mengobrol dengan teman di
sampingnya, dan ada yang menguap karena bosan.
D. Bentuk-Bentuk Komunikasi Islam

1. Komunikasi Transpersonal (Komunikasi Ilahiyah)


Di antara bentuk komunikasi dalam Islam adalah
komunikasi antara manusia dengan Tuhannya. Bentuk komunikasi
ini bersifat alami dan wujud dari adanya roh kehidupan yang
ditiupkan Allah kepada makhluk-Nya. Dengan tiupan ruh-Nya,
manusia selalu rindu ingin berkomunikasi dengan-Nya, terutama
saat berada dalam kondisi sulit. Komunikasi antara manusia dan
Penciptanya sudah terjadi sejak Allah meniupkan ruh-Nya kepada
manusia. Sejak itulah kehidupan bermula, dan sejak itu juga
komunikasi sudah terjalin. Pada saat komunikasi awal itu Allah
mengenalkan diri-Nya kepada manusia dan meminta mereka untuk
bersaksi bahwa Dia (Allah) adalah Tuhan mereka. Menurut Al-
Qur'an, semua manusia dalam kandungan bersaksi dan mengakui

6
bahwa Allah adalah Tuhan mereka.4 Abdurrahman al-Sa’di dalam
tafsirnya menyatakan bahwa manusia yang ada dalam kandungan
ibunya sudah mampu berkomunikasi dengan Allah karena Allah
menyediakan untuk mereka perangkat fitrah. Fitrah ini yang
mampu bersaksi bahwa Allah adalah Rabb mereka, Pencipta
mereka, dan Raja mereka. Berikut pola komunikasi Manusia
dengan penciptanya.
a. Pola Komunikasi Dengan Manusia Pilihan
1) Komunikasi Langsung
Komunikasi Allah dengan manusia secara langsung
pernah terjadi pada Nabi Musa as. Sedangkan dengan Nabi
yang lain, Allah berkomunikasi dengan mereka lewat
wahyu, baik yang disampaikan ke dalam hati mereka tanpa
perantara malaikat atau dengan perantara malaikat. Itulah
sebabnya Musa diberi gelar Kalimullah (orang yang bisa
berkomunikasi langsung dengan Allah swt).Al-Sa’di
berkata bahwa pola komunikasi Allah dengan para nabi
terjadi dengan tiga pola : pertama, menurunkan wahyu ke
dalam hati mereka tanpa perantara malaikat ; kedua,
berbicara langsung tapi dibelakang tabir; dan ketiga, dengan
mengutus malaikat menyampaikan wahyu.5
2) Komunikasi Dengan Wahyu
Komunikasi melalui wahyu adalah cara utama bagi para
nabi berkomunikasi dengan Allah. Contohnya, Nabi
Ibrahim meminta bukti dari Allah tentang kekuasaan-Nya
untuk menghidupkan kembali yang telah mati. Meskipun
Allah bertanya mengapa, ini bukan karena kurangnya
kepercayaan Ibrahim, tapi untuk memperkuat
keyakinannya. Setelah Nabi Muhammad, wahyu tidak lagi
menjadi cara komunikasi, dan manusia berkomunikasi

4
Dr. Harjani Hefni, Lc., M.A., Komunikasi Islam (Jakarta: KENCANA, 2015), hlm. 187.
5
Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah al-Sa’di, Tafsir al-Karim al-Rahm fi Tafsir Kalam al-
Mannan (Mu’assasah al-Risalah, 1420 H-2000 M), hlm. 762.

7
dengan Allah melalui sholat, dzikir, Al-Quran, doa,
istighfar, dan taubat.
b. Pola Komunikasi Dengan Manusia Biasa
Allah telah sediakan cara bagi manusia untuk tetap
terhubung dengan-Nya setelah lahir ke dunia. Di antaranya
adalah sholat, dzikir, membaca Al-Quran, berdoa, istighfar, dan
taubat kepada Allah. Ini adalah cara utama yang Allah sediakan
agar manusia tetap terhubung dengan-Nya. Berikut ini adalah
beberapa penjelasannya:
1) Sholat
Sholat adalah praktek dalam Islam yang mendorong
umatnya untuk berkomunikasi secara mendalam dengan
Allah. Melalui perintah-Nya, manusia diminta untuk
berkomunikasi dengan-Nya melalui sholat setidaknya lima
kali sehari pada waktu-waktu yang telah ditetapkan. Untuk
memastikan komunikasi yang baik, fokus dan khusyuk
diperlukan saat shalat menghadirkan kebesaran Allah,
merasakan rasa takut ditolak, dan memusatkan hati pada
doa tanpa terganggu oleh hal lain.
2) Dzikir
Dzikir adalah cara manusia berkomunikasi dengan
Allah, melalui menghadirkan-Nya dalam hati, menyebut-
Nya, mempelajari ajaran-Nya, mengajarkan kepada orang
lain, mendorong kebaikan sesuai perintah-Nya, dan
mencegah dari larangan-Nya.

