Anda di halaman 1dari 15

KOMUNIKASI YANG EFEKTIF DALAM PENDIDIKAN KARAKTER

Hoirun Nisa*

Abstract
Communication becomes a system in a process of character education. It means that character education
is influenced by the quality of built communication. An effective communication has rules, requirements,
principles and universal strategies so that now the existence is significant enough to be implemented in character
education. Various model of communication which come from either Al-Qur’an and Hadist or from thought of
communication experts, depend on the educators’ quality in putting their function and responsibility. This
article discusses that problem by analyzing model and form of modern communication, combining with the
communication principles in Al-Qur’an and Hadits, and its relation with character education. The result shows
that educator factor becomes the dominant factor in character education.
Keywords; Modern communication, Islamic concept, Character education, Educator.

Abstrak
Komunikasi menjadi sistem dalam proses pendidikan karakter. Artinya, pendidikan karakter
dipengaruhi oleh kualitas komunikasi yang terjalin. Komunikasi yang efektif memiliki ketentuan,
syarat, prinsip dan strategi yang universal sehingga eksistensinya hingga saat ini cukup signifikan
diaplikasikan dalam pendidikan karakter. Berbagai bentuk model, bentuk komunikasi baik yang
bersumber dari Al-Qur’an dan Hadith, maupun dari pemikiran pakar komunikasi, semuanya terletak
pada kualitas pendidik dalam menempatkan fungsi dan tanggung jawabnya. Tulisan ini menguraikan
masalah tersebut dengan menganalisis model dan bentuk komunikasi modern, dipadukan dengan
prinsip komunikasi di dalam Al-Qur’an dan Hadith, serta relasinya jika dikaitkan dengan pendidikan
karakter. Hasilnya, faktor pendidik tetap menjadi faktor dominan di pendidikan karakter.
Kata Kunci; komunikasi modern, konsep Islam, pendidikan karakter, pendidik

A. Pendahuluan kata lain, karakter seseorang tampak pada


Allah menciptakan manusia sebagai makhluk perilaku ekuivalen dengan pendidikan yang
yang paling sempurna dibandingkan makhluk diterimanya. Oleh karena itu, pendidikan harus
lainnya. Manusia tercipta dengan membawa 3 dikemas sedemikian rupa, baik bahan maupun
unsur; jasmani, ruhani dan nafsani. Dinamika pengelolaannya agar terbentuk karakter yang
ketiga unsur tersebut dipengaruhi oleh faktor- baik dan seseorang dapat berperilaku dengan
faktor intern, semisal faktor genetik pada unsur baik pula. Agar pendidikan dapat diterima
jasmani, dan faktor ektern/lingkungan. Ketiga dengan sempurna, maka harus ada media
unsur akan membentuk sifat/watak/karakter/ yang tepat yang dapat menyampaikan semua
kepribadian yang muncul pada perilaku sehari- pesan yang bermuatan nilai pendidikan. Media
hari, apakah perilaku positif maupun negatif. tersebut adalah komunikasi.
Pendidikan yang merupakan internalisasi Komunikasi menjadi bagian rutinitas
nilai pada proses perkembangan manusia manusia. Dari hasil penelitian, 90% dalam 24
memiliki implikasi pada pembentukan jam aktivitas manusia adalah komunikasi.1
karakter yang mengarah pada tingkah Logikanya, apabila komunikasi tersebut sudah
laku manusia, mulai dari masa kandungan, menyatu dalam rutinitas seseorang maka
anak-anak, remaja hingga dewasa. Dengan otomatis akan berimplikasi secara langsung

Onong Uchyana Efendi, Ilmu Komunikasi, (Bandung:


1
*
Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Ibnu Sina, Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 7-8
Malang.

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 49


terhadap karakter diri sendiri melalui Dalam hal ini, komunikatornya adalah
pembiasaan sehingga menjadi kebiasaan Allah, pesannya berupa wahyu Al-Qur’an,
dan juga berdampak secara tidak langsung medianya Malaikat Jibril lewat berbagai bentuk
terhadap orang lain, apakah dalam proses baik langsung bertemu Nabi Muhammad,
yang cepat ataupun lambat tergantung pada lewat suara, cahaya dan bentuk lainnya,
intensitas dan efektifitas komunikasi yang komunikannya adalah Nabi Muhammad dan
terjalin. manusia secara umum, dan efeknya adalah
Melihat signifikansinya, maka komunikasi perubahan pemahaman dan sikap Nabi
pendidikan harus memiliki muatan nilai, mutu, Muhammad dan manusia pada umumnya.
terarah, tepat dan sebagainya. Dengan kata Mengingat Al-Qur’an merupakan firman
lain, komunikasi dalam pendidikan karakter Allah, maka eksistensinya dapat dijadikan
harus efektif sehingga terbentuk pribadi yang pedoman bagi manusia. Manusia dapat
sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri, memperoleh pengetahuan dan keillmuan
sebagaimana termaktub dalam UU No 20 Tahun melalui ayat-ayat Qauliyah yang bersumber
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dari al-Qur’an, salah satunya adalah bagaimana
Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan merumuskan dan mengemas sebuah
nasional berfungsi mengembangkan pengetahuan tentang komunikasi yang mampu
kemampuan dan membentuk karakter serta membentuk karakter manusia. Dalam tulisan
peradaban bangsa yang bermartabat dalam ini, Al-Qur’an dan Hadith juga kami jadikan
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal sebagai sumber pada pembahasan di samping
serupa juga sesuai dengan tujuan Pendidikan sumber dari pemikiran yang lain.
Islam yang dirumuskan oleh Muhammad
Oemar al-Toumy al-Syaibany, yaitu untuk B. Konsep Komunikasi Efektif
mempertinggi nilai-nilai akhlak hingga 1. Pengertian Komunikasi Efektif
mencapai tingkat akhlak al-karimah.2 Secara etimologi, komunikasi dari bahasa
Al-Qur’an yang menjadi sumber dari Latin yaitu communicatio artinya pemberitahuan,
segala ilmu pengetahuan juga mengungkap memberi bahagian, pertukaran di mana si
term-term komunikasi. Dalam perspektif pembicara mengharapkan pertimbangan
ilmu komunikasi, eksistensi Al-Qur’an atau jawaban dari pendengarnya. Kata
sebagai petunjuk dan pedoman hidup bagi kerjanya adalah communicara yang berarti
manusia merupakan pesan (massage) yang bermusyawarah, berunding dan berdialog.
Allah sampaikan kepada manusia lewat Jadi komunikasi berlangsung apabila orang-
Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad dan orang yang terlibat terdapat kesamaan makna
umat manusia. Harold Lasswell menyatakan communis in meaning, mengenai suatu hal yang
bahwa cara terbaik untuk menerangkan dikomunikasikan.4
kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab Sedangkan pengertian komunikasi
pertanyaan; Who, Says What, In Which Channel, To menurut istilah, beberapa ahli memberikan
Whom, With What Effect,3 maka proses turunnya batasan-batasan sebagai berikut, (1) Oncong
wahyu (Qur’an) tersebut merupakan proses menjelaskan bahwa komunikasi adalah proses
komunikasi karena di dalamnya mengandung penyampaian suatu pesan oleh seseorang
unsur-unsur komunikasi, yaitu ; komunikator, kepada orang lain untuk memberitahu
pesan, media, komunikan dan efek/infact. atau untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku, baik langsung secara lisan,
2
Mohammad Oemar al-Toumy al-Syaibany, Filsafat
ataupun tidak langsung secara media. Dari
Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan pengertian tersebut jelas bahwa komunikasi
Bintang, 1979). melibatkan sejumlah orang, di mana seseorang
3
Onong Uchyana Efendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 29-30 4
Onong Uchyana Efendi, Dinamika Komunikasi, hlm. 3

P-ISSN: 1978-6948
50 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
menyatakan sesuatu kepada orang lain. yang diajak berkomunikasi, baik dalam
(2) James A.F. Stones menyebutkan bahwa penggunaan bahasa verbal maupun non-
komunikasi adalah proses di mana seseorang verbal, agar tidak menimbulkan kesalahan
berusaha memberikan pengertian dengan cara persepsi.
pemindahan pesan. (3) John R. Schemerhorn Cs 2. Indikator Komunikasi Efektif
dalam bukunya berjudul Managing Organization Untuk melengkapi penjelasan komunikasi
Behavior, mengatakan bahwa komunikasi dapat efektif, berikut ini akan diuraikan beberapa
diartikan sebagai proses antar pribadi dalam indikator komunikasi efektif sebagai berikut.
mengirim dan menerima simbol-simbol yang a. Komunikator yang efektif
berarti bagi kepentingan mereka.5 Seseorang yang piawai dalam melakukan
Adapun definisi komunikasi efektif, secara komunikasi lazim disebut dengan komunikator
garis besar berarti menyampaikan sesuatu efektif. Berdasarkan teori yang ada, seorang
dengan cara yang tepat dan jelas sehingga komunikator baru disebut efektif jika memiliki
informasi yang kita sampaikan dapat dengan indikator; credibility, capability, clarity, symphaty
mudah dimengerti oleh orang lain. Komunikasi dan enthusiasity.
efektif menjadi salah satu hal penting di mana Credibility, maksudnya citra diri. Hal
komunikator dapat menyampaikan pesannya ini berkaitan dengan prestasi, spesifikasi
secara baik dengan menggunakan media yang keilmuan, kompetensi, pengalaman dalam
tepat dan dapat diterima oleh sasaran yang bidang yang ditekuni, nama baik, jasa-jasa
tepat. dalam bidang tertentu, temuan, popularitas,
Komunikasi dikatakan efektif apabila serta dedikasinya terhadap profesi yang
terdapat aliran informasi dua arah antara ditekuni. Bagi pembicara yang belum banyak
komunikator dan komunikan dan informasi dikenal audience, atau karena jam terbang
tersebut sama-sama direspon sesuai dengan masih terbatas, MC atau moderator perlu
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. memperkenalkan/membacakan curriculum
Setidaknya terdapat lima aspek yang perlu vitae-nya. Pengenalan ini perlu, karena
dipahami dalam membangun komunikasi yang pendengar akan lebih mengenal pembicara
efektif, yaitu; sehingga lebih appreciate dan tergerak untuk
a. Kejelasan, bahwa dalam komunikasi harus mendengarkan ceramahnya. Pada saat inilah,
menggunakan bahasa dan mengemas audien diam-diam mempertimbangkan, akan
informasi secara jelas, sehingga mudah mendengarkan dengan sungguh-sungguh, ala
diterima dan dipahami oleh komunikan. kadarnya, atau tidak usah sama sekali.
b. Ketepatan, ketepatan atau akurasi ini Membangun kredibilitas atau citra diri
menyangkut penggunaan bahasa yang berarti membangun kesuksesan penampilan.
benar dan kebenaran informasi yang Tingkat kesuksesan pembicara sangat relatif,
disampaikan. tetapi setidak-tidaknya ada tiga kawasan, yang
c. Konteks, maksudnya adalah bahwa bahasa dapat dijadikan tolok ukur: yakni kawasan
dan informasi yang disampaikan harus teknologi, kawasan akademik dan kawasan
sesuai dengan keadaan dan lingkungan di humanistik. Kredibilitas sang pembicara dalam
mana komunikasi itu terjadi. pandangan audience dibangun berdasarkan
d. Alur, bahasa dan informasi yang akan kesan yang diperoleh melalui penampilan
disajikan harus disusun dengan alur atau sang pembicara ditinjau dari ketiga kawasan
sistematika yang jelas, sehingga pihak tersebut di atas. Di samping itu, kredibilitas
yang menerima informasi cepat tanggap. juga dapat dibangun berdasarkan informasi
e. Budaya, dalam berkomunikasi harus tentang pembicara yang diperoleh audien
menyesuaikan dengan budaya orang baik dari MC/moderator maupun dari sesama
5
Onong Uchyana Efendi, Dinamika Komunikasi, hlm. 4-5
audience.

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 51


Capability. Seorang pembicara efektif Indikator penampilan simpatik seorang
dituntut memiliki kecakapan atau kemampuan pembicara dapat dideteksi melalui intensitas
memadai. Tidak harus pintar sekali, tetapi senyum, kontak mata, keramahan sikap,
memadai cukup dalam beberapa hal keterbukaan penampilan, serta keceriaan
diantaranya; 1). Kecakapan mengemukakan wajah. Bagi pembicara yang memiliki open
pikiran secara singkat, jelas, tetapi padat face, tidak terlalu sulit baginya untuk bersikap
sehingga dapat meyakinkan audience dengan simpatik. Tetapi seorang pembicara yang
mudah. Untuk membina kecakapan ini, termasuk kategori neutral face memerlukan
perlu melakukan beberapa upaya antara usaha, dan bagi pemilik close face dituntut kerja
lain; membuat persiapan yang matang dan keras dalam berlatih.
mengemas materi pembicaraan secara Enthusiasity, orang Indonesia menyebut
sistematis, runtut dan logis. 2). Kecakapan istilah di atas dengan antusiasme. Audien
mempertahankan pikiran atau pendapat, cenderung lebih menyenangi pembicara yang
dalam forum pertemuan yang bersifat tampil antusias, yang tercermin dari semangat
dialogis atau komunikasi dua arah seperti tinggi, gerak lincah, penampilan energik,
dalam diskusi atau seminar. 3). Kemampuan stamina yang fit dan wajah berseri-seri. Audien
mengkoordinasikan dan mengkombinasikan tidak menyukai pembicara yang tampil tanpa
secara tepat komuniksi verbal dan non verbal. antusiasme, misalnya terlihat loyo, lesu, letih,
Clarity, dapat dideskripsikan sebagai letoy dan lemas. Apalagi wajahnya melankolis,
kejelasan dan ketepatan ucapan. Penerapan mengesankan sendu, sedih, nampak tertekan,
komunikasi verbal banyak bertumpu pada tidak berbahagia atau tampil terpaksa.
clarity. Sebagai komunikator, seorang Untuk dapat tampil antusias atau gairah
pembicara handal dituntut mampu tinggi, seorang pembicara harus memiliki fisik
mengkomunikasikan pesan atau formasi sehat serta hati yang gembira. Sulit rasanya
kepada audience. Vokal sebagai media membayangkan seorang pembicara yang
pengungkapan ekspresi merupakan media sedang tidak enak badan atau sakit, dapat
penyampaian informasi melalui pengucapan. tampil prima penuh antusiasme. Jangankan
Sampai atau tidaknya penyampaian pesan dari dalam keadaan sakit, dalam keadaan sehat
seorang pembicara, banyak ditentukan oleh pasca sakit pun seorang pembicara masih
keterampilan penguasaan teknik vokalnya. membutuhkan proses adaptasi, sebelum dapat
Keterampilan tersebut sangat dipengaruhi tampil energik penuh antusiasme.
tingkat kejelasan penyampaian materi atau b. Pesan yang Efektif
pesan. Pesan yang efektif memiliki ciri-ciri, antara
Sympathy. Penampilan simpatik seorang lain:
pembicara merupakan buah dari perpaduan 1) Penggunaan istilah yang diartikan “sama”,
serasi antara ketulusan, kesabaran dan antara pengirim dan penerima pesan
kegembiraan. Pembicara yang mampu merupakan aturan dasar untuk mencapai
tampil simpatik sepanjang ceramahnya komunikasi yang efektif. Kata- kata yang
akan merasa puas dan memuaskan audien. samar artinya ( mempunyai lebih dari satu
Materi pembicaraan disampaikan dengan makna) dapat menimbulkan kebingungan
cara simpatik, sehingga diikuti dengan penuh dan salah pengertian.
antusias dan akhirnya dapat dipahami dengan 2) Pesan yang dipertukarkan harus spesifik.
jelas. Sementara pembicara mendapatkan Maksudnya, pesan yang disampaikan harus
kepuasan batiniah, karena melihat wajah- jelas sehingga si penerima pesan dapat
wajah yang penuh antusiasme dan puas dengan menerima dan mengulangi dengan benar.
apa yang didapatkan darinya. 3) Pesan harus berkembang secara logis dan
tidak boleh terpotong-potong.