3) Istighfar dan Taubat


Istighfar menurut bahasa artinya memohon
ampunan dan meminta agar perkataan atau perbuatan
buruk yang pernah dikerjakan bisa diperbaiki.6Dalam
esensinya, istighfar adalah langkah pertama untuk

6
Ali bin Muhammad bin Ali al-Zain al-Syarif al-Jurjani, al- Ta’rifat (Beirut: Dar al-Kutub al-
‘ilmiyyah, 1403-1993), hlm. 18.

8
mengakui kesalahan diri dan melakukan koreksi. Setelah
istighfar berhasil dilakukan, langkah selanjutnya yang
harus diambil adalah bertaubat. Taubat menurut bahasa
berasal dari kata taba yatubu, taubatan yang artinya
kembali. Yang dimaksud dengan kembali dalam makna
bahasa itu adalah kembali ke jalan yang benar setelah
melakukan kesalahan. Jadi, taubat adalah aksi nyata dari
orang yang telah menyadari kesalahannya untuk melepas
segala kesalahan dan kembali ke jalan yang benar.7
4) Al-Qur’an
Al-Qur'an, wahyu dari Allah, merupakan sarana utama
untuk komunikasi antara Allah dan hamba-Nya. Di
dalamnya, terdapat berbagai bentuk komunikasi seperti
percakapan antara Allah dan Malaikat, para Nabi, Rasul,
Iblis, serta manusia melalui perantara Rasul, langsung
dengan manusia, antara manusia dengan makhluk lainnya,
dan juga komunikasi antar manusia.
2. Komunikasi Intra Personal
Komunikasi Intrapersonal merujuk pada cara seseorang
menerima, memproses, menyimpan, dan menghasilkan kembali
informasi dalam dirinya sendiri. Dalam kajian Ibnu Qoyyim,
komunikasi intrapersonal dimulai dengan langkah khawatir dan
afkar. Khawatir dan afkar adalah langkah mengumpulkan informasi
yang di dengar, dilihat, dan dipikirkan. Informasi yang terkumpul
itu lalu diberi makna. Upaya pemberian makna terhadap informasi
yang masuk disebut tashawwur atau persepsi. Dari tashawwur akan
memunculkan iradah (keinginan) untuk bertindak dan berbuat.
Perbuatan yang dilakukan secara berulang akan melahirkan
karakter. Baik tidaknya suatu karakter tergantung dari input
infomasi yang masuk.8

7
Lihat, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Materi Tobat
8
Muhammad bin Abu Bakar bin Ayyub bin Sa’ad, Syamsuddin Ibnu al-Qyyim al-Jauziyyah, al-
Fawa-id (Beirut: Dar al-Kutub al-‘ilmiyyah, 1893-1973), hlm. 173.

9
3. Komunikasi Antar Manusia
Selain berkomunikasi dengan penciptanya dan berinteraksi
dengan diri sendiri, manusia juga terlibat dalam berbagai bentuk
komunikasi dengan sesama manusia. Komunikasi antara individu
menjadi fokus utama dalam ilmu komunikasi secara umum.
Komunikasi antarpersonal, kelompok, dan massa merupakan tiga
bentuk utama komunikasi antara manusia. Dalam Islam, konsep
komunikasi antara manusia disebut dengan hablun minannas,
ta’aruf, dan muamalah. Komunikasi antarpribadi didefinisikan
dengan tiga pendekatan; berdasarkan komponen, berdasarkan
hubungan diadik, dan berdasarkan pengembangan.
a. Komunikasi Antarpribadi(Komunikasi Pribadi)
Komunikasi antarpribadi berdasarkan komponen artinya
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh
orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai
dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik.
Berdasarkan hubungan, komunikasi antarpribadi diartikan sebagai
komunikasi yang berlangsung di antara dua orang yang
mempunyai hubungan yang mantap dan jelas. Seperti hubungan
antara orang tua dengan anak, penjual dengan pelanggan, dan
sebagainya. Berdasarkan pengembangan, komunikasi antarpribadi
adalah akhir dari perkembangan komunikasi yang bersifat tak
pribadi pada satu ekstrim menjadi komunikasi pribadi atau intim
pada ekstrim yang lain.9
b. Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia sebagai makhluk sosial.
Berkelompok adalah salah satu kebutuhan dasar
manusia.10Termasuk dalam lingkup keluarga, suku, komunitas