P-ISSN: 1978-6948
52 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
4) Objektif, akurat dan aktual. Pengirim Kapasitas media sendiri dapat diamati dari
informasi harus berusaha menyampaikan beberapa dimensinya yang akan mempengaruhi
pesan seobjektif mungkin. proses komunikasi tersebut, antara lain;
5) Pesan disampaikan seringkas dan seberapa cepat suatu media mendukung proses
seoriginal mungkin serta harus berusaha komunikasi dua arah (immediacy of feedback),
untuk menghilangkan kata yang tidak banyaknya cara penyampaian beragam
relavan. informasi (symbol variety), banyaknya pesan
c. Media yang Efektif dari beberapa sumber yang dapat diakomodir
Karakteristik media penyampaian terdiri secara simultan (parallelism), kemampuan yang
dari; memungkinkan pengirim menyunting pesan
1) Kebutuhan luasnya jangkauan dan sebelum dikirimkan (rehearsability), dan sejauh
kecepatan penetrasi. Apabila pesan yang apa sebuah pesan dapat dikaji ulang atau diolah
akan disampaikan menargetkan khalayak kembali dalam konteks komunikasi yang
yang lebih luas, maka TV dan radio dengan terjadi (reprocessability). Dengan menganalisa
jangkauan dan kecepatan penetrasi tinggi dimensi-dimensi tersebut, efektivitas suatu
menjadi pilihannya. media akan ditentukan berdasarkan dimensi
2) Kebutuhan pemeliharaan memori. Apabila mana yang dianggap paling penting dalam
pesan yang ingin disampaikan tingkat suatu konteks komunikasi.6
kebutuhan yang tinggi untuk diingat, maka Dengan berbagai kemajuan teknologi
media seperti spanduk, poster, baliho, komunikasi sekarang ini, hampir semua media
billboard dapat menjadi pilihan karena komunikasi, baik yang tradisional maupun
akan menampilkan pesan yang sama dalam digital dapat digunakan secara bergantian oleh
waktu yang relatif lama.  kaum profesional dengan mempertimbangkan
3) Kebutuhan jangkauan khalayak yang tingkat kepentingan masing-masing. Dimensi
yang secara teoritis dipaparkan oleh Dennis
selektif. Pesan yang ditujukan untuk target
tertentu maka koran atau surat kabar dan Valacich.
tertentu dapat menjadi pilihan, misalnya Dengan demikian kombinasi penggunaan
koran otomotif atau koran lowongan kerja. beragam media komunikasi, baik yang
4) Kebutuhan jangkauan khalayak lokal. tradisional maupun digital, pada dasarnya
Apabila pesan yang ingin disampaikan menjadi suatu hal yang tidak dapat dihindari
bersifat lokal, maka media lokal dapat pada masa sekarang ini. Sedangkan efektivitas
menjadi salah satu pilihannya.  dari masing-masing media komunikasi
5) Kebutuhan frekuensi tinggi. Apabila pesan tersebut akan ditentukan oleh masing-masing
yang ingin disampaikan membutuhkan penggunanya berdasarkan dimensi apa yang
media dengan frekuensi tinggi maka radio dianggap paling penting dalam sebuah konteks
ataupun media luar ruang dapat menjadi komunikasi.
salah satu pilihannya.  d. Penerima Pesan/Audien
Alan R. Dennis dan Joseph S. Valacich Komunikasi dapat dikatakan berhasil
menyatakan dalam teorinya terkait media apabila sang penerima pesan memahami dan
sinkronisitas (media synchronicity), bahwa melakukan apa yang terdapat pada isi pesan.
efektivitas suatu media ditentukan berdasarkan Ukuran keberhasilan dalam penyampaian
sejauhmana suatu media dapat mendukung informasi adalah apakah komunikan itu sendiri
proses sinkronisitas di antara beberapa memahami pesan yang disampaikan.
individu untuk bekerjasama dalam kegiatan 6
A. Denis and J. Valacich, “Rethinking Media Richness;
yang sama, dan pada waktu yang sama untuk Towards A Theory of Media Synchronicity”, Proceedings of
mencapai kesamaan tujuan. the 32nd Hawaii International Conference on Systems Science,
1999.

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 53


Pada saat ini, konsep audien merujuk pada dari suatu pesan (contradiction); c)
sekumpulan orang yang terbentuk sebagai pengganti dari pesan (substitution); d)
akibat atau hasil dari kegiatan komunikasi yang melengkapi pesan verbal (complementing);
dilakukan dan jumlahnya besar (atau mungkin dan e) penekanan atau menggaris-bawahi
tidak terbatas), ada yang tidak saling mengenal pesan (accenting).
satu sama lain dan dengan karakteristik yang
heterogen. Dalam hal ini, tingkat pemahaman C. Model-Model Komunikasi
seseorang bisa berbeda-beda tergantung Model adalah gambaran atau persamaan
beberapa faktor, contohnya latar belakang aspek-aspek tertentu dari peristiwa, struktur
pendidikan, usia ataupun status sosial. –struktur atau sistem kompleks yang dibuat
e. Efek dengan menggunakan simbol–simbol atau
Pertanyaan mengenai efek komunikasi ini objek, dengan berbagai cara sehingga
dapat mempersoalkan 2 hal, yaitu apa yang menyerupai sesuatu yang dibuat model
ingin dicapai dengan hasil komunikasi tersebut tersebut. Model komunikasi berfungsi untuk
dan apa yang dilakukan orang sebagai hasil dari mempermudah mempelajari dan menganalisis
komunikasi. Akan tetapi perlu diingat, bahwa komunikasi. Berikut adalah model-model
kadang-kadang tingkah laku seseorang tidak komunikasi menurut para ahli beserta contoh:
8