9
Joseph A. Devito, The Interpersonal Communication Book (New York: Addison Wesley
Longman, 2001), hlm. 4-5.
10
Brend D. Ruben, Communication And Human Behavior (New Jersey: Prentince Hall, 1992),
hlm. 357.

10
lokal, lingkungan kerja, serta kelompok dengan minat atau
keyakinan serupa. Hal ini mendorong kebutuhan untuk
berpartisipasi dalam berbagai perkumpulan yang sesuai dengan
minat atau ideologi tertentu.
c. Komunikasi Massa
Komunikasi massa memegang peran penting dalam
menyebarkan pesan kepada masyarakat dalam cakupan yang luas,
baik sebagai sumber informasi, pendidikan, hiburan, arahan, dan
juga sebagai alat untuk memengaruhi pola pikir mereka.
Komunikasi massa melibatkan penggunaan media yang mampu
mencapai banyak orang dalam lingkup yang luas. Media-media
seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, dan internet
digunakan dalam jenis komunikasi ini.

11
III. STUDI KASUS
Komunikasi Islam merupakan peristiwa komunikasi dimana
komunikator menyampaikan pesan verbal maupun nonverbal seputar ajaran
Islam melalui metode dan strategi tertentu kepada komunikan. Kami
mengambil studi kasus melalui pengamatan ketika mengaji kitab Ta’limul
Muta’alim. Dalam kajian ini melibatkan Bapak K.H Ahmad Muttohar M.
Ag sebagai Pengajar (Komunikator) dan seluruh santri Ma’had Al Jami’ah
UIN Walisongo (Komunikan). Dalam komunikasi ini Bapak Ahmad
Muttohar menggunakan kitab Ta’limul Muta’alim sebagai media (Wasilah)
dan metode yang digunakan adalah metode hikmah. Untuk pesan yang
disampaikan berdasarkan hadis dan Ijma’ ulama yang mana objek
materialnya berupa pembahasan mengenai akhlak. Tujuan dari komunikasi
ini adalah untuk mengubah perilaku komunikan agar bersedia menerima
ajaran Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dari
komunikasi tersebut mendapatkan umpan balik yang positif, yang mana
para santri memberi tanggapan mengenai apa yang sudah disampaikan oleh
ustadz.

12
IV. KESIMPULAN
komunikasi Islam adalah peristiwa komunikasi dimana komunikator
menyampaikan pesan verbal maupun nonverbal seputar ajaran Islam melalui
metode dan strategi tertentu kepada komunikan.11 Komunikasi Islam dengan
komunikasi Islami merupakan dua hal yang berbeda. Pengertian
sederhananya komunikasi Islam lebih terfokus pada sistemnya dengan latar
belakang yang berbeda dengan perspektif komunikasi non islam. Sedangkan
komunikasi Islami secara singkat didefinisikan sebagai cara berkomunikasi
yang bersifat Islami atau tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
Komunikasi Islam memiliki unsur- unsur yang sama dengan komunikasi
pada umumnya. Bentuk- bentuk komunikasi Islam ada 3 yaitu komunikasi
transpersonal, komunikasi intrapersonal, dan komunikasi antar manusia.

11
Muslimin, Komunikasi Islam, AMZAH, Jakarta, 2021, hal. 2

13
DAFTAR PUSTAKA

Joseph A, Devito. (2001). The Interpersonal Communication Book. New York:


Addison Wesley Longman.

Brend D, Ruben. (1992). Communication And Human Behavior. New Jersey:


Prentince Hall.

Hefni, H. (2015). Komunikasi Islam. Jakarta: KENCANA.

Muslimin. (2021). komunikasi Islam. Jakarta: AMZAH.

Nashir, A. b. (2000). Tafsir Al Karim Al Rahm Fi Tafsir Kalam Al Mannan.


Mu'assasah al Risalah.

Siregar, S. S. (2021). Komunikasi Terapeutik Bernuansa Islami. Surabaya:


Scopindo Media Pustaka.

14

Anda mungkin juga menyukai