hanya disebabkan oleh faktor hasil komunikasi 1. Model Komunikasi Osgood-Schramm


tetapi juga dipengaruhi faktor lain. 
3. Bentuk-Bentuk Komunikasi dalam
Pendidikan
Menurut pendapat Gurnitowati dan Maliki
(2003) yang dikutip oleh Warsita,7 terdapat dua
bentuk komunikasi, yaitu;
a. Komunikasi lisan/komunikasi verbal.
Dalam komunikasi lisan, informasi
disampaikan secara lisan atau verbal
melalui apa yang diucapkan dari mulut atau
dikatakan, dan bagaimana mengatakannya.
Informasi yang disampaikan secara Penjelasan: 1) Model komunikasi melingkar
lisan, melalui ucapan kata-kata atau (circular); 2) Encoder - Siapa yang encoding atau
kalimat disebut dengan berbicara yang mengirim pesan (sumber pesan); 3) Decoder
dapat digunakan untuk mengungkapkan - siapa yang menerima pesan; 4) Interpreter
perasaan dan gagasan. - Orang yang mencoba untuk memahami
b. Komunikasi nonlisan/komunikasi (analisis, melihat) atau menafsirkan. Terjadi
nonverbal. Komunikasi ini menggunakan antara dua orang. Setiap orang bertindak baik
isyarat (gestures), gerak-gerik (movement), sebagai pengirim dan penerima dan karenanya
sesuatu barang, cara berpakaian, atau menggunakan interpretasi. Hal ini bersamaan
sesuatu yang dapat menunjukkan perasaan terjadinya dengan pengkodean, menafsirkan
(expression) pada saat terpenting misalnya dan decoding. Dari pesan mulai dan berakhir,
sakit, gembira, atau stres. Komunikasi ada interpretasi yang sedang berlangsung.
ini mempunyai beberapa fungsi yaitu: a) Keuntungan dari model komunikasi Osgood-
pengulangan pesan yang disampaikan Schramm:
(repetition); b) pertentangan penyangkalan a. Pemodelan dinamis menunjukkan
bagaimana situasi bisa berubah. 
7
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran; Landasan & 8
R. West. & H. L. Turner, Introducing Communication Theory;
Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 100.
Analysis and Application, The McGraw-Hill Companies, Inc, 2012.

P-ISSN: 1978-6948
54 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
b. Menunjukkan informasi yg berlebihan Daerah di mana semua komunikasi terjadi
merupakan bagian penting dalam dan menjadi arena lebih besar, lebih efektif
komunikasi. dan dinamis dalam menjalin hubungan
c. Tidak ada pemisah antara pengirim dan komunikasi. 
penerima, pengirim dan penerima adalah b. Blind spot. Informasi tentang diri
orang yang sama. diketahui orang lain dalam kelompok
d. Komunikasi diasumsikan melingkar. tetapi kita sendiri tidak mengetahui. Orang
e. Umpan sebagai ciri utama.  lain mungkin menafsirkan sendiri berbeda
Kelemahan model komunikasi Osgood- dari yang anda harapkan. Blind spot akan
Schramm adalah model ini tidak berbicara berkurang dalam komunikasi yang efisien
tentang kebisingan semantik.  manakala diri mencari umpan balik dari
2. Model Komunikasi Johari Window orang lain. 
c. Hidden area. Informasi yang diketahui diri
sendiri tapi orang lain tidak mengetahui
informasi anda. Informasi pribadi yang
enggan untuk diungkapkan; perasaan,
pengalaman masa lalu, ketakutan, rahasia,
dll. Kita menyimpan beberapa perasaan
dan informasi rahasia karena akan
mempengaruhi hubungan dan dengan
demikian daerah tersembunyi harus
dikurangi dengan memindahkan informasi
ke daerah terbuka. 
d. Unknown Area. Informasi yang tidak
diketahui diri sendiri dan orang lain;
informasi, perasaan, kemampuan, bakat,
Model Johari window digunakan untuk
pengalaman masa lalu traumatis atau
meningkatkan persepsi individu pada orang
peristiwa yang tidak dapat diketahui
lain. Model ini didasarkan pada dua pemikiran,
untuk seumur hidup. Orang akan
yaitu;
menyadari sampai ia menemukan kualitas
a. Kepercayaan dapat diperoleh dengan
tersembunyi dan kemampuan atau melalui
mengungkapkan informasi diri kepada
pengamatan orang lain. Komunikasi yang
orang lain.
terbuka juga merupakan cara yang efektif
b. Mempelajari diri sendiri dari masukan
untuk mengurangi daerah yang tidak
orang lain.
diketahui sehingga komunikasi makin
c. Setiap orang diwakili oleh model ini
efektif.
melalui empat kuadran atau kaca jendela.
Setiap kaca jendela menandakan pribadi 3. Model Komunikasi Spiral atau Uhelik
informasi, perasaan, motivasi dan apakah Frank Dance (1967) menggambarkan proses
informasi yang diketahui atau tidak komunikasi dengan menggunakan spiral.
diketahui diri sendiri atau orang lain dalam Dance percaya bahwa pengalaman komunikasi
empat sudut pandang. bersifat kumulatif dan dipengaruhi oleh masa
lalu. Dance mencatat bahwa pengalaman saat
Penjelasan;
ini tak terelakkan mempengaruhi masa depan
a. Area terbuka. Informasi tentang sikap,
seseorang. Komunikasi, oleh karena itu, dapat
perilaku, emosi, perasaan, keterampilan
dianggap sebagai proses yang berubah dari
dan pandangan akan dikenal diri
waktu ke waktu dan di antara makna.
sendiri maupun oleh orang lain.

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 55


Seluruh proses membutuhkan beberapa 3 berarti berpesan-pesan, saala dalam Surat
waktu untuk mencapai puncak. Seperti proses al-Maidah ayat 4 berarti bertanya, dan term-
helix, proses komunikasi dimulai sangat term lain yang bisa digali lebih jauh dalam al-
lambat dan dan kecil. Komunikator berbagi Qur’an. Namun dalam tulisan ini akan dibatasi
informasi hanya dengan sebagian kecil dari pada term al-qaul atau qaulan yang ada dalam
dalam sebuah hubungan sosial, secara bertahap al-Qur’an. Berikut ini al-Quran memberikan
berkembang menjadi tingkat berikutnya enam prinsip atau model dalam berkomunikasi
tetapi akan memakan waktu lama untuk efektif dengan orang lain, yaitu:
mencapai dan memperluas batas-batasnya ke 1. Qaulan Sadīda
tingkat berikutnya. Kemudian komunikator Qaulan Sadīda berarti pembicaran, ucapan,
melakukan lebih banyak berbagi informasi atau perkataan yang benar dan tegas, baik
diri. dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun
redaksi (tata bahasa). Dari segi substansi,
komunikasi harus menginformasikan atau
menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang
benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak
merekayasa atau memanipulasi fakta. Seperti
firman Allah:
‫ش الَّ� ِ�ذي� َ�ن لَ� ْ�و �ت�ََ�ر ُك��وا ِم� ْ�ن َخ ْل ِف ِه ْم ذُِّريَّ�ةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم‬ َ ‫َولْيَ ْخ‬
ً ‫اللَ َولْ�يَُقولُوا �قَْولاً َس ِد‬
‫يدا‬ َّ‫�فَْل�يَ�تَُّقوا ه‬
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
D. Komunikasi Efektif dalam Al Qur’an yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir
Komunikasi efektif dalam Al-Qur’an yang
terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu
dimaksud dalam tulisan ini adalah rumusan-
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
rumusan prinsipil dalam melakukan interaksi
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang
atau hubungan dengan orang lain yang telah benar”. (QS. An-Nisa: 9)
disinyalir dalam Al-Qur’an. Istilah prinsip,
kaidah ataupun etika komunikasi dalam Al- Perkataan Qaulan Sadīda diungkapkan
Qur’an mencakup cara komunikasi yang efektif al-Quran dalam konteks pembicaraan
yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadith. mengenai wasiat. Menurut beberapa ahli
Pesan-pesan yang disampaikan meliputi tafsir seperti Hamka, Al-Ṭabari, Al-Baghawi,
seluruh ajaran Islam; akidah (iman), syariah Al-Maraghi dan Al-Buruswi, bahwa Qaulan
(Islam) dan akhlak (ihsan). Sadīda dari segi konteks ayat mengandung
Bila mengkaji isi Al-Qur’an yang makna kekhawatiran dan kecemasan seorang
berhubungan dengan komunikasi, akan pemberi wasiat terhadap anak-anaknya yang
ditemukan ada sekian banyak term atau kata digambarkan dalam bentuk ucapan-ucapan
yang berhubungan dengan komunikasi. Di yang lemah lembut (halus), jelas, jujur, tepat,
antara perkataan yang menerangkan aktifitas baik dan adil. Lemah lembut artinya cara
komunikasi dalam al-Qur’an yaitu, qaraa penyampaian menggambarkan kasih sayang
berarti membaca dalam surat An-Nahl 98, yang diungkapkan dengan kata-kata yang
baligh dalam Surat Al-Maidah ayat 67 berarti lemah lembut. Jelas mengandung arti terang
menyampaikan, bashir dalam Surat An-Nisa’ sehingga ucapan itu tak ada penafsiran lain.
ayat 138 berarti mengabarkan, qul dalam Jujur artinya transparan, apa adanya, tak ada
Surat Al-Ikhlash ayat 1 berarti katakanlah, yang disembunyikan.
Da’a dalam Surat al-Imron ayat 104 berarti Tepat artinya pada sasaran, sesuai
menyeru, tawāsau dalam Surat al-Ashr ayat yang ingin dicapai, dan sesuai pula dengan

P-ISSN: 1978-6948
56 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
situasi dan kondisi. Baik sesuai dengan nilai- apa yang dikehendakinya, komunikatif atau
nilai, baik nilai moral-masyarakat maupun juga dapat diartikan sebagai ucapan yang benar
ilahiyah. Sedangkan adil mengandung arti isi dari segi kata. Apabila dilihat dari segi sasaran
pembicaraan sesuai dengan kemestiannya, atau ranah yang disentuhnya dapat diartikan
tidak berat sebelah atau memihak. sebagai ucapan yang efektif.
2. Qaulan Ma’rūfa Agar komunikasi tepat sasaran, gaya
Kata Qaulan Ma’rūfa disebutkan Allah dalam bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah
QS. An-Nisa’; 5 dan 8, QS. Al-Baqarah; 235 dan disesuaikan dengan kadar intelektualitas
263, serta Al-Ahzab; 32. komunikan dan menggunakan bahasa yang
dimengerti oleh mereka. Ketika berkomunikasi
‫وه ْم فِ َيها‬ ِ َّ‫الس َف َهاءَ أ َْم َوالَ ُك ُم الَّيِت َج َع َل ه‬
ُ ُ‫اللُ لَ ُك ْم قيَ ًاما َو ْار ُزق‬ ُّ ‫َولاَ �تُْؤتُوا‬ dengan orang awam tentu harus dibedakan
‫وه ْم َوقُولُوا لهَُْم �قَْولاً َّم ْعُروفًا‬ dengan saat berkomunikasi dengan kalangan
ُ ‫َوا ْك ُس‬
cendekiawan. Berbicara di depan anak TK tentu
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-
harus tidak sama dengan saat berbicara di depan
orang yang belum sempurna akalnya, harta
(mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang mahasiswa. Dalam konteks akademis, kita
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilah dituntut menggunakan bahasa akademis. Saat
mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) berkomunikasi di media massa, gunakanlah
dan ucapkanlah kepada mereka kata-kata yang bahasa jurnalistik sebagai bahasa komunikasi
baik”. (QS. An-Nisa’; 5) massa (language of mass communication). Seperti
disebutkan dalam Al-Qur’an;”Tidak kami utus
Secara bahasa arti ma’rūfa adalah baik
seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengan
dan diterima oleh nilai-nilai yang berlaku di
bahasa kaumnya” (QS. Ibrahim; 4).
masyarakat. Ucapan yang baik adalah ucapan
yang diterima sebagai sesuatu yang baik dalam 4. Qaulan Maysūra
pandangan masyarakat lingkungan penutur. ً‫وها �فَُقل لهَُّْم �قَْولا‬ َ ّ�ِ‫ض َّن َع�نْ ُه ُم ابْتِغَاءَ َر مْحَ� ٍ�ة ِّمن َّرب‬
َ ‫�ك �تَْر ُج‬ َ ‫َوإِ َّم��ا �تُْع ِر‬
Dengan kata lain, menurut beberapa ahli, ‫ورا‬
baik ahli tafsir seperti Hamka dan Al-Buruswi ً ‫َّمْي ُس‬
maupun pendapat ahli lainnya, bahwa qaulan “Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk
memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
ma’rūfa mengandung arti perkataan yang baik,
harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka
yaitu perkataan yang sopan, halus, indah, benar,
Ucapan yang pantas”. (QS. Al-Isra: 28).
penuh penghargaan, dan menyenangkan,
serta sesuai dengan kaidah, hukum dan logika. Dalam terjemahan Kemetrian Agama,
Qaulan Ma’rūfa juga bermakna pembicaraan ditafsirkan; “apabila kamu tidak dapat
yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan melaksanakan perintah Allah seperti yang
(maslahat). tersebut dalam ayat 28, maka katakanlah
kepada mereka perkataan yang baik agar
3. Qaulan Balīgha
mereka tidak kecewa lantaran mereka belum
ِ َّ ِ‫أُوٰلَئ‬
‫ض َع�نْ ُه ْم َو ِعظْ ُه ْم َوقُل لهَُّْم‬ ْ ‫اللُ َما فيِ �قُلُوبهِِ ْم فَأ‬
ْ ‫َع ِر‬ َّ‫ين �يَْعلَ ُم ه‬
َ ‫ك الذ‬ َ mendapat bantuan dari kamu. dalam pada
ِ ِ
‫فيِ أَن ُفس ِه ْم �قَْولاً بَليغًا‬ itu kamu berusaha untuk mendapat rezki
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah (rahmat) dari Tuhanmu, sehingga kamu dapat
mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena memberikan kepada mereka hak-hak mereka.
itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah Menurut bahasa, qaulan maysūra artinya
mereka pelajaran, dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang mudah. Adapun para ahli tafsir
perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”. (QS.
seperti Al-Ṭabari dan Hamka mengartikan
Annisaa: 63)
bahwa qaulan maysūra sebagai ucapan yang
Qaulan Balīgha diartikan sebagai membuat orang lain merasa mudah, bernada
pembicaraan yang fasih atau tepat, jelas lunak, indah, menyenangkan, halus, lemah
maknanya, terang, serta tepat mengungkapkan lembut dan bagus, serta memberikan rasa

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 57


optimis bagi orang yang diajak bicara. Mudah berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-
artinya bahasanya komunikatif sehingga baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya
dapat dimengerti dan berisi kata-kata yang atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam
mendorong orang lain untuk tetap mempunyai pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
harapan. Ucapan yang lunak adalah ucapan kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan
yang menggunakan ungkapan dan diucapkan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”.
dengan pantas atau layak. Sedangkan yang
(QS. Al-Isra: 23).
lemah lembut adalah ucapan yang baik dan
halus sehingga tidak membuat orang lain Dalam hal ini bisa juga diartikan
kecewa atau tersinggung. mengucapkan kata “ah” kepada orang tua tidak
dibolehkan oleh agama apalagi mengucapkan
5. Qaulan Layyina
kata-kata atau memperlakukan mereka dengan
‫ �فَُقولاَ لَهُ �قَْولاً لَّيِّنًا لَّ َعلَّهُ �يَتَ َذ َّكُر أ َْو خَيْ َش ٰى‬lebih kasar daripada itu. Dari sekian pengertian
“Maka sampaikanlah baginya dengan perkataan dan penjelasan makna qaulan di atas, maka
yang lemah lembut, agar mereka senantiasa konstruksi prinsip-prinsip komunikasi efektif
mengingat Allah atau agar mereka takut kepada- dalam Al-Qur’an seperti diuraikan sebelumnya
Nya”. (QS Thaha ayat 44). mengandung ucapan (komunikasi) yang
Qaulan Layyina dari segi bahasa berarti memiliki nilai; 1) kebenaran, 2) kejujuran,
perkataan yang lemah lembut. Secara lebih 3) keadilan, 4) kebaikan, 5) lurus, 6) halus, 7)
jelas bahwa qaulan layyina adalah ucapan sopan, 8) pantas, 9) penghargaan, 10) khidmat,
baik yang dilakukan dengan lemah lembut 11) optimis, 12) indah, 13) menyenangkan,
sehingga dapat menyentuh hati yang diajak 14) logis, 15) fasih, 16) terang, 17) tepat, 18)
bicara. Ucapan yang lemah lembut dimulai menyentuh hati, 19) selaras, 20) mengesankan,
dari dorongan dan suasana hati orang yang 21) tenang, 22) efektif, 23) lunak, 24) dermawan,
berbicara. Apabila berbicara dengan hati 25) lemah lembut, 26) rendah hati.
yang tulus dan memandang orang yang Lebih lanjut, apabila kita tinjau dari segi
diajak bicara sebagai saudara yang dicintai, derajatnya, maka akan kita urutkan menjadi
maka akan lahir ucapan yang bernada lemah karīma atau mulia, ma’rūfa atau baik, layyina
lembut. Dengan kelemah-lembutan itu maka atau lemah lembut, balīgha atau tepat, maysūra
akan terjadi sebuah komunikasi yang akan atau mudah, dan sadīda atau benar.
berdampak pada terserapnya isi ucapan oleh
orang yang diajak bicara sehingga akan terjadi E. Hubungan Komunikasi dan Pendidikan
tak hanya sampainya informasi tetapi jua akan Karakter
berubahnya pandangan, sikap dan perilaku Komunikasi berlaku dalam kehidupan
orang yang diajak bicara. sehari-hari yang mencakup segala bidang, salah
satunya adalah pendidikan. Pendidikan tidak
6. Qaulan Karīma
bisa berjalan tanpa dukungan komunikasi,
Dari segi bahasa qaulan karīma berarti
bahkan pendidikan hanya bisa berjalan
perkatan mulia. Perkataan yang mulia adalah
melalui komunikasi. Dengan kata lain, tidak
perkataan yang memberi penghargaan dan
ada perilaku pendidikan yang tidak dilahirkan
penghormatan kepada orang yang diajak
oleh komunikasi. Semuanya membutuhkan
bicara.
komunikasi yang sesuai dengan bidang daerah
ِ ِ ِ ِ‫با‬ ِ ِ
‫ۚ إ َّم��ا �يَ�بْلُغَ َّن‬ ً‫�ك أَلاَّ �تَْعبُ ُدوا إلاَّ إ اَّيهُ َو لْ� َ�وال� َ�ديْ� ِن إ ْح َسانا‬َ ُّ�‫�ض� ٰ�ى َرب‬
َ �َ‫ َوق‬yang di sentuh.
9

‫ُف َولاَ �تَ�نَْه ْر مُهَا َوقُل‬ ٍّ ‫َح ُد مُهَا أ َْو كِلاَ مُهَا �فَلاَ �تَُقل لهََُّما أ‬ ِ َ ‫ِع‬
َ ‫ند َك الْك�بََر أ‬
Sudah disepakati juga bahwa fungsi umum
ً َ ً‫َُ َْ لا‬ ‫ لهَّ ما �قو ك ِرميا‬komunikasi ialah informatif, edukatif, persuasif
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu
9
M. Yusuf Pawit, Komunikasi Instruksional, (Jakarta; Bumi
Aksara, 2010), hlm. 1
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu

P-ISSN: 1978-6948
58 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
dan rekreatif (entertainment). Maksudnya, sistematis, sehingga terbentuk kepribadian
komunikasi berfungsi memberi keterangan, yang digunakan sebagai landasan untuk
memberi fakta yang berguna bagi segala aspek cara pandang, berpikir, bersikap dan
kehidupan manusia. Di samping itu, komunikasi bertindak. Komunikasi sangat berperan dalam
juga berfungsi mendidik masyarakat dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
menuju pencapaian kedewasaan bermandiri.10 tingkah laku dari seseorang.
Di sinilah komunikasi memiliki keterkaitan Berbicara tentang pendidikan, khususnya
yang signifikan dengan pendidikan, khususnya pendidikan karakter maka banyak unsur yang
dalam pendidikan karakter. Pendidikan terkait, di antaranya yang sangat mengikat
merupakan usaha sadar dan terencana untuk adalah pendidik, peserta didik, kurikulum/isi/
mewujudkan suasana belajar dan proses materi, media, metode dan lingkungan. Setiap
pembelajaran agar peserta didik secara aktif unsur memiliki kriteria tersendiri, namun
mengembangkan potensi dirinya untuk semua kriteria tersebut sangat dipengaruhi
memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian oleh kualitas komunikasi yang disampaikan
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak baik lisan maupun non lisan. Berikut
mulia, serta keterampilan yang diperlukan penjelasannya;
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1. Pendidik. Pendidik adalah sosok yang
Dalam mewujudkan usaha pendidikan, maka menjadi poros utama dalam pendidikan,
diperlukan komunikasi pendidikan. Di sekolah sehingga banyak dari pakar pendidikan
berlangsung hubungan komunikasi, interaksi yang memberikan kriteria bagi seorang
pendidikan antara para siswa dan guru untuk pendidik. Menurut Nashi Ulwan, ada 5
mewujudkan tujuan pendidikan. kriteria yang harus dimiliki bagi pendidik
Pendidikan pada hakekatnya memiliki (takwa, ikhlas, berilmu, santun & lemah
dua tujuan, yaitu membantu manusia untuk lembut, tanggung jawab). Menurut Abdul
menjadi cerdas dan pintar (smart) dan Rahman Al-Nahlawi, ada 10 kriteria bagi
membantu mereka menjadi manusia yang pendidik. Jelasnya, pendidik harus dapat
baik (good). Dengan demikian, komunikasi menjadikan dirinya sebagai sosok teladan
direncanakan secara sadar untuk tujuan- para peserta didiknya.12
tujuan pendidikan, tujuan mengubah perilaku Kriteria pendidik tersebut memberikan
pada pihak sasaran, karena itu ia memerlukan sinyalemen bahwa pendidik harus menjadi
waktu. Dalam menjalani waktu itulah terjadi komunikator yang handal. Penguasaan
proses komunikasi, proses saling berbagi dan penyampaian materi yang bermuatan
informasi antara dua pihak.11 nilai, serta penciptaan suasana yang
Dalam pendidikan Islam, tujuan pendidikan kondusif religius harus dapat dilakukan
adalah membentuk akhlak yang mulia. oleh pendidik dalam proses pendidikan.
Tujuan tersebut identik dengan nilai-nilai Pengetahuan terhadap psikologi peserta
yang mendasari misi Rasulullah SAW, yaitu didik juga menjadi syarat pendidik agar
menyempurnakan akhlak yang mulia. Inilah proses bimbingan lebih efektif dan efisien.
yang saat ini dikenal dengan istilah pendidikan Singkatnya, pendidik harus menjadi
karakter. Pendidikan karakter merupakan komunikator yang efektif agar proses
suatu proses yang membantu menumbuhkan, bimbingan, motivasi dan pembentukan
mengembangkan, mendewasakan, membentuk karakter dengan memberikan
kepribadian seseorang yang merupakan pengetahuan, internalisasi nilai moral
karakter atau ciri khas dari orang tersebut. kepada peserta didik dapat terjalin baik.
Proses tersebut dilakukan secara sadar dan
12
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo
10
M. Yusuf Pawit, Komunikasi Instruksional, hlm. 3-10 Persada, 2001), hlm. 126-127
11
M. Yusuf Pawit, Komunikasi Instruksional, hlm. 27

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 59


2. Peserta didik. Peserta didik menjadi tujuan secara teori/konseptual maupun praktek.
dan sasaran utama pendidikan karakter. 5. Lingkungan. Lingkungan memiliki
Pemahaman peserta didik terhadap komponen yang sangat kompleks dalam
ilmu pengetahuan, penghayatan nilai- pendidikan karakter. Lingkungan menjadi
nilai, serta perkembangan mental dari sumber ilmu, metode, komunikator, dan
peserta didik adalah ukuran keberhasilan masih banyak lagi unsur yang lain, yang
seorang pendidik dalam membangun semuanya beraneka ragam bentuk. Hal
komunikasi pendidikan karakter, baik ini menyebabkan lingkungan menjadi
melalui komunikasi verbal maupun non faktor yang sangat berpengaruh cepat bagi
verbal, langsung maupun tidak langsung. pendidikan karakter peserta didik, karena
Menurut pendidikan Islam, pembentukan komunikasi yang terjalin sangat kuat
kepribadian memerlukan proses terus sehingga mudah untuk diterima.
menerus sepanjang hayat, mulai masa Di dalam pelaksanaan pendidikan formal
dalam kandungan hingga akhir hayat. (pendidikan melalui sekolah), tampak jelas
Namun, dalam pelaksanaan pendidikan adanya peran komunikasi yang sangat
formal, proses pendidikan didasarkan menonjol. Proses belajar mengajarnya sebagian
pada jenjang usia dan perkembangan besar terjadi karena proses komunikasi,
mental peserta didik. Dengan demikian, baik yang berlangsung secara intra-persona
maka bentuk komunikasi masing-masing maupun secara antar-persona.13
masa mulai dari kandungan, memasuki 1. Intra-persona, yaitu komunikasi yang
jenjang pendidikan formal hingga akhir terjadi di dalam individu itu sendiri, tampak
hayat harus sesuai dan dilakukan secara pada kejadian berpikir, mempersepsi,
berkesinambungan dan terus menerus, mengingat dan mengindra. Hal demikian
karena pendidikan karakter membutuhkan dijalani oleh setiap anggota sekolah bahkan
proses yang lama dan disitulah komunikasi oleh semua orang.
juga berperan aktif bagi peserta didik. 2. Antar-persona, ialah bentuk komunikasi
3. Materi. Materi pendidikan karakter lebih yang berproses dari adanya ide atau
difokuskan pada penanaman nilai-nilai gagasan informasi seseorang kepada orang
akhlak pada ranah kognitif, afektif dan lain. Dosen yang memberi kuliah, berdialog,
psikomotorik dan diinternalisasikan bersambung rasa, berdebat, berdiskusi,
selama proses perkembangan mental dan sebagainya adalah sebagian besar dari
peserta didik. Penanaman nilai pada pada contoh-contohnya.
masing-masing ranah membutuhkan
komunikasi yang tepat agar secara Tanpa keterlibatan komunikasi tentu
konseptual materi dapat disampaikan dan segalanya tidak bisa berjalan. Komunikasi di
dipahami oleh peserta didik. Demikian juga sini adalah terutama yang terjadi pada kegiatan
nilai-nilai dalam materi dapat diterima mengajar dan belajar, pada kegiatan tatap
dan menjadi sebuah prinsip bagi peserta muka maupun pada kegiatan lainnya. Hal itu
didik sehingga mudah untuk diaplikasikan hanya dimungkinkan melalui kemampuan
dalam kehidupan sehari-hari. berkomunikasi untuk mentransfer makna di
4. Media. Media merupakan bentuk riil dari antara individu. Aktifitas kelompok mustahil ada
sebuah komunikasi. Dalam pendidikan tanpa ada sarana bertukar pengalaman dan sikap.
karakter, media yang paling komunikatif Komunikasi melibatkan semua simbol batin,
dan efektif adalah keteladanan. Keteladanan sarana penyampaian simbol dan untuk menjaga
memfungsikan seluruh anggota tubuh simbol-simbol itu. Untuk mencapai, memahami,
untuk mengkomunikasikannya sesuai 13
M. Pawit Yusup, Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi
dengan isi materi yang diberikan baik Intruksional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 53.

P-ISSN: 1978-6948
60 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
dan mempengaruhi orang lain, seseorang harus 1. Pendidik sebagai Komunikator
berkomunikasi. Pentingnya komunikasi digaris Dalam pendidikan karakter, para
bawahi oleh kenyataan bahwa; “tindakan pendidik harus mempersiapkan diri secara
seseorang didasari oleh apa yang diketahui atau keilmuan, mental dan spiritual terlebih
apa yang dianggapnya diketahui”.14 dahulu. Pendidikan ini bukan perkara mudah
Dari penjelasan singkat di atas, memberikan karena arah dari pendidikan karakter adalah
pemahaman bahwa antara komunikasi dan pembentukan sesuatu di dalam diri manusia
pendidikan karakter menjadi satu sistem yang yang selalu mengalami dinamika sehingga
mengikat kuat satu sama lain dan memiliki membutuhkan proses lama dan intensif.
dampak yang saling bertautan. Oleh karena itu, kriteria sebagai pendidik
yang komunikatif harus dapat dimiliki secara
F. Penggunaan Komunikasi yang Efektif professional, di antara kriteria tersebut
dalam Pendidikan Karakter antara lain; kriteria sebagai pendidik dan
Dalam pendidikan khususnya komunikator. Kedua kriteria tersebut pada
pembelajaran, tidak terlepas dari komunikasi dasarnya memiliki ketentuan yang sama arah.
yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Kriteria sebagai pendidik:
Untuk menciptakan proses komunikasi yang a. Memiliki sifat robbani (Ali Imron; 79)
efektif, pendidik harus memahami konsep b. Menyempurnakan sifat robbani dengan
dasar komunikasi pendidikan, antara lain keikhlasan
mengenai proses komunikasi pendidikan, c. Sabar
teknik berkomunikasi secara efektif, bentuk d. Memiliki kejujuran (Al-Shaf; 2)
komunikasi, prinsip komunikasi, komunikasi e. Meningkatkan wawasan pengetahuan (Ali
lisan dan tertulis, metode yang tepat dalam Imran; 79)
komunikasi pendidikan, strategi untuk f. Menguasai variasi dan metode mengajar
meningkatkan efektivitas komunikasi dalam g. Bersikap tegas, mampu mengontrol diri
pendidikan, serta hambatan yang seringkali (Fushshilat; 6)
muncul dalam komunikasi pendidikan yang h. Memahami dan menguasai psikologis anak
berasal dari peserta didik maupun pendidik itu i. Menguasai fenomena kehidupan (Al-
sendiri. Fatihah; 7)
Komunikasi dikatakan efektif apabila j. Bersifat adil /objektif terhadap peserta
terdapat aliran informasi dua arah antara didik.15
komunikator dan komunikan dan informasi 2. Materi sebagai Pesan dalam Komunikasi
tersebut sama-sama direspon sesuai dengan Materi yang diberikan harus bertahap sesuai
harapan kedua pelaku komunikasi tersebut. dengan kebutuhan perkembangan peserta
5 unsur dalam komunikasi harus terpenuhi didik, tingkat usia/jenjang pendidikan, dan
dalam pendidikan dan masing-masing memuat nilai-nilai akhlak Islam yang mengarah
memenuhi syarat dan prinsip yang berlaku, pada pembentukan akhlak. Secara garis besar,
agar keefektifan komunikasi terlaksana unsur-unsur dalam materi mengandung
sehingga pendidikan karakter mencapai ketauhidan/aqidah, keagamaan/ilmu syari’at,
tujuannya. Model komunikasi yang bersumber pengembangan manusia sebagai kholifah, dan
dari Al-Qur’an dan Hadith dapat dijadikan pengembangan diri sebagai hamba Allah. Setiap
sumber termasuk dari hasil pemikiran para materi yang disusun seyogyanya mengandung
pakar komunikasi untuk mempercepat kelima unsur tersebut dengan porsi yang sesuai
proses pendidikan. Secara operasional dapat kebutuhan dan dengan metode penyampaian
dijelaskan sebagai berikut: yang tepat sehingga menjadi lebih efektif.
Dedy Djamaludin Malik, Komunikasi Persuasif, (Bandung;
14 15
Abdurrahman Al-Nahlawi, Teologi Pendidikan, (Jakarta:
Remaja Rosdakarya, 1994), hlm. 126-127 Raja Grafindo Persada, 2001), hlm. 125

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 61


3. Alat Pendidikan sebagai Media Komunikasi 3) Memberikan stimulus-stimulus terkait
Media dalam pendidikan karakter harus dengan perkembangan mentalnya apakah ada
komunikatif, efektif dan efisien, selaras dengan peningkatan atau belum, dan masih banyak
bentuk materi yang disampaikan, tingkat lagi cara-cara lain. Namun perlu diketahui
usia dan kemampuan peserta didik. Bentuk hasil dari proses pendidikan karakter bukan
media yang digunakan dalam pendidikan menjadi hasil akhir karena pendidikan
karakter tidak terbatas pada penggunaan karakter selalu berlangsung seiring perubahan
yang berbentuk fisik baik tradisional kehidupan peserta didik. Dari hasil pemikiran
maupun modern seperti gambar/slide, media penulis di atas, penerapan komunikasi pada
elektronik, media cetak, namun juga media pembentukan karakter akan lebih efektif
yang berbentuk non fisik seperti tindakan, dan efesien apabila prinsip dan model yang
perbuatan, nasehat, bimbingan, dan yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadith dapat
paling efektif adalah keteladanan. diprioritaskan oleh pendidik, sebagai sumber
Media keteladanan memposisikan sentral kepiawaian pendidik dalam mengelola
pendidik sebagai sentral. Sikap, perbuatan, komunikasi yang dijalinnya.
ucapan, cara berfikir, apapun yang tampak
pada pendidik akan dilihat, dianalisa, ditiru G. Kesimpulan
oleh peserta didik dan akan berdampak Komunikasi menjadi sistem dalam proses
terhadap perkembangannya. Peserta didik pendidikan karakter. Artinya, pendidikan
adalah cermin para pendidiknya. Oleh karena karakter dipengaruhi oleh kualitas komunikasi
itu, pendidik haruslah mereka yang memiliki yang terjalin. Komunikasi yang efektif memiliki
kepribadian baik agar pendidikan karakter ketentuan, syarat, prinsip dan strategi yang
menjadi efektif universal sehingga eksistensinya hingga saat
4. Peserta Didik sebagai Audien ini cukup signifikan diaplikasikan dalam
Peserta didik terdiri dari beragam usia, pendidikan karakter. Berbagai bentuk model,
tingkat kedewasaan, keilmuan, kecerdasan bentuk komunikasi baik yang bersumber dari
dan sebagainya. Oleh karena itu, ada klasifikasi Al-Qur’an dan Hadith, maupun dari pemikiran
peserta didik dari masing-masing aspek dan pakar komunikasi, semuanya terletak pada
pendidik harus mampu melihat, mengamati, kualitas pendidik dalam menempatkan fungsi
merasakan, serta menilai perbedaan tersebut dan tanggung jawabnya.
untuk menemukan sebuah media, metode
dan moment yang tepat dalam penyampaian
materi. Misalnya, masa anak usia 0-6 tahun;
pembentukan kebiasaan yang diterapkan DAFTAR PUSTAKA
melalui kegiatan bermain dan bergurau yang
membangun, masa 6-9 tahun; bimbingan pada
pembentukan kecerdasan intelektual dan
seterusnya. Denis, A. and J. Valacich, “Rethinking Media
Richness: Towards A Theory of Media
5. Hasil sebagai Efek Komunikasi
Synchronicity”. Proceedings of the 32nd
Untuk mengetahui apakah proses
Hawaii International Conference on
komunikasi dalam pembentukan karakter
Systems Science, 1999.
berdampak pada peserta didik, maka banyak
cara yang dilakukan antara lain; 1) Memberikan Efendi, Onong Uchyana. Dinamika Komunikasi.
evaluasi yang mengarah pada ranah kognitif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
afektif maupun psikomotoriknya; 2) -----------------------------. Ilmu Komunikasi.
Melakukan penilaian pada etika peserta didik; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006.

P-ISSN: 1978-6948
62 e-ISSN: 2502-8650 Vol. 10 No. 1 Januari 2016 | 49-63
Jalaluddin, Teologi Pendidikan. Jakarta: Raja al-Syaibany, Mohammad Oemar al-Toumy. Filsafat
Grafindo Persada, 2001. Pendidikan Islam. terj. Hasan Langgulung,
Malik, Dedy Djamaludin. Komunikasi Persuasif. Jakarta: Bulan Bintang, 1979.
Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994. Warsita, Bambang. Teknologi Pembelajaran;
Al-Nahlawi, Abdurrahman. Teologi Pendidikan. Landasan & Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001. Cipta, 2008.

Pawit, M. Yusuf. Komunikasi Instruksional. West, R. & H. L. Turner, Introducing Communication


Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Theory; Analysis and Application. The McGraw-
Hill Companies, Inc. 2012.

Hoirun Nisa, Komunikasi yang Efektif dalam Pendidikan Karakter 63

Anda mungkin juga menyukai